Anda di halaman 1dari 21

3. Metode Pemberian Tugas.

a. Pengertian Metode Pemberian Tugas.


Metode pemberian tugas adalah cara
penyajian bahan pelajaran di mana guru
memberikan tugas tertentu kepada siswa
agar melakukan kegiatan belajar (di

sekolah, di rumah, di perpustakaan, di


laboratorium dan di lain-lain tempat) yang
kemudian dipertanggung jawabkan.
Tugas yang diberikan dapat berupa
memperdalam pelajaran, memperluas
wawasan, mengecek/mengevaluasi,
mengamati dan sebagainya.

b. Langkah-langkah Menggunakan Metode


Pemberian Tugas.

1) Guru menentukan materi pelajaran yang akan diberikan


kepada siswa untuk dikerjakan.
2) Guru memberikan materi pelajaran yang akan dikerjakan
siswa di sekolah/di rumah/di perpustakaan/ di laboratorium
dll.
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
tugas tersebut.
4) Guru meminta laporan pertanggungjawaban dari siswa atas
tugas yang dikerjakan oleh siswa.
5) Guru melakukan penilaian pada laporan tugas yang dibuat
oleh siswa.

c. Keunggulan Dari Metode Pemberian Tugas.

1) Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar, hasil


percobaan atau hasil penyelidikan, yang banyak berhubungan
dengan minat/bakat dan berguna untuk hidup mereka akan
lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik.
2) Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan
keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri
sendiri.
3) Tugas dapat meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru,
lebih memperdalam, memperkaya atau memperluaswawasan
tentang apa yang dipelajari.
4) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan
mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
5) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar
karena kegiatan-kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai
variasi sehingga tidak membosankan.

d. Kelemahan Dari Metode Pemberian Tugas.


1) Seringkali siswa melakukan penipuan diri di mana

mereka
hanya meniru pekerjaan orang lain, tanpa mengalami
proses
belajar.
2) Adakalanya tugas itu dilakukan oleh orang lain tanpa
pengawasan.
3) Dapat mempengaruhi ketenangan mental siswa, bila
tugas
sering diberikan dan sulit dikerjakan.
4) Siswa akan mengalami kesulitan, karena tugas yang
diberikan sifatnya umum dan tidak memperhatikan
perbedaan individual.

4. Metode Diskusi.

a. Pengertian metode diskusi.


Metode diskusi adalah salah satu cara mendidik yang

berupaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi,


baik dua orang atau lebih yang masing-masing
mengajukan argumentasinya untuk memperkuat
pendapatnya (Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry
Suktikno, 2007: 62),
lebih lanjut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry
Suktikno mengatakan bahwa tujuan dari penggunaan
metode diskusi ialah untuk memotivasi dan
menstimulasi kepada siswa agar berpikir dengan
renungan yang dalam.
Menurut Martinus Yamin (2007: 69): Metode diskusi
merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau
siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan
masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau
permasalahan tertentu.

Menurut Anissatul Mufarokah (2009: 88-89): Metode

diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran di


mana guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengadakan perbincangan ilmiah tentang
suatu topik guna mengumpulkan /mengemukakan
pendapat atau ide-ide atau bertukar pendapat dan
pikiran, membuat kesimpulan atau menyusun
berbagai alternatif pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Rini Budiharti (1998: 35-36):
Metode diskusi adalah salah satu metode belajarmengajar yang dilakukan oleh seorang guru di
sekolah.
Dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau
lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat
terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif
sebagai pendengar saja.

Tujuan penggunaan metode diskusi:


1) Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena
hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang demokratis.
Dengan demikian siswa melatih diri untuk menyatakan
pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah
bersama.
2) Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan
dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu

bergantung pada pendapat orang lain. Mungkin ada


perbedaan segi pandangan, sehingga memberi jawaban yang
berbeda. Hal ini tidak menjadi masalah, asal pendapat
tersebut logis dan mendekati kebenaran. Jadi siswa dilatih
berpikir dan memecahkan masalah sendiri.
3) Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar
berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu
masalah bersama.

Seorang pemimpin diskusi dapat beperan sebagai:


1) Pengatur lalu lintas pembicaraan.
a) Mengatur duduk siswa anggota diskusi, sehingga
masing-masing anggota diskusi duduk satu
lingkaran atau setengah lingkaran/bentuk tapal kuda.
b) Bertanya kepada anggota diskusi secara berturut-turut.
c) Menjaga agar peserta diskusi tidak berebut dalam
berbicara.
d) Mendorong peserta yang pendiam dan pemalu.
2) Benteng penangkis.
a) Mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi
bila perlu.
b) Memberi petunjuk bila mengalami hambatan.
3) Penunjuk jalan.
Memberi petunjuk umum tentang kemajuan yang
telah dicapai oleh kelompok.

Mengajar dengan metode diskusi ini berarti:


1) Kelas dibagi dalam beberapa kelompok.
2) Dapat mempertinggi partisipasi siswa secara individual.
3) Dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai
keseluruhan dan kesatuan.
4) Rasa sosial mereka dapat dikembangkan, karena bisa
saling membantu dalam memecahkan masalah,
mendorong rasa kesatuan.
5) Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan
pendapat.
6) Merupakan pendekatan yang demokratis.
7) Memperluas pandangan dan wawasan siswa.
8) Menghayati kepemimpinan bersama-sama.
9) Membantu pengembangan kepemimpinan siswa.

Metode diskusi ini digunakan oleh guru, pelatih, dan instruktur bila:
(a) Menyediakan bahan, topik, atau masalah yang akan
didiskusikan,
(b) Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan
dibahas atau memberikan studi khusus kepada siswa
sebelum menyelenggarakan diskusi.
(c) Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis
dan meringkas.
(d) Membimbing diskusi, tidak memberi ceramah.
(e) Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam
mendiskusikannya.
(f) Waspada terhadap kelompok yang tampak
kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu.
(g) Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain
(Martinus Yamin, 2007: 69).

Metode diskusi ini tepat digunakan bila:

(a) Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir


proses
belajar.
(b) Pelajaran formal atau magang.
(c) Perluasan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
(d) Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah
serta
mengambil keputusan.
(e) Membiasakan siswa berhadapan dengan berbagai
pendekatan, interpretasi dan kepribadian.
(f) Menghadapi masalah secara berkelompok.
(g) Membiasakan siswa untuk berargumentasi dan
berpikir
rasional (Martinus Yamin, 2007: 69).

b. Keunggulan dari metode diskusi.


1) Dapat mendorong partisipasi siswa secara aktif
baik sebagai partisipan, penanya, penyanggah
maupun sebagai ketua atau moderator diskusi.
2) Menimbulkan kreatifitas dalam ide, pendapat,
gagasan, prakarsa ataupun terobosan-terobosan
baru dalam pemecahan masalah.
3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan
partisipasi demokratis.
4) Melatih kestabilan emosi dengan menghargai dan
menerima pendapat orang lain dan tidak
memaksakan
kehendak sendiri sehingga tercipta take and give.
5) Keputusan yang dihasilkan kelompok akan lebih
baik
daripada berpikir sendiri.

c. Kelemahan dari metode diskusi.


1) Sulit menentukan topik masalah yang sesuai
dengan tingkat berpikir peserta didik dan yang
memiliki referensi dengan lingkungan.
2) Diskusi umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar
membaca.
3) Siswa yang pasif cenderung melepaskan tanggung
jawab.
4) Banyak waktu yang terbuang, tetapi hasilnya
tidak sesuai dengan tujuan.
5) Sukar diterapkan pada sekolah tingkat rendah
seperti sekolah dasar.

Metode Diskusi Kelompok

a. Pengertian Metode Diskusi Kelompok


Penggunaan metode diskusi kelompok dalam kerangka

pendekatan pembelajaran sebenarnya bukan saja sebagai


salah satu cara penyampaian materi pelajaran kepada
peserta didik yang bersifat problematik, tetapi juga melatih
anak dalam kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan
keterampilan berkomunikasi dan membentuk kompetensikompetensi sosial yang dibutuhkan.
Metode diskusi kelompok diartikan sebagai siasat

penyampaian bahan pengajaran yang melibatkan peserta


didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif
pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematik
yang pelaksanaannya secara kelompok. Guru, peserta
didik, dan atau kelompok peserta didik memiliki perhatian
yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam
diskusi.(Mulyani S & Johar P, 2001: 123)

b. Tujuan Menggunakan Metode Diskusi


Kelompok:
1) Untuk membuat problema itu menarik.
2) Untuk membantu peserta mengemukakan
pendapatnya.
3) Untuk mengenal dan mengolah problema.
4) Untuk menciptakan suasana yang informal.
5) Untuk memperoleh pendapat dari orang-orang

yang tidak suka berbicara.

c. Keunggulan Metode Diskusi Kelompok


1) Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
2) Merupakan pendekatan yang demokratis
3) Mendorong rasa kesatuan.
4) Memperluas pandangan.
5) Menghayati kepemimpinan bersama-sama.
6) Membantu mengembangkan kepemimpinan.

d. Kelemahan Metode Diskusi Kelompok


1) Tidak dapat dipakai pada kelompok besar.
2) Peserta mendapat informasi yang terbatas.
3) Diskusi mudah terjerumus.
4) Membutuhkan pemimpin yang terampil.
5) Mungkin dikuasai orang-orang yang suka berbicara.
6) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih
formal.(Nonoh Siti Aminah & Sumanto, 1987: 6).

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai