BAB I
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pasal 1
URAIAN PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan.
Nama Pekerjaan adalah :
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU (RKB)
Lokasi : Kota Ternate.
2. Sarana Pekerjaan.
Untuk kelancaran pekerjaan kontraktor harus menyediakan :
a. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Alat-alat Bantu secukupnya
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk pekerjaan yang akan
dilaksanakan agar tepat waktu.
3. Cara Pelaksanaan.
Pelaksanaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuanketentuan dalam gambar rencana. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) berita acara
penjelasan dan mengikuti petunjuk serta keputusan konsultan pengawas dan pihak
proyek.
Pasal 2
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi.
a. Koordinator wajib meneliti situasi tapak terutama keadaan bangunan sifat dan luas
pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurangan, ketelitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim.
2. Ukuran.
a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam satuan cm, kecuali
ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inci atau mm.
b. Duga lantai permukaan atas lantai ditentukan kira-kira 0,00 diambil + 0,30 dari
permukaan jalan yang ada selanjutnya akan diadakan penyelesaian dilapangan.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Pembersihan Halaman
Kontraktor atas biaya sendiri harus membersihkan halaman dari segala sesuatu yang
kemungkinan akan dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan petunjuk
atau persetujuan konsultan pengawas/direksi.
2.
3.
Bangsal Kerja.
Atas biaya sendiri kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk kepentingan dan
kelancaran pekerjaan.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
1.
Bahan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah
1) Halaman dan struktur
2)
Penggalian
3) Pengurugan
4) Pemadatan
5) Pembentukan tanah
2.
Macam Pekerjaan.
a. Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk struktur.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan perataan tanah pada daerah dimana diatasnya akan
didirikan jalan pengeras, struktur site plannya dan lansekap.
b. Penggalian.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan tanah untuk:
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
1) Pondasi
2) Saluran-saluran
3) Septic tank dan peresapan
c. Pengurugan
Pekerjan ini meliputi :
1) Pengurugan kembali tanah yang digali dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
Konstruksi.
2) Membuat peninggian untuk pembentukan muka tanah.
d. Pemadatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan tanah yang telah diuruk untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan peninggian dan pembentukan muka tanah.
e. Pembentukan Muka Tanah
Pekerjaan ini meliputi pembentukan muka tanah dimana bangunan akan berdiri dan
tanah sekitarnya sesuai dengan ketinggian atau kedalaman menurut gambar rencana.
3.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Pc yang digunakan harus dari jenis 1 menurut peraturan semen Indonesia 1972 (NI3). Semua harus sampai ditempat kerja dengan kondisi baik serta dalam kantongkantong semen asli dari pabrik produksi dalam negeri, sekualitas dengan semen Tiga
roda / Tonasa.
Pc disimpan dalam gudang kedap air, bervintilasi baik diatas lantai papan setinggi 30
cm dan tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis.
b. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%. Pasir harus memenuhi persyaratan
PUBI 1970 atau NI-3.
c. Air.
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran harus dari air bersih dan tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak bangunan.
d. Batu Bata (Batu Merah)/Batako.
Batu merah harus mempunyai rusuk-rusuk dan siku. Bidang-bidang sisinya harus datar,
tidak menunjukkan retak-retak.
Ukuran batu merah harus sama per unit gedung dan harus memenuhi persyaratan NI 10
PUBI 1970 (NI-3). Bila dalam hal dipakai batako (batu bata cetak), ukuran batako dan
campuran bahan harus mendapat persetujuan dari direksi/konsultan pengawas. Ukuran
cetakan harus stabil dan kekuatan batako mempunyai kurang lebih sama dengan batu bata
merah (+ 30 Kg/M2).
e. Kerikil.
Kerikil yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUBI 1970 atau PBI 1971. kerikil
harus cukup keras, bersih serta susunan butir gradasinya menurut kebutuhan.
2. Macam Pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan
campuran seperti tersebut dibawah ini.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Macam Perbandingan
M1
1 pc : 2 ps
Penggunaan
1. Untuk Pasangan batu belah dinding batu bata/batako yang
kedap air.
2. Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada nomor satu dan
untuk plesteran pekerjaan beton yang kedap air.
3. Untuk pekerjaan pemasangan ubin plin dan ubin porselin.
M2
1pc : 3 ps
M3
1 pc : 5 ps
b. Semua tembok KM/WC, Urionir dan tempat cuci dengan adukan macam M1 setinggi
sesuai gambar.
3. Syarat Syarat Pelaksanaan.
a. Pemasangan batu belah (batu kali).
Pemasangan batu belah untuk pondasi bila tidak dipakai anstamping harus diberi dasar
pasir setebal 5 cm disiram air sampai padat. Batu belah ukuran sisi maksimum 30 cm.
Semua batu belah sebelum dipasang harus bersih dari kotoran, cara pemasangan harus
bersilang dan semua permukaan bagian dalam harus teri adukan (mortar) sesuai dengan
adukan campuran yang digunakan, semua nat yang telah harus diisi batu kerikil. Tinggi
pemasangan dlaam sehari tidak boleh lebih dari 50 cm. Sisi samping harus dibuat
(plesteran kasar) sesuai adukan pondasinya. Dalam proses pengeringan pondasi harus
terus di basahi atau disirami air selama pondasi belum selesai (mencapai bentuk
profilnya) lubang bekas galian pondasi tidak boleh diurug.
b. Pemasangan batu bata/batako.
Batu bata/batako yang akan dipasang harus direndam air hingga jenuh sebelum dipasang,
batu bata harus bebas dari kotoran. Cara pemasangan harus lurus dan bata bata/batako
yang pecah tidak boleh lebih dari 5%. Pemasangan dalam sehari tidak boleh melebihi 1
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
(satu) meter tingginya. Untuk pasangan setengah batu yang luasnya melebihi 12 m 2
dalam proses pengeringannya harus dibasahi dengan air minimal 7 (tujuh) hari. Pasangan
tidak boleh diterobos pranca. Tempat adukan tidak boleh langsung diatas tanah tetapi
harus dipakai alas kayu. Lubang tembok diatas kusen yang berlubang lebih dari 100 cm
harus dipasang balok lantai bertulang dengan campuran beton macam C-2
c. Plesteran dinding dan sponing.
Semua dinding yang akan diplester harus bersih dari segala kotoran dan harus disiram
dengan air. Tebal plesterang paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm. Plesteran yang
yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish. Selama proses pengeringan plesteran
harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan
yang terlalu cepat selama 7 (tujuh) hari.
Pasal 6
PEKERJAAN KAYU
1. Bahan
a. Kayu yang dipergunakan harus kayu kelas 1 sesuai PPKI 1961. kayu berkualitas baik
tua, kering dan tidak cacat, pecah-pecah dan tidak terdapat kayu mudahnya (spin). Sesuai
pasal 3 PPKI 1961 mutu A
b. Kelembabam kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan kayu
kasar harus kurang dari 20%. Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim
ketempat pekerjaan-pekerjaan dan harus sampai bangunan selesai.
c. Selama pelaksanaan, mutu dan pekerjaan kayu harus dijaga dengan menyimpannya
ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas, terutama kusen-kesen dan rangka pintu
yang sudah disteril.
d. Semua ukuran kayu harus sesuai dengan gambar rencana dan merupakan ukuran jadi.
2. Macam Pekerjaan
Konstruksi dan macam pekerjaan menggunakan macam-macam kayu seperti dibawah ini :
a. Kayu Klas I untuk :
-
Semua kusen
Rangka kuda-kuda
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak mengandung
zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat menurut
PBI 1971 (NI 2) pasal 3.6.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
d. Baja tulangan.
1) Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U-24 menurut PBI 1971 atau
Japaneese standart class SR 32 atau British standart No. 785.1978. Bila baja tulangan
oleh konsultan pengawas diragukan kualitasnya harus diperiksa dilembaga penelitian
bahan-bahan yang diakui atas biaya kontraktor.
2) Ukuran baja harus sesuai tersebut dalam gambar. Penggantian dengan diameter lain
hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis dari konsultan pengawas. Bial
penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukantidak boleh kurang dari
yang tersebut dalam gambar/perhitungan. Hal tersebut hanya berlaku untuk tulangan
sampai ukuran max 25 mm. Segala biaya yang diakibatkan dengan penggantian
tulangan terhadap yang ada digambar sejauh bukan kesalahan gambar, adalah
tanggungan kontraktor.
3) Semua baja tulangan harus disimpan ditempat yang bebas lembab, dipisahkan sesuai
dengan diameter serta asal pembeliab semua baja tulangan harus dilindungi dari
segala macam kotoran serta sejauh mungkin dilindungi terhadap kotoran.
e. Acuan
Bahan acuan dari papan kelas II yang cukup kering dengan tebal minimum 3 cm, atau
panel-panel plywood baru berukuran 120 x 120 cm dengan tebal minimum 1,2 cm.
2. Macam Pekerjaan
a. Perkiraan campuran beton dibuat dengan perbandingan campuran seperti tersebut
dibawah ini :
Macam
Perbandingan
C1
1 pc : 3 ps
Penggunaan
Untuk pekerjaan beton tidak bertulang, rabat
pembungkus angker, lantai kerja dan batu tepi.
C2
1 pc : 2ps : 3 kr
C3
1 pc : 3 ps : 5 kr
b. Untuk beton macam C1 harus memnuhi syarat mutu beton B.O, menurut PBI 1971,
sedangkan macam beton C2, C3 harus memenuhi syarat mutu beton K-175 menurut PBI
1971.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
c. Khusus mutu beton K-225 pelaksanaan takaran adukan harus dilakukan dengan
perbandingan berat dan harus dibuat berdasarkan Mix design dan dibuat percobaan test
kubus beton sesuai dengan PI 1971.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a. Pelaksaan penakaran sement Portland dan aggregat harus dengan kotak-kotak takaran
yang volumenya sama.
b. Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa, sehingga
tercapai sifat muda dikerjakan sesuai dengan penggunaanya. Dalam hal ini perlu
diadakan pengujian slump sesuai dengan ketentuan didalam PBI 1971 pasal 4.4.
c. Secara periodik jika diperlukan harus dilaksanakan pengujian ketentuan tekan kubus
sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971 pasal 4.7 dan pasal 4.9 biaya pengujian tersebut
harus ditanggung oleh kontraktor apapun hasilnya.
d. Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan perawatan beton harus sesuai
dengan ketentuan dalam PBI 1971 pasal 6.1 sampai dengan 6.6 terutama harus
diperhatikan adalah :
1) Pengadukan semua beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Beton
molen).
2) Pemadatan beton untuk Konstruksi beton bertulang harus dengan mesin penggetar
(Vibrator).
3) Pemasangan bekisteng harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar memberikan
bidang yang rata dan hanya mememrlukan sedikit penghalusan.
4) Celah celah antara papan harus cukup rapat sehingga waktu pengecoran tidak ada
air adukan yang keluar.
5) Sebelum pengecoran, sisi dari bekisting harus disiram dengan air dan bebas dari
kotoran atau benda-benda lain yang tidak diperlukan.
6) Tulang penyangga harus dibuat dari kayu, tidak boleh dari bamboo. Konstruksi acuan
harus dibuat cukup kuat sehingga tidak berubah bentuk pada waktu pengecoran
beton.
2) Pemasangan dan pembongkaran acuan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PBI
1971 pasal 5.8 dan telah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas/direksi.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Pasal 9
PEKERJAAN CAT, POLITUR DAN KAPURAN
1. Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi, Emulsi, anamel, pernis, sealer sement emultion filter dan
pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
b. Cat pigment harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok maksimum 15 liter, untuk
cat kayu maksimum 10 kg, untuk cat logam maksimum 12 kg, dimana tertera nama
perusahaan
pembuatnya,
petunjuk
pemakaiaan
formula,
warna
dan
tanggal
pembuatannya.
c. Semua cat yang dipakai harus mendata persetujuaan dari konsultan pengawas/direksi.
d. Pelamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan merk cat yang
terpilih.
e. Cat menle digunakan sesuai cat jadi dan sesuai dengan penggunaan cat.
f. Untuk politur, tek oil dan pernis yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas.
g. Bahan pengecer digunakan pruduksi dalam negeri dan disetujui oleh konsultan pengawas.
2. Macam Pekerjaan
a. Mengecat semua bidang dinding, exterir dan interior dengan cat tembok seperti yang
dinyatakan dalam gambar.
b. Mengecat dengan cat kayu semua bidang permukaan kayu yang nyata-nyata harus dicat
seperti yang dinyatakan dalam gambar.
c. Mengecat dengan cat besi mengkilat semua profil baja yang digunakan sebagai unsure
struktur dan bangunan non struktur.
d. Mempelitur dan mentek oil bidang permukaan kayu/teakwood seperti panel-panel pintu
teakwook/plywood dan sebagainya seperti tertera dalam gambar.
e. Memenei dengan menie untuk semua bidang kayu y.
f. Grendelang akan dicat termasuk bidang sambungan dan potongan kayu serta dengan
menie besi untuk semua bidang yang akan dicat besi termasuk begel, angker, baut dan
lain-lain. Menie semua bidang kayu dan besi yang tertanam dalam tembok.
g. Mengecat semua bidang plafon dari teripleks dengan cat tembok.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Bidang yang akan dicat sebelumnya dibersihkan dengancara menggosok dengan kain yang
dibasahu dengan air. Setelah kering dempul pada tempat berlubang hingga permukaannya
rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2x dengan roller 20 cm sampai baik atau
dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Pasal 10
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Bahan
a. Kunci, dipasang disemua pintu dengan system penguncian 2 slak termasuk kunci pintu
untuk KM/WC. Jenis knop/slot putar.Engsel yang digunakan adalah engsel nilon alan
yang setara ukuran 4 untuk pintu dan 3 untuk jendela.
b. Grendel tanam yang digunakan adalah dengan panjang kira-kira 40 cm dipasang pada
atas dan bawah pintu kebayah.
c. Grendel kupu-kupu kualitas baik .
d. Besi nat dan angker dari besi beton 3/8.
e. Untuk alat penggantung dan pengunci, kontraktor diwajibkan mengajukan contoh-contoh
terlebih dahulu guna mendapat persetujuan konsultan pengawas/direksi.
2. Macam Pekerjaan.
a. Mengadakan dan memasang kunci tanam pada pintu-pintu yang akan digunakan sesuai
rencana pada gambar.
b. Memasang kunci dengan sejenis slot/knop indicator pada daun pintu kamar mandi/wc.
c. Memasang 3 buah engsel pada setiap daun pintu dan dua buah engsel pada setiap daun
jendela.
d. Memasang grendel tanam pada daun pintu ganda bagian atas dan bawah.
e. Memasang espachnolete.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a.
Semua pemasangan harus rapi sehingga pintu-pintu dapat dibuka dan ditutup dengan
mudah, lancar dan ringan.
b. Sebelum penyerahan pekerjaan semua kunci diminyaki sehingga dapat bekerja dengan
baik.
Pasal 11
PEKERJAAN BAHAN PENUTUP ATAP
1. Bahan
a. Bahan untuk atap menggunakan seng gelombang bjls 0,30.
b. Talang menggunakan bahan seng plat bjls 0,30.
c. Nokstel bahan sama dengan O2.
d. Listplan dengan bahan kayu papan kelas satu ukuran masing-masing disesuaikan dengan
gambar rencana.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
2. Macam Pekerjaan.
Memasang sempurna penutup atap, bumbungan talang dan listplank sesuai dengan gambar
rencana pada masing-masing bangunan.
3. Syarat Syarat Pelaksanaan.
a. Penyimpanan seng gelombang ditumpuk rapat (sesuai gelombang) diatasnya tidak boleh
ditumpuk benda lain agar tidak terjadi pelendutan yang dapat menimbulkan kebocoran.
b. Pemasangan seng tidak boleh menggunakan bahan yang retak, pecah atau berlubang.
c. Semua bahan sebelum dipasang harus diperiksa pada direksi/konsultan pengawas.
Pasal 12
INSTALASI PEKERJAAN LISTRIK
1. Bahan
a. Sistim instalasi listrik dalam proyek ini secara keseluruhan menggunakan sumber daya
PLN dengan tenaga 220/230 V, khusus gedung unit baru di daerah yang belum dijangkau
PLN disediakan generator set dengan daya 5 KVA.
b. Pada setiap unit bangunan ditempatkan sub-sub panel tersendiri, dimana sub-sub panel
tersebut dilakukan pengelompokan dari jenis beban yang berada yaitu beban penerangan
dan beban stop kontak sehingga diharapkan beban-beban itu satu sama lain tidak saling
mempengaruhi dan lebih muda dalam maintenencenya.
c. Pelaksanaan pekerjaan instalasi harus dilaksanakan oleh pemborong yang benar-benar
telah ahli dibidangnya, maupun surat ijin pelaksanaan pekerjaan (SIP) sesuai dengan
bidang pekerjaan yang ditangani dan juga mempunyai surat ijin khusus yang masih
berlaku.
d. Standart maupun referensi yang dapat digunakan didalam pelaksanaan ini adalah :
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1978.
e. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus terlebih dahulu membuat
gambar kerja (soft drawing) setelah melakukan peninjauan kelapangan/lokasi, untuk
melanjutkan dapat dimintakan persetujuan dari direksi/konsultan pengawas, didalam
gambar keja ini harus terlihat detail dari peralatan-peralatan yang akan digunakan
sehingga pekerjaan tersebut dapat dijamin dalam sisitem secara keseluruhan.
f. Material/bahan dan peralatan harus sesuai dengan spesifikasi teknik yang dipersyaratkan
dan harus dalam keadaan baru. Kontraktor harus menyerahkan dari material/bahan yang
akan dipasang pada proyek ini untuk dimintakan persetujuan dari konsultan
pengawas/direksi.
2. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik meliputi :
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Pasal 13
PEKERJAAN INSTALASI AIR
1. Ketentuan Umum.
a. Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah berlaku di
Republik Indonesia ini harus betul-betul ditaati.
b. Pemborong diharuskan :
1) Mengirim contoh bahan yang akan diguanakan.
2) Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang akan digunakan sebelum
dilakukan pemesanan untuk disetujui oleh konsultan pengawas/pemilik proyek.
3) Menyediakan alat yang baik untuk pelaksanaan seperti water pass, water pum, pipa
cutter dan lain-lain.
c. Apabila ternyata pemilik proyek/konsultan pengawas meragukan kualitas bahan,
penyelidikan bahan atas biaya pemborongan dan alat/bahan yang dimaksud bila testnya
gagal harus segera diganti dan barang disingkirkan keluar lapangan.
2. Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dibidangnya.
b. Sebelum mengadakan pekerjaan instalasi, pemborongan diwajibkan mengetahui lintasan
dan posisi dari instalasi listrik, air dan sanitasi yang ada hubungannya dengan pekerjaan
ini.
c. Jika dalam pelaksanaan pekerjan ada salah satu bagian instalasi yang sykar dilaksanakan,
pemborong wajib membuat laporan tertulis dalam hal tersebut segera dibicarkan dengan
penilik poyek/konsultan pengawas.
d. Pekerjaan dianggap selesai dan diterima apabila telah diadakan test dan dinyatakan baik
secara tertulis oleh pemilik proyek/konsultan pengawas.
3. Pekerjaan instalasi penyediaan air bersih.
a. Bahan
1) Jenis pipa yang digukan adalah galvanizer iron pipe (GIP) kelas medium B eks dalam
negeri dan harus memenuhi persyaratan SII-0161 81 dinyakan dengan sertifikat
test.
2) Pipa yang cacat akan ditok.
3) Fitting atau perlengkapannya dibutuh dengan sejenis, sam dengan bahan pipanya.
4) Katup penutup (Valve) untuk ukuran lebih kecil dari ukuran < 2,5 dibuat dari bahan
cast iron flangerdend.
b. Pelaksanaan.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
tempat-tempat
khusus
sambungan
digunakan
plangerd
dilas,
dalam
penyambungan dengan menggunakan plangerd ini perlu dilengkapi dengan ring type
gastek untuk menjamin sambungan tersebut.
3) Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan dop atau
balank plangerd.
4) Pipa sebelum disambungkan ke fixture harus dites terlebih dahulu terhadap
kebocoran-kebocoran selama 24 jam.
5) Instalasi yang hasil tesnya tidak baik segera diperbaiki biaya pengetesan, alat-alat
yang diperlukan dan biayanya ditanggung pemborong.
Pasal 14
PEKERJAAN AKHIR/PENYELESAIAN
1. Foto Dokumentasi.
Pemborong/pelaksanan diharuskan mebut foto dokumentasi pada setiap tahap-tahap
pekerjaan sebagai berikut :
a. Foto dokumentasi sebelum pekerjaan dimulai, pengambilan pada 4 (empat arah).
b. Foto dukumen harus dilakukan pada setiap tahap pengajuan pengambilan termyn.
c. Pengambilan foto diambil pada posisi yang sama, sehingga perkembangan prestasi
pekerjaan akan dapat diketahui.
d. Foto-foto dokumen diserahkan dalam bentuk sudah dimasukkan dalam album.
2. Sebelumpenyrahan pertama yang direncanakan, pemborong harus meneliti semua bagian
pekerjaan. Pekerjaan yang belum sempurna harus segera diperbaiki dengan penuh tanggung
jawab.
3. Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan-ruangan, halaman harus selesai dibersihkan dari
segala macam sampah/kotoran.
4. Pemberongan harus mengusahakan penyelesaian pekerjaan seluruh ini sebaik-baiknya
sehingga memuaskan direksi serta pemberi pekerjaan, serta tidak memerlukan perbaikan.
5. Setelah penyerahan kedua (II), semua barang-barang dan peralatan milik pemborong harus
segera disingkirkan dari lokasi bangunan.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Pasal 15
PENUTUP
1. Apabila ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail, agar
dilaporkan untuk diputuskan sesuai dengan hal-hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan
pembangunan ini.
2. Apabila ada hal lain yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS, tetapi itu mutlak
dibutuhkan maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan.
3. Perlu disampaikan bahwa, syarat-syarat pekerjaan ini menjadi satu kesatuan yang tak
terpisahkan dengan gambar kerja dan risalah penjelasan pekerjaan yang akan disampaikan
kepada pemborong.
Pemimpin Kegiatan
Ketua
NIP. 131804126
NIP. 1978082620033121008
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
BAB II
PEKERJAAN COLD STORAGE
Pasal 1
UMUM
1. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati sekali karena pembangunan cold
storage mudah gagal dan sulit untuk memperbaiki kembali. Kegagalan yang dimaksud
terutama adalah tidak tercapainya suhu yang diharapkan yakni maksimal 20 0C dibawah nol.
2. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam pembangunan konstruksi, pengadaan alat dan
pemasangannya, Pemborong diwajibkan mempekerjakan tenaga yang benar-benar ahli dan
menguasai bidang teknik sipil, teknik listrik dan teknik pendingin. Dianjurkan kepada
Pemborong untuk melakukan kerjasama dengan fihak supplier yang khusus menangani
bidang ini dan berpengalaman.
3. Apabila Pemborong gagal dalam melaksanakan pekerjaan maka pemborong harus
memperbaiki atau mengganti seluruh komponen sampai pekerjaan diterima oleh Pengguna
Jasa. Segala biaya untuk perbaikan / penggantian menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Pemborong dan tidak ada perhitungan untuk penambahan biaya pekerjaan.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
Selain fisik bangunan yang telah diuraikan dalam Bab I, pekerjaan cold storage meliputi
pekerjaan - pekerjaan :
Pengadaan dan pemasangan Unit Body Cold Storage
Pengadaan dan Pemasangan Unit Mesin
Pengadaan dan Pemasangan Electrical Set.
Pasal 3
PEKERJAAN BODY COLD STORAGE
Body cold storage dipasang secara knock down terbuat dari bahan-bahan sebagai berikut :
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Dilengkapi 1 (satu) buah pintu kedap suhu ukuran minimal 80 x 180 cm termasuk
engsel dan handle.
Pasal 4
PEKERJAAN UNIT MESIN
Compressor hermatic
Refrigerant R 22
Thermometer
Thermo control
Oil separator
Accumulator
Expansi valve
Reserve tank
Selonoid valve
Filter drier
Stp valve
Pasal 5
PEKERJAAN ELECTRICAL
Meliputi pengadaan dan pemasangan electric control lengkap dengan :
MCB contactor
Overload protector
Timer
Terminal
Pilot lamp
Selector switch
Kabel-kabel rangkaia
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)
Pasal 6
PENGUJIAN OPERASI
1. Setelah semua unit terpasang maka Pemborong diwajibkan untuk melakukan uji coba
operasi.
2. Lama operasi dalam pengujian minimal 3 x 24 jam dan pembangunan cold storage
dinyatakan telah dilaksanakan dengan baik apabila suhu ruangan dalam cold room stabil
pada suhu maksimal 20 0 C dibawah nol.
3. Pemborong juga wajib memberi pelatihan kepada Pihak User untuk pengoperasian cold
storage.
SPESIFIKASI TEKNIK
(RKB)