Fraternal
DNA beda
wajah/muka beda
Identik
DNA sama
wajah/muka sama
Persalinan kembar adalah hal yang biasa pada hewan karena banyak hewan yang menghasilkan sel telur masak (siap dibuahi) pada saat yang sama. Hewan-hewan
domestik seperti kucing, anjing, tikus, atau domba biasa memiliki anak lebih dari satu sekali melahirkan.
Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu teknologitepat guna yang dapat digunakan untukmemanfaatkan pengg
unaan bibit jantan unggul dalamperbaikan mutu ternak pada sapi (perah, potong),kerbau (Ditjen Peternakan,
1993). Atau yangdimaksud Inseminasi Buatan/kawin suntik adalahsuatu cara atau teknik untuk memasukkan mani(s
emen) yang telah dicairkan dan telah diprosesterlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan kedalam saluran alat ke
lamin betina denganmenggunakan metode dan alat khusus.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahamemaksimalkan hasil program Inseminasi Buatan ( IB
) adalahsebagai berikut :
- Deteksi Birahi
- Waktu Optimum saat Inseminasi BUatan ( IB )
- Pelaksanaan Inseminasi Buatan ( IB )
- Keadaan Reproduksi sapi betina yang di Inseminasi.
- Kualitas Semen Beku ( Handling dan Thawing ).
Pengaturan kelahiran, yang dikenal pula sebagai kontrasepsi dan pengaturan fertilitas, merupakan metoda atau alat yang digunakan
untuk mencegah kehamilan.[1] Perencanaan, pembekalan, dan penggunaan kontrasepsi disebutkeluarga berencana.[2][3] Seks aman, seperti
penggunaan kondom wanita atau pria, juga dapat membantu mencegahinfeksimenular seksual.[4][5] Metode pengaturan kelahiran telah
digunakan sejak zaman dahulu, tetapi metode yang efektif dan aman baru tersedia pada abad ke 20.[6] Pada beberapa kebudayaan akses
pada kontrasepsi dibatasi karena dianggap tidak seesuai baik secara moral maupun politik.[6]
Metode kontrasepsi yang paling efektif adalah sterilisasi dengan vasektomi pada pria dan pengikatan tuba/saluran falopii pada wanita, alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) dan kontrasepsi implan (susuk KB)
a. Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banya dipakai oleh akseptor yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik
28%, pil 13% dan implant 4% atau jika ditotal sekitar 15,2 juta perempuan usia reproduktif menggunakan kontrasepsi
hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen, progestin atau campuran keduanya.
Saat ini makin banyak metode yang bisa dipilih dalam menggunakan kontrasepsi hormonal selain suntik, pil yang diminum
dan implan/susuk yaitu kontrasepsi hormonal dalam rahim (dimasukkan dalam IUD), transdermal patch (seperti koyo),
vaginal ring (kondom wanita), kontrasepsi emergensi (pil KB darurat setelah berhubungan).
b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR atau yang lebih dikenal dengan IUD atau spiral yajuga banyak digemari. Beberapa alasannya adalah penggunaannya
yang jangka panjang, tidak mengganggu produksi ASI serta tidak memerlukan upaya tertentu untuk mempertahankan
AKDR ini bertahan di dalam rahim.
Banyak jenis AKDR yang pernah berkembang di Indonesia, diantaranya adalah bentuk spiral tapal kuda, copper T. Saat ini
telah dikembangkan metode terbaru dari AKDR yang dapat mengeluarkan hormon progestin levonogestrol dari tangkainya.
AKDR yang populer dengan nama lenovogestrel intrauterine system (LNG-IUS) ini memberikan efek lokal pada daerah
rahim (uterus) dan sekitarnya. Manfaat kontrasepsinya sangat baik dengan indeks pearl mencapai 0.09 dan bisa bertahan
selama 5 tahun dengan efek samping cukup minimal.
c. Kontrasepsi mantap wanita (tubektomi)
Kontrasepsi mantap adalah pilihan untuk mengakhiri kehamilan, biasanya dianjurkan untuk ibu yang sudah memiliki cukup
anak dan usia di atas 35 tahun dan harus dipilih dengan sukarela oleh akseptor. Pada tubektomi, dilakukan pemotongan
tuba atau saluran yang berfungsi sebagai jalan lewat sel telur dari ovarium ke dalam rahim.
d. Kontrasepsi mantap pria (vasektomi)
Vasektomi sebagai cara mantap kontrasepsi pria yang sangat efektif melindungi istri dari kehamilan dengan tingkat
kegagalan 0.1 per 100 perempuan dalam tahun pertama. Vasektomi berarti pemotongan vas deferens (saluran tempat
keluarnya sperma dari testis). Mengakhiri kesuburan dan pilihan menjalani vasektomi harus secara sukarela, bahagia dan
sehat. Untuk menilai 3 syarat tersebut, maka setiap calon akseptor vasektomi harus menjalani konseling dan seleksi
kelayakan medik pratindakan.