Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL CARE

TINJAUAN TEORI INTRANATAL CARE


A. DEFINISI PERSALINAN
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari
tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata, 1983).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin turi) yang
dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam
Muchtar, 1998).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Waspodo, 2002).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2002).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.Kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga
menantikannya selama 9 bulan.Ketika persalinan dimulai peranan ibu adalah
untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan
untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga
memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin (Saifuddin, 2006).
Persalianan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan ( setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit
( APN, 2007).
Jadi persalinan adalah proses

B. JENIS PERSALINAN
1. Menurut cara persalinan.
a) Persalinan spontan.
Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta
tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.

b) Persalinan buatan.
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat alat atau melalui dinding
perut dengan operasi secio caesaria.
c) Persalinan anjuran
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau
pemecahan ketuban.
2. Menurut usia (tua kehamilan)
a) Abortus.
Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan
berat badan kurang dari 500 g.
b) Partus imaturus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan
berat badan antara 500 g dan 999 g.
c) Partus prematurus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan berat
badan 1000 g dan 2499 g.
d) Partus matures / aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan BB
2500 g atau lebih
e) Partus post matures / serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.
C. SEBAB SEBAB YANG MENIMBULKAN PERSALINAN.
1. Teori penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
2. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot otot rahim.
3. Teori placenta menjadi tua.

Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan


progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini
akan menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
5. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya
6. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
7. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan
ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.
D. GEJALA PERSALIANAN.
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini terjadi karena
robekan robekan kecil yang terjadi pada serviks
3. Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat pembukaan.
E. TANDA TANDA PERMULAAN PERSALINAN.
1. Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada primigravida
kepala anak pada bulan terakhir berangsur angsur turun kedalam rongga
panggul. Pada multigravida, dinding rahim dan perut sudah kendor
kekenyalannya sudah berkurang sehingga kekuatan mendesak kebawah tidak
seberapa, biasanya kepala bru turun pada permulaan persalinan.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena tertekan oleh
bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his.

5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah, kadang kadang


bercampur darah.
F. PENURUNAN KEPALA JANIN.
PERIKSA LUAR

PERIKSA DALAM

5/5

KETERANGAN
kepala diatas PAP,
mudah digerakkan
sakit

4/5

H I II

digerakkan,

bagian terbesar PAP


belum masuk panggul
bagian terbesar kepala

3/5

H II III

belum masuk panggul


bagian terbesar kepala

2/5

H III +

sudah masuk panggul


kepala didasar panggul

1/5

H III - IV
diperineum
HV

0/5
Ket :
: kepala janin
: PAP
HI

: sama dengan atas pintu panggul / PAP

H II

: sejajara dengan H I melalui pinggir bawah simpisis

H III

: sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika

HV

: sejajar dengan H I melalui ujung os coxigius

G. PROSES PERSALINAN
1. Kala I.

a) Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)
b) Terbagi menjadi 2 fase :
1) Fase laten : serviks berdilatasi kurang dari 4 cm
2) Fase aktif : serviks berdilatasi 4 9 cm, kecepatan pembukaan 1 cm
atau lebih perjam, penurunan kepala dimulai.
c) Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 15 menit dan
tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat berjalan
d) Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi
lebih kuat dan lebih lama, lendir darah bertambah banyak.
e) Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.
2. Kala II
a) Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
b) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 100 detik, datangnya tiap
2 3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai dengan
keluarnya cairan yang kekuningan secara tiba-tiba dan banyak.
c) Pasien mulai mengejan.
d) Pada akhir kala 2 sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai didasar
panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.
e) Dipuncak his, bagian terkecil dri kepala nampak dalam vulva, tetapi hilang
lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang nampak
lebih besar lagi, tetapi surut kembali kalau his terhenti. Kejadian ini disebut
kepala membuka pintu.
f) Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar dari
kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi. Pada saat ini
tonjolan tulang ubun ubun saat ini telah lahir dan sub oksiput ada dibawah
simpisis. Pada saat ini disebut kepala keluar pintu. Karena pada his
berikutnya dengan ekstensi lahirlah ubun ubun besar, dahi dn mulut pad
komisura posterior.
g) Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi putaran paksi
luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pad leher dan
dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan
cairan.

h) Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian baru depan
disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai dengan paksi
jalan lahir.
i) Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada multi kurang
lebih 20 menit.
3. Kala III
a) Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
b) Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya
memakan waktu 2 3 menit.
4. Kala IV
a. Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
H. FAKTOR FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power).
a. His (kontraksi otot rahim)
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.Pada waktu kontraksi
otot-otot

rahim

menguncup

sehingga

menjadi

tebal

dan

lebih

pendek.Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung
amnion ke arah segitiga, bawah rahim dan serviks. Sifat- sifat HIS adalah :
1) Kontraksi simetris dan terkoordinasi
2) Fundus dominan kemudian diikuti dengan relaksasi
3) Involunter, intermitten
4) Terasa sakit, kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik,
kimia dan psikis
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar tentang His :
1) Frekuensi : adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per
10 menit
2) Amplitudo/intensitas : adalah kekuatan his diukur dalam satuan
mmHg
3) Aktivitas his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur
dengan detik.
4) Durasi his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik
5) Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur dan tidak
6) Interval : adalah masa relaksasi

b. Kotraksi otot dinding perut


c. Kontraksi dengan diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. Ketegangan dan kotraksi ligamentum rotundum
e. Janin dan plasenta (Passenger)
2. Janin lahir (passage).
a. Jalan lahir keras
1) Pintu atas panggul (inlet) dibatasi oleh Linea Innominata
2) Pintu tengah panggul (midlet) dibatasi oleh Spina Ischiadica
3) Pintu bawah panggul (outlet) dibatasi oleh Symphisys dan arkus
pubis
b. Jalan lahir lunak
Jalan lahir lunak yang berperan pada persalinan adalah segmen bawah
rahim, serviks uteri dan vagina.Disamping itu otot-otot, jaringan ikat dan
ligamen yang menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan pada
persalinan.
3. Penolong.
4. Psikis ibu
I. MEKANISME PERSALINAN
Mekanisme persalinan untuk setiap persentasi :
1. Engagement
a) Diameter biparietal melewati PAP
b) Pada nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
c) Pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan
d) Kebanyakan kepala masuk panggul dengan sutura sagitalis melintang pada
PAP-flexi ringan.
2. Descent (turunnya kepala)
Terjadi selama persalinan keduanya diperlukan dan terjadi bersamaan dengan
mekanisme yang lainnya. Menurut Tiran, 2006 : 10, penurunan kepala janin
dengan metode lima jari (Perlimaan) adalah :
a) 5/5
: kepala di atas PAP dan mudah digerakkan
b) 4/5 H I-II (ST-2)
: kepala sulit digerakkan bagian terbesar kepala
belum masuk panggul.
c) 3/5 H II-III (ST-1)
d) 2/5 H III + (ST.0)
e) 1/5 H III-IV (ST + 1(2))
f) 0/5 H IV (ST + 3)
3. Fleksi

: bagian terbesar kepala belum masuk panggul.


: bagian terbesar kepala sudah masuk panggul.
: kepala di dasar panggul
: di perineum

Dengan majunya kepala maka kepala mendapat tahanan dari cervix, dinding
panggul atau dasar panggul sehingga terjadi fleksi. Keuntungan : ukuran
kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir : diameter suboccipito bregmatica
(9.5) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm).
Ukuran ukuran diameter kepala bayi yang menentukan di antaranya :
a) Suboksipito bregmatikus (+9,50 cm) : pada persalinan presentasi
belakang kepala.
b) Oksipito frontalis (+11,75 cm) : pada persalinan presentasi puncak
kepala
c) Oksipito mentalis (+13,50 cm) : pada persalinan presentasi dahi
d) Submento bregmatikus (+9,50 cm) : pada persalinan presentasi muka
e) Biparietalis (+/- 9,50 cm) : ukuran terbesar melintang dari kepala
f) Bitemporalis (+8,00 cm) : ukuran antara os temporalis kiri dan kanan
4. Putaran Paksi Dalam
a) Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
b) Merupakan usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan
lahir (bidang tengah dan PBP) meletakkan pada ukuran muka belakang
PBP
c) Terjadi bersamaan dengan majunya kepala
d) Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar
panggul.
Sebab sebab putaran paksi dalam, diantaranya :
a) Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah
dari kepala.
b) Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit
terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m.
levator ani kiri dan kanan.
c) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter
anteroposterior.
5. Extensi
a) Defleksi kepala.
b) Karena sumbu PBP mengarah ke depan ke atas.
c) Kekuatan pada kepala : mendesak ke bawah & tahanan dasar panggul
sehingga terjadi kekuatan ke arah depan atas.
d) Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai
hypomoclion maka lahir lewat perineum : occiput, muka, dagu.
6. Putaran Paksi Luar
a) Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah punggung anak,
untuk menghilangkan torsi akibat putaran paksi dalam.
b) Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang PBP.
7. Ekspulsi

a) Bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi hypomoclion untuk


kelahiran bahu belakang.
b) Bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah
dengan paksi jalan lahir.
J. KALA PERSALINAN
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). persalinan kala satu dibagi menjadi 2
fase yaitu :
a. Fase Laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
b. Fase Aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu
10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka
dari 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm), biasanya dengan
kecepatan 1 cm perjam pada primigravida atau lebih dari 1 cm hingga 2
cm perjam pada multigravida dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
1) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan
waktu 2 jam.
2) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu
2 jam.
3) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam
waktu 2 jam.
Fase fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih
pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida
dan multigravida. Pada premi osteum uteri internum akan membuka lebih
dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru kemudian osteum
uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri internum sudah
sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan dan
pendataran terjadi dalam saat yang sama.
2. Kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap


(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran. Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan
lebih lama kira-kira 2 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang
panggul sehingga terjadilah terkanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengendan. Karena tekanan pada rectum, ibu
merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.
Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh
seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 -2 jam, pada multi 1 -1
jam.Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
a. Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
c. Perineum terlihat menonjol
d. Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan
dalam yang menunjukkan :
a. Pembukaan serviks telah lengkap
b. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
3. Kala III
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2
kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 mnt seluruh plasenta terlepas, terdorong
ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 mnt
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc.
a. Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga
uterus secara tiba tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga
uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta.
Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian

dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian
bawah uterus atau bagian atas vagina.
b. Tanda tanda lepasnya plasenta
1) Perubahan ukuran dan bentuk uterus
2) Tali pusat memanjang
3) Semburan darah tiba tiba
4. Kala IV
Kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses
pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan
yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan
pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena
atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan
normal adalah 100 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap
patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh
dipindahkan kekamarnya. Observasi yang dilakukan, antara lain :
a. Tingkat kesadaran ibu
b. Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan
e. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400
500 cc
K. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kala I :
a. Minta mengosongkan kandung kemih.
b. Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh.
c. Nilai tanda tanda vital (TD, nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi
lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
2. Kala II :
a. Tekanan darah meningkat.
b. Kemungkinan terjadi distensi kandung kemih.
c. Servik dilatasi penuh (10 cm).
d. Peningkatan pengeluaran cairan amnion selam kontraksi
3. Kala III :
a. Kondisi umum ibu
Tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh), status mental
klien.
b. Inspeksi

Perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah melahirkan


plasenta.
c. Palpasi
Tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun sesudah
pengeluaran plasenta.
4. Kala IV :
a. Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilikus.
b. Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan
hanya beberapa bekuan kecil.
c. Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas.
d. Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara.
e. Payudara lunak dengan puting tegang.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE


A. PENGKAJIAN
1. Kala I
1. Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi,
interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
2. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit
dan berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink,
coklat, ruptur, keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilikus
3. Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
mengambarkan kontraksi uterus : Frekwensi, internal, intensitas, durasi,
tonus istirahat
4. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan
pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
5. Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan
bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
6. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,
letak janin, penurunan janin.
7. Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
8. Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur
membrane, cairan amnion : Warna, karakter dan jumlah
2. Kala II
a. Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi
kurang dari 100, suhu tubuh dan diaporesis
b. Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan
servik 10 cm, pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir,
cairan amnion, perineum menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan
distensi kandung kemih
c. Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,
gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu
merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-,
perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya
ingin BAB < usaha keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin

tampak di vulva, meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, kepala turun


di dasar panggul, meneran,amnesia, perasaan panas dan tegang pada
perineum, tremor, kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidakpercayaan
dan merintih.
d. Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan
janin ( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi
dan tekanan darah
e. Durasi kala II kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45 60
menit , multipara berlangsung 15 30 menit
3. Kala III
a. Aktivitas/istirahat: perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan
b. Sirkulasi
1) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian
kembali ke tingkat normal dengan cepat.
2) Hipotensi dapat terjadi sebagai respons terhadap analgesic dan
anestesi.
3) Frekuensi nadi melambat pada respons terhadap perubahan curah
jantung.
c. Makanan/cairan: kehilangan darah normal kira-kira 250-300 ml.
d. Nyeri/ketidaknyamanan: dapat menyebabkan tremor kaki/menggigil.
e. Keamanan
1) Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya
robekan atau laserasi
2) Perluasan episiotomy atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
f. Seksualitas
1) Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan
bayi.
2) Tali pusat memanjang pada muara vagina
3) Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk globular dan
meninggikan abdomen.
4. Kala IV
a. Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial, komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV
observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah
melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam
pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari
cardiovaskuler.
b. Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan
kandung kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.

c. Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika


kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan
redup

pada

perkusi.

Kateterisasi

mungkin

diperlukan

mencegah

peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak
bisa kencing
d. Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu
dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika
dilihat dicatat hasil dan bekuannya
e. Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan
perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum
f. Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas
normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan
g. Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang
didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak
nyamanannya.
B. DIAGNOSA
C. INTERVENSI

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes M. E. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi, Edisi 2.


Jakarta: EGC
Moechtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi,
Jilid I, Edisi 2. Jakarta: EGC
Saifudin A.B dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal,
Edisi I, Catatan I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sasworo Prawirohardjo

KALA II

Pembukaan
serviks 10 cm
His dan mengejan

Metabolisme

Kepala dan badan


janin turun

Lipolisis
Asam laktat
Peregangan dan
menekan safaf
Keletihan
Nyeri akut

Lahir

Pengeluaran
darah berlebihan

Trauma
jaringan
Integritas jar
terganggu

Resti kekurangan
volume cairan

Resti
infeksi

Path way

KALA I
LATEN

Estrogen
Progesteron

Rahim
Membesar
Meregang

Metabolisme

Iskemik
Otot-otot
Rahim

Asam laktat

Oksitosin
Kontraksi rahim
Nyeri akut

AKTIF

Sirkulasi
Uretro plasenta
Terganggu

TRANSISI

Uetrus
Membesar

Lipolisis
Vena kava
inferior
tertekan

Menekan
jaringan

Aliran balik
vena

Hipoksia
jaringan

Resti
penurunan
curah
jantung

Nyeri akut

Kesemutan
keletihan

Hipoksia
jaringan
Resiko cedera
pada janin

Pengeluaran
pervaginam
Resti
infeksi

Kepala
bayi
turun

Nafas mulut
Sirkulasi udara
maternal
Sirkulasi udara
desidual
Hipoksia
jaringan janin
Resti kerusakan
pertukaran gas
pada janin

Kontraksi
Dilatasi perut
Motilitas
gastrik

Resti
cedera
maternal

Anda mungkin juga menyukai