Anda di halaman 1dari 20

1

PROPOSAL DISERTASI
PENERAPAN PROGRAM LINIER
(ASSIGNMENT MODEL) UNTUK MENCARI
SELISIH HARGA PAKET KONTRAK

Oleh : Sofyan B

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Keberhasilanpelaksanaansuatupekerjaanproyekkonstruksitentudiusahakanda
patdiselesaikandenganbiayapelaksanaanlebihkecildaribiayarencanadanwaktupelaks
anaanlebihpendekdariwakturencana,
dengantidakmengurangimutudansesuaidenganspesifikasi

yang

telahditetapkan.Pembuatan keputusan berarti pemilihan suatu alternatif dari


beberapa

alternatif

yang

dihadapi

oleh

para

membuat

keputusan.

Linier

programming sebagai suatu metode untuk memecahkan persoalan-persoalan


optimasi didalam pembatasan-pembatasan, merupakan alat yang ampuh bagi para
pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang paling baik (the best decision)
berdasarkan hasil pemecahan yang terbaik dari persoalan optimasi. Baik para
pejabat pemerintah dan perusahaan maupun individu-individu sebagai pimpinan
atau ahli dalam bidangnya masing-masing perlu memahami, paling tidak dapat
membaca, hasil pemecahan optimum, alokasi dana pembangunan ke sektor-sektor
ekonomi sehingga diperoleh pendapatan per kapita yang maksimum, transportasi
material sehingga dicapai jumlah biaya yang minimum, semua ini adalah sebagai
hasil pengetrapan metode kwantitatif linier programming. Linier programming
sebagai salah satu tehnik dari operation research berkembang dengan cepat sekali
berkat kemajuan dalam elektronic data processing. Dalam menentukan jumlah biaya
kontrak dalam suatu proyek, adakalanya dilakukan definitive estimate, yaitu
estimasi yang paling akurat dan prosesnya memerlukan upaya dan persiapan yang
besar. Jenis estimate yang lebih awal, mungkin dapat diselesaikan oleh satu orang

estimator, dalam beberapa hari saja. Tetapi jenis definitive estimate, memerlukan
waktu yang lebih lama, bisa dalam minggu atau bulan. Untuk proyek yang besar,
memerlukan

keterlibatan

ribuan

man

hourstenaga

teknik

dalam

proses

penyelesaian cost estimate. Dalam kenyataan, definitive estimate, ada dua macam
atau versi, ditinjau dari pihak pembuatnya, yaitu versi owneer dan versi kontraktor.
Definitive estimate dari versi owneer, yang sering disebut dengan Owneer
Estimate, pada umumnya disusun berdasarkan pengalaman masa lalu dan
menerapkan konsep everaging (rata-rata), oleh cost engineer yang bekerja atas
perintah owneer. Sedang definitive estimate versi kontraktor, nantinya digunakan
Bid Price (harga penawaran), disusun lebih detail dengan persiapan yang cukup,
dan dilakukan oleh cost engineer berpengalaman. Beberapa kontraktor yang kurang
profesional, sering melakukan estimate dengan pendekatan konsep everaging,
seperti pada pihak owneer, dan bahkan banyak menghitung bergantung pada
informasi besarnya owneer estimate yang diperoleh, sehingga upaya lebih besar
adalah dalam memperoleh informasi owneer estimate tersebut, sedang proses cost
esimatenya berjalan dengan cara mundur.
Kontraktor yang profesional, dalam membuat construction cost estimate,
walaupun sebagai nilai yang diperkirakan, tetapi tetap menggunakan faktor kunci
yang pasti, yaitu antara lain meliputi, hal-hal sebagai berikut:
-

Construction schedule

Construction technologi (construction method)

Dasar produktivitas tenaga kerja

Metode estimasi.

MetodePenugasanmerupakansuatumetode

yang

digunakanuntukmengaturproses tender dari beberapa kontraktor dengan sejumlah


paket kontrak yang jumlah sama dengan jumlah kontraktor, dengan ketentuan satu
paket hanya dimenangkan oleh satu kontraktor saja. Metode Penugasan merupakan
kasus khusus dari model transportasi, dimana sejumlah m sumber ditugaskan
kepada sejumlah n tujuan (satu sumber untuk satu tujuan) sedemikian sehingga
didapat biaya total yang minimum. Biasanya yang dimaksud dengan sumber adalah
pekerjaan atau bisa juga sebagai paket kontrak, sedangkan yang dimaksud dengan
tujuan adalah para kontraktor yang akan mengikuti proses pelelangan atau tender.
Jadi dalam hal ini, ada m paket yang ditugaskan pada n kontrakor, dimana apabila
paket pekerjaan i (i =1, 2, . . . . ., m) ditugaskan kepada kontraktor j (j=1,2, . . . .,n)
akan muncul biaya penugasan cij. Persoalan Penugasan ini merupakan persoalan
liniear programming, yang pada mulanya dikembangkanoleh F.L,Hitchock pada
tahun 1941 dam studinya yang berjudul : The distribution of a product from several
to numerous Location. Ini merupakan ciri dari meminimumkan sedapat mungkin
biaya dari paket tender. Pada tahun 1947, TC Koopmans secara terpisah
menerbitkan suatu hasil studi mengenai : Optimal utilization of the transportation
system. Selanjutnya, perumusan persoalan

Linier Programming,

dan cara

pemecahan yang sistematis dikembangkan oleh Prof.George Danzig yang sering


disebut Bapak Linear Programming. Prosedur pemecahan yang sistematis tersebut
disebut metode simpleks. Metode ini akan dilakukan dengan beberapa kali iterasi
sehingga nantinya akan didapat jumlah total dari biaya paket tender yang akan
dimenangkan oleh setiap kontraktor. Beberapa tahun sebelum George B Dantzig
memformulasikan teknik program linier, pada tahun 1941 Frank L Hitchcock

memformulasikan masalah transportasi sebagai metode unruk pemasokan suatu


material dari beberapa sumber, ke sejumlah lokasi dengan berbagai biaya transpor
yang tetap. Dan secara terpisah TC Koopmans

yang pada tahun 1947

memformulasikan masalah yang sama. TC Koopmans, seorang ahli ekonomi


Amerika yang berasal dari Belanda dan sebagai profesor di Chicago dan Yale,
dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1975. Pada tahun 1951 George Dantzig
melakukan penyesuaian atas metode simplex untuk memecahkan permasalahan
transportasi yang diformulasikan sebelumnya oleh Hitchcock dan Koopmans. Pada
tahun 1954, Abraham Charnes dan William Cooper mengembangkan suatu sajian
intuitif dari prosedur Dantzig yang disebut metode stepping-stone, yang pada
dasarnya mengikuti logika metode simplex tetapi menghindari penggunaan tabel dan
operasi putar untuk mendapatkan hasil kebalikan dari basis. Dalam pendistribusian
paket kontrak yang akan ditenderkan dan besarnya nilai kontrak diselesaikan
dengan metode penugasan dengan mengkesampingkan faktor-faktor non-teknis
yang selama ini berlaku dalam proses tender di negara kita. Metode penugasan ini
adalah bagian dari program linier dengan menggunakan tabel-tabel simpleks yang
disederhanakan dalam bentuk matriks biaya. Sains Manajemen atau Teknik Sains
Manajemen adalah suatu klasifikasi model yang digolongkan dalam lima kategori
yaitu Program Linier Matematik, yang didalamnya meliputi model program
linier,analisis grafik, metode simpleks, model minimasi, post-optimalitas, transportasi
dan penugasan, program linier intejer dan program linier sasaran. Kategori lainnya
yaitu Teknik Probabilitas, Teknik Persediaan, Teknik Jaringan dan Teknik Linier dan
non linier lainnya. Program linier, yang dipelajari sekarang ini, disusun oleh Geoege
B. Dantzig ditahun 1947 pada saat memimpin Air Force Statistical Controls Combat
Analysis

Branch

di

Pentagon.

Pada

saat

Dantzig

menganalisa

masalah

perencanaan Air Force, dia menyadari dapat merumuskan sistem ketidaksamaan


linier. Hal diatas merupakan awal pemberian nama untuk program dalam struktur
linier, yang belakangan disederhanakan menjadi program linier.

1.2 Perumusan Masalah


Proses Pendistribusian paket kontrak dengan Metode Assignment (Metode
Penugasan) Pada Pekerjaan Rehabilitasi Dan Peningkatan Jalan Poros Bungin
Kabupaten Enrekang, diikuti oleh lima kontraktor dengan jumlah paket lima, dengan
rumusan dan sasarannya secara lengkap dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Semua kontraktor yang akan mengikuti tender adalah telah lolos seleksi ,meliputi
kelengkapan tehnis maupun administrasi.
2. Setiap kontraktor diharuskan memasukkan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
untuk semua paket yang akan di tenderkan.
3. Setiap kontraktor hanya akan memenangkan satu paket kontrak saja yang
diselesaikan dengan metode yang dimaksud.
4. Apabila terjadi jumlah paket dan kontraktor tidak sama maka dilakukan
penambahan faktor dumy baik pada kontraktor maupun pada Rencana Anggaran
Biaya (RAB) atau Paket Kontrak.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Semua paket kontrak dibuat dalam bentuk tabel secara matrix biaya yang terdiri
dari sejumlah kolom dan baris.
2. Pemenang dari paket kontrak dari setiap konraktor hanya terdiri dari satu paket
saja.

3. Kemungkinan

untuk

terjadinya

paket

kontrak

dengan

nilai

kecil

yang

dimenangkan oleh setiap kontraktor adalah tidak terjadi.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memberi masukan kepada Pemerintah tentang tata cara penentuan pemenang
tender dengan Metode Penugasan.
2. Dapat mencegah penyelewengan birokrasi pada saat proses tender.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi peneliti serta melatih untuk
senantisa berfikir secara ilmiah.
4. Dengan adanya selisih dari nilai paket kontrak dan hasil penelitian metode
penugasan, maka selisih dana ini dapat dipakai untuk perbaikan infrastruktur
daerah tertinggal atau daerah yang terpencil (nilai paket kontrak selalu lebih
besar dari hasil meode penugasan).

1.5 Batasan Masalah


1. Pengguna jasa yang menjadi objek penelitian adalah hanya para kontraktor yang
akan mengikuti tender pada proyek Rehabilitasi Dan Peningktan Jalan di
Kabupaten Enrekang.
2. Penentuan variabel meliputi 5 kolom dan 5 baris .
3. Kolom yaitu jumlah dari Rencana Anggaran Biaya RAB) dari setiap kontraktor,
dan baris merupakan nama kontraktor yang mengikuti proses tender.
4. Penyelesaian dilakukan dengan menggunakan beberapa pengulangan tabel
matrix atau iterasi, yaitu secara kolom maupun baris.

5. Metode yang digunakan adalah pengurangan baris dan pengurangan kolom pada
Tabel matriks biaya sehingga dihasilkan solusi optimal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Masalah Program Linier khusus, yang dapatdiselesaikandenganmetode lain
selainMetode

Simplex

yaituMetodePenugasan

(Assignment

Method).

Model

inidapatdiselesaikandenganmetodeSimplex,
tetapidalamprosesnyaakanmelibatkantabel-tabel
cukupbesardanpengulangan

simplex

Namundengankeunikankarakteristikdari

simplex
yang
model

telahdikembangkanmetodesolusialternatif

yang
cukupbanyak.
ini,
yang

memerlukansedikitmanipulasimatematisdibandingkandenganMetode
Simplex.MetodePenugasan

diformulasikanmenurutkarakteristik-karakteristik,

unikpermasalahannyayaitusuatupaket kontrak hanya dapat dimenangkan oleh satu


kontraktor saja, walaupun penawaran untuk semua paket kontrak dibuat atau
dimasukan oleh kontraktornya. Meskipun metode penugasan secara umum dapat
diterapkan pada berbagai permasalahan, namun yang paling lazim digunakan
adalah pada pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan pemakaian biaya total yang
terendah. Perumusan masalah ini dapat dipandang sebagai kasus khusus dari
model transportasi, disini pekerjaan mewakili sumber dan mesin mewakili tujuan.
Penawaran yang tersedia di setiap sumber adalah 1 ; yaitu ai = 1 untuk semua i.
Demikian pula, permintaan yang diperlukan di setiap tujuan adalah 1 ; yaitu bj = 1
untuk semua j. Metode Penugasan ini biasa juga disebut sebagai Alogaritma
Hungaria Sebagai Metode Simpleks. Dasar pemikiran metode Hungaria dapat
dijelaskan dalam bentuk metode simpleks, sehingga struktur khusus dari model

10

penugasan memungkinkan pengembangan sebuah teknik pemecahan yang efisien


yang disebut metode Hungaria (Hungarian Method). Metode ini akan di
ilustrasikan berdasarkan sejumlah kolom dan baris dimana setiap nilai kontrak dari
masing-masing kontraktor adalah nilai nol yang ada pada kolom atau baris dan
hanya satu nilai saja yang merupakan nilai yang optimal.

2.2 MetodePenugasan
MetodePenugasan

atau

Methodmerupakansuatumetode

Hungarian
yang

Method

atau

Assignment

digunakanuntukmengatursecarabaik

dan

efisien dari penentuan pemenangan suatu tender konstruksi secara transparan dan
menghindari kerumitan-kerumitan yang terjadi dalam proses tender proyek
konstruksi.Alokasiprodukiniharusdiatursedemikianrupa,
karenaterdapatperbedaanbiaya-biayaalokasidarisatusumberketempattempattujuanberbeda-beda,
dandaribeberapasumberkesuatutempattujuanjugaberbedabeda.Disampingitumetodepenugasanjugadapatdigunakanuntukmemecahkanmasala
h-masalahduntausaha

(bisnis)

lainnya,

meliputipengiklanan,

pembelanjaan

sepertimasalah-masalah
modal

danalokasidanauntukinvestasi,

financing)
analisislokasi,

keseimbanganliniperakitandanperencanaansertascheduling
beberapamacammetodetransportasi,

(capital

yang

yang

produksi.

Ada

semuanyaterarahpadapenyelesaian

optimal darimasalah-masalahtransportasi yang terjadi. F.L Hitchcock (1941), T.C.


Koopmans (1949) dan G.B. Dantziq (1951) adalah orang-orang pertama kali
sebagaikontributor yang mengembangkanteknik -tekniktransportasi dan metode
penugasan ini yang ke semuanya termasuk dalam Liniear Programming.

11

Pemecahan optimal dari model penugasan tetap sama jika sebuah konstanta
ditambahkan atau dikurangkan dari setiap baris atau kolom di matrik biaya. Dalam
matrik biaya pada metode penugasan ini harus memenuhi persyaratan yaitu jumlah
baris dan jumlah kolom harus sama, jadi model adalah seimbang. Perlu diketahui
bahwa persoalan penugasan (assignment problem) termasuk jenis atau bagian
dari persoalan transportasi, dimana pada persoalan transportasi khusus untuk
mencari biaya tranportasi dari material sedangkan masalah penugasan mencari nilai
yang cocok pada pengadaan suatu paket tender konstruksi. Sebagai suatu ilustrasi
mengenai persoalan penugasan (assignment method) ialah sebagai berikut :
Misalkan ada 3 macam pekerjaan (paket kontrak) yang harus dikerjakan/diprose
atau diselesaikan melalui 3 mesin (kontraktor). Katakan 3 pekerjaan tersebut P1, P2
dan P3 sedangkan 3 mesin tersebut kita beri singkatan M1, M2 dan M3.
Persoalannya ialah pekerjaan yang mana harus diproses dengan mesin yang mana
pula, agar seluruh biaya pemprosesan dalam rangka penyelesaian tugas/pekerjaan
dapat dicapai dengan jumlah biaya yang minimum. Setiap jenis pekerjaan dapat
diproses secara tuntas pada salah satu mesin tersebut (P1 dapat diselesaikan pada
M1, M2 atau M3). Selain dari pada itu, biaya pemrosesan untuk setiap pekerjaan
pada setiap messin sudah diketahui. Setiap mesin hanya dapat dipergunakan untuk
memproses satu jenis pekerjaan, dasar penugasan adalah satu lawan satu (one to
one basis). Dalam tabel persoalan penugasan, baris menunjukkan jenis pekerjaan
(job) sedangkan kolom menunjukkan jenis mesin. Banyaknya baris sama dengan
banyaknya kolom, berarti banyaknya jenis pekerjaan sama dengan banyaknya jenis
mesin, sehingga M = N.

12

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1JenisPenelitian
Jenispenelitianiniberdasarkanrumusanmasalahsertatujuanpenelitianyaitusifatn
yadeskriptifkualitatifdankuantitatif yang di dalamnyamencakuppenelitian survey,
yaitupenelitian

yang

bertujuanmenggambarkankeadaan/faktasertafenomenaterkaitdenganpenelitian.
Pendekatankuantitatifdigunakanuntukmenganalisispengukuransecarakuantitatifterha
dap

variable

yang

dikajiataudianalisis,

sedangkanpendekatankualitatifdigunakanuntukmemberigambaranataupenjelasanke
padavariabel-variabel yang dikajiataudianalisisgunamenarikkesimpulan.

3.2 JenisdanMetodePengumpulan Data


Kebutuhanakan

data

adalahsuatu

yang

pentingdalamsebuahpenelitiandanperencanaankarena

paling
data

merupakansalahsatubahan yang diramumenjadibahanuntukmengambilkeputusan.


Jenis data dapatdibedakanmenjadi :
1. Data Primer yaitu data yang diperolehmelaluipengamatanlangsung di
lapanganataulokasipenelitian.
inidapatdiperolehmelaluiwawancaradanpengamatan/observasilangsung
lapangan.
Data primer yang dibutuhkanantaralain :
Data penggunaanproyek (Tahun 2012)

Data
di

13
Melakukanpengecekanlangsung

di

lapangan

di

lapanganterhadapbeberapainformasidan data yang diperolehdari data


sekunder yang dirasakanmasihmeragukan.
2. Data

Sekunderyaitu

data

yang

sudahadasehinggakitahanyaperlumencaridanmengumpulkan data tersebut.


Data sekunderinidapatberupa literature, dokumen, sertalaporan-laporan yang
berkaitandenganpenelitian yang dilakukan.
Data sekunder yang dibutuhkanantaralain :
Data proyek yang dilaksanakan
Data-data pendukunglainnya yang berhubungandengankondisiproyek
Beberapametodepengumpulan data yang digunakandalampenelitianyaitu :
1. Observasiyaituberfungsiuntukpencarian

data,

sertapengambilan

data

secaralangsungkelapangandanlokasiproyek.
2. Wawancaraatau

interview

denganmasyarakatsetempatuntukmendapatkaninformasilokasiproyek.
3. Pengumpulan

data

sekunder

dokumenpenelitianataumelaluikajian

yang
literature,

diperolehmelaluibukubacaan,
instansipemerintah

yang

ditujuadalahPelelangan Barang dan Jasa pada Peningkatan Jalan Di


Kabupaten Enrekang.
3.3 TeknikAnalisa Data
1.AnalisisSecaraDeskriptif
Analisisdeskriptifdiguanakanuntukmenganalisa
denganmenggambarkankeadaanlokasiproyeksesuai data yang
kemudiandiklasifikasikannyaberdasarkantujuan

data
diperoleh,
yang

14

ingindicapai.Dalampenelitianini,

analisa

data

yang

digunakansecaradeskriptifyaitusebagaiberikut :
a. AnalisaRAB (Rencana Anggaran Biaya) dari setiap Kontraktor.
b. Analisisbiaya paket yang akan dimenangkan oleh Kontraktor.
2.Analisadengancarametodeseimbang
Analisisdengancara metode seimbang yaitu jumlah paket kontrak sama
dengan jumlah kontraktor.
3.Analisisdengancaratidakseimbang
Analisisdengancaratidakseimbangdimanapaket

kontrak

tidaksamajumlahkontraktor jadi ada faktor dummy.


4.Metode

Hungarian

atau

assignment

method

atau

metode

penugasan,

denganbeberapa kali iterasi yang akan menghasilkan solusi yang optimal.

3.4 Landasan Teori


Pertimbangan situasi penugasan m kontraktor (atau pekerjaan) ke n . Paket
kontrak i (=1,2,...,m) ketika ditugaskan ke paket kontrak j (=1,2,...,n) memerlukan
biaya Cij. Tujuannya adalah menugaskan kontraktor- kontraktor tersebut ke paket
paket kontrak (satu kontraktor per kontrak) dengan biaya total terendah.

Paket kontrak
1

...

C11

C12

...

C1n

C21

C22

...

C2n

.
.
.

.
.
.

Cm1

Cm2

Kontraktor

.
.
.
...

Cmn

.
.

15

...

Situasi ini dikenal sebagai masalah penugasan (assignment problem).Perumusan masalah ini
dapat dipandang sebagai kasus khusus dari model transportasi. Di sini kontraktor mewakili
sumber dan paket kontrak mewakili tujuan. Penawaran yang tersedia disetiap sumber
adalah 1 : yaitu i = 1 untuk semua i. Demikian pula, permintaan yang diperlukan di setiap
tujuan adalah 1 : yaitu bj = 1 untuk semua j. Biaya transportasi (penugasan) kontraktor i ke
paket kontrak j adalah cij. Jika sebuah kontraktor tidak dapat ditugaskan ke sebuah paket
kontrak tertentu, nilai cij yang bersangkutan disamakan dengan M, biaya yang sanbat tinggi.
Sebelum

model

ini

dapat

dipecahkan

dengan

metode

transportasi,

kita

perlu

menyeimbangkan masalah ini dengan menambahkan kontraktor atau paket kontrak rekaan
(dummy), bergantung pada apakah m<n atau m>n. Dengan demikian diasumsikan bahwa m =
n tanpa kehilangan generalitas.
Model penugasan dapat diekspresikan secara matematis sebagai berikut, Anggaplah

Xij = 0, jika kontraktor i tidak ditugaskan ke paket kontrak j


Xij = 1, jika kontraktor i ditugaskan ke paket kontrak j
Jadi model ini diketahui;
Meminimumkan Z = cy xy
Dengan batasan
Xij = 1,

i = 1, 2, . . . . . . n

Xij = 1,

j = 1, 2, .. . . . . n

16

Untuk semua Xij = 0 atau 1.

Untuk mengilustrasikan model penugasan ini,pertimbangkan masalah dalam Tabel


3-1

dengan tiga kontraktor dan tiga paket kontrak. Pemecahan awal (dengan

menggunakan peraturan barat laut) bersifat degenerasi. Hal ini akan selalu terjadi
dalam model penugasan tanpa bergantung pada metode yang dipergunakan untuk
memperoleh basis awal tersebut. Pada kenyataannya,pemecahan akan terus
bersifat degenerasi di setiap iterasi.
Tabel 3-1
Paket kontrak
1

3
Kontraktor ( )

14

10

12

13

16

1
2
15
3

1
1
1

Struktur khusus dari model penugasan memungkinkan pengembangan sebuah


teknik pemecahan yang efisien yang disebut metode Hungaria (Hungarian Method).
Metode ini akan diilustrasikan berdasarkan contoh yang baru disajikan ini.

17

Pemecahan optimal dari model penugasan tetap sama jika sebuah konstanta
ditambahkan ke atau dikurangkan dari setiap baris atau kolom di matrik biaya ini. Hal
ini dibuktikan sebagai berikut. Jika Pi dan Qj dikurangkan dari baris ke-i dan kolom
ke-j, elemen biaya yang baru menjadi Cij= Cij-Pi-Qj. Ini menghasilkan fungsi tujuan
yang baru.

Z = cij xij = (cij pi qj) xij . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

( 3.1 )

= cij xij - pi x ij - qj xij . . . . . . . . . . . ( 3.2 )


Karena j xij = i xij = 1, kita memperoleh z = z konstanta. Ini menunjukan bahwa
minimisasi fungsi tujuan semua z menghasilkan pemecahan yang sama dengan
minimisasi z. Gagasan ini menunjukan bahwa kita dapat menciptakan matriks cij
baru dengan entri nol, dan jika elemen-elemen nol ini atau sebagian darinya
membentuk pemecahan yang layak, pemecahan layak ini akan optimal, karena
biaya tidak dapat negatif. Dari tabel 3-1 , elemen nol diciptakan dengan
mengurangkan elemen terkecil dalam setiap baris (kolom) dari baris (kolom) yang
bersangkutan. Jika kita mempertimbangkan baris terlebih dahulu, matriks cij yang
baru akan seperti yang diperlihatkan dalam tabel 3-2. Matriks terakhir ini dapat
dibuat untuk mencakup lebih banyak nol dengan mengurangkan q3 = 2 dari kolom
ketiga. Ini menghasilkan tabel 3-3.
Tabel 3-3
1

1
0

2
2

3
4

p1 = 5

||c ij || = 2

p2 = 10

2
2

3
2

Tabel 3-4

1
||c ij || = 2
3

p3 = 13

18

Tabel 3-5

1
2

10

11

3
4

Kotak-kotak dalam Tabel 3-4 memberikan penugasan yang layak (dan karena itu
optimal) (1,1), (2,3), dan (3,2), yang memerlukan biaya 5 + 12 + 13 = 30. Perhatikan
bahwa biaya ini sama dengan p1 + p2 + p3 + q3.
Sayangnya, kita tidak selalu dapat memperoleh penugasan yang layak seperti dalam
contoh ini. Peraturan lebih lanjut diperlukan untuk menemukan pemecahan yang
layak. Peraturan-peraturan ini diilustrasikan berdasarkan contoh yang diperlihatkan
dalam Tabel 3-5.
Sekarang, dengan melakukan langkah-langkah awal yang sama seperti
dalam contoh di atas, kita memperoleh Tabel 3-6.
Penugasan yang layak kepada elemen-elemen nol tidak mungkin dalam
kasus ini. Jadi prosedurnya adalah menggambar sejumlah minimum garis yang
melalui beberapa baris dan kolom sedemikian rupa sehingga semua nol disilang.
Tabel 3-7 memperlihatkan penerapan peraturan ini.
Tabel 3-6

1
2

3
4

Tabel 3-7

19

2
3
4
Tabel 3-8
1

1
2
3
4

Langkah berikutnya adalah memilih elemen terkecil yang tidak disilang (=1
dalam Tabel 3-7). Elemen ini dikurangkan dari setiap elemen yang tidak disilang dan
ditambahkan ke setiap elemen yang berada di titik potong antara dua garis. Ini
menghasilkan Tabel 3-8, yang memberikan penugasan optimal (1,1), (2,3), (3,20),
dan (4,4). Biaya total yang bersesuaian adalah 1 + 10 + 5 + 5 = 21. Perlu dicatat
bahwa jika pemecahan optimal tidak ditemukan dalam langkah di atas, prosedur
penggambaran garis tersebut harus diulangi sampai satu penugasan yang layak
diperoleh.

20

DAFTAR PUSTAKA
1. Anderson, Sweeney, Williams, Ancella A Hermawan ,ManajemenSains
(PendekatanKuantitatifUntukPengambilanKeputusanManajemen).
PenerbitErlangga, Jakarta 1977.
2. Andrew B Templeman, Departement of Civil Engineering University of Liverpool,
Civil Engineering Systems, The Mac Millan Press LTD, Printed In Hong Kong,
1992.
3. Asiyanto, Construction Project Cost Management, Penerbit PT Pradnya Paramita,
Jakarta, 2003.
4. Frederick S Hillier, Gerald J Lieberman, Operation Research, Holden-Day, Inc San
Fransisco USA, 1974.
5. Hamdy A Thaha, AlihBahasa Daniel Wirajaya, Editor Lyndon Saputra,
RisetOperasiSuatuPengantar,BinaRupaAksara, PO Box 69 Grogol Jakarta Barat,
1996.
6. J Supranto, Linier Programming, LembagaPenerbit FEUI, Jakarta, 1983.
7. Johannes Supranto, TeknikPengambilanKeputusan, RirekaCipta, Jakarta, 1998.
8. NurNasution, ManajemenTransportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004.
9. R,Chudley, Construction Technology (Volume IV), English Language Book Society
and Longman Group Limited, New York 1977
10. TjutjuTarliahDimyati, AkhmadDimyati, Operation Research, Penerbit CV SinarBaru,
Bandung, 1992.
11. Wulfram I Evianto, TeoriAplikasiManajemenProyekKonstruksi, PenerbitAndi,
Yogyakarta, 2004.

Anda mungkin juga menyukai