Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan
tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses
metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan
metabolisme basal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan
minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet
yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada
pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar
nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di
dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi
molekular, bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk
menjaga fungsi optimal tubuh dan mencegah atau membantu penanganan penyakit
kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari banyak penyakit kronis
adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh berlebihnya radikal bebas di dalam
tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal
Daily Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan menangani stres oksidatif
sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai
bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan
penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu
efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping
dari pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan
yang optimal dan peningkatan kualitas hidup. Hasil ukur bisa dilakukan dengan
metode antropometri.

1.2 Rumusan Masalah (bullets n Numbering pakai angka)


Manfaat dari permasalahan ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai
berikut:
Apa devinisi dari nutrisi menurut beberapa ahli?
Bagaimana cara memenuhi kebutuhan nutrisi?
Bagaimana menyeimbangkan asupan nutrisi, sehingga nutrisi yang
terkandung dalam tubuh menjadi seimbang?
(dalam perspektif transkultural nursing nya mana???)
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar nutrisi.
b. Tujuan Khusus
Menjelaskan pengertian konsep nutrisi.
Mengidentifikasi tentang masalah nutrisi terhadap klien.
Menguraikan cara mengatasi permasalahan nutrisi.
Mengetahui cara pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Menyeimbangkan asupan nutrisi sehingga nutrisi dalam tubuh menjadi
stabil.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan


fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup.
Pengertian nutrisi menurut pendapat lainadalah sebagai berikut:
a. Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nuwer,
2008).
b. Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan
(Wikipedia, 2008).
c. Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita
makan sedangkan nutrisi adalah apa yang terkandung dalam makanan
tersebut (Uri, 2008).
Dari pengertian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa nutrisi itu
adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan
Transcultural keperawatan adalah suatu area/wilayahkeilmuanbudayapada
proses

belajardanpraktekkeperawatan

yang

fokusmemandangperbedaandankesamaandiantarabudayadenganmenghargaiasuha
n,

sehatdansakitdidasarkanpadanilaibudayamanusia,

kepercayaandantindakan,

danilmuinidigunakanuntukmemberikanasuhankeperawatankhususnyabudayaatauk
eutuhanbudayakepadamanusia (Leininger, 2002).

Dengan memahami devinisi di atar kita dapat menarik kesimpulan bahwa


nutrisidalamperspektif transcultural nursing adalah pentingnya nutrisi bagi
budaya atqau nilai budaya manusia untuk menjaga sistem tubuh normal dan
terpeliharanya kesehatan.

2.2 Jenis Jenis Nutrien (Suminto, 2009)


Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam
makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
Nutrient terdiri dari beberapa , diantarannya :
1. Karbohidrat
a. Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen
dan oksigen. Karbohidrat dibagi atas :
b. Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal
yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa
disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa
(glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
c. Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun
banyak molekul glukosa.
d. Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan,
tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan
kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
e. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup,
terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan
jamur). Kebutuhan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.
2. Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan
tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging,
babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok
kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan bijibijian.

Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini
berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan
dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino
yang kemudian akan diserap oleh usus. Fungsi protein :
a. Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme
yang normal dan proses pengausan yang normal.
b. Protein menghasilkan jaringan baru.
c. Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan
fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
d. Protein sebagai sumber energi.
e. Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi
total.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak
terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak

10-

25% dari kebutuhan energi total. Fungsi lemak :


a. Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan
b.
c.
d.
e.

dengan memberikan 9 kal/gr.


Ikut serta membangun jaringan tubuh.
Perlindungan.
Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung

dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.


f. Vitamin larut dalam lemak.
Asam arakhidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) adalah dua
asam lemak penting, khususnya dalam masa pertumbuhan otak bayi yang
berlangsung sangat pesat selama 6 bulan kedua kehidupan. Pada periode ini, AA
dan DHA berperan besar dalam perkembangan mental dan daya lihat bayi. Karena
sebagian besar makanan sapihan mengandung sedikit AA dan DHA, susu-lanjutan
yang diperkaya dengan AA dan DHA akan menjadi sumber penting dua asam
lemak ini.
4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C,
B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).

Berikut ini rincian dari beberapa vitamin:


a. Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam
proses kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita
rabun senja serta gangguan pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi.
Sumber vitamin A antara lain: telur, keju, dan hati.
b. Vitamin B-kompleks
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya
sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks)
membantu sel tubuh menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan
penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam pembentukan sel darah merah.
Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan,
anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan jantung. Makanan
seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin Bkompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu
misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur,
dan susu.
c. Vitamin C
Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran.
Mereka memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan
menggerakkan zat kimia lain (salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar
dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi. Mereka
yang kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan tulang, anemia, dan
gangguan kesehatan lainnya.
d. Vitamin D
Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada
sejumlah anak, kebutuhan vitamin ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar
matahari. Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium masuk ke tulang.
Inilah sebabnya mengapa vitamin D kadang ditambahkan ke dalam susu sapi
(disebut susu yang telah diperkaya). Sayangnya, banyak produk susu olahan
yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju dan
yogurt

kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang

diperkaya vitamin D lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang


mengkonsumsi diet rendah vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit
yang melemahkan tulang atau menjadikan tulang cacat.
5. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim,
dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan
konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung
sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan
lewat makanan. Tiga fungsi mineral :
a. Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
b. Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi
cairan tubuh : contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
c. Bahan dasar enzim dan protein.
d. Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral.
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Tubuh manusia terdiri dari atas 50%-70% air. Pada orang dewasa asupan
air berkisar antara 1200-1500cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc
sebagai batas optimum
2.3 Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme (Sitompul, 2011)
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi
organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi
enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme
mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi
anabolic (membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk
bekerja, manusia membutuhkan energy untuk terus menerus berhubungan dengan
lingkungannya.
1. Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi
yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K )
atau kkal adalah jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air
sebesar 1 c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori.

Tiga bentuk pemberian kalori yaitu :


a. Karbohidrat: karbohidrat merupakan sumber energy yang penting. Setiap
gram karbohidrat menghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan karbohidrat
di dalam diit sebaiknya berkisar 50%-60% dari kebutuhan kalori. (Setiati,
2000).
b. Lemak: komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi enteral
maupun parenteral sebagai emulsi lemak. Pemberian lemak dapat
mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu gram lemak menghasilkan
9 kalori.
c. Protein (Asam Amino): kebutuhan protein adalah 0,8gr/kgbb/hari atau
kurang lebih 10% dari total kebutuhan kalori.
2. Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mensupport jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR
dan aktivitas fisik.
3. Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat
istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,
perbafasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan,
absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
a. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik
dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak
berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini.
Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan
dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang
berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung,
menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk lambung.
Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik
menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah
kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-

turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di


dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan
lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus.
Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah
intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil,
mencampur sekresi dengan kimus.
b. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah
ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area
permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport
aktif, dan pinositosis.
c. Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan
melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari
metabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua
tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis
nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi
yang lebih sederhana.
d. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan
dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah
lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam
cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam
massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient
yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang
tidak digunakan harus disimpan terutama lemak.

2.4 Cara Pemberian Nutrisi


1) Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan

melalui tube ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (At Tock,
2007). Menurut Wiryana (2007), Nutrisi enteral adalah faktor resiko independent
pnemoni nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Cara
pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan kejadian
pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu
memelihara epitel pencernaan, mencegah translokasi kuman, mencegah
peningkatan distensi gaster, kolonisasi kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien
setengah duduk dapat mengurangi resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi
pada pasien di Intensif Care Unit yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya
multifaktorial, termasuk therapy antibiotic, infeksi clostridium difficile, impaksi
feses, dan efek tidak spesifik akibat penyakit kritis. Komplikasi metabolik yang
paling sering berupa abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana, 2007).

2) Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaaan (Wiryana,
2007). Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena suatu hal,
misalnya: malformasi kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress
respirasi berat. Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai,
tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan ( Setiati, 2000).
Tunjangan nutrisi parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak dapat
dipenuhi dengan baik. Terdapat kecenderungan untuk memberikan nutrisi enteral
walaupun parsial dan tidak adekuat dengan suplemen nutrisi parenteral.
Pemberian nutrisi parenteral pada setiap pasien dilakukan dengan tujuan untuk
dapat beralih ke nutrisi enteral secepat mungkin. Pada pasien IRIN, kebutuhan
dalam sehari diberikan lewat infuse secara kontinyu dalam 24 jam. Monitoring
terhadap factor biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat. Hal yang paling
ditakutkan pada pemberian nutrisi parenteral total (TPN) melalui vena sentral
adalah infeksi (Ery Leksana, 2000).

2.5 Kebutuhan Nutrisi Sesuai Tingkat Perkembangan Usia(Muntarina, I.G.


2013)
1. Bayi
Yang dimaksud bayi adalah usia 0-12 bulan. Kalori yang dibutuhkan
sekitar 110-120 kalori/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari. Bayi
sebelu usia 6 bulan pemberian nutrisi yang pokok adalah air susu ibu. ASI sangat
cocok diberikan sampai umur minimal 4 bulan.
Adapun keuntungan pemberian ASI adalah :
a) ASI merrupakan nutrisi yang komplit
b) Dalam ASI terdapat laktobasilus bilidus adalah mikroorganisme dalamASI
yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
berbahaya dalam intesnial.
c) Protein dalam ASI banyak
d) ASI mengandung lipose untuk membantu bayi yang imatur dalam
pencerrnaan lemak.
2. Masa anak tolder (1-3 th) dan pra sekolah (3-5 th)
Masa anak penting untuk mendidik pola makan yang benar.
Kebiasaan yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:
a. Penyediaan makanan dalam berbagai variasi
b. Membatasi makanan manis
c. Konsumsi diet yang seimbang
Kebutuhan kalori pada anak usia 1 tahun = 100kcal/hari dan anak usia 3 tahun
300-500 kcal/hari.
3. Anak sekolah (6-12 th)
Pola makanan pada usia ini perlu diperhatikan, karena pada sia ini anak-anak
senang makanan yang dijual di luar rumah.

Kebutuhan nutrisi anak berdasarkan golongan umur dalam tahun :


Usia
10-12
7-9
5-6
Tahun

Kalori
1900
1600
1400
Cal

Protein
60
50
40
dr

Cal
0,75
0,75
0,50
dr

Fe
8
7
6
Mg

Vit A
2500
2500
2500
U

Vit B
0,7
0,6
0,6
Mg

Vit C
25
25
25
Mg

4. Masa adolescents remaja (13-21 th)


Kebutuhan kalori, protein, mineral, dan vitamin sangat tinggi berkaitan
dengan proses pertumbuhan.
Lemak tubuh meningkatkan akan mengakibatkan obesitas sehingga akan
menimbulkan stress terhadap body image yang terdapat mengakibatkan masalah
kesehatan.
5. Masa dewasa muda (23-30 th)
Kebutuhan nutrisi pada usia ini untuk proses pertumbuhan, proses
pemeliharaan dan pebaikan tubuh, mempertahankan keadaan gizi.
6. Masa dewasa (31-45 th)
Masa dewasa masa produktif khususnya terkait dengan aktifitas fisik,
karena umur ini merupakan puncak untuk aktifitas hidup terutma dalam aktifitas
bekerja. Kebutuhan nutrisi dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat,
sedang.
7. Dewasa tua (46 th keatas)
Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka
BMR akan berkurang 10-30%. Maka aktifitas mengalami degenerative.
Wanita masa kehamilan menyusui
Wanita hamil dan ibu menyusui sangat memerlukan makanan yang baik dan
cukup. Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus
menyediakan kalori sebanyak 150 kal sedangkan ASI mengandung 75 kal, 12 gr
protein, 45 gr lemak laktosa vitamin dll.

2.5 Penilaian Status Nutrisi


1. Klinis
Metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode
ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti: kulit,
rambut, dan mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid.
2. Biofisik

Penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat


perubahan struktur dari jaringan. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
3. Biokimiawi
Pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain:
darah, urine, tinja dll.
4. Antropometri
Pengertian Antropometri: berasal dari kata anthropos dan metros.
Anthropos artinya tubuh dan methros artinya ukuran. Dari definisi di atas dapat
ditarik pengertian bahwa anthropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan tinggi
badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak dibawah kulit.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).
1. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weigth) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :
BB(kg) / TB(m) atau BB(pon) x 704,5/ TB(inci)2
2. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang
sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu.
2.7 Masalah Kebutuhan Nutrisi(Argadiredja, D.S. 2001)
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung
Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
1. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam


keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Berat badan 10-20% dibawah normal


Tinggi badan dibawah ideal
Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
Adanya penurunan albumin serum
Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
b.
c.
d.
2.

akibat penyakit infeksi atau kanker


Disfagia karena adanya kelainan persarafan
Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
Nafsu makan menurun
Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang

mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme


secara berlebihan.
Tanda klinis :
a.
b.
c.
d.

Berat badan lebih dari 10% berat ideal


Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton
Kemungkinan penyebab :

a. Perubahan pola makan


b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan

tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini,
penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia nervosa
Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan kelebihan energi.
2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi (DIRAPIKAN!!!
1. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat


mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapat mempengaruhi gizi seseorang .
3. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan


tertentu dapat mempengaruhi status gizi.
Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.
4. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh
karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya
mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya di bandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian rendah.
5. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan
cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.

6. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan
dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada
wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
7. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga
kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
8. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi
individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai
simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan
daging menyimbulkan kekuatan).

9. Alkohol dan Obat


Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada
makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal.
Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi
esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi
absorpsi zat gizi di dalam intestine.

Transcultural Nursing belum ada??contoh konsep nutrisi


dalam transcultural nursing harus keluar.
Bahan yang tidak diperlukan silahkan dikurangu..trims.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi
berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan
terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
3.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi
keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap
hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat
imune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A.H. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan.
Jakarta. Salemba Medika.
Andrew .M & Boyle. J.S. 1995. Transcultural Concepts in Nursing care. 2nd Ed,
Philadelphia. JB Lippincot Company.
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta.
EGC
Cultural Diversity in Nursing. 1997. Transkultural Nursing . Basic Concepts and
case Studies.
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta. Salemba Medika.
http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com di akses pada 5 maret 2014 (jam
nya?? )

Anda mungkin juga menyukai