DASAR TEORI
oleh nilai
adsorpsi,
afinitas,
penukar
ion,
dsb.
Kromatografi
juga
dapat
Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan
dengan kromatografi kolom. Demikiann juga peralatan yang digunakan. Dalam
kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih sederhana dan hampir semua
laboratorium melaksanakan metode ini. Kromatografi lapis tipis (KLT) fase diamnya
berupa lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh
lempeng kaca, pelat alumunium, atau pelat plastik.
Fase diam pada KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan diameter partikel
antara 10-30 m. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam, semakin baik kinerja
KLT dalam hal efisien dan resolusinya. Penyerap yang paling sering digunakan adalah
silica dan serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi yang utama adalah pada KLT
yaitu adsorpsi dan partisi. Untuk tujuan tertentu, penyerap atau fase diam dapat
dimodifikasi dengan cara pembaceman.
Fase gerak dari pustaka dapat ditentukan dengan uji pustaka atau dengan dicoba-coba
karena pengerjaan KLT ini cukup cepat dan mudah. Sistem yang paling sederhana ialah
campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran ini dapat diatur sedemikian rupa
sehingga pemisahan dapat terjadi dengan optimal. Dalam pembuatan dan pemilihan fase
gerak yang harus diperhatikan yaitu
merupak teknik yang sensitif; daya elusi dari pelarut itu juga harus diatur sedemikian rupa
agar harga Rf berkisar antara 0,2-0,8 yang menandakan pemisahan yang baik; polaritas
dari pelarut juga harus diperhatikan agar pemisahan terjadi dengan sempurna.
Analisis Kuantitatif
Ada 2 cara yang digunakan untuk menganalisis secara kuantitatif dengan KLT.
1.
2.
Analisis Kualitatif
Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat
digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang
mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya.
Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan
kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah.
B. PRINSIP KERJA
Pada dasarnya kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan yang didasarkan atas
distribusi difrensial komponen sampel diantara dua fase (fase gerak dan fase diam) yang
menggunakan kertas lapis tipis. Pada dasarnya kromatografi lapis tipis ini mirip dengan
kromatografi kertas. Hanya perbedaan dengan KLT dengan kromatografi kertas adalah kertas
diganti dengan lembaran kaca atau plastik yang dilapisi dengan lapisan tipis adsorben pada
proses pemisahan berlaku sebagai fasa diam.3 Pada proses pemisahan dengan menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis, terjadi hubungan kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak,
di mana ada interaksi antara permukaan fase diam dengan fungsi senyawa organik yang akan
didentifikasi yang telah berinteraksi dengan fase geraknya. Kesetimbangan ini mempunyai
beberapa faktor diantaranya sebagai berikut :
1. Kepolaran fase diam
2. Kepolaran fase gerak
3. Serta kepolaran dan ukuran molekul4
Pada prinsip kromatografi lapis tipis terjadi yang di namakan eluent. Eluent adalah
fase gerak yang berperan penting dalam pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk
melewati fase diam (adsorbent) Oleh sebab itu pemisahan komponen secara kromatografi
dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah umpan. Eluent dapat digolongkan menurut
ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan
2 Marzuki, Asnah.. Kimia Analisis Farmasi. Makassar: Dua Satu Press. 2013
3 Winarni.2007.Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. UNNES: Semarang
4 Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB. Bandung.
dalam hal ini yang banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis
silika. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar
dari ikatannya dengan alumina (gel silika).5
Fase gerak
Yang digunakan sebagai fase gerak biasanya adalah pelarut organik. Dapat digunakan satu
macam pelarut organic saja ataupun campuran. Bilamana fase gerak merupakan campuran
pelarut organik dengan air maka mekanisme pemisahan adalah partisi. Pemilihan pelarut
organic ini sangat penting karena akan menentukan keberhasilan pemisahan. Pendekatan
polaritas adalah yang paling sesuai untuk pemilihan pelarut. Senyawa polar akan lebih mudah
terelusi oleh fase gerak yang bersifat polar dari pada fase gerak yang non polar. Sebaliknya,
senyawa non polar lebih mudah terelusi oleh fase gerak non polar dari pada fase gerak yang
polar.
Sebagai fasa diam adalah KLT yng terbuuat dari serbuk halus dengan berukuran 5
sampai 50 mikrometer. Serbuk ini dapat berupa adsorben, penukar ion. Suatu pengayak
molekul dapat merupakan penyangga yang dilapisi suatu cairan.
Keuntungan dari KLT adalah :
1. Dapat menggunakan untuk sampel atau konstituen yang sangat kecil (makro
maupun mikro)
2. Cukup selektif terutama untuk senyawa-senyawa organik multi komponen
3. Proses pemisahannya dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat
4. Harga murah dan lebih sederhana6
Metode kromatografi terus perkembang dengan peralatan yang berkembang yang lebih
modern hasil yang lebih selektif, akurat, dan digunakan sampel yang sangat kecil.
Pada dasarnya prinsip kerja pada kromatografi lapis tipis sama saja dengan prinsip
kerja pada kromatografi kertas. Tetapi perbedaannya terdapat pada alatnya saja, kromatografi
kertas menggunakan kertas sebagai fasa diamnya akan tetapi pada kromatografi lapis tipis
menggunakan bahan silika gel.
C. PROSEDUR KERJA
Jika noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa san ditentukan harga Rf
nya. Rf adalah singktan dari Rato of Flow yaitu derajat retensi suatu
komponen dalam fase diam. Rf disebut juga retensi atau referensi. Rf dihitung
sebagai jarak yang ditempuh sebagai komponen yang terbagi dengan jarak yang
ditempuh oleh eluen (fasa gerak) sebagai berikut :
Jarak yang ditempu h komponen
Rf =
Jarak yangditempu h eluen
Setiap komponen mempunyai Rf sendiri-sendiri, yang dapat ditentukan
dengan menggunakan zat baku.7
D. APLIKASI KLT
Contoh penggunaan metode pemisahan secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat diterapkan
dalam menganalisis adanya senyawa paracetamol dan kafein dalam sediaan obat paten seperti
poldanmig yang beredar di pasaran apakah memenuhi persyaratan mutu obat atau tidak. Sehingga
dengan kadar yang tepat obat dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki. Setiap komponen
memiliki harga Rf sendiri-sendiri, dengan bantuan dari sinar ultraviolet maka dapat ditentukan noda
yang tidak tampak oleh kasat mata. Cara yang biasa dilakukan dengan menyemprotkan KMNO4
dalam H2SO4 yang kemudian akan berinteraksi dengan komponen-komponen sampel baik secara
kimia maupun berdasarkan kelarutan membentuk warna-warnatertentu. Noda kemudian dihitungharga
Rf-nya. Harga Rf dihitung dengan menggunakan perbandingan jarak yang ditempuh solut dengan
jarak yang ditempuh fase gerak. Nilai maksimum Rf adalah 1 dan nilai minimumnya 0. Dengan
menggunakan silika gel sebagai fase diam, harga Rf 1 menunjukkan jika senyawa tersebut sangat
nonpolar sedangkan harga Rf 0 menunjukkan bahwa senyawa tersebut sangat polar.8