Anda di halaman 1dari 1

iv

ABSTRAK
Kawasan perbatasan di Indonesia memiliki potensi sumber daya alam
yang melimpah. Keterbatasan sumber daya manusia dalam memanfaatkan potensi
tersebut menimbulkan berbagai masalah kompleks, salah satunya masalah yang
berkaitan dengan keberadaan nelayan. Nelayan identik dengan keterbatasan aset,
lemahnya kemampuan modal, posisi tawar dan akses pasar. Mereka memiliki
berbagai kesulitan karena usaha penangkapan ikan bergantung pada kondisi alam
dan lingkungan. Kawasan perbatasan menjadi isu krusial karena keterisolasian,
rendahnya taraf hidup, minimnya fasilitas publik, dan minimnya akses terhadap
informasi. Pada kawasan perbatasan antarnegara Indonesia dan Malaysia di Desa
Sei Pancang, kondisi perbatasan memiliki berbagai ketertinggalan dari negara
tetangga. Pertanyaan penelitian yaitu bagaimana adaptasi nelayan kawasan
perbatasan di Desa Sei Pancang, Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis adaptasi yang
dilakukan nelayan Sei Pancang di kawasan perbatasan antarnegara Indonesia dan
Malaysia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif,
melalui observasi, studi dokumentasi dan wawancara mendalam. Keabsahan data
dilakukan dengan teknik trianggulasi melalui cek, ricek dan konfirmasi antara
hasil observasi, studi dokumentasi dan hasil wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi nelayan Sei Pancang dalam
mengatasi kesulitan hidup di kawasan perbatasan dilakukan dengan menerapkan
nilai-nilai budaya, memanfaatkan sumber daya yang tersedia, dan memelihara
hubungan sosial dan ekonomi berupa hubungan patron klien dengan toke Tawau.
Karakteristik perbatasan antara Desa Sei Pancang dan Kota Tawau merupakan
perbatasan yang memiliki saling ketergantungan (interdependent borderland)
dalam pemenuhan sumber daya. Temuan lapangan menunjukkan bahwa
karakteristik kawasan perbatasan memiliki peranan dalam adaptasi nelayan
kawasan perbatasan.

Kata kunci : adaptasi, nelayan, nilai-nilai budaya, patron-klien, kawasan


perbatasan

Anda mungkin juga menyukai