Anda di halaman 1dari 2

Aku resmi untuk pindah ke Korea.

Aku mungkin bakal kangen dengan semua


yang ada di Tennessee. Tapi, nggak papalah. Lagipula Mom sendirian di sana, jadi
kupikir aku harus menemaninya. Sementara Dad pasti sibuk dengan pekerjaannya
di Tennesse, dia juga udah nggak papa aku pindah ke Korea. Lagipula..
Lagipula kalau pun aku disini, bayangan Kakak masih menghantui. Kupikir,
lebih baik di Korea.

Selamat datang, nona Alexa, kata Jiwon, kepala pelayan rumah tangga
keluarga kami. Aku tersenyum dan menarik koperku.
Nggak usah. Nggak usah, aku bisa membawanya sendiri ke atas, kataku
dengan bahasa inggris. Aku nggak bisa bahasa Korea, lagipula Mom berjanji
memasukkan aku ke sekolah Internasional. Jadi, aku nggak perlu bersusah payah
belajar bahasa korea.
Lexa? Kaukah itu? kata sebuah suara. Itu Mom.
Diruang tamu yang besar ini, aku tersenyum menyambut pelukan hangat
Mom yang berjalan dari belakang.
Aku kangen sekali sama Mom, kataku, memeluk wanita tegar ini erat. Ia
juga tersenyum di belakangku dan melepaskan pelukannya. Memandangku dari
bawah ke atas.
Aku juga, sayang. Aku sangat gembira kau akhirnya mau pindah ke Korea,
katanya, mengecup keningku pelan. Aku tertawa perlahan.
Ceritanya diteruskan nanti saja ya, aku mau ke atas dan membereskan
barang-barangku dulu. Kataku lelah. Sebenarnya aku nggak mau lelah, aku mau
duduk di meja makan bersama Mom dan bercerita banyak dari mulai perjalananku
dari Tennessee ke sini.
Tapi tubuhku nggak bisa bohong, aku butuh istirahat.
Istirahatlah sayang, nanti Jiwon akan membawakan makan malammu,
katanya mengacak rambutku. Aku tersenyum membalasnya. Aku menenteng tas

ranselku dan menggeret koperku ke lantai dua. Rumah ini besar, dan aku bisa
langsung tidur begitu menyentuh tempat tidur karena lelahnya.

Ketika aku membuka kamar ini, nggak ada yang berubah. Pemandangannya
masih tetap pemandangan kota Seoul pada malam hari. Kamar yang cukup luas
sebenarnya. Nggak berubah dalam kurun waktu 3 tahun meninggalkannya. Aku
tersenyum dan menghirup banyak-banyak bau ruangan ini. Tiba-tiba semua
kenangan terputar ulang sama seperti aku menghirup udara di ruangan ini.
Ah.. bayangan kakak muncul lagi. Aku tersenyum menyambutnya.
Permisi nona Alex, kata Jiwon. Aku tersenyum menyambutnya masuk
kamarku saat aku mulai memasukkan semua bajuku ke dalam lemari minimalis di
depan tempat tidur.
Terimakasih, Jiwon. Oh, apakah kautau kapan aku masuk sekolah? tanyaku.
Jiwon tersenyum dan meletakkan sepiring spaghetti kesukaanku dan segelas susu.
Besok pagi nona akan mengenakan seragam sekolah Seoul kok, katanya.

Anda mungkin juga menyukai