Anda di halaman 1dari 3

Karsinoma histopathology

Squamous cell carcinoma (skin)

Squamous cell carcinoma is a malignant epithelial tumor which originates in epidermis, squamous
mucosa or areas of squamous metaplasia. In skin, tumor cells destroy the basement membrane and
form sheets or compact masses which invade the subjacent connective tissue (dermis). In well
differentiated carcinomas, tumor cells are pleomorphic/atypical, but resembling normal
keratinocytes from prickle layer (large, polygonal, with abundant eosinophilic (pink) cytoplasm and
central nucleus). Their disposal tends to be similar to that of normal epidermis: immature/basal cells
at the periphery, becoming more mature to the centre of the tumor masses. Tumor cells transform
into keratinized squames and form round nodules with concentric, laminated layers, called "cell
nests" or"epithelial/keratinous pearls". The surrounding stroma is reduced and contains
inflammatory infiltrate (lymphocytes).Poorly differentiated squamous carcinomas contain more
pleomorphic cells and no keratinization. (H&E, ob. x10)

Squamous cell carcinoma (epidermoid carcinoma) - skin - (detail)

Squamous cell carcinoma (skin). Tumor cells transformed into keratinized squames form round
nodules with concentric, laminated layers, called "cell nests" or "epithelial/keratinous pearls". (H&E,
ob. X40)
Efek Rokok Terhadap Gigi
Telah diketahui bahwa rokok dapat merusak kesehatan, namun sebagian orang belum dapat
menghindarinya. Berbagai efek mengenai rokok, namun kali ini tabloid dokter membahas mengenai
efek rokok terhadap gigi.

Mengapa rokok sangat erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut? jelas secara gampang bisa
dijawab, karena rokok dihisap melalui mulut ( saya rasa ga ada tempat lain untuk menghisap rokok
^^). Secara gampang bisa kita lihat bibir seorang perokok memang terlihat lebih gelap dibandingkan
dengan bibir seorang yang bukan perokok, mengapa?
Secara umum kita mengetahui rokok yang ada di Indonesia ada 2 jenis, rokok dengan filter dan
tanpa filter ( lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah
warna gigi dari pada rokok dengan filter.
Sekarang mari kita ikuti jejak asap rokok kenapa begitu banyak organ" tubuh yang dirugikan. Saat
kita menghisap rokok asap yang keluar dari sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik
asap rokok dengan jutaan zat" kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi jaringan dan
organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap panas yang berhembus terus
menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran
darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih anaerob (suasana bebas zat asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya
bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri
penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.

Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami
penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya.
Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di
gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.
Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang
paling sering terjadi disebabkan oleh plak bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan
bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga
permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari perbedaan penelitian yang
telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok
dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang
penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perokok. Pada
perawatan penyakit jaringan pendukund gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas
dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya
dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.
Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan
banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok
dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat
diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi
pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil
metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Dapat disimpulkan kerugian yang timbul akibat kebiasaan merokok pada kesehatan gigi dan mulut:
1. Perubahan warna gigi, gusi dan bibir.
2. Karies pada gigi akan semakin cepat terbentuk.
3. Kemungkinan kanker pada jaringan mulut sangat besar.
4. Bau nafas jelas beraroma rokok.
5. Berubahnya jaringan" dalam rongga mulut yang menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap
kesehatan mulut itu sendiri seperti pemicu terbantuknya karies.

Anda mungkin juga menyukai