PENDAHULUAN
yang
menyebabkan
estrogen
seperti
mestranol
atau
menjalani
Tugas Endokrin 2
Page 1
1.3 Tujuan
1. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat memahami konsep pada penyakit tumor hipofise dan
kortisolisme (sindrom cushing) secara keseluruhan.
2. Tujuan umum
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari kelenjar hipofise.
2. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari tumor hipofise.
3. Mahasiswa mampu memahami apasaja defisiensi hormon yang dapat terjadi
pada tumor hipofise.
4. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala pada pasien dengan tumor
5.
6.
7.
8.
hipofise.
Mahasiswa mampu mengerti komplikasi yang terjadi pada tumor hipofise.
Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan untuk tumor hipofise.
Mahasiswa mampu memahami pengertian dari kortisolisme.
Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala pada pasien dengan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kelenjar hipofise
Kelenjar hipofise merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang
terletak didalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Kelenjar hipofise
berfungsi untuk mengendalikan fungsi sebagian besar kelenjar endokrin lainnya,
sehingga disebut kelenjar pemimpin atau lebih dikenal sebagai Master of gland.
Tumor hipofise adalah tumor yang tumbuh pada kelenjar hipofise, suatu organ
Tugas Endokrin 2
Page 2
kelenjar didasar otak yang memproduksi hormon utama dalam tubuh. Tumor ini
adalah tumor ketiga terbanyak setelah glioma dan meningioma, sebagian besar
merupakan tumor jinak.
Kelenjar hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia.
Kelenjar ini mengatur fungsi dari kelenjar tiroid. Kelenjar adrenal, ovarium dan testis,
kontrol laktasi, kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang yang
linear, dan mengatur osmolalitas dan volume dari cairan intravaskular dengan
memelihara reabsorbsi cairan di ginjal. Ada 2 jenis hipofise yaitu hipofise lobus
anterior (adenohipofise) dan hipofise lobus posterior.
Hipofise lobus anterior (adenohipofise),terdiri atas nonsaraf. Hipofisis anterior
secara anatomis terpisah dari hipotalamus, tetapi secara fungsional berhubungan
dengannya melalui suplai darah. Hipofisis anterior menerima darah yang mengalir
dalam drainage vena dari hipotalamus. Ketika darah yang mengalir dalam vena tibatiba masuk kedalam jaringan kapiler lain dan buka mengalir kembali ke vena kava,
sistem ini disebut dengan sisitem portal. Dengan demikian, hipotalamus dan hipofisi
anterior dihubungkan oleh sistem aliran darah portal hipotalamus-hipofisis anterior.
Karena telah digunakan oleh hipotalamus, darah dalam sistem ini kurang mengandung
oksigen, tetapi kaya akan pesan hormonal yang diberikan oleh hipotalamus kedalam
eminensia mediana. Dengan demikian, hipofisis anterior adalah organ target utama
bagi horon hipotalamus dan berespon terhadap hormon hipotalamus dengan
melepaskan hormonnya sendiri, antara lain :
a. LH yang berfungsi untuk ovulasi pembentukan corpus luteum menebalkan
dinding rahim, sekresi progesteron dan testosteron.
b. Prolaktin yang berfungsi sebagai sekresi mammae dan mempertahankan korpus
luteum selama hamil.
c. TSH yang berfungsi mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas sekretorik kelenjar
tiroid.
d. Somatotropin yang berfungsi mengendalikan pertumbuhan tubuh (tulang,otot, dan
organ lain).
e. ACTH yang berfungsi mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan
kortisol yang berasal dari korteks supra renal.
f. FSH yang berfungsi merangsang perkembangan folikel dan sekresi esterogen dan
pertumbuhan tubulus seminiferus dan spermatogenesis.
Tugas Endokrin 2
Page 3
Dan Hipofise lobus posterior yang disebut juga neurohipofisis, adalah jaringan saraf
sejati yang secara embriologis berasal dari hipotalamus. Pada hipofisis posterior
terdapat tiga bagian : eminensia mediana, tempat hipotalamus menyekresi anterior
ptuitary-releasing hormone, batang infundibular yang menghubungkan hipotalamus
dengan hipofisis posterior dan prosesus infundibular, yang merupakan ujung terminal
hipofisi posterior.
Badan sel saraf di nukleus supraoptik dan paraventrikel hipotalamus
menyntesis dua hormon: hormon antidiuretik, yang juga disebut vasopresin dan
oksitosin. Hipotalamus mengirim kedua hormon ini di tonjolan akson melalui batang
infudibular ke prosesus infundibular. Hormon tersebut disimpan disana sampai
hipotalamus menstimulasinya untuk dilepaskan ke sirkulasi umum. Dengan demikian,
hormon yang dilepaskan oleh hipofisis posterior berasal dari hipotalamus dan
pelepasannya bergantung pada hipotalamus, hormon-hormon tersebut antara lain :
a. ADH yang berfungsi untuk mengatur jumlah air, reabsorbsi air dan
mengendalikan tekanan darah pada arteriole.
b. Oxytocin yang berfungsi untuk mengatur kontraksi uterus sewaktu melahirkan
bayi, dan pengeluaran ASI sewaktu menyusui.
Page 4
kebutaan.
Pemeriksaan radiologi untuk adenoma hipofise adalah MRI kepala dengan dan tanpa
kontras. Pemeriksaan dan evaluasi kadar hormon (prolaktin, growth hormon dan
kortisol) untuk menilai status hormon dan keberhasilan operasi. Bila ada gangguan
penglihatan, pemeriksaan visus dan lapangan pandang juga dilakukan sebelum dan
sesudah operasi. Tindakan operasi tergantung besarnya tumor. Pada kasus
mikroadenoma hipofise dilakukan tindakan pengambilan tumor secara minimal
invasif dengan tehnik operasi transsphenoid. Pengambilan tumor dilakukan melalui
mulut (sublabial) atau hidung (endonasal) dengan bantuan endoskopi. Dengan tehnik
ini akan menghindari sayatan di kepala maupun wajah. Sedangkan pada kasus
makroadenoma hipofise dimana tumor tumbuh berukuran besar, maka pengambilan
tumor dilakukan melalui operasi intrakranial.
2.3 Defisiensi hormon pada Tumor Hipofise
Pertumbuhan tumor hipofisis akan menekan jaringan normal disekitarnya dan
menyebabkan defisiensi hormon dengan derajat yang berbeda (hipopituitarisme).
Umumnya yang mengalami defisiensi lebih dulu adalah LH, FSH dan Hormon
pertumbuhan, tetapi tidak selalu demikian halnya.
Defisiensi antidiuretik hormon (diabetes insipidus) tidak terjadi pada tumor
hipofisis, kecuali tumor sudah mencapai tangkai hipofisis atau tumor sudah sangat
besar sehingga mencapai hipotalamus. Diabetes insipidus umumnya merupakan
gambaran gangguan hipotalamus, bukan gambaran penyakit hipofisis.
Penurunan LH, FSH dan Hormon pertumbuhan ini tidak perlu segera diobati
oleh karena tidak mengancam hidup pasien. Berbeda dengan defisiensi ACTH dan
TSH yang secara potensial memerlukan pengobatan segera karena lebih berbahaya
terhadap kesehatan pasien.
Gambaran defisiensi ACTH secara klinis ditunjukkan dengan menurunnya
sekresi kortisol dan kelenjar adrenal. Defisiensi TSH akan memberi gambaran klinis
sebagai hipotiroidisme.
Tugas Endokrin 2
Page 5
hiperprolaktinemia
terjadi
pada
awal
kehidupan,dapat
menyebabkan
Page 6
kekurangan hormon ini tidak menimbulkan efek sakit. pada umunya berupa amenorea
dan galaktorea,syndrome ini tampak pada fase child bearing-years dimana pasien
pernah mengalami mens pada umur yang memang seharusnya dialami.jarang
ditemukan adanya amenorea primer.Gejala amenorea galaktorea dapat timbul setelah
penghentian minum pil kontrasepsi.kadang-kadang juga amenorea galaktorea.
gejala lain dapat berupa akibat kekurangan esterogen seperti:
Medikamentosa
Operasi
Terapi radiasi
Kombinasi ketiganya
Terapi Medikamentosa
-
Bromokriptin
Tugas Endokrin 2
Page 7
Bromokriptin
bekerja
dengan
menghambat
pelepasan
prolaktin
dari
dapat
menyebabkan
remisi
pada
pasien
adenoma
kortikotropin(penyakit cushing).
Siproheptadin
Operasi
Indikasi:
1. Didapatkan penurunan visus
2. Rhinorea,Cairan serebro spinal
3. Pendarahan kelenjar hipofisis
Radiasi
Dapat dilakukan pra operasi maupun pasca operasi.
Pra operasi untuk memperkecil tumor,sedangkan pasca operasi diberikan untuk kasuskasus dimana tumor tidak terambil semua atau pasca operasi masih didapatkan sekresi
hormon yang berlebihan.
Pengobatan harus segera dilakukan bila:
1. Tumor menekan kiasma optik operasi
2. Tumor menyebabkan depresi ACTH atau TSH
Terapi: hidrokortison untuk depresi ACTH,tiroksin untuk defisiensi TSH
Page 8
Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada
tahun 1912.
Penyakit ini timbul ketika kelenjar adrenal pada tubuh terlalu banyak
memproduksi hormon kortisol, yang dikenal sebagai sintoma hiperkortisolisme. Hal ini
dapat disebabkan oleh konsumsi obat yang mengandung kortikosteroid seperti
medroksiprogesteron asetat, yang bisa digunakan untuk berbagai penyakit akut, atau
konsumsi bahan kotrasepsi yang menyebabkan estrogen seperti mestranol atau menjalani
adrenalektomi yang biasanya mengakibatkan terjadinya adenoma pada kelenjar hipofisis.
Simtoma ini juga dapat dipicu oleh ketidakseimbangan metabolisme yang dikenal sebagai
simtoma hiperadrenokortisisme, yaitu berlebihnya
Page 9
energi, terutama stress. Terdapat dua tipe sindrom cushing, tergantung dari
penyebabnya, antara lain :
a. sindrom cushing latrogenik yang disebabkan karena overdosis pengobatan
kortikosteroid untuk kondisi-kondisi yang menyebabkan peradangan, seperti
asma, artritis dan ekzema.
b. Sindrom cushing endogen terjadi lebih jarang daripada sindrom cushing
latrogenik, dan disebabkan karena produksi karena produksi berlebihan kortisol
oleh tubuh, akibat tumor pada kelenjar hipofise (suatu kelenjar yang menghasilkan
hormon
adrenokortikotropin,
yang
merangsang
kalenjar
adrenal
untuk
miopati proksimal.
7. Muka membundar (moon face)
8. Menderita amenore
9. Menderita depresi
10. Menderita disfungsi ereksi
11. Hipertensi
12. Hirsutisme
13. Infertilitas pria
14. Sakit kepala
15. Mudah memar
16. Penyembuhan luka yang lambat
17. Tanda merah atau pink pada bagian paha, pantat dan perut
18. Sebuah benjolan atau gumpalan lemak pada bagian atas punggung diantara bahu
(punuk kerbau).
19. Poliuri
20. Polidipsi
21. Pola menstruasi yang tidak teratur
Tugas Endokrin 2
Page 10
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Page 11
c. Fungsi mental pasien dikaji yang mencakup keadaan emosi, respon terhadap
pertanyaan, kesadaran akan lingkungan & tingkat depresi.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang muncul pada pasien dengan sindrom cushing :
a. Resiko cidera & infeksi b/d kelemahan & perubahan metabolisme protein serta
respon inflamasi.
b. Kurang perawatan diri b/d kelemahan, perasaan mudah lelah, atrofi otot &
perubahan pola tidur.
c. Gangguan integritas kulit b/d edema, gangguan kesembuhan & kulit yang tipis
serta rapuh.
d. Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan fisik, gangguan fungsi sexual, dan
penurunan tingkat aktivitas.
e. Gangguan proses berfikir b/d fluktuasi emosi, iritabilitas & depresi.
Intervensi keperawatan
a. Resiko cidera & infeksi b/d kelemahan & perubahan metabolisme protein serta
respon inflamasi
Tujuan :
1. Klien bebas dari cidera jaringan lunak / fraktur
2. Klien bebas dari area ekimotik.
3. Klien tidak mengalami kenaikan suhu tubuh, kemerahan, nyeri / tanda-tanda
infeksi & inflamasi lainnya
Intervensi keperawatan :
Tugas Endokrin 2
Page 12
Tujuan :
1. Meningkatkan keikutsertaan dalam aktivitas perawatan diri.
2. Klien melaporkan mengalami peningkatan kesejahteraan.
3. Klien bebas dari komplikasi imobilitas.
Intervensi Keperawatan :
1. Rencanakan aktivitas dan latihan untuk memungkinkan perubahan periode
istirahat dan aktivitas.
2. Kelemahan, keletihan & penipisan massa otot membuat klien dengan sindrom
cushing mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas normal.
3. Atur aktivitas menjadi tahap-tahap yang sederhana dan berikan dorongan klien
untuk melakukanya untuk mencegah komplikasi imobilitas.
4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman untuk meningkatkan istirahat dan
tidur.
Tugas Endokrin 2
Page 13
c.
Page 14
Tujuan :
1. Memperbaiki proses berfikir pasien supaya kembali ke tingkat yang optimal.
Intervensi Keperawatan :
1. Berikan penjelasan kepada klien dan anggota keluarga mengenai penyebab
ketidakstabilan emosional dalam mengatasi fluktuasi, emosi, iritabilitas, serta
depresi.
2. Observasi dan catat tanda gangguan proses berfikir yang berat (seperti letorki,
gangguan memori, tidak ada perhatian, kesulitan berkomunikasi, dan
mengantuk).
3. Dorong pasien dan anggota keluarga untuk mengungkapkan perasaannya jika
terjadi perilaku psikotik.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
a. Menurunkan resiko cedera dan infeksi.
- Bebas fraktur atau cidera jaringan.
- Bebas daerah daerah ekimosis.
- Tidak mengalami kenaikan suhu, kemerahan, rasa nyeri ataupun tanda tanda
lain infeksi serta inflamasi.
b. Meningkatkan partisipasi dalam aktifitas perawatan mandiri.
- Merencanakan aktivitas dan latihan untuk memungkinkan periode istirahat.
- Melaporkan perbaikan perasaan sehat.
- Bebas komplikasi imobilitas.
Tugas Endokrin 2
Page 15
Identitas
Terjadi pada wanita dan pada laki-laki dengan pefalensi seimbang dan
mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.
Tugas Endokrin 2
Page 16
b. Keluhan Utama
Klien mengeluhkan sakit kepala pada satu atau keduanya, atau di tengah dahi
kabur atau penglihatan ganda; kehilangan samping (perifer) visi, ptosis yang
disebabkan oleh tekanan pada saraf yang menuju ke mata, perasaan mati rasa
pada wajah, demensia, perasaan mengantuk, kepala membesar, makan berlebih
atau berkurang.
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Klien mengatakan kepalanya sering mengalami sakit pada kepalanya, dan
pandangan kabur.
e. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah sebelumnya klien pernah mengalami tumor pada bagian tubuh,
Kaji apakah klien pernah mengalami cedera kepala berat ataupun ringan.
f. Riwayat penyakit keluarga
g. Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit tumor hipofisis.
2. Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi :
- Klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada seluruh bagian
tubuh (jika timbul saat usia dini)
- Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang abnormal pada
ujung-ujung tubuh seperti kaki, tangan, hidung, dagu (timbul pada saat usia
dewasa)
- Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda)
- Tampak atropi pada pupil Klien tampak susah membedakan warna
- Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh karena kelemahan
otot
b.
Palpasi :
- Terdapat nyeri kepala
- Terdapat kelemahan otot tonus otot
3.
Tugas Endokrin 2
Page 17
Perubahan
aktivitas
biasanya/hobi
sehubungan
dengan
gangguan
penglihatan.
-
Kelemahan otot.
b. Sirkulasi
- Edema pada ekstermitas kaki dan tangan.
- Takikardi.
c. Integritas ego
- Ketidakberdayaan/putus asa sehubungan dengan perubahan penampilan
fisik.
d. Eliminasi.
- Perubahan pola berkemih.
- Perubahan warna urin contoh kuning pekat.
e. Makanan/cairan
- Nafsu makan menurun
- Malnutrisi
- Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot.
- Perubahan pada kelembababn/turgor kulit, edema.
f. Neurosensori.
- Pening, disorientasi (selama sakit kepala), tidak mampu berkonsentrasi.
- Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas)
g. Nyeri/kenyamanan
- Nyeri hebat, menetap, menyeluruh atau intermiten, sering sekali
membuat pasien terbangun. Mungkin terlokalisasi, pada posisi tertentu.
h. Keamanan
- Demam
- Suhu meningkat (37,950 C atau lebih)
- Menggigil
Diagnosa keperawatan
a.
b.
c.
Tugas Endokrin 2
Page 18
d.
e.
f.
g.
Rencana keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus.
Tujuan : Nyeri dapat dihilangkan/ditangani
Kriteria hasil
-
Intervensi
Mandiri
a.
perkembangan komplikasi.
b.
c.
d.
Kolaborasi
e.
2.
Tugas Endokrin 2
Page 19
hipofisis ditandai dengan suhu tubuh diatas normal (diatas 36-37,5), kulit
tampak kemerahan, klien mengeluhkan badannya panas
Tujuan:
-
kriteria hasil :
- Suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,50 37,50C),
Intervensi
Mandiri
1.
Pantau suhu tubuh pasien (derajat dan pola) perhatikan adanya menggigil.
R/ Demam biasanya terjadi karena proses inflamasi tetapi mungkin
merupakan komplikasi darikerusakan pada hipotalamus.
2.
3.
4.
Pantau masukan dan haluaran. Catat karakteristik urine, turgor kulit, dan
membrane mukosa.
R/ Hipertermia meningkatkan kehilangan air tak kasat mata dan
meningkatkan resiko dehidrasi, terutama jika tingkat kesadaran menurun
/munculnya mual menurunkan pemasukan melalui oral.
Kolaborasi.
5.
Kriteria hasil
- Penurunan tajam dan lapang pandang klien semakin membaik.
- Klien mangatakan pandangan kabur dan ganda mulai berkurang bahkan
hilang.
Tugas Endokrin 2
Page 20
Intervensi
a.
b.
c.
d.
Kriteria hasil
-
Intervensi
Mandiri
a.
b.
Ukur tinggi, berat badan. Timbang berat badan setiap hari atu sesuai
indikasi.
R/ Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila
berat badan kurang dari normal.
c.
Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan
masukan cairan adekuat.
R/ Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan.
Kolaborasi
Tugas Endokrin 2
Page 21
d.
mengidentifikasi
derajat
ketidakseimbangan
f.
Page 22
kemampuan
untuk
berpatisipasi
pada
aktivitas
yang
dibutuhkan/diinginkan.
R/ Mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pilihan intervensi.
3. Rencanakan priode istrahat adekuat.
R/ Mencegah kelelahan berlebihan dan menyimpan energy untuk
penyembuhan.
4. Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan ambulansi.
R/ Memberikan keamanan pada pasien.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.
Tujuan
-
Kriteria hasil
-
Intervensi
Mandiri
a. Diskusikan
arti
perubahan
dengan
pasien.
Identifikasi
persepsi
batasan
pada
prilaku
maladaptive,
bantu
pasien
untuk
Tugas Endokrin 2
Page 23
dan
Tugas Endokrin 2
Page 24