Anda di halaman 1dari 62

Energi Air

Pemanfaatan energi air


Pemanfaatan langsung
Pemanfaatan tidak langsung

Microhydro

Pengukuran debit
Metode sederhana

Q=V/t
V = volume
T = waktu

Pengukuran dan Perhitungan


Debit Sungai/Saluran Air
Pengukuran debit secara tidak langsung
digunakan tiga cara:
1) Velocity area methods
2) Slope area methods
3) Dilution methods

1) Velocity area methods


Pada prinsipnya untuk mengetahui debit suatu
sungai/saluran dilakukan pengukuran kecepatan
aliran dan penampang sungai/saluran. Rumus
umum untuk menghitung debit adalah:

Q=A.V
Q : debit (m3/det)
A : luas penampang basah (m2)
V : kecepatan aliran rata-rata (m/det)
7

Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan


dengan dua cara:
a. Pengukuran dengan pelampung
b. Pengukuran dengan Current meter
a. Pengukuran kecepatan aliran dengan
pelampung
Bila kecepatan aliran diukur dengan pelampung,
maka diperoleh persamaan debit sebagai
berikut:
9

Q=A.k.u

Q : debit (m3/det)
A : luas penampang basah (m2)
k : koefisien pelampung
u : kecepatan pelampung
Nilai k tergantung dari jenis pelampung yang
dipakai. Nilai tersebut dapat dihitung dengan

10

persamaan (menurut YB Francis) adalah


sebagai berikut:

k 1 0,116

1 0,1

k : koefisien pelampung
: kedalaman tangkai (h) per kedalaman air
(d)
: h/d
Pada angka-angka yang tertentu, koefisien k
dapat dihitung:
11

Pada angka-angka yang tertentu, koefisien k


dapat dihitung:

0,75 0,80 0,85 0,90 0,95 0,99


0,954 0,961 0,968 0,975 0,981 1,000

12

Gambar Pelampung Tongkat


MA
d

13

b. Pengukuran Dengan Current Meter


Kecepatan aliran biasanya diukur dengan
menggunakan alat ukur current meter (alat
ukur kecepatan aliran yang berbentuk
propeler).

14

2. Slope Area Method


Prakiraan besarnya debit dengan pendekatan
slope-area method akan memberikan hasil
yang memadai apabila pemilihan badan air
yang akan diprakirakan kecepatan airnya
memiliki aliran yang kurang lebih seragam.

15

Cara ini mendasarkan pada rumus Manning:

1 2/3 1/2
V R S
n
Q AV

1 2/3 1/2
QA R S
n
Q : debit sungai (m3/detik)
A : luas penampang basah (m2)
16

R : merupakan perbandingan antara luas


penampang melintang basah (A) dengan
keliling (perimeter basah (p)
A
R
p

n : koefisien
S : gradien permukaan air
V : kecepatan aliran rata-rata (m/det)

17

3. Metode Larutan (Delution Methods)


Pengukuran debit dengan menggunakan
bahan-bahan kimia, pewarna atau radioaktif
sering digunakan untuk jenis sungai yang aliran
airnya tidak beraturan (turbulent). B
Bahan-bahan tersebut di atas seyogyanya dalam
bentuk:
a) mudah larut dalam air sungai,
b) bersifat stabil,

18

c) mudah dikenali dalam konsentrasi rendah,


d) tidak meracuni biota perairan dan tidak
menimbulkan dampak negatif yang
permanen pada badan perairan,
e) relatif tidak mahal.
Metode larutan dilakukan pada sungai yang
dangkal, berbatu, dan sungai yang memiliki
derajat turbulensi tinggi, sehingga tidak
mungkin menggunakan current meter.
19

Pengukuran Head

Klasifikasi berdasarkan head


Head tinggi
Head menengah
Head rendah

: H > 100 m
: 30 m < H < 100 m
: 2 m < H < 30 m

Klasifikasi berdasar kapasitas

PLTA
Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah
dengan mengambil air dalam jumlah debit
tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau
waduk) melalui intake, kemudian dengan
menggunakan pipa pembawa (headrace) air
diarahkan menuju turbin.
Turbin akan memutar generator dalam kecepatan
tertentu, sehingga terjadilah proses konversi
energi dari gerak ke listrik.
Sementara air yang telah digunakan untuk
memutar turbin dikembalikan ke alirannya.

Berdasarkan konstruksinya, ada dua cara


pemanfaatan tenaga air untuk pembangkit
listrik:
1.membangun bendungan dan membuat
reservoir untuk mengalirkan air ke turbin.
2.Memanfaatkan aliran air sungai tanpa
membangun bendungan dan reservoir atau yang
sering disebut dengan Run-of-river Hydropower.

Peralatan PLTA

Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang
dibangun untuk menahan laju air. Seringkali
bendungan juga digunakan untuk mengalirkan
air ke sebuah pembangkit listrik tenaga air.
Kebanyakan bendungan juga memiliki bagian
yang disebut pintu air untuk membuang air yang
tidak diinginkan secara bertahap atau
berkelanjutan

Bendungan

Jenis-Jenis Turbin Air


Turbin reaksi
Francis
Kaplan, Propeller, Bulb, Tube, Straflo

Turbin Impuls
Pelton
Michell-Banki (juga dikenal sebagai turbin crossflow atau
ossberger).

Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus
yang menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga
runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar.
Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam
air dan berada dalam rumah turbin.
Turbin reaksi digunakan untuk aplikasi turbin
dengan head rendah dan medium

Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik
pada nozle.
Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan
tinggi membentur sudu turbin.
Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran
berubah sehingga terjadi perubahan momentum
(impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar.
Turbin impuls paling sering digunakan pada
aplikasi turbin tekanan sangat tinggi.

Turbin Francis

Turbin propeller

Turbin Cross Flow

Turbin Pelton

Tipe Penggunaan Head

Kaplan
Francis
Pelton
Turgo

2<H<40 (H=head dalam meter)


10<H<350
50<1300
50<H<250

Kecepatan Spesifik

Kincir Air

Keuntungan penggunaan energi air


Potensi energi yang besar
Sumber daya energi terbarukan yang bersih
dan gratis
Tidak ada limbah
Tidak ada polusi

Kerugian penggunaan energi air


Bendungan sangat mahal untuk dibangun,dan
memerlukan lahan yang luas
Daerah tertentu debit air dipengaruhi musim

Tidal Energy

Anda mungkin juga menyukai