Anda di halaman 1dari 62

Tugas Besar Bangunan Air

Abdul rozaq / 09520056

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air I dan II merupakan salah satu tugas besar dari lima
tugas besar yang diwajibkan di Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Malang. Secara umum hal-hal yang melatarbelakangi dari diadakannya tugas besar adalah
sebagai syarat untuk melakukan Praktek Kerja Nyata. Hal tersebut dapat menjadikan motivator
bagi kita semua untuk terus blajar secara mendalam. Kecenderungan yang terjadi saat ini
khususnya di lingkungan civitas akademik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Malang, kurang antusias dalam mengerjakan tugas besar. Mereka lebih menganggap bahwa
tugas besar ini kurang bermanfaat. Jika dalam penanganan tugas-tugas besar kurang efektif
maka, para Mahasiswa akan kewalahan ketika menghadapi lapangan karena kurangnya
penghalaman dalam mengerjakan sebuah system Irigasi. Dengan adanya tugas besar ini
diharapkan terbentuk insan-insan akademis yang mampu bersaing dalam ilmu teknik sipil
sehingga dalam menapaki era globalisasi yang makin global kita tidak akan ketinggalan
teknologi dari negara lain.
1.2. Maksud Dan Tujuan
Dengan diadakannya Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air I dan II yang telah
dilaksanakan ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki gambaran tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan perencanaan system irigasi yang meliputi berbagai macam perencanaan
bangunan Irigasi
Sedang tujuan diadakannya Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air adalah untuk
mempelajari cara perencanaan system irigasi sesuai dengan standart Direktorat jenderal
Pengairan
1.3. Manfaat
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air I dan II bermanfaat sebagai modal untuk
menghadapi lapangan dan sebagai penunjang dalam perkuliahan. Sehingga dengan adanya Tugas
Besar ini diharapkan nantinya bila menghadapi lapangan sudah terbiasa.

[1]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1 Kebutuhan Air Sawah Untuk Padi
2.1.1. Umum
Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut::
1.

penyiapan lahan

2.

penggunaan konsumtif

3.

perkolasi dan rembesan

4.

pergantian lapisan air

5.

curah hujan efektif

Kebutuhan total air sawah (GFR) mencakup faktor 1 sampai 4. Kebutuhan bersih air sawah
(NFR) juga memperhitungkan curah hujan efektif. Kebutuhan air sawah dinyatakan dalam
mm/hari atau l/dt/hr. Tidak disediakan kelonggaran untuk efisiensi irigasi di jaringan tersier dan
utama. Efisiensi juga memperhitungkan kebutuhan pengambilan irigasi (m3/dt).

2.1.2. Penyiapan Lahan.


Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan maksimum air
irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air
untuk penyiapan lahan adalah:.
a.

Jangka waktu penyiapan lahan


Faktor-faktor penting yang menentukan lamanya jangka waktu penyiapan lahan adalah:
- tersedianya tenaga kerja dan ternak penghela atau traktor untuk menggarap tanah
- perlunya memperpendek jangka waktu tersebut agar tersedia cukup waktu untuk
menanam padi sawah dan padi ladang kedua
Faktor-faktor tersebut saling berkaitan. Kondisi sosial budaya yang ada di daerah

penanaman padi akan mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk persiapan lahan.
Untuk daerah-daerah proyek baru, jangka waktu penyiapan lahan akan ditetapkan berdasarkan
kebiasaan yang berlaku di daerah-daerah di dekatnya. Sebagai pedoman diambil jangka waktu 15
bulan untuk menyelesaikan persiapan lahan di seluruh petak tersier.

[2]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Bilamana untuk penyiapan lahan diperkirakan akan dipakai peralatan mesin secara luas,
maka jangka waktu penyiapan lahan akan diambil satu bulan.
Perlu diingat bahwa transpalantasi (pemindahan bibit ke sawah) mungkin sudah dimulai
setelah 3 sampai 4 minggu di beberapa bagian petak tersier di mana pengolahan lahan sudah
selesai.
b.

Kebutuhan air untuk penyiapan lahan


Pada umumnya jumlah air yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan dapat ditentukan

berdasarkan kedalaman serta porositas tanah di sawah. Rumus berikut dipakai untuk
memperkirakan kebutuhan air untuk penyiapan lahan:

PWR

( S a S b ) N .d
Pd fI
10 4

di mana:
PWR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan, mm
Sa

= derajat kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan dimulai, %

Sb

= derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai, %

= porositas tanah dalam % pada harga rata-rata untuk kedalaman tanah

= asumsi kedalaman tanah setelah pekerjaan penyiapan lahan, mm

Pd

= kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan, mm

Fi

= kehilangan air disawah setelah satu hari

Untuk tanah bertekstur berat tanpa retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan lahan
diambil 200 mm. ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah. Pada permulaan
transpalantasi tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah. Setelah transplantasi selesai,
lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm. Secara keseluruhan, ini berarti bahwa lapisan air
yang diperlukan menjadi 250 mm untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air awal setelah
trranspalantasi selesai.
Bila lahan telah dibiarkan berat selama jangka waktu yang lama (25 bulan atau lebih),
maka lapisan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan diambil 300 mm, termasuk yang 50 mm
untuk penggenangan setelah transpalantasi (penanaman).
[3]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Untuk tanah-tanah ringan dengan laju perkolasi yang lebih tinggi, harga-harga kebutuhan
air untuk penyelidikan lahan bisa diambil lebih tinggi lagi. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan
sebaiknya dipelajari dari daerah-daerah dekatnya yang kondisi tanahnya serupa dan hendaknya
didasarkan pada hasil-hasil penyiapan di lapangan..
Walaupun pada mulanya tanah-tanah ringan mempunyai laju perkolasi tinggi, tetapi laju ini
bisa berkurang setelah lahan diolah selama beberapa tahun. Kemungkinan ini hendaknya
mendapat perhatian tersendiri sebelum harga-harga kebutuhan air untuk penyiapan lahan
ditetapkan menurut ketentuan di atas.
Kebutuhan air untuk persemaian termasuk dalam harga-harga kebutuhan air di atas.
c.

Kebutuhan air selama penyiapan lahan


Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yang

dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode tersebut didasarkan pada laju air
konstan dalam t/dt selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus berikut :

Me k
(ek 1)

di mana:
IR

= kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan mm/hr

M.

= kebutuhan air untuk mengganti/mengkompensari kehilangan air akibat


evaporasi dan perkolasi di sawh yang sudah dijenuhkan M = E0 + P, mm/hr

E0

= Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 ET0 selama penyiapan lahan mm/hr

= perkolasi

= MT/S

= jangka waktu penyiapan lahan, hari

kebutuhan air, untuk penjenuhan ditambah dengan lapsan air 50 mm, mm


yakni 200 + 50 = 250 mm seperti yang sudah diterangkan di atas.

[4]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Tabel 2.1Kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan


E +P

T = 30 hari

T = 45 hari

Mm/hari

S = 250

S = 300

S = 250

S = 300

5,0

11,1

12,7

8,4

9,5

5.5

11,4

13,0

8,8

9,8

6,0

11,7

13,3

9,1

10,1

6,5

12,0

13,6

9,4

10,4

7,0

12,3

13,9

9,8

10,8

7,5

12,6

14,2

10,1

11,1

8,0

13,0

14,5

10,5

11,4

8,5

13,3

14,8

10,8

11,8

9,0

13,6

15,2

11,2

12,1

9,5

14,0

15,5

11,6

12,5

10,0

14,3

15,8

12,0

12,9

10,5

14,7

16,2

12,4

13,2

11,0

15,0

16,5

12,8

13,6

2.1.3. Penggunaan Konsumtif


Penggunaan konsumtif digunakan rumus-rumus sebagai berikut:

ET c k c x ET 0
dimana:
ETc = evapotranspirasi tanaman, mm/hari
ET0 = evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hari
Kc = koefisien tanaman
[5]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

a.

Evapotranspirasi
Evapotranspirasi tanaman acuan adalah evapotranspirasi tanaman yang dijadikan acuan,

yakni rerumputan pendek, ET0 adalah kondisi evaporasi berdasarkan keadaan-keadaan


meteorology seperti:
-

temperatur

sinar matahari (radiasi)

kelembaban

angin

Evapotranspirasi

dapat

dihitung

dengan

rumus-rumus

teoritis-empiris

dengan

mempertimbangkan factor-faktor meteorology di atas.


Bila evaporasi dapat diukur di stasiun agrometeorologi, maka biasanya digunakan pan A.
Harga-harga pan evaporasi (Epan) dikonversi kedalam angka-angka ET0 dengan menerapkan
factor pan Kp antara 0,65 dan 0,85 bergantung kepada kecepatan angin, kelembepan relative
serta elevasi.
Harga-harga faktor pan mungkin sangat bervariasi tergantung kepada lamanya angina
bertiup, vegetasi di daerah sekitar dan lokasi pan. Evaporasi pan diukur secara harian, demikian
pula harga-harga ET0.
Untuk perhitungan evaporasi, dianjurkan untuk menggunakan rumus penman yang sudah
dimodifikasi. Temperatur. Kelembapan, aangin, dan sinar matahari (radiasi) merupakan
parameter dalam rumus tersebut. Data-data yang diukur secara harian pada stasiun-stasiun (agro)
meteorologi dan rata-rata sesudah jangka waktu 10 hari atau sebulan untuk perhitungan ET0
dengan rumus Penman.
Untuk rumus Penman yang sudah dimodifikasi ada dua metode yang bisa digunakan:
-

Metode Nedco/Prosida. Lihat terbitan Dirjen Pengairan Bina Program PSA


010,1985

Metode FAO lebih umum dipakai dan dijelaskan dalam terbitan FAO: Corp water
requieremrnt, 1975.

Harga-harga ET0 dari rumus Penman menunjuk pada tanaman acuan apabila digunakan
albedo0,25 (rerumputan pendek). Koefisien-koefisien tanaman yang dipakai untuk perhitungan
ET0 harus berdasarkan pada ET0 ini dengan albedo 0,25.

[6]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Sendainya data-data meteorology untuk daerah tersebut tidak tersedia maka, harga-harga
ET0 boleh diambil sesuai dengan daerah disebelahnya. Keadaan-keadaan meteorology hendaknya
diperiksa dengan seksama agar transposisi data demikian dapat dijamin keandalannya. Keadaankeadaan temperature, kelembapan, angina dan sinar matahari diperbandingkan.
Penggunaan konsumtif dihitung secara tengah-bulanan, demikian pula harga-harga
evapotranspirasi acuan. Setiap jangka waktu setengah bulan hrga ET0 ditetapkan dengan analisis
frekuensi. Untuk ini distribusi normal akan diasumsikan.
b.

Koefisien tanaman
Harga-harga koefisien tanaman padi yang diberikan pada tabel 2.22akan dipakai.
Tabel 2.2 harga-harga koefisien tanaman padi
Nedco/Prosida
Bulan

FAO

Varietas

Varietas

Varietas

Varietas

Biasa

Unggul

Biasa

Unggul

0,5

1,20

1,20

1,10

1,10

1,20

1,27

1,10

1,10

1,5

1,32

1,33

1,10

1,05

1,40

1,30

1,10

1,05

2,5

1,35

1,30

1,10

0,95

1,24

1,05

3,5

1,12

0,95

4.

[7]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

2.1.4. Perkolasi
Laju perkolasi sangat bergantung pada sifat-sifat tanah. Pada tanah-tanah lempung berat
dengan karakteristik pengolahan (puddling) yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3
mm/hari. Pada tanah yang lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi.
Dari hasil-hasil penyelidikan tanah pertanian dan dan penyelidikan kelulusan, besarnya
laju perkolasi serta tingkat kecocokan tanah untuk pengolahan tanah dapat ditetapkan dan
dianjurkan pemakaiannya. Guna menentukan laju perkolas, tinggi muka air tanah juga harus
diperhitungkan. Perembesan terjadi akibat meresapnya air melalui tanggul sawah.
2.1.5. Pergantian Lapisan Air
a. setelah pemupukaan, usahakan untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan air
menurut kebutuhan.
b. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu, lakukan penggantian sebanyak 2 kali,
masing-masing 50 mm (atau 33 mm/hari selama stengah bulan) selama sebulan dan
dua bulan setelah transplantasi.
2.1.6. Curah Hujan Efektif
Untuk irigasi padi curah hujan efektif bulanan diambil 70 persen dari curah hujan
minimum tengah-bulanan dengan periode ulang 5 Tahun.
R e 0,7 x

1
R (Setengah bulanan)
15

dimana:
Re

= curah hujan efektif, mm/hari

R (setengah bulanan)5

= curah hujan minimum tengah bulanan dengan periode ulang 5


tahun./mm.

[8]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

2.2.

Jaringan Irigasi

2.2.1. Umum
Uraian fungsional umum mengenai unsur-unsur jaringan irigasi akan merupakan
bimbingan bagi para perekayasa dalam menyingkapkan perencanaan tata letak dan jaringan
irigasi Bangunan dibagi-bagi menurut fungsinyadan akan dijelaskan juga pemakaiannya.
Rekomendasi mengenai pemilihan tipe-tipe bangunan pengukur dan pengatur.
2.2.2. Peta Ikhtisar
Peta ikhtisar adalah cara bagaimana berbagai bagian dari suatu bagian dari suatu jaringan
irigasi saling dihubung-hubungkan. Peta ikhtisar tersebut dapat disajikan pada petak tata letak.
Peta ikhtisar Proyek irigasi tersebut memperlihatkan;
-

bangunan-bangunan utama

jaringan dan trase saluran irigasi

jaringan dan trase saluran pembuang

petak-petak primer, sekunder, dan tersier

lokasi bangunan

batas-batas daerah irigasi

jaringan dan trase jalan

daerah-daerah yang tidak diairi (missal desa-desa)

daerah-daerah yang tidak dapat diairi(tanah jelek terlalu tinggi dsb)

Peta ikhtisar umum dibuat berdasrkan peta tofografi yang dilengkapi dengan garis-garis
kontur dengan skala 1 : 25000. Peta ikhtisar detail yang biasa disebut peta petak, dipakai untuk
perencanaan dibuat dengan skala 1 : 5000, dan untuk petak tersier 1 : 5000 atau 1 ; 2000.
2.2.2.1. Petak Tersier
Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier. Petak ini
menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur dengan bangunan sadap (offtake) tersier yang
menjadi tanggung jawab Dinas Pengaliran. Bangunan sadap tersier mengalirkan slurannya
kesaluran tersier.
Dipetak tersier pembagian air, eksploitasi dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab para
petani yang bersangkutan, dibawah bimbingan Pemerintah. Ini juga menentukan ukuran petak
tersier. Petak tersier kelewat besar akan mengakibatkan pembagian air menjadi tidak efisien.
Factor-faktor pentingnya adalah jumlah petani dalam satu petak, jenis tanaman dan tofografi. Di
[9]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

daerah-daerah yang ditanami padi, luas petak yang ideal adalah antara 50 100 ha, kadangkadang sampai 150 ha.
Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas seperti misalnya parit, jalan, batas
desa dan sesar medan (terrain fault).
Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kuerter, masing-masing seluas kurang lebih 8 15
ha.
Apabila keadaan topografi memungkinkan, bentuk petak tersier sebaiknya berbentuk bujur
sangkar atau segi empat untuk mempermudah pengaturan tata letak dan memungkinkan
pembagian air secara efisien.
Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari 1500 m, tetapi dalam kenyataan kadangkadang panjang saluran ini mencapai 2500 m. panjang saluran kuarter lebih baik di bawah 500
m, tetapi prakteknya kadang-kadang sampai 800 m.
2.2.2.2. Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu
saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di
sluran primer atau sekunder.
Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi yang jelas, seperti
misalnya saluran pembuang. Luas petak sekunder bisa berbeda-beda tergantung pada situasi
daerah. Saluran sekunder sering terletak di punggung medan, mengairi kedua sisi saluran
hinggga saluran pembuang yang membatasinya. Saluran sekunder boleh juga direncanakan
sebagai saluran garis tonggi yang mengairi lereng-lereng medan yang lebih rendah.
2.2.2.3. Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang yang mengambil air langsung dari
saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu aliran primer yang mengambil airnya langsung
dari sumber air biasanya sungai. Proyek-proyek irigasi tertentu mempunyai dua saluran primer.
Ini menghasilkan dua petak primer.
Daerah disepanjang saluran primer sering tidak dapat dilayani dengan mudah dengan cara
menyadap air adri sluran sekunder. Apabila saluran primer melewati sepanjang garis tinggi,
daerah saluran primer yang berdekatan harus dilayani langsung dari primer.

[10]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

2.3. Saluran Pasangan


2.3.1. Kegunaan Saluran Pasangan
Saluran pasang (lining) dimaksudkan untuk:
-

mencegah kehilangan air akibat rembesan

mencegah gerusan dan erosi

mencegah merajalelanya tumbuhan air

mengurangi biaya pemeliharaan

memberi kelonggaran untuk lengkung yang lebih besar

tanah yang dibebaskan lebih kecil

Tanda-tanda adanya kemungkinan terjadinya perembesan dalam jumlah besar dapat dilihat
dari peta tanah. Penyelidikan tanah dengan cara pemboran dan penggalian sumuran uji di alur
saluran akan lebih banyak memberikan informasi mengenai kemungkinan terjadinya rembesan.
Pasngan mungkin hanya diperlukan untuk ruas-ruas saluran yang panjangnya terbatas.
Besarnya rembesan dapat dihitung dengan rumus Moritz (USER)
S 0,035C Q/v

dimana:
S

= kehilangan akibat rembesan, m3/detik per km panjang saluran.

= debit m3/detik

= kecepatan, m/detik

= koefisien tanah rembesan, m/hari

0,035 = factor konstanta, mm/km


Harga-harga C dapat diambil seperti pada tabel 2.23

[11]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Tabel 2.3 Hraga-harga koefisien tanah rembesan C


Jenis tanah

Harga C, m/hari

Kerikil sementasi dan lapisan penahan (hardpan)


Dengan geluh pasiran

0,10

Lempung dengan geluh lempungan

0,12

Geluh pasiran

0,20

Abu vulkanik

0,21

Pasir dan abu vulkanik atau lempung

0,37

Lempung pasiran dengan batu

0,51

Batu pasiran dan kerikilan

0,67

2.3.2. Jenis-jenis saluran pasangan


Banyak bahan yang dapat dipakai untuk pasangan saluran (lihat FAO) kratz, 1997). Tetapi
pada prakteknya di Indonesia hanya ada tiga bahan yang dianjurkan pemakaiannya:
-

pasangan batu

beton, dan

tanah

Pembuatan pasangan dari bahan-bahan lain tidak dianjurkan, dengan alas an sulitnya
memproleh persediaan bahan, teknik pelaksanaan yang lebih rumit dan kelemahan-kelemahan
bahan itu sendiri.
Pasangan batu dan beton lebih cocok untuk semua keperluan, kecuali untuk perbaikan
stabilitas tangggul. Pasangan tanah hanya cocok untuk pengendalian rembesan dan perbaikan
stabilitas tanggul.
Tersedianya bahan di dekat pelaksanaan konstruksi merupakan factor yang penting dalam
pemilihan jenis pasangan. Jika bahan batu tersedia, maka pada umumnya dianjurkan pemakaian
pasangan batu. Pasangan dari batu merah mungkin bisa juga dipakai.

[12]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Aliran yang masuk ke dalam retak pasangan dengan kecpatan tinggi dapat mengeluarkan bahanbahan pasangan tersebut. Kecepatan maksimum dibatasi dan berat pasangan harus memadai
untuk mengimbangi gaya tekan ke atas.
Tebal minimum untuk pasangan batu diambil 30 cm. untuk beton tumbuk tebalnya paling
tidak 8 cm, untuk saluran kecil yang dikonstuksi dengan baik (sampai dengan 6 m3/dt), dan 10
cm untuk saluran yang lebih besar. Tebal minimum pasangan beton bertulang adalah 7 cm. untuk
pasangan semen tanah atau semen tanah yang dipadatkan, tebal minimum diambil 10 cm untuk
saluran kecil dan 15 cm untuk saluran yang lebih besar.
Tebal pasangan tanah diambil 60 cm untuk dasar saluran dan 75 cm untuk talut saluran.
Stabilitas pasangan permukaan keras hendaknya dicek untuk mengetahui tekanan air tanah di
balik pasngan. Jika stabilitas pasangan terganggu (pembuang), maka sebaiknya dipertimbangkan
untuk membuat konstruksi pembebas tekanan (lubang pembuang). Selanjutnya lihat Bagian KP
04, Bangunan.
2.3.3. Perencanaan Hidrolis
2.3.3.1 Kecepatan Maksimum
Kecepatan-kecepatan maksimum untuk aliran subkritis berikut dianjurkan pemakaiannya:
-

pasangan batu

: 2 m/dt

pasangan beton

: 3 m/dt

pasangan tanah

: kecepatan maksimum yang diizinkan

kecepatan maksimum yang diizinkan juga akan menentukan kecepatan rencana untuk dasar
saluran tanah dengan pasangan campuran. Prosedur perencanaan saluran untuk saluran dengan
pasangan tanah adalah sama dengan prosedur perencanaan saluran tanah.
Penghitungan bilangan Froude adalah penting apabila dipertimbangkan pemakaian kecepatan
aliran dan kemiringan saluran yang tinggi. Untuk aliran yang stabil, bilangan Froude harus
kurang dari 0,55 untuk aliran subkritis, atau lebih dari 1,4 untuk aliran superkritis.
Saluran dengan bilangan Froude antar 0,55 dan 1,4 dapat memiliki pola aliran dengan
gelombang tegak (muka air bergelombang, yang akan merusak kemiringan talut). Harga-harga k
untuk saluran ini dapat menyebabkan bilangan Froude mendekati satu. Oleh karena itu, kisaran
0,55-1,4 sadalah relative lebar.

[13]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Untuk perencanaan saluran dengan kemiringan medan yang teratur, bilangan Froude akan
kurang dari 0,3 dan dengan demikian di bawah 0,55.
Apabila terjadi aliran subkritis, bangunan diperhitungkan sebagai got miring.
Bilangan Froude untuk saluran ditentukan sebagai:
mn 1
F v

2m n 2

di mana:
F

= bilangan Froude

= kecepatan aliran, m/dt

= lebar pada permukaan air, m

= luas potongan melitang basah, m3

= percepatan gravitasi, m/dt (9,8)

= kemiringan talut saluran, 1 vert: m hor

= perbandingan lebar dasar/kedalaman air

2.3.3.2. Koefisien Kekasaran


Koefisien kekasaran Strickler k (m1/3/dt) yang dianjurkan pemakaiannya adalah:
-

pasangan batu

= 60

pasangan beton

= 70

pasangan tanah

= 35-45

harga-harga untuk pasangan keras hakan dicapai jka pasangan itu dikontruksi dengan baik.
Harga-harga untuk pasangan tanah mirip harga-harga untuk saluran tanah dengan variasivariasi seperti yang dibicarakan pada pasal 3.2.
Untuk potongan melintang dengan kombinasi berbagai macam bahan pasangan, kekasaran
masing-masing permukaan akan berbeda-beda (bervariasi). Koefisienn kekasaran campuran
dihitung dengan rumus berikut:

[14]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

2 n p n 2
k p 1 1,5
3 1
k1 3
di mana:
k

= koefisien kekasan Strickler untuk potongan melintang, m1/3/dt

= keliling basah, m

Pi

= keliling basah bagian i dari potongan melintang, m

Ki

= koefisien kekasaran bagian i dari potongan melintang, m1/3/dt

2.3.3.3. Perencanaan Untuk Aliran Subkritis


Perencanaan hidrolis mengikuti prosedur yang sama seperti pada perencanaan saluran tanpa
pasangan. Saluran pasangan batu dan beton mempunyai koefisien Strickler yang lebih tinggi.
Akibatnya potongan melintang untuk saluran-saluran tanpa pasangan ini akan lebih kecil
daripada potongan melintang untuk saluran tanah dengan kapasitas debit yang sama.
Ruas saluran pasangan direncana menurut criteria angkutan sediment, dan dengan demikian
mengikuti I/R konstan, kedalaman air untuk saluran pasangan sama dengan kedalaman air
saluran tanpa pasangan. Lebar dasar lebih kecil daripada lebar dasar untuk saluran tanpa
pasangan, karena harga koefisien Strickler yang lebih tinggi pada saluran pasangan.

Untuk saluran pasngan, kemiringan talut bisa dibuat lebih curam. Untuk saluran yang lebih
kecil (h < 0,40 m) kemiringan talut dibuat vertical. Saluran-saluran besar mungkin juga
mempunyai kemiringan talut yang tegak dan direncanakan sebagai flum.
Untuk saluran yang lebih besar, kemiringan samping minimum 1 : 1 untuk h sampai dengan
0,75 m. untuk saluran yang lebih besar, harga-harga kemiringan talut pada tabel 2,4

[15]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Tabel 2,4 Harga-harga kemiringan talut untuk saluran pasangan


Jenis tanah

H < 0,75 m

0,75 m < h < 1,5 m

Tanah pasiran kohesif

Tanah pasiran lepas

1,25

Geluh pasiran, Lempung berpori

1,5

1,25

1,5

Lempung pasiran

Tanah gambut lunak

Khususnya saluran-saluran yang lebih besar, stabilitas talut yang diberi pasangan harus
diperiksa agar tidak terjadi gelincir dan sebagainya. Tekanan air dari belkang pasangan
merupkan factor penting dlama keseimbangan ini.

2.3.3.4. Lengkung Saluran


Jari-jari minimum lengkung untuk saluran pasangan diambil tiga kali lebar permukaan air.
Jika dibutuhkan tikungan yang tajam, maka mungkin diperlukan kincir pengarah (guide vane)
agar sebaran aliran di ujung tikungan itu lebih merata. Kehilangan tinggi energi tambahan juga
harus diperhitungkan.

2.3.3.5.Tinggi Jagaan
Harga-harga minimum untuk tinggi jagaan adalah seperti yang disajikan pada tabel.
Harga-harga tersebut diambil dari USBR. Tabel ini juga menunjukkan tinggi jagaan tanggul
tanah yang sama dengan tanggul saluran tanah tanpa pasangan.

[16]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Tabel 2,5 Tinggi jagaan untuk saluran pasangan


Debit, m3/detik

Tanggul (F), m

Pasangan (F), m

0,40

0,20

0,5 1,5

0,50

0,20

1,5 5,0

0,60

1,25

5,0 10

0,70

0,30

10 15

0,85

0,40

1,00

0,50

< 0,5

>15

2.4.

Potongan Saluran

2.4.1. Potongan Melintang Saluran


2.4.1.1.Geometri
Untuk mengalirkan air dengan penampang basah sekecil mungkin, potongan melintang yang
berbentuk setengah lingkaran adalah yang terbaik.
Kerugian utama dari saluran yang lebar dan dangkal adalah persyaratan pembebasan tanah
dan penggalian lebih tinggi, dan dengan demikian biaya pelaksanaannya secara umum lebih
mahal.

2.4.1.2.Kemiringan Sluran
Harga-harga kemiringan minimum untuk berbagai bahan tanah disajikan pada Tabel 2.6

[17]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Tabel 2.5 kemiringan minimum talut untuk berbagai bahan tanah

Bahan tanah

simbol

Batu

Kisaran
kemiringan
<0,25

Pt

12

CL, CH, MH

12

SC, SM

1,5 2,5

Pasir lanauan

SM

23

Gambut lunak

Pt

3-4

Gambut kenyal, lempung kenyal, geluh


Tanah lus lempung pasiran, tanah pasiran
Kohesif

Untuk tanggul yang tingginya lebih dari 3 m lebar bahu (berm) tanggul harus dibuat
sekurang-kurangnya 1 m (setiap 3 m). bahu tanggul harus dibuat setinggi muka air rencana
disaluran. Untuk kemiringan luar, bahu tanggul (jika perlu) harus terletah di tengah-tengah
antara bagian atas dan pangkal tanggul.

2.4.1.3.Lengkung Saluran
Lengkung yang diizinkan untuk saluran tanah bergantung kepada:
-

ukuran dan kapasitas saluran

jenis tanah

kecepatan aliran

jari-jari minimum lengkung seperti yang diukur pada as harus diambil sekurang-kurangnya 8
kali lebar atas pada lebar permukaan air rencana.
Jari-jari minimum untuk lengkung saluran yang diberi pasangan harus seperti berikut:
-

3 kali lebar permukaan air untuk saluran-saluran kecil (<0,6m2/detik) dan sampai dengan

7 kali lebar permukaan air untuk saluran-saluran yang besar (> 10 m3/detik)

[18]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

2.4.1.4.Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan berguna untuk:
-

menaikan muka air di atas tinggi muka air maksimum

mencegah kerusakan tanggul saluran.

Tinggi jagaan minimum yang diberikan pada saluran primer dan sekunder dikaitkan dengan
debit rencana saluran seperti yang diperlihatkan tabel 2.6
Tabel 2,6 tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah.
Q, (m3/detik)

Tinggi Jagaan (m)

< 0,5

0,4

0,5 1,5

0,5

0,5 5,0

0,6

5,0 10

0,75

10 15

0,85

> 15

1,00

[19]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

2.4.1.5.Lebar Tanggul
untuk tujuan-tujuan eksploitasi, pemeliharaan dan inspeksi akan diperlukan tanggul
sepanjang saluran dengan lebar minimum seperti yang disajikan tabel 2,7
Tabel 2,7 lebar minimum tanggul

Debit rencana (m3/detik)

Tanpa jalan

Dengan

inspeksi

jalan
inspeksi

(m)

(m)

Q <1

1,00

3,00

1 <Q<5

1,50

5,00

10 < Q < 10

2,00

5,00

1 0< Q < 15

3,50

5,00

Q > 15

3,50

5,00

Jalan inspeksi terletak di tepi saluran di sisi yang diairi agar bangunan sadap dapat dicapai
secara langsung dan usaha penyadapan liar makin sulit dilakukan. Lebar jalan inspeksi dengan
perlerasan adalah 5,0 m atau lebih, dengan lebar perkerasan sekurang-kurangnya 3,0 meter.

2.4.1.6.Batas Pembebasan Tanah


Selain tanah yang disebarkan untuk pembuatan saluran dan tanah yang terletak di dalam
batas-batas pembebasan tanah (BPT). Adalah penting untuk melarang didirikannya bangunan.

2.4.2. Potongan Memanjang Saluran


2.4.2.1.Muka Air Yang Diperlukan
Tinggi muka air yang diperlukan dalam jaringan utama didasarkan pada tinggi muka air yang
diperlukan di sawah-sawah yang diairi. Prosedurnya adalah pertama-tama menghitung tinggi
muka air yang diperlukan di bangunan sadap tersier. Lalu seluruh kehilangan di saluran kuarter
[20]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

dan tersier serta bangunan dijumlahkan menjadi tinggi muka air di sawah yang diperlukan dalam
petak tersier. Ketinggian ini ditambahkan lagi dengan kehilangan energi di bangunan sadap
tersier dan longgaran (persediaan) untuk variasi muka air akibat eksploitasi jaringan utama pada
tinggi muka air parsial (sebagian).
Longaran untuk variasi muka air h ditetapkan 0,18h100 (0,18 x kedalaman air rencana);
0,82h100 perkiraan pada 70 persen dari Qrencana.

2.4.2.2.Kemiringan Memanjang
Kemiringan memanjang ditentukan terutama oleh keadaan topografi, kemiringan akan
sebanyak mungkin mengikuti garis muka tanah pada trase yang dipilih. Kemiringan memanjang
saluran mempunyai harga maksimum dan minimum.usaha pencegahan terjadinya sedimentasi
memerlukan kemiringan memanjang yang minimum. Untuk mencegah terjadinya erosi,
kecepatan maksimum harus dibatasi.
a. kemiringan minimum
b. kemiringan maksimum
c. perencanaan kemiringan maksimum

2.5. Bangunan Pengukur Debit


Alat pengukur debit yang sering di gunakan pada saluran irigasi, antara lain :
2.5.1. Alat Ukur Debit Ambang Lebar ( Drempel ).
Alat ukur ini merupakan banguna pengukur aliran atas, pola aliran pada alat ukur debit
ambang lebar dapat di selesaikan dengan teori hidrolika sederhana, sehingga mudah dalam
perencanaan dan mudah dalam pelaksanaan
Perencanaan hidrolik : alat ukur debit ambang lebar dikonstruksidi bagian balakang pintu
pengatur. Persamaan debit aliran di atas ambang lebar dirumuskan sbb :
Q = 1.705 . b . h3/2
dimana :
Q=

debit, m3/dt

b = lebar ambang, m
[21]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

h = tinggi limpahan, m

2.5.2. Alat Ukur Debit Romijn.


Alat ukur ini merupakan alat ukur ambang lebar yang dapat di gerakkan naik dan turun untuk
mengatur dan mengukur aliran di atas ambang agar dapat mengatur dan mengukur. Alat ukur
romijn di gabung dengan pintu sorong dan di hubungkan dengan alat pengangkat.
Persamaan debit aliran di atas romijn dirumuskan sbb :
Q : 1.705 . b . h3/2
dimana :
Q=

debit, m3/dt

B=

lebar ambang, m
ukuran b : 0.5, 0.6, 0.75, 1.00, 1.5

h=

tinggi air, m

2.5.3. Alat Ukur Debit Van Der Gruyter.


Alat ukur debit ini digunakan dengan mengguankan pintu sorong, sehingga dapat mengukur
dan mengatur aliran air. Alat ukur ini juga merupakan banguna pengukur tipe aliran bawah.
Perencanaan hidrolik van der gruyter di rumuskan sbb :
Q : Cd . b . w .
dimana :
Q =

debit. M3/dt

Cd =

koefisien debit, Cd = 0,94

lebar pintu ukur, m

w = tinggi bukaan pintu ukur, m


g

= percepatan gravitasi
[22]

2.g.(h1-w)

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

h1 = tinggi air di atas ambang, m


-

Bangunan pengatur muka air pintu aliran bawah pintu sorong.

Banguna pengatur muka air denga pintu sorong di pergunakan secara luas di
Indonesia.

Rumus hidrolik aliran air di bawah pintu sorong, sbb :


Q:K..a.b.

2 . g . h1

di mana :
Q : debit, m3/dt
K : koefisien debit aliran tenggelam
: koefisien debit
a

: tinggi bukaan pintu, m

: lebar pintu, m

: percepatan gravitasi

h1 : kedalaman air di hulu di atas ambang

2.6. Bangunan Bagi Dan Sadap


2.6.1. Bangunan Sadap Tersier
Bangunan sadap ini merupakan penyadapan dari saluran primer atau saluran sekunder, untuk
memberi air pada petak tersier. Berdasarkan criteria teknik, luas petak tersier yang baik antara 50
100 dan maksimum 150 Ha. Sehingga kapasitas bangunpintu sadap di rencanakan untuk debit
antara 50 l/dt 250 l/dt.
2.6.2. Bangunan Sadap Sekunder
Bangunan sadap ini merupakan fasilitas penyadapan dari saluran primer atau sekunder, untuk
memberi air dalam 1 petak sekunder.
Petak sekunder terdiri dari 2 atau lebih petak tersier dengan luasan lebih dari 150 Ha.
Kapasitas debit lebih besar dari 250 l/dt.

[23]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Bangunan sadap sekunder secara teknis dilengkapi dengan pintu pengatur dabit aliran /
penyadapan.

2.6.3. Bangunan Bagi Sadap


Bangunan bagi sadap berfungsi membagi air dari saluran primeratau saluran sekunder
menjadi beberapa saluran sekunder sekaligus untuk penyadapan ke petak tersier.
Untuk memenuhi fungsinya, bangunan bagi sadap dilengapi dengan pintu pengatur dan alat
ukur debit. Prinsip prinsip perencanaannya sama dengan bangunan sadap.

2.7. Bangunan Pelengkap Saluran Pembawa


Pada jaringan irigasi selain bangunan sadapa dan banuna bagi sadap, terdapat bangunan
pelengkap yang berfungsi menunjang kegiatan operasi dan pemeliharaan, setelah jaringan irgasi
selesai dibangun dan selesai di operasikan, macam macam saluran pembawa :

2.7.1. Bangunan GorongGorong


GorongGorong adalah bangunan yang berfungsi membawa aliran air melewati bawah jalan.
Goronggorong di desain dengan luas penampang basah lebih kecil dari pada luas penampang
basah saluran di bagian hulu dan bagian hilir, sehingga kecepatan aliran di dalam goronggorong
di rencanakan lebih tinggi dari pada di bagian hulu dan hilir.
Perencanaan hidrolik :
-

Kecepatan aliran rencana


kecepatan di rencanakan di dalam gorong gorong irigasi di ambil 1.50 2.00 m/dt

Kehilangan energi
kehilangan tinggi energi untuk gorong gorong pendek ( l < 20 m ), di rumuskan :
Q=.A.

Dimana :
Q=

debit rencana, m3/dt


[24]

2.g.z

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

koefisien debit

A=

luas penampang, m2

g =

percepatan gravitasi

z =

kehilangan tinggi energi, m

kehilangan tinggi energiuntuk gorong gorong panjang ( L >n 20 m ), di rumuskan :


H

=Hmasuk

+ Hf

Hmasuk = m x

Hf

= cf x

Hk

=kx

dimana :
M=

koefisien kehilangna energi masuk

Va =

kecepatan aliran dalam gorong gorong, m/dt

V=

kecepatan a;iran di saluran, m/dt

Cf =

koefisien kekasaran

K=

koefisien kekasaran striker

L=

panjang gorong gorong, m

R=

jari jario hidrolik

K=

koefisien kehilangan energi keluar

G=

percepatan gravitasi.

[25]

+ Hkeluar

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

2.7.2. Bangunan Sipon


Sipon adalah saluran yang membawa air melewati bawah saluran lainnya (biasanya
pembuang) atau jalan pada sipon air mengalir karena tekanan
2.7.2.1.Kehilangan Tinggi Energi
Kehilangan tinggi energi pada sipon terdiri dari
-

Kehilangan masuk

Kehilangan akibat gesekan

Kehilangan pada siku

Kehilangan keluar

2.7.2.2.Kisi-kisi Penyaring
Kisi-kisi penyaring harus dipasang pada bukaan/lubang masukan bangunan dimana bendabenda yang menyumbat menimbulkan akibat-akibat yang serius, misalnya pada sipon dan
gorong-gorong yang panjang.
Kisi-kisi penyaring dibuat dari jeruji-jeruji baja dan mencakup seluruh bukaan. Jeruji tegak
dipilih karena gar bisa dibersihkan dengan penggaruk.
Kehilangan tinggi energi pada kisi-kisi penyaring dihitung dengan:
4

v
s3
hf c
dan c sin
2.g
b
2

dimana:
hf =

kehilangan tinggi energi, m

v=

kecepatan melalui kisi-kisi, m/detik

g=

percepatan grafitasi, m/detik2 (9.8)

c=

koefisien berdasarkan:
= factor bentuk (2,4 untuk segi empat, dan 1.8 untuk jeruji bulat)
s = tebal jeruji, m
b = jarak bersih antar jeruji, m
[26]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

= sudut kemiringan dari bidang horizontal.

2.7.3. Bangunan Terjun


Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam
daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan semacam ini mempunyai
empat bagian fungsional, masing-masing memiliki sifat-sifat perencanaan yang khas.
Perencaanaan hidrolis bangunan dipengaruhi oleh besaran-besaran berikut.
H1 = tinggi energi dimuka ambang, m
H = perubahan tinggi energi pada bangunan, m
Hd = tinggi energi hilir pada kolam olak, m
q

= debit persatuan lebar ambang, m3/detik

= percepatan grafitasi, m/detik2 (9.8)

= tinggi ambang pada ujung kolam olak, m

besaran-besaran ini dapat digabung untuk membuat perkiraan awal tinggi bangunan terjun:
Z = (H+Hd)-H1
Untuk perkiraan awal hd, boleh diandaikan bahwa:
Hd 1,67 H1

Kemudian kecepatan aliran pada potongan U dapat diperkirakan dengan:

vu 2gZ
Dan selanjutnya
yu

q
vu

[27]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Aliran pada potongan U kemudian dapat dibedakan sifatnya dengan bilangan froude tak
berdimensi:

FRu

[28]

vu
gyu

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN

Diagram Pola Tanam

Sep
1

Okt
1

Nov

Des

Jan
1

JAGUNG

Feb
1

Mar

Menentukan Nilai NFR


September Periode I
Eto

= 5,20 mm / hari ( data )

Re

= 3,55 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 5,20 x 0,87
= 4,524 mm / hari
= Cu + WLR + P Re
= 4,524 + 0 + 0 3,55
= 0,974 mm/ hari
=0,974/ 8,64
= 0,113 lt/dt/ha

September Periode 2
Eto

= 5,20 mm / hari ( data )

Re

= 4,59 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 5,20 x 1,01
= 5,252 mm / hari

NFR

Mei

Juni

PADI II

PADI I

NFR

Apr

= Cu + WLR + P Re
= 5,252+ 0 + 0 4,59
= 0,662 mm / hari
= 0,662/ 8,64
= 0,077 lt/dt/ha

[29]

Juli
1

Ags
1

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Oktober Periode 1
Eto

= 4,20 mm / hari ( data )

Re

= 1,95 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 4,20 x 1,01
= 4,242 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 2,292 + 0 + 0 1,95
=2,292mm / hari
= 2,292/ 8,64
= 0,0265 lt/dt/ha

Oktober Periode 2
Eto = 4,20 mm / hari ( data )
Re = 6,21 mm / hari ( data )
Cu = ETo x crt
= 4,20 x 0,99
= 4, 158 mm / hari
NFR= Cu + WLR + P Re
= 4,158 + 0 + 0 6,21
= 2,052 mm / hari
= -2,052 / 8,64
= 0lt/dt/ha

[30]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

November Periode 1
Eto

= 4,40 mm / hari ( data )

Re

= 4,29 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 4,40 x 0,95
= 4, 180 mm / hari

NFR= Cu + WLR + P Re
= 4,180 + 0 + 0 4,29
= -0,11 mm / hari
= 0 lt/dt/ha
November Periode 2
ETo

= 4,40 mm / hari ( data )

= 3,00 mm / hari ( data )

Re

= 0,80 mm / hari ( data )

= 30 hari

= 300 mm

= ( 1,1 x ETo ) + P
= ( 1,1 x 4,40 ) + 3,00
= 7,84 mm / hari

=
=
= 0,784 mm / hari

IR

=
=
= 14,43

NFR

= IR - Re
= 14,43 0,80
= 13,63 mm / hari
=
= 1,58 liter / detik / ha

[31]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Desember Periode 1
ETo

= 4,50 mm / hari ( data )

= 3,00 mm / hari ( data )

Re

= 2,49 mm / hari ( data )

= 30 hari

= 300 mm

= ( 1,1 x ETo ) + P
= ( 1,1 x 4,50 ) + 3,00
= 7,95 mm / hari

=
=
= 0,795 mm / hari

IR

=
=
= 14,50

NFR

= IR - Re
= 14,50 2,49
= 12,01 mm / hari
=
= 1,39 liter / detik / ha

Desember Periode 2
ETo

= 4,50 mm / hari ( data )

= 3,00 mm / hari ( data )

Re

= 0,84 mm / hari ( data )

= 30 hari

= 300 mm

= ( 1,1 x ETo ) + P
= ( 1,1 x 4,50 ) + 3,00
= 7,95 mm / hari

[32]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

=
= 0,795 mm / hari
IR

=
=
= 14,50

NFR

= IR - Re
= 14,50 0,84
= 13,66 mm / hari
=
= 1,5,81 liter / detik / ha

Januari Periode 1
ETo

= 4,40 mm / hari ( data )

= 3,00 mm / hari ( data )

Re

= 1,49 mm / hari ( data )

= 30 hari

= 300 mm

= ( 1,1 x ETo ) + P
= ( 1,1 x 4,40 ) + 3,00
= 7,84 mm / hari

=
=
= 0,784 mm / hari

IR

=
=
= 14,43

NFR

= IR - Re
= 14,43 1,49
= 13,66 mm / hari
=
[33]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

= 1,498 liter / detik / ha


Januari Periode 2
Eto

= 4,40 mm / hari ( data )

Re

= 1,03 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 4,40 x 1,08
= 4,75 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 4,75 + 1,1 + 0 1,03
= 4,822 mm / hari
=
= 0,558 liter / detik / ha

Februari Periode 1
Eto

= 4,30 mm / hari ( data )

Re

= 0,49 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 4,30 x 1,07
= 4,601 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 4,601 + 2,2 + 0 0,49
= 6,311 mm / hari
=
= 0,730 liter / detik / ha

Februari Periode 2
Eto

= 4,30 mm / hari ( data )

Re

= 0,96 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 4,30 x 1,02
= 4,386 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 4,386 + 1,10 + 0 0,96
[34]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

= 4,526 mm / hari
=
= 0,524 liter / detik / ha
Maret Periode 1
Eto

= 4,00 mm / hari ( data )

Re

= 1,77 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 4,00 x 0,67
= 2,68 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 2,68 + 1,10 + 0 1,77
= 2,01 mm / hari
=
= 0,233 liter / detik / ha

Maret Periode 2
ETo

= 4,00 mm / hari ( data )

= 3,00 mm / hari ( data )

Re

= 1,96 mm / hari ( data )

= 30 hari

= 300 mm

= ( 1,1 x ETo ) + P
= ( 1,1 x 4,00 ) + 3,00
= 7,4 mm / hari

=
=
= 0,74 mm / hari

IR

=
=
= 14,15

NFR

= IR - Re
[35]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

= 14,15 1,96
= 12,19 mm / hari
=
= 1,411 liter / detik / ha
April Periode 1
Eto

= 3,60 mm / hari ( data )

= 3,00 mm / hari ( data )

Re

= 1,87 mm / hari ( data )

= 30 hari

= 300

= (1,1ETo) + p
= (1,1 x 3,60) + 3
= 6,96 mm/ hari

IR

6,969
=

NFR = IR Re

= 13,88
= 13,88 1,87
= 12,01 mm/ hari
= 12,01/ 8,64
= 1,390 lt/dt/ha

April Periode 2
Eto

= 3,60 mm / hari ( data )

= 3,00 mm / hari ( data )

Re

= 0,55 mm/ hari

= 30 hari

= 300 mm

= (1,1ETo ) + p
= (1,1 x 3,60) + 3
= 6,96 mm/ hari

IR

6,969
=

= 13,88
[36]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

NFR = IR Re

= 13,88 0,55
= 13,33 mm/ hari
= 13,33/ 8,64
= 1,543 lt/dt/ha

Mei Periode 1
Eto

= 4,10 mm / hari ( data )

= 3,00 mm / hari ( data )

Re

= 0,44 mm/ hari

= 30 hari

= 300 mm

= (1,1ETo ) + p
= (1,1 x 4,10) + 3
= 7,51 mm/ hari

IR

0,751
=

NFR = IR Re

= 14,22
= 14,22 0,44
= 13,78 mm/ hari
= 13,78/ 8,64
= 1,60 lt/dt/ha > nilai NFR yang dipakai dalam perhitungan
dimensi saluran.

Mei Periode 2
Eto

= 4,10 mm / hari ( data )

Re

= 0,54 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 4,10 x 1,08
= 4,428 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 4,428+ 1,1 + 0 0,54
= 4,988 mm / hari
= 4,988/ 8,64
= 0,577 lt/dt/ha

Juni Periode 1
[37]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Eto

= 4,90 mm / hari ( data )

Re

= 0,35 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 4,90 x 1,07
= 5,243 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 5,423 + 2,2 + 0 0,35
= 7,093 mm / hari
= 7,093/ 8,64
= 0,821 lt/dt/ha

Juni Periode 2
Eto

= 4,90 mm / hari ( data )

Re

= 0,14 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 4,90 x 1,02
= 4,998 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 4,998 + 1,1 + 0 0,14
= 5,958 mm / hari
= 5,958 / 8,64
= 0,690 lt/dt/ha

Juli Periode 1
Eto

= 5,40 mm / hari ( data )

Re

= 0,21 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 5,40 x 0,67
= 3,618 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 3,618 + 1,1 + 0 0,21
= 4,508 mm / hari
= 4,508/ 8,64
= 0,522 lt/dt/ha

[38]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Juli Periode 2
Eto

= 5,40 mm / hari ( data )

Re

= 1,08 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 5,40 x 0,48
= 2,592 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 2,952+ 0 + 0 1,08
= 1,512 mm / hari
= 1,512/ 8,64
= 0,175 lt/dt/ha

Agustus Periode 1
Eto

= 5,90 mm / hari ( data )

Re

= 1,74 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 5,90 x 0,36
= 2,124 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 2,124+ 0 + 0 1,74
= 0,384 mm / hari
= 0,384/ 8,64
= 0,044 lt/dt/ha

Agustus Periode 2
Eto

= 5,90 mm / hari ( data )

Re

= 2,20 mm / hari ( data )

Cu

= ETo x crt
= 5,90 x 0,68
= 4,012 mm / hari

NFR

= Cu + WLR + P Re
= 4,012 + 0 + 0 2,20
= 1,812 mm / hari
= 1,812 /8,64
=0,210 lt/dt/ha
TABEL
[39]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

KEBUTUHAN AIR NETTO ( NFR )


ETo

Re

WLR

mm / hr

mm / hr

mm / hr

mm / hr

5,20

3,55

1,05

0,96

0,59

5,20

4,59

1,02

1,05

4,20

1,95

0,95

4,20

6,21

4,40

4,29

4,40

3,00

4,50

Bulan
Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

Juli

Ags

C1

C2

C3

crt

Cu

NFR

mm / hr

mm / hr

lt/detik/ha

0,87

4,51

0,96

0,11

0,96

1,01

5,25

0,66

0,08

1,02

1,05

1,01

4,23

2,28

0,26

0,95

1,02

0,00

0,00

0,00

0,95

0,00

0,00

0,00

0,80

LP

LP

0,00

13,63

1,58

3,00

2,49

LP

LP

LP

0,00

12,01

1,39

4,50

3,00

0,84

1,10

LP

LP

LP

0,00

13,66

1,58

4,40

3,00

1,49

1,1

1,10

1,10

LP

LP

0,00

12,94

1,50

4,40

3,00

1,03

1,1

1,05

1,10

1,10

1,08

4,77

3,74

0,43

4,30

3,00

0,49

2,2

1,05

1,05

1,10

1,07

4,59

4,10

0,47

4,30

3,00

0,96

1,1

0,95

1,05

1,05

1,02

4,37

3,41

0,39

4,00

3,00

1,77

1,1

0,00

0,95

1,05

0,67

2,67

0,90

0,10

4,00

3,00

1,96

LP

0,00

0,95

LP

0,00

12,19

1,41

3,60

3,00

1,87

LP

LP

0,00

LP

0,00

12,01

1,39

3,60

3,00

0,55

1,10

LP

LP

LP

0,00

13,33

1,54

4,10

3,00

0,44

1,1

1,10

1,10

LP

LP

0,00

13,78

1,60

4,10

3,00

0,54

1,1

1,05

1,10

1,10

1,08

4,44

3,90

0,45

4,90

3,00

0,35

2,2

1,05

1,05

1,10

1,07

5,23

4,88

0,56

4,90

3,00

0,14

1,1

0,95

1,05

1,05

1,02

4,98

4,84

0,56

5,40

3,00

0,21

1,1

0,00

0,95

1,05

0,67

3,60

3,39

0,39

5,40

1,08

0,50

0,00

0,95

0,48

2,61

1,53

0,18

5,90

1,74

0,59

0,50

0,00

0,36

2,14

0,40

0,05

5,90

2,20

0,96

0,59

0,50

0,68

4,03

1,83

0,21

[40]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

PERHITUNGAN PERENCANAAN IRIGASI


Contoh Perhitungan Saluran Pembawa TersierM (Bs ka 1)
Diketahui

NFR

= 1,60liter/detik/ha

= 95,29 ha

et

= 0,80

es

= 0,9

Qt

=
= 190,58 lt/ dt
= 0,191m/dt

Dengan

Qt

= 0,196 m3/dt maka, di dapat data sebagai berikut:

=1

=1

= 35

= 0,4 m

we

= 0,2 m

= 0,003

=h.n=h

= ( b + m . h) h

=(b+1.h)h

= 2h2

= b + 2h

= b + 2h

= 3,83 h

= 0,52 h

= K . R 2/3 . I1/2

Qt

=AxV

= 35 . 0,52 h2/3. 0,0031/2 = 0,99 h2/3

[41]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

0,191 = 2h2 x 0,99 h2/3


0,191 = 1,98 h4/3
H8/3

= 0,096

= 0,415 m

< 0,75 m
aman..

0,425 < 0,75 m

Contoh Perhitungan Saluran Pembawa Sekunder 1


Diketahui

: NFR = 1,60 lt/dt/ha


A
es
et

= 1713.15 HA
= 0,9
= 0,8

Penyelesaian :

Qs

=
=
= 3807 liter/detik = 3,807 m3/detik

Dari Tabel didapat :


m

= 1,5

,k

= 60 (pasangan batu kali)

= 2,5

,I

= 0,0004

Luas Penampang Saluran :


A

=(b+m.h).h

b=n.h

=(n.h+m.h).h
= ( 2,5 . h + 1,5 . h ) . h
= 4,0 . h2

Keliling Basah Saluran :


P

=b+(2.h

)
[42]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

=(n.h)+(2.h

= ( 2,5 . h ) + ( 2 . h

= 6,11 . h

Jari jari saluran :


R

A
P

=
= 0,656 . h

Kecepatan, asumsi nilai ( I = 0,0006 )


V

= k . R2/3 . I1/2
= 60 . 0,6562/3 . 0,00041/2
= 0,787 . h2/3

Maka,

Qs

=A.V

4,283 = 4,0 h2 . 0,792 h2/3


4,283 = 3,168 h8/3
h8/3

= 1,352

= 1,119 m

=n.h

< 1,5

1,119 < 1,5 aman..

= 2,5 x h

= 4,0 . h2

= 2,5 x 1,119m

= 2,797 m

= 4,0 . 1,1192 m
= 5,009 m2

= 6,11 . h
= 6,11 . 1,119 m
= 6,837 m

= 0,787. h2/3

= 0,787 . 1,1192/3

= 0,848

0,848 < 2m/dt aman.

< 2m/dt
[43]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Contoh Perhitungan Saluran Pembawa Primer


Diketahui

: NFR = 1,60 liter/detik/ha


et

= 0,8

es

= 0,9

ep

= 0,9

= 12007,95 ha

Penyelesaian :

=
=
= 29649,26 liter/detik = 29,649 m3/detik

Dari Tabel didapat :


m

= 1,5

,k

= 60

= 5,0

,I

= 0,0001

Luas Penampang Saluran :


A

=(b+m.h).h

b=n.h

=(n.h+m.h).h
= ( 5,0 . h + 1,5 . h ) . h
= 6,5 h2

Keliling Basah Saluran :


P

=b+(2.h
=(n.h)+(2.h
=(5.h)+ (2.h

)
)
)

= 8,605. H

Jari jari saluran :

[44]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

A
P

=
= 0,755 . h

Kecepatan, asumsi nilai ( I = 0,0001 )


V

= k . R2/3 . S1/2
= 60 .0,7552/3 . 0,00011/2
= 0,453 . h2/3

Maka,

=A.V

=> Q = 29,469m3/detik

29,469 = 6,5 h2 .0,453 h2/3


29,469 = 2,9468/3

h8/3

= 8,864

= 1,786 m

1,786 < 2 aman.

=n.h

<2

= 5,0 . 1,786 m = 8,93 m

= 6,5 . h2
= 6,5 . 1,7862 m
= 20,734 m

= 8,605 . h
= 8,605 . 1,786 m
= 15,368 m

=0,453 . h2/3
V

=0,453 x 1,7862/3

< 2m/dt

0,667 < 2m/dt aman..

[45]

= 0,667

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

PERENCANAAN BANGUNAN SADAP

Dimensi Saluran Pembawa Sekunder ( BBSKK 6 )


Q = 0,998 m3 / detik
A = 398,66 ha
b = 1,392 m
h = 0,696 m
w = 0,50 m
V = 0,69 m / detik
Dimensi Saluran Pembawa Tersier ( Ter15 kk ka1 )
Q = 0,191 m3 / detik
A = 95,28 ha
b = 0,382 m
h = 0,382 m
w = 0,4 m
V = 0,654 m / detik

[46]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Dimensi Saluran Pembawa Tersier ( Ter 15 kk Ki 1 )


Q = 0,137 m3 / detik
A = 68,61 ha
b = 0,337 m
h = 0,337 m
w = 0,4 m
V = 0,603 m / detik

PERENCANAAN PINTU PENGATUR MUKA AIR( pintu sorong )


Contoh perencanaan pintu :
Perencanaan pintu pengatur muka air BBSKK6
Q = 0,998 m3 / detik
A = 398,66 ha
b = 1,392 m
h = 0,696 m
w = 0,5 m
V = 0,69 m / detik

=(k.).a.b.

0,998 m3 / detik

= 0,6 . a . 1,392 m .

0,998 m3 / detik

= 3,07 m . a

= 0,325 m

= 32,5 cm = 33 cm

Perencanaan pintu pengatur muka air Ter Ter15 kk ka1


Q = 0,191 m3 / detik
A = 95,28 ha
b = 0,382 m
h = 0,382 m
w = 0,4 m
V = 0,654 m / detik

[47]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

=(k.).a.b.

0,191 m3 / detik

= 0,35 . a . 0,382 m .

0,191 m3 / detik

= 0,366 m . a

= 0,44 m

= 43,98 cm = 44 cm

Perencanaan pintu pengatur muka air Ter 15 kk Ki 1


Q = 0,137 m3 / detik
A = 68,61 ha
b = 0,337 m
h = 0,337 m
w = 0,4 m
V = 0,603 m / detik
Q

=(k.).a.b.

0,134 m3 / detik

= 0,35 . a . 0,337 m .

0,134 m3 / detik

= 0,303 m . a

= 0,44 m

= 44,18 cm = 45 cm

[48]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

PERENCANAAN GORONG GORONG

Elevasi Hulu BBSKK4


Elevasi Tanggul

= +93,03

Elevasi MA

= +92,51

Elevasi MAT

= +92,50

Elevasi Dasar Sal.

= +91,70

Dimensi
Q

= 1,677 m3/detik

= 0,78 m/detik

= 1,688 m

= 0,844 m

= 0,0004

= 1,0

= 2,0

= 0,50 m
[49]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Elevasi Hilir BBSKK5a


Elevasi Tanggul

= +92,72

Elevasi MA

= +92,20

Elevasi MAT

= +90,90

Elevasi Dasar Sal.

= +90,00

Elevasi Pada BBS5


El.Muka Tanah Asli = +90,90+

363
( 92,50 90,90)
762

=+91,70
Elevasi pada bangunan gorong gorong BBS5a
El. Muka Air

= +92,51 + ( 0,0004 x 363 )


= +92,66

El. Dasar Saluran

= +91,70 - h
= +91,70 0,844
= +90,856

El. Tanggul

= El. Muka air + w


= +92,66 + 0,50
= +93,16

Elevasi pada bangunan gorong gorong BBS5b


El. Muka Air

= +92,20 + ( 0,0004 x 363 )


= +92,35

El. Dasar Saluran

= +90,00 - h
= +90,00 0,844
= +89,16

El. Tanggul

= El. Muka air + w


= +92,35 + 0,50
= +92,85

Kelas jalan II dengan lebar lajur ideal 3.5 m sehingga lebar jalan = 7 m

[50]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Analisa Perhitungan
1. Kecepatan rencana ditetapkan 1,50 m/dt 2,00 m/detik
Direncankan Va = 1,50 m/detik
Dimana:
Q

= A x Va

= Q / Va
=

1,677 m 3 / dt
1,50

= 1,118 m2
2. Jika direncanakan bentuk penampang lingkaran
1
= 4 d2

1
d2
4

1,118 m2

d2

= 1,424

= 1,193 m

3. Kehilangan Energi
Va

= 1,50 m/detik

= 0,78 m/detik

h masuk

= m

= 0,1

(Va V ) 2
2g
(1,50 0,78 ) 2
2(9,81)

= 0,003 m
hf

= 0,005 (L + 0,5 . d)
= 0,005 (7 + 0,5 x 1,193)
[51]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

= 0,038 m
h masuk

= k1

(Va V ) 2
2g

= 0,2

(1,50 0,78 ) 2
2(9,81)

= 0,006 m
h

= hm + hk + hf
= 0,003 + 0,006 + 0,038
= 0,047 m

[52]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

PERENCANAAN SIPON

Elevasi Hulu BBSKK5


Elevasi Tanggul

= +91,20

Elevasi MA

= +90,70

Elevasi MAT

= +90,90

Elevasi Dasar Sal.

= +90,00

Dimensi
Q

= 1,542 m3/detik

= 0,77 m/detik

= 1,639 m

= 0,819 m

= 0,0004

= 1,0

= 2,0

= 0,5 m
[53]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Elevasi Hilir BBSKK6


Elevasi Tanggul

= +90,90

Elevasi MA

= +90,40

Elevasi MAT

= +88,50

Elevasi Dasar Sal.

= +89,70

Elevasi Pada BBSKK6


El.Muka Tanah Asli = +88,50+

100
( 90,90 88,50)
660

=+88,86
Perhitungan elevasi pada bangunan sipon bbskk6a hulu:
Elevasi tanggul

= + 91,20 (0,0004 x 565)

= +90,974

Elevasi muka air

= + 90,70 (0,0004 x 565)

= +90,474

Elevasi dasar saluran

= + 90,00 (0,0004 x 565)

= +89,774

Perhitungan elevasi pada bangunan sipon bbskk6b hilir:


elevasi tanggul

= +90,90 (0,0004 x 95)

= +90,862

elevasi muka air

= +90,40 (0,0004 x 95)

= +90,362

elevasi dsar saluran

= +89,70 (0,0004 x 95)

= +89,662

Analisa Perhitungan
3. Kecepatan rencana ditetapkan 1,50 m/dt 3,00 m/detik
Direncankan Va = 2,00 m/detik
Dimana:
Q

= A x Va

= Q / Va
=

1,542 m 3 / dt
2,00

= 0.771m2

4. Jika direncanakan bentuk penampang persegi

=nxh

n = 1,8

=2x h
[54]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

=bxh

0,771 m2 = 1,8 h x h
h2

= 0,428

= 0,36 m = 0,4 m

Maka ;
b

= 1,8 x 0,36
= 0,564m = 0,6 m

5. Kehilangan Energi
Va

= 2,00 m/detik

= 0,77 m/detik

h masuk

= m

(Va V ) 2
2g

= 0,5

(2,00 0,77 ) 2
2(9,81)

= 0,018m
h keluwar

= k

= 1,0

(Va V ) 2
2g
( 2,00 0,77 ) 2
2(9,81)

= 0,037m
hf
dimana :

(Va ) 2 xL
C 2 xR

P = b + 2.h
= 1,639+ (2 x 0,36)
= 2,977 m
[55]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

= bxh
= 1,639 x 0,36
= 0,590 m2

= A/P
= 0,590 / 2,977
= 0,198 m

= K x R1/6
= 60x (0,198)1/6
= 45,81

hf (gesekan)

(Va ) 2 xL
C 2 xR

( 2) 2 x10
( 45 ,81) 2 x 0,198

4x10
415 ,51

= 0,096 m
hs (saringan)
C

s = 8 mm jeruji

= [ s/b] 4/3 .sin

b = 5 cm jarak antara jeruji

= 2,4 [

]4/3 . sin 45

= sudut kemiringan dari bidang

= 0,0007

horizontal saringan

hs(saringan)

= bentuk jeruji bulat

=0,007

= 0,000021

harga kb dr kp -4 hal 256 tabel 5.2

[56]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

hb(belokan)

= kbx

= 0,4 x
= 0,081m
h

= hmasuk+ hkeluar+ hf (gesekan) + hb(belokan)


= 0,018 + 0,037 + 0,07 + 0,000021 + 0,081
= 0,206 m

[57]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

BANGUNAN TERJUN

HULU bbskk4 :
Elevasi Tanggul

= +93,03

Elevasi Muka Air

= +92,51

Elevasi Muka Tanah Asli

= +92,50

Elevasi Dasar Saluran

= +91,70

Databbskk5 :
Q = 1,5416 m

V = 0,77 m

b = 1,639 m

w = 0,5 m

h = 0,816 m

I = 0,0004

[58]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

HULU bbskk5 :
Elevasi Tanggul

= +92,72

Elevasi Muka Air

= +92,20

Elevasi Muka Tanah Asli

= +90,90

Elevasi Dasar Saluran

= +91,40

Perhitungan Elevasi pada Bangunan Terjun bbskk 5 :


Elevasi Muka Tanah Asli

= +92,90+

363
( +92,20 - +90,90 )
726

= + 93,55
Perhitungan Elevasi pada Bangunan Terjun bbskk4 atas :
Elevasi Tanggul

= +93,03 ( 0,0004 x 363 ) = +92,89

Elevasi Muka Air

= +92,51 ( 0,0004 x 363 ) = +92,36

Elevasi Dasar Saluran = +91,70 ( 0,0004 x 363 ) = +92,15


Perhitungan Elevasi pada Bangunan Terjun bbskk 5 bawah :
Elevasi Tanggul

= +92,72 ( 0,0004 x 363 ) = +92,57

Elevasi Muka Air

= +92,20 ( 0,0004 x 363 ) = +91,55

Elevasi Dasar Saluran

= +91,40 ( 0,0004 x 363 ) = +91,25

Hd = 1,67 x h

B = 80% x b

q=

Q
B

1,542
1,31

= 1,67 x 0,816

= 80% x 1,639

= 1,36 m

= 1,31 m

= 1,18 m2/dt

[59]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Perkiraan Awal Tinggi Bangunan Terjun :


Z = ( H + Hd ) h
= ( 0,5 + 1,36 ) 0,816
= 1,044 m
Kecepatan Aliran dapat diperkirakan dengan :
Vu

=
=
= 4,526 m / detik

Dan Selanjutnya :
Yu

q
Vu

1,18
4,526

= 0,26 m
Aliran pada potongan U kemudian dapat dibedakan sifatnya dengan bilangan Froude tak
berdimensi :
FRu

=
=

= 2,85
Untuk Mencari Yd dan lp dapat dilihat dari gambar 5.15 halaman 278 Kp-04 dengan FRu = 3,11
, didapat :
Lp

= 2,3

Yd

[60]

= 0,85

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

Panjang loncatan ( Lj ) :
Lj

= 5 s/d 7 loncatan air


= 6 x Yd
= 6 x 0,85
= 5,1 m

Panjang Kolam ( LB ) :
LB

= Lp + Lj
= 2,3 + 5,1
= 7,4 m

[61]

Tugas Besar Bangunan Air


Abdul rozaq / 09520056

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil perencanaan dan perhitungan system jarinan irigasi da atas, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Diagram pola tata tanam adalah : padi 1- padi 2- jagung. Awal perhitungan
dimulai yang pertama padi 1 untuk bulan januari april, setelah itu padi2 bulan
mei agustus, dan kemudian jagung pada bulan agustus November.
2. Hujan efektif (Re) bulanan paling besar adalah pada bulan maret sebesar 4,25
mm/hr.
3. Kebutuhan air bersih (NFR) paling besar adalah pada bulan mei sebesar 1,60
mm/hr.
4. Panjang total perencanaan saluran yaitu dengan menggunakan skala 1: 33000
5. Pada saluran sekunder bbskk5 memotong jalan transportasi darat, maka perlu di
bangun gorong-gorong dengan lebar jalan 7 m
6. Pada saluran sekunder bskk6 melewati jalan transportasi sarat, maka perlu
dibangun sipon dengan lebar jalan 10 m.
7. Pada saluran sekunder bbskk5 mempunyai kecepatan air cukup tinggi, maka
dibutuhkan bangunan terjunan dengan ketinggian 1m
B. Saran
Dari hasil pekerjaan mengenai perhitungan dan perencanaan system irigasi ini
diharapkan bisa menjadi ajang latihan bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang mereka
dapatkan di dalam kelas untuk dipraktekan langsung dalam keadaan yang nyata. Hal ini akan
menjadi bekal bagi para mahasiswa ketika mereka nantinya lulus dari bangku kuliah dan
menpaki dunia kerja didalam teknik sipil untuk itulah diharapkan adanya kesungguhan bagi tiaptiap mahasiswa untuk mengerjakan tugas ini secara serius, agar nanti tidak mengalami kesulitan
dikemdian hari. Selain itu peran serta dosen pembimbing sanat menentukan dalam hal ini.
Dosen pembimbing harus mampu memberikan masukan masukan kepada mahasiswa apabila
terjadi kesulitan dalam proses pengerjaan tugas ini.

[62]

Anda mungkin juga menyukai