Psap 02
Psap 02
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul LRA ini disusun untuk memudahkan dalam memahami
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 02 tentang Laporan
Realisasi Anggaran. Modul ini disusun sebagai bahan Pelatihan untuk Pelatih
standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan mempelajari modul ini diharapkan
peserta dapat belajar mandiri (self study) atas materi LRA pada pemerintah
daerah.
Modul ini menguraikan pelaksanaan anggaran, khususnya sistem
penerimaan dan sistem pembayaran, serta perlakuan akuntansi untuk setiap
jenis transaksi anggaran. Materi pelatihan ini dilengkapi dengan contoh-contoh
yang terjadi dalam kegiatan operasional pemerintahan, sehingga diharapkan
dapat digunakan sebagai rujukan bagi pemerintah daerah dalam implementasi
Standar Akuntansi Pemerintahan, khususnya untuk menyusun dan menyajikan
LRA.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta mampu:
1. Memahami Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
2. Mampu mengimplementasikan SAP dalam menyusun dan menyajikan
Laporan Kauangan
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta mampu:
1. Memahami struktur anggaran;
2. memahami pengertian pendapatan, belanja, dan pembiayaan;
3. memahami pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan;
4. memahami mekanisme penerimaan dan pembayaran;
5. mampu melaksanakan akuntansi pendapatan, belanja, dan pembiayaan;
6. Memahami perlakuan pengembalian pendapatan dan belanja; dan
7. Memahami penyusunan dan penyajian LRA.
C. Deskripsi Ringkas
Modul LRA menyajikan materi tentang pengertian dan ruang lingkup
LRA, basis akuntansi untuk anggaran pendapatan, belanja, serta pembiayaan,
struktur anggaran, klasifikasi anggaran, akuntansi pendapatan, belanja, dan
pembiayaan, akuntansi transaksi PFK, akuntansi hibah yang diterima dalam
bentuk nonkas, dan penutupan pos-pos anggaran.
PSAP 02
D. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara
pemaparan teori oleh fasilitator yang diikuti dengan tanya jawab serta diskusi,
latihan soal dan contoh kasus yang bertalian dengan transaksi pendapatan,
belanja, dan pembiayaan. Keberhasilan pembelajaran ini juga sangat
tergantung pada partisipasi aktif dari para peserta pelatihan dalam aktivitas
diskusi dan tanya jawab, serta latihan soal.
PSAP 02
BAB II
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
A.
Pengertian
PSAP 02
PSAP 02
BAB III
BASIS AKUNTANSI
A. Basis Anggaran dan Basis Akuntansi
Anggaran pemerintah disusun dengan basis kas. Akuntansi pemerintah
pada dasarnya merupakan akuntansi anggaran, maka basis akuntansi yang
digunakan seharusnya sama dengan basis anggaran. Pada saat ini Pemerintah
Indonesia masih menggunakan basis kas, baik untuk anggaran maupun
akuntansi realisasi anggarannya.
Apabila ada pemerintah daerah yang menerapkan basis akrual penuh
dalam sistem akuntansinya, termasuk untuk pendapatan dan belanja, maka
dalam penyusunan LRA, laporan yang dihasilkan dari basis akrual tersebut
harus dikonversi ke LRA berbasis kas. Konversi dari LRA berbasis akrual ke
LRA wajib disajikan dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan keuangan
sebagaimana diatur dalam PSAP No. 04 tentang Catatan atas Laporan
Keuangan.
B. Pengakuan Pendapatan
Sistem penerimaan pendapatan pemerintah daerah diatur dalam
Peraturan Daerah. Pada umumnya terdapat dua sistem penerimaan:
Wajib bayar/masyarakat langsung menyetor ke rekening Kas Umum
Daerah.
Wajib bayar/masyarakat menyetor ke juru pungut/Bendahara Penerimaan,
selanjutnya Bendahara Penerimaan tersebut menyetor ke rekening Kas
Umum Daerah.
Dengan menggunakan basis kas, pendapatan diakui pada saat diterima
pada rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah. Oleh karena itu, pada
saat uang diterima juru pungut/Bendahara Penerimaan, jumlah tersebut
belum diakui sebagai pendapatan daerah, pengakuannya baru dilakukan
setelah uang tersebut disetor ke rekening Kas Umum Daerah.
C. Pengakuan Belanja
Sistem pembayaran dalam pelaksanaan anggaran ada dua, yaitu:
Pembayaran langsung kepada yang berhak
Berdasarkan Basis Kas sebagaimana diatur dalam PSAP No. 2, belanja diakui
pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Umum Negara/Kas Umum
Daerah. Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh unit yang menjalankan fungsi perbendaharaan (SKPKD).
Dengan demikian, untuk pembayaran langsung kepada pihak
ketiga/vendor pengakuan belanjanya dilakukan pada saat uang dikeluarkan,
yaitu pada saat diterbitkannya Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D
LS). Sedangkan untuk pembayaran dengan dana kas kecil, pada saat
diterbitkannya SP2D untuk pemberian uang persediaan kepada Bendahara
Pengeluaran (SP2D UP) ataupun untuk penambahan uang persediaan (SP2D
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
PSAP 02
PSAP 02
BAB IV
STRUKTUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN
DAN KLASIFIKASI ANGGARAN
A. Struktur Anggaran
Anggaran terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan
anggaran pembiayaan. Struktur anggaran tersebut secara garis besar adalah
sebagai berikut:
a. Pendapatan
.....................
.....................
b. Belanja
c. Surplus/Defisit
(a b)
d. Pembiayaan:
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
B. Pendapatan
Pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan
Transfer, dan Lain-lain pendapatan yang Sah.
1. Pendapatan Asli daerah
Pendapatan Asli Daerah merupakan pajak yang dihasilkan dari
daerah itu sendiri, terdiri dari:
- Pendapatan Pajak Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah
- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- Lain-lain PAD
2. Pendapatan transfer
Pendapatan Transfer merupakan pendapatan yang berasal dari
entitas pelaporan lain, seperti Pemerintah Pusat atau daerah otonom lain
dalam rangka perimbangan keuangan. Transfer dari Pemerintah Pusat
terdiri dari Dana Perimbangan sesuai dengan UU No. 33/2004 dan transfer
lainnya sebagaimana diatur dalam UU Otonomi Khusus bagi Papua dan
Nanggroe Aceh Darussalam, atau dalam UU APBN. Transfer dari Daerah
Otonom lainnya antara lain seperti Bagi Hasil dari Pemerintah Provinsi ke
Kabupaten/Kota untuk Pajak Bahan Bakar, Pajak Pajak Kendaraan
Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Pajak Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan.
PSAP 02
PSAP 02
akuntansi. Belanja modal antara lain belanja modal untuk perolehan tanah,
gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi, dan jaringan,
aset tetap lainnya, dan aset tak berwujud.
Belanja Tak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan
yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah daerah.
3. Klasifikasi Ekonomi
Klasifikasi ekonomi adalah klasifikasi belanja berdasarkan jenis
belanjanya, terdiri dari:
Belanja Operasi:
- Belanja Pegawai
xxx
- Belanja Barang
xxx
- Bunga
xxx
- Subsidi
xxx
- Hibah
xxx
- Bantuan Sosial
xxx
- Belanja Operasi-lainnya
xxx
Belanja Modal:
- Belanja Modal
- Belanja Modal
- Belanja Modal
- Belanja Modal
- Belanja Modal
- Belanja Modal
- Tanah
Peralatan dan mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
- Aset Lainnya
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
D. Transfer
Transfer yang dimaksud di sini adalah transfer keluar, yaitu pengeluaran
uang dari suatu entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain, seperti
pengeluaran dana perimbangan dan dana bagi hasil. Contoh: bagi pemerintah
provinsi terdapat bagi hasil ke kabupaten/kota, bagi pemerintah kabupaten
terdapat bagi hasil ke desa.
E. Surplus/Defisit
Surplus/Defisit timbul sehubungan dengan penggunaan anggaran
defisit, di mana jumlah pendapatan tidak sama dengan jumlah belanja.
Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu
periode pelaporan. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan
belanja selama satu periode pelaporan.
F. Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah,
baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
PSAP 02
PSAP 02
10
BAB V
AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN
A. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan
pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran
yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran
pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi
estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan
menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan terdiri
dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan,
anggaran dialokasikan, dan anggaran direalisasikan. Pengesahan anggaran
ditandai dengan terbitnya Perda APBD. Akuntansi diselenggarakan di SKPD
dan di BUD. Akuntansi di SKPD dimaksudkan untuk menghasilkan Laporan
Realisasi Anggaran dan Neraca. Akuntansi di tingkat BUD terutama
dimaksudkan untuk menghasilkan Laporan Arus Kas.
Akuntansi anggaran untuk Perda APBD dilakukan di BUD. Ilustrasi akuntansi
untuk anggaran yang disahkan dengan Perda APBD adalah:
Tanggal
Uraian
Estimasi Pendapatan
Apropriasi Belanja
Surplus/Defisit
Estimasi Penerimaan Pembiayaan
Pembiayaan Neto
Apropriasi Pengeluaran
Pembiayaan
Ref
Debet
xxx
Kredit
xxx
xxx
xxx
xxx
Xxx
Uraian
Estimasi Pendapatan yg Dialokasikan
Utang kepada BUD
Piutang kepada BUD
Allotment Belanja
Ref
Debet
xxx
Kredit
xxx
xxx
xxx
PSAP 02
11
BUD
Tanggal
Uraian
Alokasi Estimasi Pendapatan
Alokasi Apropriasi Belanja
Ref
Debet
xxx
Kredit
xxx
Uraian
Utang kepada BUD
Pendapatan
Ref
Debet
xxx
Kredit
xxx
PSAP 02
12
BUD
Tanggal
Uraian
Kas di Kas Daerah
Pendapatan ....
Ref
Debet
xxx
Kredit
xxx
Uraian
Kas Bendahara Penerimaan
Pendapatan yang Ditangguhkan
Ref
Debet
xxx
Kredit
xxx
Uraian
Utang kepada BUD
Pendapatan
Ref
Debet
xxx
Kredit
xxx
Jurnal 2
Tanggal
Uraian
Pendapatan yang Ditangguhkan
Kas Bendahara Penerimaan
Ref
Debet
xxx
Kredit
xxx
BUD
Penerimaan Kas pada SKPD
Tanggal
Uraian
Tidak ada Jurnal
Ref
Debet
Kredit
Ref
Debet
xxx
Kredit
Uraian
Kas di Kas Daerah
Pendapatan....
xxx
PSAP 02
13
Uraian
Utang Kepada BUD
Pendapatan Pajak
Ref
Debet
100 juta
Kredit
100 juta
Belanja Barang
Piutang dari BUD
2 juta
2 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Kas di Kas Daerah
Pendapatan Pajak
Ref
Debet
100 juta
Kredit
100 juta
Belanja Barang
Kas di Kas Daerah
2 juta
2 juta
Uraian
Utang kepada BUD
Pendapatan Lain-lain PAD
Ref
Debet
10 juta
Kredit
10 juta
PSAP 02
14
20 juta
20 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Kas di Kas Daerah
Pendapatan Lain-lain PAD
Ref
Debet
10 juta
Kredit
10 juta
Uraian
Pendapatan Pajak
Utang kepada BUD
Ref
Uraian
Pendapatan Pajak
Kas di Kas Daerah
Ref
Debet
200 juta
Kredit
200 juta
BUD
Tanggal
Debet
200 juta
Kredit
200 juta
PSAP 02
15
Contoh:
Pada periode Januari sampai dengan November 2005 terdapat penerimaan
pendapatan retribusi ijin mendirikan bangunan sebesar Rp100 juta. Pada
bulan Desember 2005 diketemukan adanya kesalahan dan kelebihan
penerimaan sebesar Rp5 juta. Kelebihan ini dikembalikan kepada yang
berhak pada bulan Desember 2005.
Jurnal untuk pengembalian pendapatan pada tahun 2005 tersebut adalah:
SKPD
Tanggal
Uraian
Pendapatan Retribusi
Utang kepada BUD
Ref
Uraian
Pendapatan Retribusi
Kas di Kas Daerah
Ref
Debet
5 juta
Kredit
5 juta
BUD
Tanggal
Debet
5 juta
Kredit
5 juta
Uraian
Tidak ada Jurnal
Ref
Debet
Kredit
Uraian
SILPA (Pengembalian Pendapatan)
Kas di Kas Daerah
Ref
Debet
50.000
Kredit
BUD
Tanggal
50.000
PSAP 02
16
C. Akuntansi Belanja
Dalam manajemen anggaran, pada prinsipnya belanja baru dapat
dibayarkan setelah barang/jasa yang dibeli diterima Pemerintah. Pembayaran
belanja dapat dilakukan secara langsung (LS) atau melalui dana kas kecil yang
diberikan kepada para bendahara pengeluaran.
1. Pembayaran langsung
Pembayaran diberikan secara langsung kepada yang berhak jika
jumlah, peruntukan, dan penerimanya sudah pasti. Dokumen sumber
untuk merekam pembayaran ini adalah Surat Perintah Membayar dan Surat
Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D LS).
Contoh:
pembayaran gaji pegawai bulan Juni 2006 dengan SP2D LS sebesar
Rp50 juta. Dari jumlah tersebut terdapat potongan PPh, Askes, Taspen,
dan Taperum sebesar Rp3 juta.
Jurnal untuk pembayaran gaji pegawai tersebut adalah:
SKPD
Tanggal
Uraian
Belanja Pegawai
Piutang dari BUD
Ref
Debet
50 juta
Kredit
50 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Belanja Pegawai
Kas di Kas Daerah
Ref
Debet
50 juta
Kredit
50 juta
3 juta
3 juta
PSAP 02
17
Tanggal
Uraian
Pengeluaran PFK
Kas di Kas Daerah
Ref
Debet
3 juta
Kredit
3 juta
Uraian
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Piutang dari BUD
Ref
Debet
60 juta
Kredit
60 juta
60 juta
60 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Kas di Kas Daerah
Ref
Debet
60 juta
Kredit
60 juta
PSAP 02
18
Uraian
Kas di Bendahara Pengeluaran
Uang Muka dari BUD
Ref
Debet
10 juta
Kredit
10 juta
BUD
No.
Uraian
Uang Muka Kepada SKPD
Kas di Kas Daerah
Ref
Debet
10 juta
Kredit
10 juta
Uraian
Belanja Barang
Piutang dari BUD
Ref
Debet
8 juta
Kredit
8 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Belanja Barang
Kas di Kas Daerah
Ref
Debet
8 juta
Kredit
8 juta
PSAP 02
19
Uraian
Kas di Bendahara Pengeluaran
Uang Muka dari BUD
Ref
Debet
25 juta
Kredit
25 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Uang Muka ke SKPD
Kas di Kas Daerah
Ref
Debet
25 juta
Kredit
25 juta
Dari TUP tersebut telah dikeluarkan untuk belanja perjalanan dan telah
dipertanggungjawabkan sebesar Rp20 juta dan telah diterbitkan SP2D
GU Nihil.
SKPD
Jurnal 1: untuk mengakui realisasi belanja
Tanggal
Uraian
Belanja Barang
Piutang dari BUD
Ref
Debet
20 juta
Kredit
20 juta
Uraian
Uang muka dari BUD
Kas di Bendahara Pengeluaran
Ref
Debet
20 juta
Kredit
20 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Belanja Barang
Uang Muka ke SKPD
Ref
Debet
20 juta
Kredit
20 juta
PSAP 02
20
Uraian
Belanja Barang
Piutang dari BUD
Ref
Debet
9 juta
Kredit
9 juta
9 juta
9 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Belanja Barang
Uang muka ke SKPD
Ref
Debet
9 juta
Kredit
9 juta
Uraian
Uang Muka dari BUD
Kas di Bendahara Pengeluaran
Ref
Debet
1 juta
Kredit
1 juta
PSAP 02
21
BUD
Tanggal
Uraian
Kas di Kas Daerah
Uang Muka ke SKPD
Ref
Debet
1 juta
Kredit
1 juta
Uraian
Piutang dari BUD
Belanja Pegawai
Ref
Debet
2 juta
Kredit
2 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Kas di Kas Daerah
Belanja Pegawai
Ref
Debet
2 juta
Kredit
2 juta
Contoh:
Pada bulan Juni 2006 diterima pengembalian belanja perjalanan dinas
sejumlah Rp5 juta dari seorang pegawai yang dibayarkan pada tahun 2005.
Jurnal untuk penerimaan kembali belanja tersebut adalah:
SKPD
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
PSAP 02
22
Tanggal
Uraian
Utang kepada BUD
Pendapatan lain-lain PAD
Ref
Debet
5 juta
Kredit
5 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Kas di Kas Daerah
Pendapatan Lain-lain PAD
Ref
Debet
5 juta
Kredit
5 juta
D. Akuntansi Surplus/Defisit
Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama
satu periode pelaporan. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan
dan belanja selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara
pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit.
Surplus/defisit
diperoleh
melalui
jurnal
penutup
pendapatan dan belanja. Perhitungan Surplus/defisit dilakukan di tingkat
pemerintah daerah (BUD) melalui jurnal penutup pada saat dilakukan
proses penggabungan di BUD. Di SKPD tidak dilakukan penandingan antara
pendapatan dan belanja sehingga tidak ada surplus/defisit.
Dalam ilustrasi ini digunakan pendekatan penutupan akun secara
berjenjang. Di SKPD, akun realisasi anggaran ditutup ke akun alokasi
anggaran dalam DPA SKPD.
Contoh:
Estimasi pendapatan di DPA SKPD Rp10 juta dan realisasi pendapatan Rp9
juta. Allotment Belanja sebesar Rp20 juta dan realisasi belanja Rp18 juta.
Jurnal penutup di SKPD adalah:
Tanggal
Uraian
Pendapatan
Utang kepada BUD
Ref
Debet
9 juta
1 juta
10 juta
Allotment Belanja
Piutang dari BUD
Belanja ...
Kredit
20 juta
2 juta
18 juta
PSAP 02
23
Uraian
Apropriasi Belanja
Alokasi Apropriasi Belanja
Ref
Debet
1.250
Kredit
1.250
1.000
1.000
950
150
1.100
E. Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah,
baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Transaksi
pembiayaan dapat berupa transaksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.
1. Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan kas daerah antara
lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil
privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan
kepada fihak ketiga, dan penjualan investasi permanen lainnya. Penerimaan
pembiayaan diakui pada saat diterima di Kas Daerah.
Terhadap setiap penerimaan pembiayaan dibuat 2 (dua) jurnal. Pertama,
untuk mengakui realisasi penerimaan anggaran, kedua, jurnal korolari untuk
mengakui akun neraca terkait yang dipengaruhi transaksi tersebut.
Sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) huruf i, k, l, dan m UU 1/2004, bahwa
Bendahara Umum Daerah berwenang untuk:
PSAP 02
24
Uraian
Kas di Kas Daerah
Penerimaan Pinjaman
Ref
Debet
500 juta
Kredit
500 juta
500 juta
500 juta
Uraian
Pengeluaran Penyertaan
Pemda
Kas di Kas Daerah
Ref
Modal
Debet
100 juta
Kredit
100 juta
100 juta
100 juta
PSAP 02
25
Uraian
Penerimaan Pinjaman
Pembiayaan Neto
Pengeluaran Penyertaan Modal
(Untuk
menutup
penerimaan
pengeluaran pembiayaan)
Ref
Debet
200 juta
50 juta
Kredit
250 juta
dan
Uraian
Surplus/Defisit
Pembiayaan Neto
SILPA
Ref
Debet
100 juta
Kredit
50 juta
50 juta
PSAP 02
26
Uraian
Utang kepada BUD
Pendapatan Hibah
Ref
Debet
200 juta
Kredit
200 juta
200 juta
200 juta
200 juta
200 juta
BUD
Tanggal
Uraian
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Pendapatan Hibah
Ref
Debet
200 juta
Kredit
200 juta
PSAP 02
27
SOAL LATIHAN
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat
1. Penyajian antara anggaran dan realisasi dalam Laporan Realisasi
Anggaran:
a. harus disajikan secara tersanding
b. penyajian realisasi tidak harus mengikuti anggaran
c. anggaran dilaporkan terpisah untuk legislatif saja
d. jawaban a dan b benar.
2. Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang memuat informasi
mengenai:
a. pendapatan
b. belanja
c. pembiayaan
d. jawaban a, b, dan benar.
3. Basis akuntansi yang
Anggaran:
a. kas
b. akrual
c. kas menuju akrual
d. kas dan akrual.
dianut
dalam
penyajian
Laporan
Realisasi
PSAP 02
28
PSAP 02
29
DAFTAR BACAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pedoman
PSAP 02
30