Hipertensi
Hipertensi
Inhibitor
Kalsium
Keuntungan
-
Menurunkan
glomuler
Memperbaiki
glomuler
Menghambat terjadinya hipertrofi
glomuler
Mencegah terjadinya glomuler
Mengurangi proteinuria
Mengurangi
hipermetabolisme
ginjal
Mengurangi akumulasi kalsium
intraseluler
Dianjurkan
Antagonis
tekanan
intra
permeabilitas
pada
nefropati
nefripati diabetik
Meningkatkan natriuresis
Memperbaiki toleransi glukosa
plasma
Mempercepat regresi LVH
Meningkatkan kecepatan ACEI
Baik untuk hipertensi usia muda
dengan peningkatan system RAA
dan simpatis
Baik pula untuk hipertensi dan
pasca infark akut dengan tujuan:
Menurunkan
resiko
takhiaritmia
Mengurangi
progresivitas
dilatasi ventrikel
Memperbaiki toleransi latihan
Menurunkan peningkatan system
anti-aldosteron ringan
Baik untuk isolated
systolic
miokard
Menurunkan curah jantung dan
tahanan perifer
Memperbaiki integritas endotel
Normalisasi peningkatan system
bloker
Baik untuk hipertensi dengan
angina pectoris
Baik untuk hipertensi
dan
takhiaritmia
Perbedaan pemberian obat tunggal dan obat kombinasi
Perawatan obat tunggal
Perawatan kombinasi
- Diperlukan dosis obat yang
- Dosis rendah untuk masing
-
lebih tinggi
Kurang efektif
Efek samping lebih banyak
Diuretik
Semua kelas diuretik menyebabkan peningkatan eksresi natrium
oleh ginjal (natriuresis) dimana efek ini bertanggung jawab
terhadap aktivitas antihipetensi dari diuretik. Diuretik tiazid
chlortalidone,
metolazone,
Indikasi
Diuretik thiazid merupakan pilihan pertama untuk terapi
hipertensi. Thiazid dapat digunakan dalam bentuk tunggal
maupun kombinasi dengan antihipertensi lain. Kombinasi
dengan ACEI atau -bloker merupakan kombinasi yang
umum digunakan.
Mekanisme kerja
Pada
penggunaan
jangka
menurunkan
volume
penurunan
cardiac
darah
pendek,
diuretik
yang
berdampak
output.
Pada
thiazid
pada
penggunaan
Perhatian
Hipokalemia dapat terjadi pada penggunaan diuretik tiazid.
Hipokalemia berbahaya pada pasien PJK dan yang sedang
sparing
diuretik
atau
suplement
potassium.
Loop diuretik
- Contoh obat
Yang
tergolong
di
dalamnya
ialah:
Furosemide,
Indikasi
Loop diuretik digunakan pada pasien pulmonary oedema
akibat gangguan pada ventrikel kiri, pada pasien CHF
(Chronic Heart Failure), dan juga pasien diuretic resistant
oedema.
Mekanisme kerja
Loop diuretik terutama bekerja pada bagian menaik dari
loop of Henle dengan menghambat reabsorbsi elektrolit
sehingga meningkatkan ekskresi natrium.
Perhatian
Hipokalemia dapat terjadi pada penggunaan furosemid.
Hipokalemia berbahaya pada pasien PJK berat dan yang
sedang
menerima
obat
cardiac
glycosides.
Resiko
Indikasi
Mekanisme kerja
Potassium sparing diuretik terutama bekerja pada tubulus
distal ginjal untuk meningkatkan ekskresi natrium dan
menurunkan ekskresi kalium.
Perhatian
Potasium sparing diuretik dapat meyebabkan terjadinya
hiperkalemia terutama pada pasien yang dengan riwayat
gangguan ginjal kronis atau diabetes dan pasien yang
sedang menggunakan ACE inhibitor, ARB, NSAID
atau potassium supplement.
Aldosterone Antagonist
- Contoh obat
Termasuk golongan Potassium sparing diuretik. Yang
tergolong
didalamnya
ialah:
Eplerenone, dan
Spironolactone
-
Indikasi
Aldosteron antagonis diindikasikan untuk oedema, pada
dosis rendah memiliki efek kerja pada penderita gagal
jantung
dan
juga
digunakan
pada penderita
primary
Mekanisme kerja
Aldosterone antagonist bekerja pada bagian distal tubulus
renal sebagai antagonis kompetitif dari aldosteron.
Perhatian
Untuk jenis obat spironolacton harus dihindari pada
gangguan fungsi ginjal dan hati-hati bila dikombinasikan
dengan
ACE
inhibitor/ARB,
akan
menyebabkan
hiperkalemia.
-Bloker
- Contoh obat
Yang tergolong di dalamnya ialah: Doxazosin, Prazosin,
Terazosin, dan Indoramin
-
Indikasi
-bloker merupakan antihipertensi alternatif pilihan pertama
apabiladiuretik atau -bloker dikontraindikasikan atau tidak
ditoleransi dengan baik. -bloker terutama diindikasikan untuk
penderita benign prostatic hyperplasia. - bloker tidak berpengaruh
terhadap
profil
lipid
dan
glukosa
sehingga
berguna
efektif
sedangkan
dibandingkan
-bloker
efek antiarrhytmics
yang
dengan
noncardioselektif,
noncardioselektif
lebih baik
dibandingkan
memiliki
dengan
Mekanisme kerja
Secara umum -bloker menghambat aksi noradrenalin pada
reseptor adrenergik -1 di jantung dan jaringan lain sehingga
menyebabkan penurunan cardiac output melalui penurunan
denyut
jantung
dan
kontraktilitas.
-bloker
juga
Perhatian
Penghentian mendadak terapi beta blocker menyebabkan gejala
putus obat (With drawl) yang dapat memperburuk PJK. Dapat
dilakukan tindakan preventif dengan pengurangan bertahap
dosis beta blocker sebelum terapi dihentikan. Penggunaan beta
blocker bersamaan dengan verapamil menyebabkan risiko
hipotensi dan asystole yang dapat meningkatkan risiko gagal
jantung pada penderita penyakit jantung koroner.
Indikasi
ACE inhibitor merupakan antihipertensi alternatif pilihan
pertama apabila diuretik atau -bloker dikontraindikasi atau
tidak
ditoleransi
dengan
baik.
ACEI
terutama
Mekanisme kerja
ACE inhibitor menghambat Angiotensin Converting Enzym
sehingga menyebabkan vasodilatasi, penurunan resistensi
perifer dan penurunan kadar hormon aldosteron.
Perhatian
Pada penggunaan ACE inhibitor yang harus diperhatikan yaitu
meningkatnya kadar K+ dalam tubuh (hiperkalemia) bila
digunakan bersamaan dengan potasium sparing diuretik, oleh
karena itu selama penggunaan perlu dilakukan monitoring
kadar K+ dalam tubuh. Pada penggunaan kombinasi pertama
kali dengan diuretik efek hipotensi dapat muncul dengan tiba
tiba sehingga diuretik perlu dihentikan satu hari saat
menggunakan ACE inhibitor.
ACE inhibitor juga dapat meningkatkan serum kreatinin,
sehingga pada pasien dengan risiko renal impairment selama
penggunaan harus hati hati dan dilakukan monitoring serum
kreatinin.
irbesartan,
olmesartan
medoxomil,
Indikasi
Angiotensin II Receptor Antagonist merupakan alternatif
pilihan antihipertensi untuk penderita yang tidak mentoleransi
ACEI karena efek samping yang berupa batuk kering dan
angioedema. ARB dapat diberikan pada penderita STEMI yang
intoleren terhadap ACEI, dimana penderita tersebut secara
klinis dan radiologis menunjukkan kondisi gagal jantung atau
fraksi ejeksi < 0.40 untuk itu biasanya direkomendasikan
penggunaan valsartan dan candesartan.
Mekanisme kerja
ARB merupakan antagonis kompetitif dari angiotensin II pada
reseptor AT1, yang menyebabkan penurunan resistensi perifer
tanpa
adanya
reflek peningkatan
denyut
jantung
dan
Perhatian
Monitoring konsentrasi plasma potasium terutama pada pasien
lansia dan pasien dengan renal impairment , karena efek
hiperkalemianya.
Antagonis Kalsium
Antagonis kalsium dibagi menjadi dua subclass yaitu dihydropyridine
dan non dihydropyridine. Dihydropyridine mempengaruhi baroreseptor
dengan reflex takikardia karena efeknya yang kuat dalam
mengakibatkan
vasodilatasi
perifer.
Dihydropyridine
tidak
pada
supraventrikular
dihydropyridine menyebabkan
tachyarrhytmias,
penurunan
Sedangkan
heart
rate
non
dan
Indikasi
Jika angina stabil dan tekanan darah tidak dapat dikontol
dengan beta bloker atau jika terjadi kontraindikasi dengan
beta bloker maka dapat menggunakan golongan calcium
channel bloker. Calcium channel bloker dapat mengurangi
total resisten perifer dan resistensi koroner sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Sering kali beta bloker dan
calcium channel bloker dikombinasikan.
Mekanisme aksi
CCB bekerja dengan mengintervensi pemindahan ion
kalsium melalui kanal kalsium di membran sel, dimana
bertanggung jawab menjaga plaeau phase potensi aksi.
Depolarisasi jaringan lebih bergantung kepada influks
kalsium ketimbang natrium, terutama pada otot polos
vaskular, sel-sel myokardial, dan sel-sel yang terdapat
dalam nodus nodus sinoatrial dan atrioventrikular.
Blokade pada kanal kalsium mengakibatkan vasodilatasi
koroner dan perifer, aksi inotropik negatif, mereduksi
denyut jantung, dan memperlambat konduksi ventricular.
Perhatian
hipertensi,
karena
efeknya
yang
dapat
verapamil HCl
Indikasi
Sama dengan antagonis kalsium dihydropyridine.
Mekanisme aksi
Sama dengan antagonis kalsium dihydropyridine.
Perhatian
Verapamil tidak boleh diberikan bersamaan dengan beta
bloker karena efek kronotropik dan inotropik negatif nya
yang kuat, sehingga harus diberikan dengan hati-hati pada
penderita gagal jantung atau yang sedang diterapi dengan
beta bloker. Penghentian mendadak terapi calcium channel
blocker menyebabkan gejala putus obat (with drawl) yang
dapat memperburuk angina.
Pencegahan Hipertensi
Mengurangi
dalam
hal
mengkonsumsi
garam.Bila
kita
Menghindari
dan
mempunyai
penyakit DM tersebut.
1. Basile J. 2012. Hypertension 2012: what will the JNC 8 Guideline look like?.
Annual primary care Kiawah conference Carolina. South carolina.
2. Hajjar I, Kotchen TA. 2003. Trends In Prevalence, Awareness, Treatment, And
Control Of Hypertension In The United States, 1998 2000. JAMA 290:199206. Dalam : Muchid A et al. 2006. Pharmaceutical untuk penyakit hipertensi.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan
Alat kesehatan Departemen kesehatan.
3. Mancia G, Laurent S, et al.2009. Reappraisal of European guidelines on
hypertension management: a European Society of Hypertension Task Force
document Giuseppe. Journal of Hypertension 2009