Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan
untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan Islam. Hasan Langgulung,
berpendapat bahwa dasar operasional pendidikan Islam terdapat enam (6) macam,
yaitu:historis, sosiologis, ekonomis, politik dan administrasi, psikologis dan filosofis,
yang mana keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filosofis.Penentuan dasar
tersebut agaknya sekuler, selain tidak memasukan dasar religious, juga menjadikan
filsafat induk dari segala dasar.Dalam Islam dasar operasional segala sesuatu adalah
agma, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktvitas yang benuansa
keislaman.Dengan agama maka semua aktivitas pendidikan menjadi bermakna,
mewarnai dasar lain, dan bernilai ubudiyah. Oleh karena itu, dasar operasional
pendidikan yang enam sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasan Langgulung di
atas perlu ditambahkan dengan dasar yang bersumber dari agama yaitu dari tinjauan
al-Quran dan sunnah (Hadits Nabi).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dan fokus
pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai beriku:
1. Bagaimana tinjauan al-Quran dan Hadits ?
2. Bagaimana tinjauan falsafah ?
3. Bagaimana tinjauan yuridis formal ?
4. Bagaimana tinjauan psikologis ?
5. Bagaimana tinjauan sosiologis, ?dan
6. Bagaimana tinjauan aksiologis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Pemikiran Pendidikan Islam


1. Tinjauan al-Quran dan Hadits
Menurut Sai'id Ismail Ali, sebagaimana yang dikutip oleh Hasan Langgulung,
sumber atau dasar pendidikan Islam terdiri atas enam macam, yairu al-Quran, AsSunnah, kata-kata sahabat (madzhab shahabi), kemaslahatan umat/sosial (mashalil
al-mursalah), tradisi atau adat kebiasaan masyarakat ('uruf), dan Hasil pemikiran para
ahli dalam Islam (ijtihad).
a.

Al-Quran
Al-Quran dijdikan sebagai sumber pendidikan Islam yang pertama dan utama

karena ia memiliki nilai absolute yang diturunkan dari Tuhan. Allah s.w.t.
menciptakan manusia dan dia pula yang mendidik manusia, yang mana isi pendidikan
itu telah termaktub dalam wahyu-Nya.Tidak satupun persoalan, termasuk persoalan
pendidikan, yang luput dari jangkauan al-Quran.Allah s.w.t. berfirman dalam Q.s. alAn'am ayat: 38, yang berbunyi sebagai berikut:

Terjemahnya:
"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.Tiadalah Kami
alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan". Q.S. al-Anam : 38.

Q.S an-Nahl ayat: 89, sebagai berikut:

Terjemahnya:
"(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang
saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad)
menjadi saksi atas seluruh umat manusia.Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al
Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri".Q. S. an-Nahl : 89.

Dua ayat di atas memberikan isyarat bahwa pendidikan Islam cukup digali
dari sumber autentik Islam, yaitu al-Quran.Ayat al-quran tersebut menunjukkan
kepada manusia bahwa Allah s.w.t. sejakawal memberikan pengajaran dan
pendididkan kepada manusia agar manusia menjadikan al-Quran sebagai petujuk
dalam kehidupannya.Selain ayat yang dikutip oleh penulis di atas masih banyak ayatayat Allah yang memberikan petunjuk kepada manusia agar manusia memikirkan
tanda-tanda kekuasaan Allah.Nilai esensi dalam al-Quran selamanya akan abadidan
selalu relevan pada setiap waktu dan zaman, tanpa ada perubahan sama sekali.
Perubahan dimungkinkan hanya menyangkut masalah interpretasi mengenai nilainilai instrumental dan menyangkut masalah tekhnik operasional.Pendididkan Islam
yang ideal harus sepenuhnya mengacu pada nilai dasar al-Quran, tanpa sedikitpun
menghindarinya.
b. As-Sunnah
Robert L. Gullick dalam Muhammad The Educator menyatakan: "Muhammad
betul-betul seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan dan
dan kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan stabilitas yang
mendorong perkembangan budaya Islam, serta revolusi sesuatu yang mempunyai

tempo yang tak tertandingi dan gairah yang menantang. Dari sudut pragmatis,
seseorang yang mengangkat perilakuadalah

manusia adalah seorang pangeran

diantara para pendidik". Corak pendidikan Islam yang diturunkan dari sunnah Nabi
Muhammad s.a.w. adalah sebagai berikut:
1. Diasampaikan sebagai rahmat li al-'alamin (rahmat bagi semua alam), yang
ruang lingkupnya tidak sebatas spesies manusia, tetapi juga pada makhluk
lainnya. (Q.S al-Anbiya: 107-108)
2. Disampaikan secra utuh dan lengkap, yang memuat berita gembira dan
peringatan pada umatnya. (Q.S Saba: 28)
3. Apa yang disampaikan merupakan kebenaran mutlak (Q. S. al-Baqarah: 119)
dan terpelihara autentitasnya. (Q.S. al-Hijr: 9)
4. Perilaku Nabi s.a.w. tercermin sebagai uswah hasnahyang dapat dijadikan
figure atau suri teladan (Q. S. al-Ahzab: 21), karena perilakunya dijaga oleh
Allah s.w.t (Q. S. an-Najm: 3-4), sehingga beliau tidak pernah berbuat
maksiat.
5. Dalam masalah tekhnik operasional dalam pendidikan Islam diserahkan penuh
pada umatnya. Strategi, pendekatan, metode dan tekhnik pembelajaran
diserahkan penuh pada ijtihad umatnya, selam hal itu tidak menyalahi aturan
pokok dalam Islam. Sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Anas dan Aisyah, antum alam bi umur dunyaakum (engkau lebih tahu
terhadap urusan duniamu).

2. Tinjauan Falsafah
Ada beberapa pendapat para ahli yang berusah memahami tujuan pendidikan
islam dari sudut pandang falsafah, antara lain :

1. Ahmad D. Marimba, ia berpendapat bahwa pendidikan adalah bimbingan atau


pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
2. Muhammad Athiyah al-Abrasy, dia berpendapat bahwa pendidikan budi
pekerti adalah jiwa dari pendidik Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa
pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Mencapai
akhlak yang sempurna adalah tujuan yang sebenarnya dari pendidikan Islam.
3. Hasan Langgulung, berpendapat bahwa berbicara Tentang tujuan pendidikan
tidak dapattidak mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup. Tujuan hidup
ini menurutnya tercermin dalm ayat 162 surat al-Anam yang terjemahnya
:katakanlah : sesunggunya sembahyangku dan ibadah hajiku, seluruh hidup
dan matiku, semuanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Sejalan juga dengan
pendapatnya Muhammad Quthb, ia berpendapat Isalam melakukan pendidikan
dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud manusia,
sehingga tidak ada yang tertinggal dan terabaikan sedikitpun, baik segi jasmani
maupun rohani, baik kehidupannya secara mental, dan segala kegiatannya di
bumi ini.

Dari beberapa pendapat di atas tujuan pendidikan Islam ditinjau dari


segi falasafah adalah sebagai berikut :
a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi denagan
sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah
bumi sesuai denagan kehendak Tuhan
b. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekehalifahannya di
muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas
tersebut tersa ringan dilksanakan.

c. Mengarahkan

manusia

agar

berakhlak

mulia,

sehingga

ia

tidak

menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya


d. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia
memiliki ilmu, akhlak dan ketrampilan yang semua ini dapat digunakan guna
mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya
e. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidupdi dunia dan di
akhirat.
3. Tinjauan Yuridis Formal
Pancasila yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah sebagai dasar Negara,
kepribadian, tujuan dan pandangan hidup bangsa Indonesia.Dasar Negara, pandangan
hidup bansa, Pancasia merpakan pedoman yang menunjukkan arah, cita-cita dan
tujuan bangsa. Kerena itu Pancasila harus menjadi semua dasar kegiatan pendidikan
di Indonesia.Melalui system pendidikan nasional diharapka setiap rakyat Indonesia
mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama
membangun masyarakatnya.Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan ideal
adalah Pancasila, landasan konstitusional ialah UUd 1945, dan landasan operasional
ialah Ketetapan MPR tentang GBHN.
a. Landasan ideal
Dalam Undang-Undang pendidikan no.4 tahun 1950 tentang dasar-dasar
pendidikan dan pengajaran sekolah pada BAB III Pasal 4 tercantum bahwa landasan
ideal pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan
masyrakat dan tanah Air.

Menurut Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi dalam buku Program akta


Mengajar VB, komponen bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (1984/1985)
dikemukakan seperti berikut:
sistem pendidikan nasional Pancasila ialah system pendidikan nasional Indonesia
satu-satunya yang menjamin teramalkan dan terlestarikan Pancasila. Predikat
Pancasila perlu ditonjolkan sebagai identitas system karena pada hakikatnya secara
intrinsik Pancasila adalah kepribadian (identitas system kenegaraan RI dengan segala
jenis implikasinya terhadap subsistem dalam negara ), dan sebagainya.
b. Landasan konstitusional
Pendidikan nasional didasarkan atas landasam konstitusonal/Undang-Undang
Dasar 1945 pada Bab XIII Pasal 31 yang berbuyi:
Ayat 1 : tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.
Ayat 2 : pemerintah harus mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system
pengajaran nasional yang ditetapkan denagan Undang-Undang.
Pasal 33 berbunyi: pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia
Dalam pembukaan Undang-undang 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah:
1) Memajukan kesejahteraan umum
2) Mencerdaskan kehidupan bangsa
3) Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social.
c. Landasan operasional

1) TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3


2) TAP MPR No. IV/MPR/1973
3) TAP MPR No. IV/MPR 1978

4) TAP MPR No. II/MPR1983


5) TAP MPR No. II/MPR/1988
6) Bab II PAsal 4 UU RI No. 2 Tahun 1989.

4. Tinjauan Psikologis
Pendekatan ini menurut kita berpandangan bahwa manusia adalah makhluk
Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan rohaniah dan
jasmaniah

yang

memerlukan

bimbingan

dan

pengarahan

melalui

proses

kependidikan.
Membimbing dan mengarahkan perkembangan jiwa dan pertumbuhan
jasmani dalam pengertian bahwa pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pengertian
psikologis. Kerena pekerjaan mendidik atau mengajar menusia didasarkan atas dasar
tahap-tahap perkembangan/pertumbuhan psikologis dimana psikologis telah banyak
melakukan studi secara khusus dari aspek-aspek kemampuan belajar manusia.
Tanpa disadri denagan pandangan psikologis tidak akan menemukan sasaran
yang tepat, yang berakibat pada pencapaian produk pendidikan yang tidak tepat pula.
Antara pedagogic denagan (dalam hal ini psikologi pendidikan) saling
mengembangkan dan memperkokoh dalam proses pengembangan akademiknya lebih
lanjut, juga dalam proses pencapaian tujuan pembudayaan manusia melalui proses
kependidikan.Allah telah menunjukkan berbagai gejala hambatan dan rintangan
psikologis yang bermukim di dalam diri manusia, baik yang bersifat pembawaan
maupun karena pengaruh factor eksternal. Firman allah s.w.t.
Terjemahnya:
di dalam hati mereka (orang kafir) terdapat penyakit maka allah menambah
(parah) penyakit mereka dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka
berdusta. (Q. S. al-Baqarah: 10)
5. Tinjauan aksiologis
Pengembangan dan penerapan ilmu pendidikan Islam diperlukan etika
profetik, yakni etika yang dikembangkan atas dasar nilai-nilai ilahiyah (qauliyah)
8

bagi pengembangan dan penerapanilmu.Ada beberapa butir nilai, hasil deduksi dari
al-Quran, yang dapat dikembangkan untuk etika profetikpengembangan dan
penerapan ilmu pendidikan Islam, yaitu:
1. Nilai ibadah
2. Nilai ihsan
3. Nilai masa depan
4. Nilai kerahmatan
5. Nilai amanahnilai dakwah
6. Nilai thabsyir (memberi harapan baik).
Demikian makna pendidikan Islam ditinjau dari segi aksiologisnya diharapkan
dapat memberi arti bagi kelanjutan pendidikan Islam dalam membina dan
mengembangkan potensi manusia.
B. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan selesai.Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang
berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuan bertahap dan
bertingkat. Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan Islam, akan terlihat
dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami pendidikan
Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi
Insan Kamil artinya manusia utuh jasmani dan rohani, dapat hidup dan berkembang
secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah s.w.t.Tujuan ini
kelihatannaya sudah terlalu ideal. Tetapi dengan kerja keras dan terencana dengan
kerangka-kerangka kerja yang konsepsional mendasar, pencapaian itu bukan sesuatu
yang mustahil.

Ada beberapa tujuan pendidikan Islam :

1. Tujuan umum
Tujuan umum pendidikan harus dikaitkan dengan tujan pendidikan nasional
Negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakandan harus dikaitkan pula
dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.
2. Tujuan Akhir
Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat
pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan akhir pendidikan Islam
tersebut dapat dipahami dalam firman Allah s.w.t. yang terjemahnya sebagai
berikut :wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
denagan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam kedaan
muslim (menurut ajaran islam). (Q. S. Ali-Imran : 102 ).
3. Tujuan sementara
Tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu
yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan
berbentuk insan kamil dengan pola takwa sudah kelihatan meskipun dalam
ukuran sederhana.

4. Tujuan operasional
Tujuan yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu
seperti tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus (TIU dan TIK).
Dalam adagium ushuliyah dinyatakan bahwa : al-umur bimaqshidiha,
bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau renana yang
telah ditetapkan. Perumusan tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat
pendidikan yang meliputibeberapa aspeknya, misalnya tentang :

10

1. Tujuan dan tugas hidup manusia(Q. S. al-Imran: 191).


2. Memperhatikan sifat-sifat dasr (nature) manusia (Q.S. al-Kahfi: 29)
3. Tuntutan masyarakat
4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.
Kongres se-Dunia ke II tentang pendidikan Islam tahun 1980 di Islamabad,
menyatakan bahwa:
Tujuan Pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan
kepribadian manusia (peserta didik pen.) secar menyeluruh dan seimbang yang
dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional,
perasaan dan indera.Karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan
seluruh aspek fitrah peserta didik, aspekspiritual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa,
baik secara individual maupun secara kolektif, dan mendorong semua aspektersebut
berkembang kea rah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan muslim
terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara
peibadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.

Daftar Pustaka

al-Abrasy, Mohammad Athiyah Dasar-dasar pokok pendidikan Islam, (terjemahan)


Bustami A. Ghani dan Djohar Bahry L.I.S. dari al-Tarbiyah alIslamiyah,Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
Al-Rasyidin dan Syamsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam (pendekatan historis,
teoritis dan praktis). Ciputat: PT Ciputat Press, 2005
Arifin,

Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasrkan


Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006

Departemen Agama Islam RI, Mukadimah al-Quran dan tafsirnya (Edisi yang
disempurnakan). Jakarta: Departemen Agama Islam RI. 2009.

11

Dradjat. Zakiah Ilmu Pendidikan IslamJakarta: Bumi Aksara, 2006.


Ihsan, Fuad Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta:PT Rineka Cipta Anggota IKAPI,
1996
Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: al-Husna, 1988
________________, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Bandung: alMa'arif, 1980.
________________, Manusia dan pendidikan suatu analisa psikologi dan
pendidikan, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1968.
Marimba, Ahmad . Pengantar filsafat pendidikan Islam, Bandung: PT. al-Maarif,
1962
Muhaimin. Nuansa Baru Pendidikan Islam. Edisi pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidika Islam. Jakarta: Kencana, 2006
Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997
Rahmat, Jalaluddin. Islam Alternatif, Bandung: Mizan, 1991.

12

Anda mungkin juga menyukai