Anda di halaman 1dari 23

Rangkaian Matching

Matching dengan /4 Line


Matching dengan Stub

Mudrik Alaydrus
Saluran Transmisi

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.1
8.
1

Dari Pertemuan terdahulu:


Transformasi impedansi dengan pemasangan saluran transmisi hanya
hanya
memutar titik pada diagram Smith dengan titik putarnya titik tengah diagram.
jarak ke titik tengah (mutlak faktor refleksi) tak berubah

Pemasangan
g dua saluran transmisi dengan
g impedansi
p
berbeda akan
menyebabkan jump lompatan titik pada diagram Smith.
Jumping ini menghasilkan nilai impedansi baru

Z lama
(zr + jz x )
Z baru
H il jumping
Hasil
j
i ini
i i hanya
h
akan
k ke
k tengah
t
h diagram,
di
jik zx memang noll
jika

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.2
8.
2

Bagaimana kita bisa men-design rangkaian matching pada suatu


impedansi beban yang dipasangkan pada suatu saluran transmisi ?

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.3
8.
3

Matching dengan Saluran Transmisi /4


Hanya beban murni riil yang bisa di-match.
di match
Dengan menggunakan dua saluran transmisi yang akan menghasilkan
jump pada diagram Smith.

Dari pembahasan di modul 6 didapatkan hubungan

Z 022
ZB =
= Z 01
RR
Mudrik Alaydrus

Z 02 = Z 01 RR = 50 100 = 70,71

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.4
8.
4

Dari sudut pandang diagram Smith


100/70,71 = 1,41
Perputaran /4 mendapatkan
h il sekitar
hasil
kit 0
0,71
71
Dan scaling dengan
saluran transmisi baru
z = (Zlama/Zbaru ) 0,71
= (70,71/50) 0,71
=1
Jadi akan ke tengah diagram
Smith sehingga terjadi matching

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.5
8.
5

Bagaimana jika impedansi beban tidak riil ?


IImpedansi
d
ib
beban
b ititu akan
k kit
kita jjadikan
dik riil
iil d
dengan menambahkan
b hk saluran
l
transmisi sehingga terjadi perputaran sampai ke sumbu riil setelah itu
digunakan /4 transformator.

Contoh:
sebuah impedansi beban 100 + j 100 akan disambungkan ke saluran
transmisi Z01 = 50 .
Untuk itu digunakan sebuah transformator /4 dengan impedansi Z02.
p karena impedansi
p
beban tidak riil, impedansi
p
beban ini akan diputar
p
Tetapi
dahulu sampai menuju sumbu riil dengan bantuan sebuah saluran transmisi
lain dengan panjang d.
Tentukanlah nilai-nilai yang diperlukannya, jika frekuensi kerja f = 500 MHz
dan kecepatan phasa di saluran transmisi adalah kecepatan cahaya !

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.6
8.
6

Dari pernyataan di soal bisa digambarkan rangkaian berikut:


Untuk mempermudah realisasi diambil Z01 yang sama dengan panjang dmax

F kt refleksi
Faktor
fl k i mutlaknya
tl k
menjadi
j di

100 + j100 50
r =
= 0,62
100 + j100 + 50

Proses pengubahan impedansi beban ZR menjadi impedansi yang riil,


bisa dilakukan dengan panjang saluran transmisi d = dmax.
Dari bab 4 didapatkan panjang ini

d max
Mudrik Alaydrus

R
=
2

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.7
8.
7

R adalah phasa faktor refleksi pada beban :

r=

100 + j100 50 1 + j 2 1 + j 2 3 j 2 1
=
=

= (7 + j 4 )
100 + j100 + 50 3 + j 2 3 + j 2 3 j 2 13

R = arctan(4/7) = 29,74o = 0,165


dan

2f 2 5 10 8 1 10 1
=
=
=
=
8

c
3 m
3 10 m
sehingga
hi

d max

Mudrik Alaydrus

R
0,165
=
=
m = 0,0248m = 2,48cm
2 2 10 / 3

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.8
8.
8

Impedansi menjadi ter-transformasi menjadi

1+ r

1 + 0,62
= 50
Z A = Z 01
= 213.28
1 r
1 0,62
Saluran transmisi kedua harus mempunyai panjang /4 = 0,15 m,
dengan impedansi

Z 02 = 213,28 50 = 103,27

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.9
8.
9

Atau jika diinginkan sampai ke minimumnya, berarti membutuhkan saluran


transmisi pertama, dengan panjang

d min = d max + / 4 = 17,48 cm


Impedansi
p
menjadi
j
ter-transformasi menjadi
j

1 r

1 0,62
Z A = Z 01
= 11.72
= 50
1 + 0,62
1+ r
Saluran transmisi kedua tetap harus mempunyai panjang /4 = 0,15 m,
dengan impedansi

Z 02 = 11,72 50 = 24,21

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.10
8.
10

Dari sudut pandang diagram Smith


Normalisasi:
N
li
i (100
(100+j100)/50
j100)/50
2 + j2
Putaran sepanjang
(0 25 0 208) =
(0,25-0,208)
0,042
0 042
=0,042 x 0,6 m = 2,52 cm
Mendarat pada 4,5
4 5 atau
4,5 x 50 = 225 .
Saluran transmisi kedua:
103,27 2,18
Perputaran /4: mendarat pada
0,48
Dan scaling dengan saluran transmisi
Lain
0.48 x 103,27/50 = 1

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.11
8.
11

Rangkaian Matching dengan Stub Tunggal (Single Stub) Parallel

Untuk melakukan perancangan rangkaian matching divariasikan parameter:


- Lokasi stub (jarak stub ke impedansi beban) : dstub
- Panjang stub : Lstub

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.12
8.
12

Keuntungan dari teknik matching dengan stub tunggal ini bisa mematching impedansi beban dengan nilai apapun dan hanya menggunakan
Saluran transmisi dengan impedansi yang sama ZoS=Zo.
Dalam analisanya, karena saluran transmisi akan mentransformasikan
i
impedansi
d
i beban
b b (impedansi
(i
d
i ujung)
j
) ke
k impedansi
i
d
i depan,
d
d pada
dan
d stub
t b
di gambar 8.2 akan terdapat dua impedansi yang saling parallel, maka
akan lebih baik perhitungannya dilakukan dalam besaran admitansi.

Y A = YStub + Y (d Stub )

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.13
8.
13

Supaya terjadi matching, haruslah berlaku

Y A = YStub

1
+ Y ( d Stub ) = Y0 =
Z0

Saluran transmisi stub dengan


g akhir short atau open,
p
akan
mentransformasikan impedansi ke depan dalam bentuk imajiner (modul 6):

YStub = jBStub
Sehingga

Mudrik Alaydrus

Y (d Stub ) = Y0 jBStub

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.14
8.
14

Lokasi pertama
untuk
t k stub
t b
y(d stub 1)

Lingkaran satuan
admitansi

Lingkaran dengan
|(d)| = konstan

y(d stub 2)

Lokasi
b b
beban

Lokasi kedua
untuk stub

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.15
8.
15

Prosedur dari perancangan rangkaian matching dengan stub


Jika sebuah beban ZR akan di-matching dengan saluran transmisi Z0.
1). Gambarkan impedansi ter-normalisasi zR = ZR/Z0 di diagram Smith.
2). Admitansi ternormalisasi yR = 1/zR adalah putaran titik ini sejauh 180o.
3). Admitansi ini harus ditransformasikan melalui panjang dStub sehingga di
3)
posisi saluran transmisi stub didapatkan komponen riilnya bernilai 1 (atau Y0).
Ada dua kemungkinan (titik potong dua buah lingkaran di atas).
Hal ini dibedakan oleh dua sudut putaran ( 1 dan 2) atau beda panjang
dStub,1 dan dStub,2.
4)) Menemui nilai komponen
p
imajiner
j
dari admitansi di atas, yyang
g bisa
digunakan untuk menentukan panjang stub LStub.

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.16
8.
16

Contoh perhitungan:
Gunakan diagram Smith untuk mendesian sebuah rangkaian matching stub,
yang akan mentransformasikan sebuah impedansi beban ZL = 35 j 47.5
ke saluran transmisi dengan impedansi gelombang Z0 = 50 .
Jawab:
1 Impedansi ternormalisasi
1.
zL = (35 j 47.5)/50 = 0.7 j 0.95
Gambarkan zL pada diagram Smith.
2. Lokasi yL didapat dengan memutar posisi zL sejauh 180o.
Posisi yL ini bisa ditransformasikan dengan melakukan putaran searah
dengan jarum jam, yaitu sejauh 1 dan sejauh 2 sehingga nilai riil
dari y, Re(y)=1.

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.17
8.
17

1 = 102 58 = 44o

3. Perputaran sejauh
atau panjang dari LStub,1 = /2 . 44/360 = 0,061, dengan nilai komponen
imajinernya 1,2.
12
4. Dan 2 = 102 + 59 = 161
atau panjang dari LStub,2 = /2 . 161/360 = 0,224,
0 224 dengan nilai komponen
imajinernya -1,2.
o

Dari Modul 6 untuk rangkaian short, ditransformasikan impedansi sebesar

Z S = jZ tan ( L )

Untuk mengkompensasikan nilai komponen imajiner dari transformasi


saluran transmisi,
transmisi maka

j1,2 / Z =

jZ tan ( LStub ,1 )

LStub,1 = arctan(1 / 1,2) = 0,221

LStub ,1 = 0,111
Untuk alternatif kedua, dengan cara sama
Mudrik Alaydrus

LStub , 2 = 0,389

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.18
8.
18

(3)

yL(2)
1

(4)
zL(1)

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.19
8.
19

Rangkaian Matching dengan Stub Tunggal (Single Stub) Serial


Rangkaian matching dengan stub tunggal serial ini akan diterangkan dengan
contoh praktis, yaitu proses matching sebuah antena dengan impedansi
masukan ZL= 80+j15 , yang akan dihubungkan dengan sebuah saluran
transmisi dengan
g impedansi
p
g
gelombang
g Zo = 75 .

Tanpa rangkaian matching akan terjadi refleksi gelombang dengan faktornya

80 + j15 75
5 + j15
j 66 , 04 o
r=
= 0,0412 + j 0,0928 = 0,1015 e
=
80 + j15 + 75 155 + j15
Sehingga dengan demikian (0,1015)2 100% = 1,03% energinya akan
direfleksikan kembali ke generator, dan 98,97 % akan dipancarkan.

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.20
8.
20

Sekarang antena ini akan dimatch dengan sebuah stub tunggal serial,
sehingga pada frekuensi 400 MHz terjadi matching.
Struktur dari rangkaian Matching:

Tujuan dari perancangan rangkaian matching ini adalah penentuan posisi


stub dStub dan panjang dari stub LStub.

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.21
8.
21

Karena rangkaian seri, jadi kita akan bekerja dengan impedansi.


1 Impedansi beban ZLakan dinormalisasikan menjadi 80/75+j15/75 =
1.
1.067+j0.2000, dan gambarkan posisinya di diagram Smith.
2. Kemudian p
putar searah jjarum jjam ((ke arah g
generator)) kelingkaran
g
impedansi 1. Didapatkan 1=68-(-84)=152o, panjang dStub,1 jadi
2x2/ dStub,1 = 152o= 0,844 menjadi dStub,1 = 0,211 .
Impedansi transformasinya bisa dibaca sekitar 1 j 0,18.
3. Komponen imajiner ini harus dikompensasikan oleh stub, yang harus
berlaku induktif, atau dengan

Z S = jZ tan ( L )

Mudrik Alaydrus

LStub ,1 = 0,057

tan
LStub ,1 = 0,18

LStub ,1 = 0,028

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.22
8.
22

zL
1
2

Mudrik Alaydrus

Teknik Elektro, Univ. Mercu Buana 2004

8.23
8.
23

Anda mungkin juga menyukai