Food combining adalah metode pengaturan asupan makanan yang diselaraskan dengan
mekanisme alamiah tubuh khususnya yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Efek pola
makan ini meminimalkan jumlah penumpukan zat-zat makanan dan metabolisme sehingga
fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar, pemakaian energi juga lebih
efisien.
Pola makan alami yang menjadi dasar food combining sebenarnya sudah lama dikenal
manusia. Akarnya diambil dari pola makan orang-orang Esseni (bangsa yang hidup di
Palestina sekitar 2000 tahun yang lalu). Namun orang pertama yang mempopulerkan pola
makan ini adalah Dr. William Howard Hay, ahli bedah kenamaan pada tahun 1920-an di AS.
Makanya, pola makan ini juga dikenal sebagai Hay System Diet.
Dr. Hay sendiri telah membuktikan bagaimana penyakit ginjal kronis, pembengkakan
jantung, dan tekanan darah tinggi yang dideritanya selama bertahun-tahun sembuh hanya
dalam tiga bulan setelah menjalani pola makan food combining. Bahkan seperempat bobot
tubuhnya yang hampir mencapai 100 kg juga lenyap bersama penyakit-penyakitnya. Itulah
sebabnya ia berkesimpulan bahwa kesehatan dan vitalitas seseorang sangat bergantung pada
pola makannya.
Food combining tetap secara umum hampir sama dengan pola makan 4 Sehat 5
Sempurna. Hanya saja, food combining memperhitungkan siklus pencernaan tubuh manusia,
yakni pencernaan-penyerapan-pembuangan, yang ternyata berlainan intensitasnya pada pagi,
siang, dan malam. Selain itu, dalam food combining juga diperhitungkan sifat asam-basa
makanan, sehingga ada kombinasi-kombinasi makanan tertentu yang tidak dianjurkan, karena
menghambat kelancaran kerja pencernaan tubuh(Apriadji n.d.).
Akan tetapi food combining merupakan pola makan yang masih kontroversial karena
dianggap sebagai ide yang tidak masuk akal menurut standar pola makan zaman sekarang
karena berbeda dengan diet-diet lainnya, yaitu dapat makan kenyang tetapi tubuh semakin
sehat dan merasa lebih langsing. Dengan food combining perilaku makan kita akan dituntut
agar secara sadar mengoptimalkan asupan dan penyerapan zat gizi dengan cara
mengkonsumsi makanan yang serasi saja setiap kali makan dan mendayagunakan fungsi
sistem pencernaan dengan cara menyesuaikan apa yang dimakan dengan kebutuhan asam basa
dan siklus alamiah tubuh agar metabolisme seimbang(Gunawan 2007).
Meski sudah banyak bukti positif, sebagian besar ahli medis dan gizi masih saja
menentang pola makan ini. Dengan dalih bahwa secara alamiah, setiap makanan memang
mengandung semua unsur gizi dan dicerna melalui saluran makanan yang sama, mereka gigih
berpendapat bahwa pencernaan manusia pasti mampu mencerna semua makanan sekaligus.
Sehingga metode memisah-misahkan makanan tertentu seperti pola makan ini dianggap
sebagai perilaku yang tidak masuk akal(Caldecott, 2006).
Berdasarkan siklus alamiah, fungsi tubuh manusia saja sudah jelas bahwa puncak
penyerapan dan asimilasi zat gizi baru terjadi setelah pukul 8 malam sampai pukul 4 pagi.
Kalaupun terjadi proses penyerapan dalam siklus-siklus lain intensitasnya kecil sekali. Jadi,
kurang tepat jika ada pendapat yang mengatakan 4 sehat harus dikonsumsi bersamaan
meskipun alasannya setiap unsur gizi membutuhkan unsur gizi lainnya agar bisa diserap
tubuh(Gunawan 2007).
Beberapa unsur gizi memang memerlukan kerja sama dengan unsur lain pada proses
penyerapan namun itu baru terjadi setelah makanan terurai sempurna menjadi komponenkomponen yang sangat halus. Proses penguraian makanan itu sendiri tidak selalu bisa
bersamaan karena tiap jenis makanan memiliki perbedaan pH dan jenis enzim pengurainya.
Penelitian ilmiah dalam ilmu gizi juga membuktikan bahwa zat-zat gizi bisa saling
melengkapi dalam satu hari makan. Jadi, tidak selalu harus dalam sekali makan.
Sebagian besar makanan mengandung semua unsur gizi yang diperlukan tubuh
manusia terutama hidrat arang, protein dan lemak. Kadar masing-masing unsur gizi tersebut
dalam setiap jenis makanan tidak ada yang sama tetapi secara keseluruhan umumnya segala
jenis makanan memiliki satu unsur gizi makanan. Secara alamiah, kondisi ini selaras dengan
pencernaan manusia yang tidak memiliki kemampuan mencerna unsur-unsur gizi yang sama
dominannya sekaligus. Pencernaan manusia tidak dapat mentolerir terlalu banyak unsur
dominan yang berbeda. Campuran aneka ragam makanan yang unsur-unsur dominannya
berbeda akan mengubah komposisi unsur-unsur makanan total akibatnya kadar unsur yang
tidak dominan bisa menjadi sama atau hampir sama kadarnya dengan unsur yang sudah
dominan.
Pembahasan
Prinsip utama dari food combining adalah mengombinasikan makanan yang tidak
memberikan efek negatif bagi tubuh. Kombinasi yang buruk akan mengakibatkan fermentasi
indigesti, putrefaksi, pembentukan gas dan bila berkepanjangan akan mengarah ke toxemia
dan penyakit(Lad 2003).
Food combining memperhatikan sifat asam-basa makanan. Telah diketahui dengan
jelas bahwa larutan asam (acid) dapat dinetralkan oleh larutan basa (alkali). Demikian pula
dalam hal makanan. Ada makanan yang membentuk basa. Jika asam bertemu asam,
keseimbangan asam-basa dalam tubuh akan kacau(Shelton n.d.). Keadaan tubuh menjadi
terlalu asam. Salah satu gejala yang dirasakan adalah perut kembung, dan diare. Padahal,
keseimbangan asam-basa ini perlu dijaga agar fungsi pencernaan berjalan normal(Apriadji
n.d.).
Keseimbangan asam-basa tubuh inilah yang diabaikan selama ini. Banyak orang,
bahkan para ahli gizi sekalipun, masih berasumsi bahwa kecukupan gizi setiap orang hanya
bisa terpenuhi apabila mengkonsumsi makanan 4 Sehat dalam waktu bersamaan. Baik nasi
dan daging termasuk makanan pembentuk asam. Keadaan ideal yang diinginkan adalah
apabila keseimbangan asam-basa jaringan tubuh dan darah manusia (kecuali lambung) berada
pada pH 7,35 -7,45 atau netral cenderung basa. Keseimbangan ini bisa dijaga dengan cara
mengkonsumsi lebih banyak makanan buah, sebagian besar sayur-mayur, dan rempahrempah, karena merupakan makanan pembentuk basa. Selain itu, secara alamiah tubuh
mencerna setiap makanan dengan cara yang berbeda dan setiap makanan juga membutuhkan
enzim pencernaan yang berbeda pula. Protein sendiri memerlukan proses pencernaan yang
cukup lama, sekitar 4 jam, pati 3 jam, sayur-sayuran 2 jam, dan buah-buahan hanya antara 10
dan 45 menit. Sedangkan lemak atau makanan tinggi lemak butuh waktu cerna paling lama,
sekitar 6-8 jam(Gunawan 2007).
Food combining menekankan pada konsumsi protein dan karbohidrat dalam waktu
yang berbeda. Absorbsi pada gastrointestinal dapat melemah karena degenerasi jaringan. Oleh
karena itu untuk memaksimalkan metabolisme zat, diperlukan pertimbangan untuk tidak
mengkombinasikan makanan berkarbohidrat tinggi dengan protein atau lemak. Hal ini,
tentunya tidak bisa sepenuhnya dilakukan. Dalam kenyataannya, hampir semua makanan
memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan lemak. Akan tetapi, makanan ada yang lebih
dominan mengandung protein atau karbohidrat.
Hal ini didasarkan pada dugaan bahwa protein dan karbohidrat tidak dapat didigestii
bersamaan karena keduanya dapat menghambat sekresi enzim dan asam lambung. Di
beberapa orang, hal ini akan menunda pengosongan lambung, dan sebagai hasilnya bakteri di
lambung mulai memfermentasi karbohidrat, dan mengeluarkan gas dalam prosesnya. Ini akan
membuat lambung mengalami bloating, burping, nausea dan heartburn, yang membuat
lambung dan esofagus menjadi menggelembung(Lad 2003). Jika ini berkembang menjadi
kronis, ini akan membuat membran serosa lambung menempel ke jaringan lain di abdomen,
seperti diafragma sehingga bisa menjadi hiatus hernia. Atau, motilitas gaster yang buruk atau
bloating dapat menekan fungsi sfingter esofagus bagian bawah, sehingga memungkinkan
juice lambung naik ke esofagus dan menyebabkan heart burn(Cardwell n.d.).
Kejadian lain yang dapat terjadi adalah ketika protein mengalami pencernaan kecil di
lambung karena karbohidrat melemahkan proses ini, dan kemudian memasuki usus kecil
dengan sebagian besar belum tercerna. Enzim yang dikeluarkan pankreas tidak dapat
memecah protein ini dengan sempurna, dan sekali lagi bakteri-bakteri khusus bertindak pada
digesti protein ini. Buruknya, bakteri ini mengeluarkan metabolit toksik pada proses ini yang
akan mencederai dinding usus dan masuk ke dalam darah dan sistem detoksifikasi tubuh.
Dalam banyak kasus, dapat dilihat tanda-tanda klinis dari seperti fermentasi karbohidrat di
lambung, dan pembusukan protein di usus. Kedua kejadian ini mengakibatkan stress pada
traktus digestivus, dan dapat menyebabkan jejas pada epitel, menekan/melemahkan integritas
dinding usus, dan menyebabkan sindrom permeabilitas intestinal. Pasien dengan beberapa
gangguan digestif kronis(Caldecott, 2006).
Makanan pembentuk asam umumnya juga mengandung sejumlah besar protein dan
sedikit air. Jenis makanan yang dapat membentuk asam yaitu sereal atau padi-padian, umbiumbian seperti singkong, ubi jalar, talas, kentang (kecuali kentang rebus yang dimakan
bersama kulitnya), protein hewani, lemak dan minyak, susu (kecuali susu segar yang baru
diperah), tomat yang dimasak, kacang tanah, makanan beragi, cuka sintetis seperti cuka meja,
gula pasir, polong-polongan seperti kacang hijau, kacang merah, kedelai dan alkohol.
Makanan pembentuk basa cenderung berkadar air tinggi dan mengandung sejumlah
kecil protein. Jenis makanan yang dapat membentuk basa yaitu buah matang (walaupun ada
rasa asam), sayuran, termasuk taoge (kecuali tomat yang dimasak) serta sayuran umbi seperti
wortel, bit, lobak, radis, kentang rebus yang dimakan bersama kulitnya, plain yoghurt,
kacang-kacangan kecuali kacang tanah (seperti kenari, almon, walnut, brazil nut, pecan,
pistachio, madu alam.
dianjurkan agar dibatasi, namun sama sekali tidak perlu di hindari. Selama berlebihan dan
terus-menerus, toleransi tubuh manusia terhadap makanan tidak sehat cukup tinggi. Makanan
sehat sekali pun dapat menimbulkan gangguan pencernaan bila dikonsumsi berlebihan.
Makanan rendah energi adalah makanan yang tidak cukup memasok energi bagi tubuh dan
rendah gizi. Selain itu, bila dikonsumsi berlebihan, malah akan menguras energi tubuh.
Makanan dan minuman yang tergolong rendah energi adalah gula pasir dan olahannya (gula
pasir, gula merah, permen dan sirup), pemanis buatan (siklamat, sakarin, atau aspartame),
makanan dan minuman kaleng, instan, atau yang diawetkan, aroma sintetis dan monosodium
glutamate (MSG), kopi, teh, coklat, sofdrink atau minuman bersoda, minuman penambah
energi, alkohol, lemak atau minyak jenuh, margarin rendah lemak, garam dan cemilan asin,
cuka, keju olahan, kue, puding, es krim dan fastfood.
Kombinasi makanan serasi yang dianjurkan pada food combining ini adalah
air jeruk nipis atau cuka dapat mengencerkan lemak sehingga dengan mudah dicerna.
Menambahkan asam pada makanan berkadar lemak terlalu tinggi akan menybabkan pH
pencernaan semakin asam. Kesamaan tubuh yang terlalu tinggi akan mempengaruhi atau
menghambat proses pencernaan. Contoh dari kombinasi makanan ini adalah minyak saus
selada dengan sedikit air jeruk nipis, keju dengan buah rasa asam, dan kacang-kacangan
dengan buah rasa asam.
5.
Pati biasa dikonsumsi lebih dari satu macam, karena total protein dan lemak dari kombinasi
ini masih tetap jauh lebih kecil dibandingkan jumlah patinya sendiri. Meski serasi tetap lebih
baik jika tidak dikonsumsi secara berlebihan, bagaimanapun kemampuan tubuh untuk
menyimpan pati sangat terbatas sehingga kelebihannya akan diubah dan disimpan oleh tubuh
dalam bentuk lemak. Contoh dari kombinasi makanan ini adalah nasi dengan bakmi tanpa
daging dan nasi dengan perkedel jagung.
6.
Kandungan asam-asam amino pada protein nabati pada umunya kurang lengkap. Kekurang
lengkapan ini bias diperbaiki, khususnya bagi pengikut vegetarian, dengan cara
mengkombinasikan bebrapa jenis proteinnabati yagn saling mendukung. Lemak pada protein
nabati cendrung rendah, sehingga proses pencernaanya tidak seberat protein hewani.sebaiknya
hindari juga peningkatan jumlah lemak pada kombinasi ini dengan cara pengolahan tanpa
minyak atau lemak berlebihan. Kombinasi aygn dianjurkan adalah antara biji-bijian atau padipadian dengan polong-polongan atau kacang kacangan. Contoh dari kombinasi makanan ini
adalah nasi merah dengan tempe, nasi dengan perkedel kacang merah, dan sup isi aneka bijibijian dan polong-polongan.
Kombinasi makanan tidak serasi yang tidak sesuai dengan food combining
adalah(Gunawan 2007)
3.
4.
Enzim pengurai pati tidak bias berfungsi dalam Susana terlalu asam. Kombinasi dengan
makanan tinggi asam menghambat sekresi enzim pengurai pati di mulut. Apabila pencernaan
tidak sempurna, proses pencernaan berikutnya pun akan terganggu/ terhambat. Contoh dari
kombinasi makanan ini adalah roti dengan selai buah, spageti dengan saus tomat, dan nasi
dengan asinan.
5.
Pada makanan tinggi lemak hampir selalu ada sejumlah kecil gula. Sebaliknya makanan yang
tinggi gula hanya memiliki sedikit lemak. Jika digabungkan, kadar lemak dan kadar gulanya
menjdi sama besar. Lemak dan gula, terutama gula olahan, masing-masing memerlukan
tempo penguraian yang sangat jauh berbeda. Proses pencernaan lemak yang lebih lama akan
menghambat proses pencernaan gula yang lebih singkat. Kombinasi dari makanan ini adalah
selai kacang tanah, permen cokelat, dan eskrim dengan buah.
6.
Protein dicerna lebih lama dari gula, apalagi jika kadar lemak yang menyertainya terlalu tingi.
Kombinasi ini akan menghambat penguraian gula dan mengakibatkan sebagian gula tidak
tersntuh asam lambung sehingga gula berfermentasi. Fermentasi akan menyebabkan
pembusukan pada protein. Contoh dari kombinasi makanan ini adalah daging dengan saus
buah, daging dengan buah, dan puding sesudah makan makanan tinggi protein.
7.
Kebalikan dari protein nabati, protein hewani memberatkan pencernaan jika dikonsumsi lebih
dari satu macam sekaligus. Lemak berlebihan akan mengahmbat proses pencernaan di
lambung sehingga tidak merangsang fungsi dari aktivitas empedu dan pancreas, padahal
proses pencernaan protein di usus halus duodenum sangat bergantung pada cairan empedu
dan enzim pancreas. Mikroba yang terbawa oleh makanan kemingkinan besar juga masih aktif
karena tidak tersentuh oleh asam lambung. Contoh dari kombinasi makanan ini adalah daging
dimasak dengan susu, dadar telur dengan keju, dan daging dengan ayam.
Akan tetapi, tidak semua kalangan ahli maupun masyarakat yang bisa menerima
konsep food combining ini. Dr. Martin Rehfuss adalah salah seorang yang mengungkapkan
fakta yang mendeskriditkan mitos food combining. Ia berpendapat bahwa teori karbohidratalkalin tidak dapat diterima karena tidak ada karbohidrat yang didigesti tanpa sebelumnya
terpapar dengan sekresi asam lambung(Cardwell n.d.). Asam yang masuk bersama dengan
makanan ke dalam usus halus dapat dinetralisir sehingga enzim pencernaan dapat bekerja
untuk mencerna semua komponen makanan baik itu protein, lemak, dan karbohidrat.
Dugaan lainnya bahwa protein dan karbohidrat didigesti secara simultan, dapat dilihat
melalui studi yang dilakukan oleh dr. Wiliam Beaumont. Beliau melakukan percobaan
terhadap korban tembak yang bernama Alexis St Martin dan menemukan bukti bahwa semua
makanan baik itu yang mengandung karbohidrat maupun protein, menghilang selama proses
digesti(Cardwell n.d.).
Di tahun 1935, dr. Stewart Baxter membuktikan bahwa enzim pankreas yang berfungsi
sebagai media untuk digesti karbohidrat dan protein, disekresikan secara simultan tanpa
memperhatikan tipe makanan yang dikonsumsi. Hal ini menjadikan teori protein karbohidrat
diragukan. Sifat asam pada lambung dan basa pada usus dikontrol oleh proses alamiah di
dalam tubuh dan bukan disebabkan oleh tipe makanan ataupun kombinasi makanan yang
dikonsumsi. Di dalam teksbook fisiologi juga telah dijelaskan pengetahuan dasar mengenai
digesti tersebut. Namun, banyak orang mengabaikan fakta dan tetap percaya terhadap ide
Hay(Cardwell n.d.).
Alasan utama manusia dapat bertahan hidup adalah kemampuannya untuk makan,
mencerna, dan mengabsorpsi nutrien yang berasal dari makanan dalam bentuk apapun yang
bisa dimakan. Sejak manusia pertama kali lahir, ia diberikan nutrien yang berasal dari
perpaduan protein dan karbohidrat yaitu ASI.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
at:
V.,
2003.
Food
Combining.
Available
1.http://www.ayurveda.com/online_resource/food_combining.pdf.
at:
at: