Anda di halaman 1dari 37

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan

Bukaan Kulit)
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1Tahap Pengerjaan Desain 1
Dalam menyelesaikan tugas rencana garis, ada beberapa tahap-tahap yang
harus dikerjakan dan saling berkesinambungan. Tahap-tahap tersebut yaitu:
1. Pencarian dan perhitungan data kapal yang diperlukan.
Tahap ini mahasiswa mencari data kapal yang sudah ditentukan
sebelumnya di klasifikasi NK (Nippon Kaiji Kyokai). Kemudian,
mahasiswa membuat perhitungan simpson dengan dibantu data kapal dari
website NK dan NSP.
2. Perancangan CSA

_______________________________________

Tahap ini mahasiswa membuat gambar berupa kurva yang datanya


didapat dari tahap 1. Kurva CSA ini ada 2 yaitu CSA displacement dan
CSA Lpp dan Lwl.
3. Pembuatan A/2T dan B/2.
Tahap ini mahasiswa membuat garis yang koordinatnya ditentukan A/2T
dan B/2. Tahap penggambaran A/2T dan B/2 juga ditentukan CSA.
4. Perancangan Body Plan
Tahap ini, mahasiswa membuat gambar berupa tampak depan dan
belakang kapal yang dikerjakan.
5. Perancangan Half Breath Plan
Tahap ini, mahasiswa membuat gambar berupa tampak atas kapal yang
dikerjakan.
6. Perancangan Sheer Plan
Tahap ini, mahasiswa membuat gambar berupa tampak samping kapal
yang dikerjakan. Tampak samping yang saya maksud disini adalah
tampak dari sisi starboard.
7. Perancangan Buttock Line
8. Perancangan Sheer
9. Perancangan Forecastle Deck, Poop Deck dan Bulwark
10. Perancangan Bukaan Kulit
Dalam proses pengerjaannya saya menggunakan beberapa program yaitu
AutoCad 2012, Microsoft Excel, dan Microsoft Word yang kesemuannya
berlisensi resmi.
Syamsi Firdaus
4211100070

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
I.2Istilah-Istilah
1.

2.
3.

4.

5.

AP (After Perpendicular)
AP adalah garis tegak buritan yang letaknya pada poros kemudi (pada
buritan).
FP (Fore Perpendicular)
FP adalah Garis tegak Haluan yang merupakan perpotongan antara linggi
haluan dan garis air muat.
Lpp (Length Between Perpendicular)
Adalah panjang kapal berdasarkan panjang antara FP dan AP
Lwl (Length of Water Line)
Lwl adalah jarak mendatar antara ujung garis muat (garis air ), yang diukur
dari titik potong dengan linggi buritan sampai titik potongnya dengan linggi

6.

haluan dan diukur pada bagian luar linggi buritan dan linggi haluan.
Ldisp (Length of Displacement)
Merupakan panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya perpindahan
fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal, panjang ini digunakan
untuk menentukan seberapa besar luasan luasan bagian yang tercelup air,
pada saat dibagi menjadi dua puluh station. Panjang displacement
dirumuskan sebagai panjang rata rata antara Lpp dan Lwl, yaitu:

7.

B (Breadth)
B adalah lebar maksimum kapal yang diukur dari bagian dalam kulit ( tidak

8.

termasuk pelat kulit) atau dari gading terluar pada midship


H (Depth)
H adalah jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar (base line) kapal sampai

9.

geladak menerus diukur pada sisi tengah kapal.


T (Draught)
T adalah vertikal (tinggi kapal) dan garis dasar kapal sampai garis air pada

10.

sarat muat.
Keel (Lunas)
Keel adalah bagian konstruksi memanjang (membujur) yang terletak di

11.

tengah (melintang) kapal. Keel ini memanjang dari buritan sampai haluan
kapal.
12.

Vs/Ldisp

Syamsi Firdaus
4211100070

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Nilai yang nantinya diperlukan untuk membaca nilai - nilai lain yang
terkandung dalam diagram NSP (Penting: dalam hal ini nilai Ldisp yang
digunakan dalam satuan kaki/ feet)
13.

Coeffisien Block of Displacement (Cb)


Perbandingan antara volume dari bentuk kapal dibawah sarat dengan volume
balok yang dibentuk oleh panjang kapal, lebar kapal dan sarat kapal.

14.

Coeffisien Block of Waterline (WL )


Merupakan perbandingan antara volume kapal dengan

hasil kali antara

panjang, lebar dan sarat kapal. Rumusnya yaitu:

15.

Coeffisien Prismatik (Cp)


Perbandingan antara bentuk kapal dibawah sarat dengan sebuah prisma yang
dibentuk oleh bidang tengah kapal.

16.

Coeffisien of Midship (Cm)


Perbandingan antara bentuk bidang tengah kapal (midship) dengan sebuah
bidang yang dibentuk oleh panjang kapal dan lebar kapal.

17.

Luas Midship (Am)


Adalah luasan tengah kapal dibawah garis air. Secara matematis dirumuskan:

18.

Volume Displacement
Volume fluida (air) yang dipindahkan sebagai akibat adanya badan kapal
yang tercelup dibawah permukaan air (volume air yang dipindahkan badan
kapal). Dirumuskan sebagai :

Syamsi Firdaus
4211100070

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

19.

Midship
Potongan melintang pada bagian tengah kapal.

20.

Center Line
Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.

21.

Base Line
Garis dasar kapal

22.

Station
Station adalah posisi yang menunjukkan bentuk kapal. Pada Desain 1 ini,
saya membagi menjadi 20 station dengan jarak antar station yang sama

23.

Body Plan
Proyeksi dalam bentuk potongan potongan badan kapal secara melintang
pada setiap station dilihat dari depan dan belakang.

24.

Buttock Line
Proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara memanjang
vertikal. Dalam desain 1 ini, buttock line terlihat dari bagian starboard kapal.

25.

Water Line
Proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara memanjang
horisontal yang menunjukkan garis air kapal.

26.

Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritan kapal.

27.

Poop Deck

Syamsi Firdaus
4211100070

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian
buritan kapal.
28.

Forecastle Deck
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian
haluan kapal.

29.

Bulwark
Pagar kapal yang terletak pada bagian tepi kapal pada forecastle deck.

30.

Sent
Garis yang ditarik dari centerline pada sarat air ke sudut kanan/kiri pada body
plan.

31.

Ordinate Half Breadth


Jarak vertikal antara centre line dengan garis base line pada sarat tertentu.

32.

Sheer
Lengkungan kemiringan geladak kearah memanjang kapal.

33.

Chamber
Lengkungan kemiringan geladak kearah melintang kapal.
BAB II
DETAIL LANGKAH DAN PERHITUNGAN

Ukuran dan Data Kapal


Untuk membuat dan menentukan ukuran-ukuran kapal yang akan dibuat,
terlebih dahulu mencari kapal pembanding sebagai tolak ukur atau patokan.
Penentuan kapal pembanding pada kuliah desain 1 yang saya ikuti telah ditentukan
oleh dosen mata kuliah. Berikut data kapal pembanding yang saya dapatkan.
Syamsi Firdaus
4211100070

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Tipe Kapal

: Cement Carrier

Nama Kapal

: MEGAH CEMENT

Tahun Pembangunan

: 1984

Gross Tonnage

: 6774

Berat Mati (Deadweight)

: 10.849 ton

Lpp

: 110 m

: 20 m

: 11

: 8.59 m

Merk, tipe motor induk

: tidak diketahui , 2 langkah, 7 Silinder

Daya Motor

: 3346 kW

RPM

: 220

Kecepatan dinas (Vs)

: 14

Kecepatan percobaan (Vt)

: 15,4

knot
knot

Setelah data kapal pembanding didapatkan, maka dilanjutkan dengan menentukan


data kapal yang akan dirancang. Dalam hal ini saya menyamakan ukuran kapal yang
akan dirancang dengan kapal pembanding
Perhitungan perhitungan yang diperlukan
a.

b.

Length of Waterline Lwl


Lwl
= Lpp + 3%Lpp
=
Length of Displacement (Ldisp)
Ldisp = . (LPP + LWL )
= 111,65 m

Syamsi Firdaus
4211100070

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Dikonversikan menjadi satuan kaki
= 366,301 ft
c.

Vs/Ldisp [feet]
= 14/
= 0,731490674

d.

Coefisient of Midship (Cm)


Diperoleh dari diagram NSP sebesar = 0,986

e.

Coefisient Prismatik of Displacement ()


Diperoleh dari diagram NSP sebesar = 0,6587

f.

Coeffisien Block of Displacement (displ)


Diperoleh dari pembacaan diagram NSP sebesar = 0.793

g.

Mencari Am
Am

= B x T x Cm
= 169,3948 m2

h.

Coeffisien Block of Waterline (WL )


WL

= ( Ldisp x disp ) / LWL


= 0,78

i.

Coeffisien Prismatik of Waterline ( WL)


WL

= ( Ldisp x ) / LWL
= 0.649

j.

Volume Displacement ( Vdisp )


Vdisp

= Ldisp x B x T x displ
= 15210,90571 m
Syamsi Firdaus
4211100070

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

k.

Jari-Jari Bilga (R)

= 2,805
Perancangan CSA (Curve of Sectional Area)
Diagram NSP

Dengan membaca diagram NSP maka dapat diperoleh luasan tiap station
pada kapal. Dari perhitungan awal kita telah mendapatkan besarnya Vs/L disp
sebesar 0.73. Dari nilai ini kita Gambar
dapat mencari
prosentase luas dari
1 Diagram besarnya
NSP
tiap-tiap station pada diagram NSP, dengan menarik garis mendatar sesuai nilai
Vs/Ldisp yang telah diketahui maka akan ditemukan titik perpotongan antara
garis mendatar dengan kurva tiap-tiap station kemudian tarik garis vertikal ke
atas maka dapat diketahui besar nilai persen luas tiap station.
Selain untuk mencari besar luasan tiap station dari diagram NSP maka kita
juga dapat menentukan letak LCB dengan cara menentukan titik perpotongan
antara garis mendatar Vs/Ldisp dengan letak titik tekan b (adalah posisi paling
baik dibandingkan dengan posisi a dan c), kemudian tarik garis vertikal ke
bawah dan dapat diketahui nilai letak titik tekan dalam % Ldisp. Setelah semua

Syamsi Firdaus
4211100070

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
data yang diperlukan telah diketahui maka dilakukan perhitungan seperti tabel
di bawah ini kemudian dilakukan perhitungan koreksi terhadap data yang ada.

Station

Am (m2)

Luas (A)

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

0%
14,00%
30,05%
50,20%
70,50%
83,80%
92,30%
97,48%
99,65%
100%
100%
100%
100,00%
99,66%
97,55%
90,92%
80,12%
62,80%
39,95%
18,31%
0%

169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948
169,3948

0,00000000
23,71916808
50,90652530
85,03618960
119,42333400
141,95284240
156,35140040
165,12605104
168,80191820
169,39480000
169,39480000
169,39480000
169,39480000
168,81885768
165,24462740
154,01375216
135,71911376
106,37993440
67,67322260
31,01618788
0,00000000

l.

Fs

A x Fs

A x Fs x n

1
0,000
-10
0,00000
4
94,877
-9
-853,89005
2 101,813 -8
-814,50440
4 340,145 -7 -2381,01331
2 238,847 -6 -1433,08001
4 567,811 -5 -2839,05685
2 312,703 -4 -1250,81120
4 660,504 -3 -1981,51261
2 337,604 -2
-675,20767
4 677,579 -1
-677,57920
2 338,790
0
0,00000
4 677,579
1
677,57920
2 338,790
2
677,57920
4 675,275
3
2025,82629
2 330,489
4
1321,95702
4 616,055
5
3080,27504
2 271,438
6
1628,62937
4 425,520
7
2978,63816
2 135,346
8
1082,77156
4 124,065
9
1116,58276
1
0,000
10
0,00000
1 7265,230 2 1683,18330

Untuk memeriksa toleransi selisih volume dan LCB, kita perlu menghitung
beberapa satuan diantaranya adalah h displacement

Syamsi Firdaus
4211100070

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

g. Vsimpson

= 13519,38 m
h. Volume displacement (Vdisp)
= Ldisp x T x B x displ

Vdisp

= 111,65 x 8,59 x 20 x 0,793


= 15210,905 m
~ Menghitung apakah nilai selisih volume memenuhi syarat
Vsimpson - Vdisp 0,5%. Vdisp
13519,38 15210,905 0,5%.15210,905
-0,111205 0,5%
Jadi nilai memenuhi syarat toleransi selisih volume
LCB
LCB Nsp

= Lcb NSP x Ldsip


= 0,0126 x 111,65 m
= 1,406790 m

LCB simpson

AxFsxn
xhdisp
AxFs

Syamsi Firdaus
4211100070

10

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
= 1,2934 m
~ Menghitung apakah nilai selisih LCB memenuhi syarat
LCB simpson - LCB Nsp

0,1%.Lpp

1,2934 -1,406790

0,1%.110

-0,00102

0,1%

Jadi nilai memenuhi syarat toleransi selisih LCB


Perancangan CSA Ldisp
CSA (Curve of Section Area) adalah kurva yang menyatakan luas tiap station.
Khusus CSA yang saya buat menggunakan skala 1cm : 3m 2. Dalam proses
menggambar CSA, saya menggunakan software AutoCad. Ada beberapa tahapan
dalam membuat rancangan CSA yaitu sebagai berikut:
1. Membuat garis horizontal dengan panjang Ldisp menggunakan skala 1 cm = 10
m
2. Membagi panjang Ldisp menjadi 20 bagian.
3. Pada ordinat dari hasil pembagian Ldisp menjadi 20 bagian kita tarik garis
kearah vertikal keatas menggunakan skala 1 cm = 30 m2 yang menyatakan
luasan dari setiap station.
4. Menghubungkan ordinat ordinat ujung luasan tiap station dengan spilne
yang didapat mulai dari AP sampai FP sehingga membentuk sebuah kurva
yang disebut dengan Curve of Sectional Area Displacement (CSAdisp).
5. Menentukan titik tengah Ldisp yaitu dengan membagi Ldisp menjadi 2 bagian
yang sama panjang.
6. Dari titik tersebut (terletak pada station 10 dari Ldisp), dibuat garis dengan
ukuran Lwl kekiri dan kekanan pada arah horizontal..
7. Bagian ujung kanan dari garis axis (dalam hal ini Ldisp) merupakan Fore
Perpendicular (FP) dari kapal dan sebelah ujung kiri merupakan After
Perpendicular (AP).

Syamsi Firdaus
4211100070

11

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
8. Maka CSA Ldisp perlu dilakukan koreksi terhadap volume dan letak LCB
nya. Sesuai yang toleransi yang disyaratkan

Gambar 2 CSA Displacement

Membuat CSA Lpp dan Lwl


Setelah diketahui CSA displacement, dilanjutkan dengan menggambar CSA
Lpp. Proses menggambar ini juga menggunakan software AutoCad. Dari tengah CSA
displasemen kita tarik garis 1/2 Lwl kekiri dan kekanan, ujung garis Lwl pada
sebelah kanan kita tarik garis lagi sepanjang Lpp kearah kiri, Lpp tersebut kita bagi
20 bagian, Sisa dari Lwl adalah bagian yang kita bagi menjadi 2 bagian, setelah itu
perlebar CSA displacement keujung garis Lwl sehingga ada luasan pada tiap station

Syamsi Firdaus
4211100070

12

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

Gambar 3 Kurva CSA Lpp dan Lwl

Pada pembuatan CSA Lpp&Lwl, juga dilakukan perhitungan. Lebih jelasnya


lihat tabel

Station Area Skala


-2
0
-1
1,96
AP
4
1
12,46
2
21,43
3
31,5
4
42,02
5
49,57
6
53,52
7
55,58
8
56,38
9
56,44
10
56,44
11
56,44
12
56,44
13
56,1
14
54,43
15
50,16

Area
0,00
5,88
12,00
37,38
64,29
94,50
126,06
148,71
160,56
166,74
169,14
169,32
169,32
169,32
169,32
168,30
163,29
150,48

Fs
0,3
1,2
1,3
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4

Area x
FS
0,000
7,056
15,600
149,520
128,580
378,000
252,120
594,840
321,120
666,960
338,280
677,280
338,640
677,280
338,640
673,200
326,580
601,920

n
-10,6
-10,3
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5

(AreaxFS) x n
0,00
-72,68
-156,00
-1345,68
-1028,64
-2646,00
-1512,72
-2974,20
-1284,48
-2000,88
-676,56
-677,28
0,00
677,28
677,28
2019,60
1306,32
3009,60

Syamsi Firdaus
4211100070

13

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
16
17
18
19
FP

43,56
33,1
20,24
9,13
0

130,68
99,30
60,72
27,39
0,00

2
261,360
6
1568,16
4
397,200
7
2780,40
2
121,440
8
971,52
4
109,560
9
986,04
1
0,000
10
0,00
1
7375,176 2
-378,92
Keterangan: Luas Area skala yang didata dikonversikan kembali ke ukuran
asli.

Koreksi Volume Wl
VWL

= LWL x T x B X WL
= 113,3 x 8,59 x 20 x 0.78
= 15210,90571 m3

Vsimpson

= x As x hLpp
= x 13521,156 x 5,5
= 13521,156 m

Koreksi Vdispl

=
= 0.11 %
Karena 0,11 % < 0,5 %, Maka nilai koreksi memenuhi syarat toleransi selisih volume

Syamsi Firdaus
4211100070

14

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

LCB Nsp

= e x Ldsip
= 1,27% x 111,65 m
= 1,40679 m

LCB simpson

=
= -0,28258 m
Koreksi LCB

LCBsimp LCBNsp
x100%
Ldisp

=
= 0.00103 %
Karena 0.00103 % < 0,1 %, maka nilai koreksi memenuhi syarat toleransi
selisih LCB

Perancangan A/2T dan B/2


A/2T
A/2T adalah perbandingan antara luasan tiap station dengan dua kali
tinggi sarat kapal. Nilainya adalah luas setiap station dibagi dengan dua kali
tinggi sarat. Setelah

mendapatkan nilai tiap station, maka langkah

selanjutnya adalah proyeksikan titik-titik tersebut dan hubungkan dengan


command spline pada AutoCad.
A/2T ini sebagai acuan untuk membuat B/2 yang mempresentasikan
luasan setengah kapal atau separuh badan kapal memanjang.Dengan
Syamsi Firdaus
4211100070

15

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
ketentuan bahwa B/2 yang akan dibuat tidak boleh dibawah atau kurang dari
A/2T.

A/2T
No. Station
-2
-1
AP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FP

Area Skala
0
1,96
4
12,46
21,43
31,5
42,02
49,57
53,52
55,58
56,38
56,44
56,44
56,44
56,44
56,1
54,43
50,16
43,56
33,1
20,24
9,13
0

Area
0,00
5,88
12,00
37,38
64,29
94,50
126,06
148,71
160,56
166,74
169,14
169,32
169,32
169,32
169,32
168,30
163,29
150,48
130,68
99,30
60,72
27,39
0,00

Area / 2T
0,00
0,34
0,70
2,18
3,74
5,50
7,34
8,66
9,35
9,71
9,85
9,86
9,86
9,86
9,86
9,80
9,50
8,76
7,61
5,78
3,53
1,59
0,00

B/2
B/2 adalah lebar keseluruhan kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan
B/2, maka langkah pertama adalah menentukan sudut masuk. Penentuan sudut

Syamsi Firdaus
4211100070

16

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
masuk disini saya menggunakan grafik Cpf dan sudut masuk. Sudut masuk
disini berguna untuk menentukan bentuk bagian haluan kapal yang tercelup.
Kemudian menentukan nilai B/2 yang mempunyai prosentase luas
100%. B/2 yang mempunyai prosentase luas 100% ini dinamakan dengan
Paralel Middle Body.

Gambar 4 Grafik untuk mencari sudut masuk


Perhitungan Sudut Masuk

= Lpp + (1,4 + Lpp )x e %

diketahui :
Lpp

= disp x (Ldisp/Lpp)
= 0.6587 x
= 0.669

= Lpp + (1,4 + Lpp )x e %

Syamsi Firdaus
4211100070

17

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
= 0.669 + (1.4 0.669) x 1,27 %
= 0.678
Kemudian seletah proses yang di lakukan pada grafik, Didapatkan sudut mausk
(Angle of Entrance) sebesar f =14,186o

Kemudian dari Paralel Middle Body dilanjutkan dengan menggambar garis


melengkung yang stream line yang berakhir pada station 2 untuk buritan dan
untuk haluan berakhir pada station 20. Sudut masuk kita tambahkan beberapa
meter di depan FP. Setelah garis B/2 selesai, tinggi koordinat terhadap garis
Lpp-Lwl diukur dan dimasukkan ke tabel.
TABEL B/2
Station
-2
-1
AP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FP

A skala
0
1,96
4
12,46
21,43
31,5
42,02
49,57
53,52
55,58
56,38
56,44
56,44
56,44
56,44
56,1
54,43
50,16
43,56
33,1
20,24
9,13
0

Tinggi
Koordinat
FS
0,00
0,5
3,65
2
4,23
1,5
5,64
4
6,74
2
7,71
4
8,50
2
9,19
4
9,70
2
10,00
4
10,00
2
10,00
4
10,00
2
10,00
4
10,00
2
10,00
4
9,87
2
9,33
4
8,36
2
6,78
4
4,59
2
2,58
4
0,00
1
Tinggi koor x Fs

Tinggi Koor. x
FS
0,00
7,30
6,35
22,56
13,48
30,84
17,00
36,76
19,40
40,00
20,00
40,00
20,00
40,00
20,00
40,00
19,74
37,32
16,72
27,12
9,18
10,32
0,00
494,09

Syamsi Firdaus
4211100070

18

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Setelah mendapatkan data seperti di atas maka langkah selanjutnya adalah
melakukan koreksi antara data hasil perhitungan dengan data yang didapat dari
hasil penggambaran garis air yang datanya terdapat pada tabel. Adapun
koreksinya antara AWL hitungan dengan AWL dari tabel hasil penggambaran garis
air adalah sebagai berikut :

Koreksi AWL
= 0,248 + 0,778 WL
= 0,248 + 0,778 (0,78)
= 0.855969233
AWL rumus

= LwL x B x
= 113,3 x 20 x 0.855969233
= 1939,63 m2

Awl

= 969,813141 m2

AWL tabel

= x tinggi koordinat x Fs x h
= x 494,09 x 5.5
= 905,82 m2

Koreksi Awl

Awl tabel Awl rumus


x100%
Awl rumus

905,82 969,813141
x100%
969,813141

= 0,066 %
Nilai koreksinya memenuhi yaitu kurang dari 0.5 %
Berikut ini adalah hasil dari proses menggambar rancangan A/2T dan B/2

Syamsi Firdaus
4211100070

19

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

Perancangan Linggi Haluan dan Buritan


Syamsi Firdaus
4211100070

20

Gambar 5 Proses perancangan CSA A/2T dan B/2

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Dalam merancang bentuk linggi Haluan sebenarnya tergantung kemauan
perancang, tidak ada peraturan yang sangat mengikat dalam perancangan inggi
haluan. Namun, pada mata kuliah Desain1 ini, saya meniru bentuk linggi haluan
yang terdapat pada slide persentasi merancang RG. Berikut adalah bentuk linggi
haluan yang saya rancang.

Gambar 6 Rancangan Haluan SSI Cement 1

Dalam

merancang

bentuk

linggi

buritan,

diameter

propeller

juga

diperhitungkan, melihat dari slide presentasi merancang RG, ditentukan beberapa


peraturan sebagi berikut:

Gambar 7 Aturan perancangan buritan (dikutip dari slide presentasi "menggambar RG")
Mengikuti
rumus, maka didapatkan:

Tinggi antara sumbu poros kemudi dan baseline

: 6,289 meter
Syamsi Firdaus
4211100070

21

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Nilai a

: 2,8347 meter

Nilai e

: 1,0308 meter

Nilai b

: 3,0065 meter

Berikut adalah bentuk linggi buritan yang saya rancang.

Gambar 8 Rancangan Linggi Buritan MV SSI Cement 1

Perancangan Body Plan


Body Plan adalah proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal
secara melintang pada setiap station.apabila kita melihat kapal dari depan atau
belakang tepat kita berada di midship.

Potongan potongan badan kapal ini dibentuk berdasarkan data-data yang


Body
Plandengan cara sebagai berikut:
didapat berdasarkan data-dataGambar
Grafik9 Ilustrasi
A/2T dan
B/2

Syamsi Firdaus
4211100070

22

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
1. Membuat bentuk persegi sepanjang lebar B kapal dan selebar tinggi
sarat air (T)
2. Membagi persegi menjadi dua bagian yang sama.
3. Mengukur titik-titik B/2 dan A/2T tiap station pada garis panjang
(Bm) yang diukur dari garis tengah. Untuk station 0-10 diukurkan
pada persegi sebelah kiri dan pada persegi sebelah kanan untuk station
11-20.Untuk titik titik A/2Tdibuat garis vertikal ke bawah setinggi T
dan untuk titik titik B/2 dibuat lengkungan lengkungan Body Plan
yang streamline.
4. Jari-jari bilga merupakan kelengkungan sebelah kanan dan kiri bawah
kotak. Jari-jari bilga ini juga merupakan kelengkungan Body Plan
pada station -station yang memiliki nilai B/2 maksimum.
Dalam perancangan Body Plan, tidak hanya seni dari lengkungannya
saja yang harus diperhatikan. Namun, ada yang harus diperhatikan, salah
satunya adalah luas antara 2 luasan yang dibentuk oleh body plan. Luas
keduanya harus sama

Salah satu Garis Body Plan


Pada gambar diatas,Gambar
luasan10ABD
harus sama dengan luasan ABC. Semua

garis bodyplan pada setiap station juga harus mengikuti aturan tersebut. Kemudian,
ditarik garis yang memotong perpotongan antara garis body plan dan garis A/2T.

Syamsi Firdaus
4211100070

23

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Garis ini akan memberikan informasi umum tentang bentuk kapal Berikut ini adalah
gambar bodyplan yang sudah saya rancang.

Gambar 11 Rancangan Body Plan MV SSI Cement 1


Keterangan: Angka menunjukkan garis body plan per stationnya
Perancangan Half Breadth Plan
Half breadth plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari atas
kapal, pada setiap garis air (water line). Untuk lebih jelasnya perhatikan kembali
gambar dibawah ini:

Gambar 12 Ilustrasi Half Breadth Plan

Syamsi Firdaus
4211100070

24

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Untuk membuat half breadth plan, pada kotak Body Plan dibuat garis
horizontal yang disebut sebagai garis water line (WL). Garis garis ini memiliki
ketinggian tertentu yang diukur mulai dari garis dasar pada Body Plan . Pada
kapal ini terdapat 9 buah water line yaitu : 0 m WL, 0.5 m WL, 1 m WL, 2 m
WL, 3 m WL, 4 m WL, 5 m WL, 6 m WL, 7m WL dan 8.59 m WL.

Gambar 13 Rancangan Body Plan

Selanjutnya diukur jarak antara

tiap kurva masing masing station

dengan center line untuk tiap water linenya. Kemudian dari ukuran-ukuran
tersebut dibuat grafik atau kurva yang stream line untuk masing masing WL.
Apabila kurva yang dibuat tidak stream line maka dilakukan perubahan pada
Body Plan. Kurva kuva ini menggambarkan bentuk separuh kapal yang dilihat
dari atas.Pada WL sarat grafik atau kurva nya akan sama dengan grafik B/2.
Berikut adalah rancangan Half Breadth Plan yang saya buat sampai WL8,59.

Gambar 14 Rancangan Half Breadth Plan


Membuat Sent Line
Sent Line adalah garis yang ditarik dari titik atas WL (WL tertinggi) ke sudut
bagian bawah dari body plan secara diagonal. Sent Line ini berfungsi sebagai garis
kontrol. Kemudian diukur jarak tiap kurva body plan tiap station dengan titik awal
tadi. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut.:

Syamsi Firdaus
4211100070

25

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

Gambar 15 Pengukuran Sent Line


Setelah data dan ukuran Sent Line didapat kemudian digambarkan dengan
cara mengambar garis lurus sepanjang LWL yang dibagi perstationnya dan
selanjutnya titik - titik itu digambarkan pada tiap station dengan posisi dibawah
garis LWL.
Setelah diketahui dimension (ukuran, dalam hal ini panjang) garis sent
line antara center line dengan masing-masing station, langkah selanjutnya adalah
mentransformasikan jarak(dimensi) tersebut ke proyeksi half breadth. Berikut
rancangan sent line yang saya buat

Gambar 16 Rancangan Sent Line

Gambar 17 Rancangan Half Breadth Plan dan Sent Line MV SSI Cement 1

Syamsi Firdaus
4211100070

26

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Perancangan Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul
Membuat Sheer Standart
Untuk membuat sheer standart maka LPP dibagi menjadi 6 bagian. Pembagian
tersebut meliputi 3 bagian di depan Midship dan 3 di belakang midship. Masingmasing digaris dan dibuat sesuai dengan ukuran peraturan sheer standar sesuai yang
ada pada slide presentasi menggambar RG yaitu sebagai berikut:
Di belakang Midship
x

= 2,8 (LPP/3 + 10)

Di depan Midship
a

= 5,6 (LPP/3 + 10)

= 2,8 110/3 + 10)

= 5,6 (110/3 + 10)

= 130,67 mm

= 261,333 mm

= 11,1 (LPP/3 + 10)

= 22,2 (LPP/3 + 10)

= 11,1(110/3 + 10)

= 22,2 (110/3 + 10)

= 518 mm

= 1036 mm

= 25 (LPP/3 + 10)

= 50 (LPP/3 + 10)

= 25 (110/3 + 10)

= 50 (110/3 + 10)

= 1166,67 mm

= 2333,333 mm

Gambar 18 Aturan pembuatan sheer (dikutip dari slide presentasi "menggambar RG")

Syamsi Firdaus
4211100070

27

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Perancangan Forecaslte Deck, Poop Deck dan Bulwark
Forecastle Deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main
deck pada bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter diukur dari
geladak utama (upper deck side line), sedangkan untuk panjang dari
bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai Collision Bulkhead atau 5%
sampai 8% Lpp. Serta diletakkan tepat pada frame/gading. Berukit adalah
gambar

penjelasan

dan

aturan

dalam

merancang

Forecaste

Deck.

Gambar 19 Aturan Pembuatan Forecastle Deck (dikutip dari slide presentasi


"menggambar RG")
Keterangan:

a = +/- 2,4 ~ 2,5 meter


b = 1 meter

Bulwark

Syamsi Firdaus
4211100070

28

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada
geladak tepi pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang
berfungsi sebagai pembatas untuk sisi kapal pada geladak paling
rendah.
Poop Deck
Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada
bagian buritan yang memilki ketinggian 2,4 sampai 2,5 meter diukur
dari geladak utama (upper deck side line). Berikut adalah penjelasan

Gambar 20 Poop Deck (dikutip dari slide presentasi "menggambar RG")

Keterangan: a = +/- 2,4 ~ 2,5 meter


Penentuan posisi gading
Berikut ini adalah beberapa catatan dalam merancang bagian gading di kapal.
1. letak sekat di nomor gading bukan station
2. jarak gading pada ceruk yaitu 600mm
3. ceruk buritan yaitu dari AP hingga sterntube bulkhead (termasuk di dalamnya
perhitungan letak ujung belakang tabung poros)
4. AP diambil sebagai no gading 0
5. Dari bentuk stern kapal, letak ujung belakang tabung poros (sterntube) dr AP
yaitu sebesar 0.35.T jika dihitung berdasarkan data kapal yang saya rancang
maka 0,35 x 8,59 = 3,0065 meter dari AP dan diambil gading ke 5 dari AP
Syamsi Firdaus
4211100070

29

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Jadi, ujung belakang tabung poros ada pada gading nomor 5
6. Dari ujung belakang tabung poros ke sekat tabung poros (sterntube bulkhead)
berjarak minimum tiga jarak gading
- Diambil 3 jarak gading atau 1,8 m
- jarak sterntube bulkhead dari ujung belakang tabung poros adalah 1,6 m
- sedangkan jarak sterntube bulkhead dari AP adalah 8 jarak gading (8m)
- Jadi, sterntube Bulkhead ada pada gading nomor 8
7. Selanjutnya untuk jarak gading dari sterntube bulkhead sampai collision
Bulkhead (termasuk di dalamnya adalah sekat kamar masin dan sekat ruang
muat) yaitu mengikuti peraturan
a0 = L/500 + 0.48
diambil jarak
Letak sekat

= 0.7 m

gading sebesar 0.7 m


kamar mesin yaitu (17-

20)%Lpp dari AP
-

Letak sekat kamar mesin dari AP yaitu


17%-20%Lpp = 17 m 22 m
- Letak sekat kamar mesin dari sterntube bulkhead adalah
17 m 22 m dari AP
Diambil 29 jarak gading atau 19,5 m\
Jadi sekat kamar mesin berada pada gading nomor 29
8. Letak collision bulkhead dari FP adalah
5% - 8% Lpp = 5,5 m 8,8 m
- Letak collision Bulkhead dari sekat kamar mesin yaitu terletak pada
-

gading ke 146 atau 81,2 meter dari sekat kamar mesin.


Letak collision bulkhead dari FP adalah 9,3 m

Perancangan Sheer Plan


Setelah halfbredth plan selesai digambar dan diperiksa dengan body plan,
selanjutnya adalah membuat rancangan gambar sheer plan. Penggambaran sheer
plan pada dasarnya adalah penggambaran dari buttock line
Buttock line adalah garis yang menyatakan bentuk irisan kapal jika dibuat
dari samping atau dengan pengertian yang berbeda bahwa sheer plan merupakan
garis-garis potongan badan kapal dengan bidang vertikal memanjang yang telah
ditentukan jaraknya dari tengah kapal atau center line. Pembuatannya adalah
berdasarkan data pada half breadth plan. Untuk lebih jelasnya perhatikan kembali
gambar di bawah ini:
Syamsi Firdaus
4211100070

30

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

Cara membuat buttock


line pertama-tama
Gambar
21 Ilustrasi Sheer yaitu
Plan bagi lebar kapal menjadi 4
bagian yang sama baik pada body plan maupun pada half breadth plan. Lalu dari
perpotongan antara garis-garis lurus itu dengan garis-garis air (water lines), kita
proyeksikan ke sheer plan, dengan cara menarik garis lurus ke atas. Garis-garis
vertikal ini jika dipotongkan dengan garis-garis air (water lines) pada sheer plan
yang sesuai pada half bread plan, maka

akan terbentuk titik-titik yang jika

dihubungkan akan terbentuk buttock line.di gambarkan garis yang berwarna biru
Tiap-tiap garis baik pada water line maupun pada buttock line harus
mempunyai bentuk yang fair dan stream line. Jika tidak, maka harus dirubah supaya
bisa fair dan stream line. Tentu saja perubahan ini akan berpengaruh pada bagianbagian sebelumnya, misalnya merubah body plan.
Berikut adalah gambaran sheer plan dari rancangan kapal yang saya buat
(MV SSI Cement 1).

Syamsi Firdaus
4211100070

31

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

Gambar 22 Rancangan Sheer Plan MV SSI Cement 1

Rencana Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan)


Setelah menyelesaikan rencana garis sebagai rancangan pertama yang
sesuai ukuran-ukuran utama, dilanjutkan merancang shell expansion atau bukaan
kulit untuk mengetahui susunan-susunan pelat kulit yang akan dipasang pada kapal.
Bukaan kulit ini merupakan desain yang menggambarkan potongan-potongan pelat
yang disusun menyesuaikan bentuk kapal. Bukaan kulit akan mempermudah saat
pemasangan pelat-pelat pada kapal dan pada saat perbaikan bongkar pasang pelat
yang membutuhkan perbaikan maupun penggantian pelat.

Syamsi Firdaus
4211100070

32

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Seperti yang kita ketahui bahwa kita tidak mungkin membuat pelat secara
menerus secara utuh sebesar pada lambung kapal.oleh karena itu kita menentukan
dulu ukuran pelat yang akan kita pasang. Saya menggunakan ukuran pelat 1.8 m x 6
meter.
Untuk ukuran pada masing-masing pelat menurut perhitungan dari buku BKI adalah
1.
2.
3.
4.

Sheer strake
Side plate
Bilge strake
Bottom plate

10 mm
10 mm
11 mm
14 mm

Perancangan Rencana Bukaan Kulit


Langkah pertama untuk merancan bukaan kulit adalah buat pada body plan
tiap gading.Untuk semua station pada rencana garis tidak digunakan termasuk station
bantu.membuat setiap gading pada body plan kita proyeksikan terlebih dahulu dari
half breadth plan ke body plan setiap gading

Syamsi Firdaus
4211100070

33

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

Garis proyeksi

Setelah semua garis diproyeksikan maka akan didapat gambar proyeksi half breadth
plan per gading seperti pada gambar di bawah ini

Kemudian, hubungkan garis half breadth plan pada WL 0 dengan rancangan buritan
dan haluan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut

Selanjutnya adalah proses merebahkan body plan setiap gading menjadi


garis lurus pada AutoCad. pertama, sorot gading di body plan. kemudian ketikkan
li (tanpa tanda petik) lalu tekan enter maka akan muncul jendela dialog. Dalam
Syamsi Firdaus
4211100070

34

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
jendela dialog tersebut muncul data-data tentang garis yang disorot tadi. Lihat bagian
length, itu adalah panjang total dari garis bodyplan yang disorot.
Pasang body plan tiap gading tadi pada setiap jarak gading sesuai nomor
gading yang mengacu pada haluan,buritan dan WL0 tadi lalu buat menggunakan
fasilitas spline pada ujung-ujungnya seperti yang di bawah ini

Catatan : awal penarikan garis bukan dari base line., namun ditarik dari
buritan WL0 dan haluan
Setelah itu pasang plat pada masing-masing bagian lambung kapal. Berikut adalah
gambar bukaan kulit yang saya rancang.

BAB III
PENUTUP

Syamsi Firdaus
4211100070

35

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)
Lampiran
Gambar Rancangan Keseluruhan

Syamsi Firdaus
4211100070

36

Laporan Desain 1 (Rencana Garis dan


Bukaan Kulit)

Syamsi Firdaus
4211100070

37

Anda mungkin juga menyukai