Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejak pemerintah mengeluarkan aturan dalam bidang ekonomi salah
satunya Undang Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka
sejak itu pula dunia perbankan mengalami perkembangan yang pesat.
Persyaratan yang mudah menyebabkan setiap orang bisa mendirikan
perbankan. Dampak dari aturan dalam bidang perbankan di samping
memberikan keuntungan/ kebaikan terdapat pula dampak negatif yaitu
perkembangan kejahatan bisnis dalam bidang ekonomi khususnya kejahatan
perbankan, baik bank sebagai korban maupun bank sebagai pelaku.
Terdapat perbedaan penggunaan istilah misalnya kejahatan di bidang
perbankan, kejahatan perbankan, kejahatan terhadap perbankan dan tindak
pidana perbankan. Kejahatan perbankan bisa diartikan sebagai tindak pidana
di bidang perbankan yang dalam pengertian ini mencangkup segala perbuatan
yang melanggar hukum yang ada kaitannya dengan bisnis perbankan. Dalam
pengertian ini pula tercakup bank sebagai pelaku dan sebagai korban.
Terhadap istilah seperti ini, banyak orang yang tidak sependapat. Sebagian
orang berpendapat sebagai kejahatan di bidang perbankan, kejahatan
perbankan, kejahatan terhadap perbankan dan tindak pidana perbankan.

Moch Anwar dalam bukunya Tindak Pidana bidang perbankan


merumuskan tindak pidana perbankan sebagai segala jenis perbuatan
melangggar hukum yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan dalam
menjalankan usaha bank. Rumusan seperti ini menurut penulis kurang
komprehennsif, karena masih banyak kegiatan-kegiatan perbankan yang tidak
ter-cover. Oleh karena itu, hendaknya rumusan tindak pidana perbankan harus
luwes yaitu segala perbuatan yang bertentangan dengan aturan perundangundangan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan dunia
perbankan. Tindak pidana di bidang perbankan adalah segala jenis perbuatan
melanggar hukum yang berhubungan dengan kegiatan dalam menjalankan
usaha bank, baik bank sebagai sasaran maupun bank sebagai sarana.
Sedangkan tindak pidana perbankan merupakan tindak pidana yang dilakukan
oleh bank.
Kejahatan di bidang perbankan adalah kejahatan apapun yang
menyangkut perbankan.Misalnya pencucian uang yang selanjutnya disebut
money laundering, seseorang merampok bank adalah kejahatan di bidang
perbankan, jadi pengertiannya sangat luas. Sedangkan kejahatan
perbankan adalah bentuk perbuatan yang telah diciptakan oleh undangundang perbankan yang merupakan larangan dan keharusan,misalnya
larangan mendirikan bank gelap dan pembocoran rahasia bank.
Perbedaan

istilah

ini

menyebabkan/berpengaruh

terhadap

penegakan hukum, kejahatan perbankan akan ditindak melalui ketentuan


pidana, sedangkan kejahatan di bidang perbankan ditindak melalui

undang-undang di luar undang- undang perbankan. Secara sederhana bisa


dirumuskan bahwa tindak pidana perbankan adalah jenis perbuatan
melanggar hukum yang berhubungan dengan kegiatan menjalankan usaha
bank,baik baik sebagai sasaran maupun bank sebgai sarana,sedangkan
tindak pidana perbankan merupakan tindak pidana yang dilakukan oleh
bank.
Kecermatan menentukan suatu perbuatan merupakan tindak pidana
perbankan atau tindak pidana di bidang perbankan perlu dilakukan.Hal ini
mengingat dalam proses/hukum acara

terjadi perbedaan antara satu

dengan yang lainnya.


Kegiatan pencucian uang hampir selalu melibatkan
perbankan karena adanya globalisasi perbankan sehingga melalui sistem
pembayaran terutama yang bersifat elektronik (electronic funds transfer),
dana hasil kejahatan yang pada umumnya dalam jumlah besar akan
mengalir atau bahkan bergerak melampaui batas negara dengan
memanfaatkan faktor rahasia bank yang umumnya dijunjung tinggi oleh
perbankan. Demikian pula tidak hanya aspek hukum yang terkait dari
kejahatan ini, tetapi juga aspek non hukum lainnya seperti ekonomi,
politik, dan sosial budaya
Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan perseorangan
maupun perusahaan dalam batas wilayah negara maupun melintasi batas
wilayah negara lain semakin meningkat. Kejahatan dimaksud berupa
perdagangan minuman keras, judi, perdagangan gelap senjata, korupsi,

penyelundupan. Agar tidak mudah dilacak oleh penegak hukum mengenai


asal-usul

dana

menggunakan

kejahatan
dana

tsb,

maka

dimaksud

pelakunya
tapi

tidak

diupayakan

langsung
untuk

menyamarkan/menyembunyikan asal usul dana tersebut dengan cara


tradisional, misalnya melalui kasino, pacuan kuda atau memasukkan dana
tersebut ke dalam sistem keuangan atau perbankan. Upaya untuk
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul dana yang diperoleh dari
tindak pidana dimaksud dikenal dengan money laundering
Saat ini pelaku tindak kejahatan mempunyai banyak pilihan
mengenai di mana dan bagaimana mereka menginginkan uang hasil
kejahatan menjadi kelihatan bersih dan sah menurut hukum.
Perkembangan teknologi perbankan internasional yang telah memberikan
jalan bagi tumbuhnya jaringan perbankan lokal/regional menjadi suatu
lembaga keuangan global telah memberikan kesempatan kepada pelaku
money laundering untuk memanfaatkan jaringan layanan tersebut yang
berdampak uang hasil transaksi ilegal menjadi legal dalam dunia bisnis di
pasar keuangan internasional. Saat ini kegiatan pencucian uang telah
melewati batas juridiksi yang menawarkan tingkat kerahasiaan yang tinggi
atau menggunakan bermacam mekanisme keuangan dimana uang dapat
bergerak melalui bank, money transmitters, kegiatan usaha bahkan dapat
dikirim ke luar negeri sehingga menjadi clean-laundered money.
Kejahatan money laundering tidak hanya merupakan permasalahan di
bidang penegakan hukum, namun juga menyangkut ancaman keamanan nasional

dan internasional suatu negar. Sehubungan dengan hal tersebut upaya untuk
mencegah dan memberantas praktik pemutihan uang telah menjadi perhatian
internasional yang antara lain dilakukan dengan melakukan kerjasama bilateral
maupun multilateral
Berdasarkan kenyataan diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang
filsafat hukum. Pembahasan tersebut penulis wujudkan dalam Makalah yang
berjudul Filsafat Hukum dengan Aliran Sociological Jurisprudence.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sociological Jurisprudence?
2. Bagaimana perbedaan antara Sociological Jurisprudence dan Sosiologi
Hukum?
3. Bagaimana kritik terhadap Aliran Sociological Jurisprudence?
C. Tujuan Makalah
Makalah

ini

disusun

dengan

tujuan

untuk

mengetahui

dan

mendeskripsikan:
1.

Pengertian Sociological Jurisprudence.

2.

Perbedaan antara Sociological Jurisprudence dan Sosiologi Hukum.

3.

Kritik terhadap Aliran Sociological Jurisprudence.

D. Kegunaan Makalah
Kegunaan penyusunan makalah ini bagi penulis yakni sebagai wahana
penambah pengetahuan dan konsep keilmuan tentang filsafat hukum dan
tentang aliran Sociological Jurisprudence.

E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Makalah ini, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Kegunaan Makalah
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Hukum.
2. Pengertian Bank.
3. Pengertian Kejahatan Bisnis.
B. Pembahasan
1. Pengertian Sociological Jurisprudence.
2. Perbedaan antara Sociological Jurisprudence dan Sosiologi
Hukum.
3. Kritik terhadap Aliran Sociological Jurisprudence.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Hukum
Definisi pengertian hukum pada dasarnya memiliki pengertian yang
berbeda-beda, namun tujuan isinya tidak berbeda jauh satu sama lainnya.
Seperti

halnya

arti

hukum

menurut

kutipan

dari

(http://belajarhukumindonesia.blogspot.com/2010/02/pengertianhukum.html), yaitu sebagai berikut: hukum yaitu segala peraturanperaturan atau kaedah-kaedah dalam kehidupan bersama yang dapat
dipaksakan dengan suatu sanksi dalam pelaksanaannya.1
Adapun pengertian hukum menurut Wirjono Projodikoro, yaitu
sebagai berikut: Hukum adalah rangkaian peraturan mengenai tingkah laku
orang-orang sebagai anggota suatu masyarakat, sedangkan satu-satunya

--------, Pengertian Hukum, 2012, http://belajarhukumindonesia.blogspot.com/2010/02/


pengertian-hukum.html, [ditelusuri: 26 September 2014 : 8.41].

tujuan dari hukum ialah menjamin keselamatan, kebahagiaan dan tata tertib
masyarakat itu.2
Tidak berbeda jauh dengan pengertian hukum diatas, kutipan dari
(http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarikkreatif.definisi/
pengertian-hukum.html), yaitu sebagai berikut: Hukum adalah Semua
peraturan yang ditetapkan oleh otoritas atau kustom untuk mengatur
perilaku anggota komunitas atau negara.3
Adapun pendapat lain yang mendukung kutipan diatas adalah dari
kutipan berikut: (http://id.shvoong.com/social-sciences/1997188-pengertianhukum/), ada beberapa definisi hukum di dalam kutipan ini yaitu sebagai
berikut:4
a. Mayers
Menjelaskan bahwa hukum itu adalah semua aturan yang
menyangkut kesusilaan dan ditujukan terhadap tingkah laku manusia
dalam masyarakat serta sebagai pedoman bagi penguasa Negara dalam
melaksanakan tugasnya.
b. Utrecht
Berpendapat bahwa hukum adalah himpunan perintah dan
larangan untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat dan oleh
karenanya masyarakat harus mematuhinya.

Abdul Ghofur Anshori, 2006, Filsafat Hukum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, hlm
35.
Kangmoes,
2013,
Pengertian
Hukum,
http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-idemenarikkreatif.definisi/ pengertian-hukum.html, [ditelusuri 25 September 2014 : 17.32].
--------, 2010, Pengertian Hukum, http://id.shvoong.com/social-sciences/1997188-pengertianhukum/, [ditelusuri 25 September 2014 : 18.44].

c. Simorangkir
Mengatakan bahwa hukum adalah peraturan yang bersifat
memaksa dan sebagai pedoman tingkah laku manusia dalam masyarakat
yang dibuat oleh lembaga berwenang serta bagi sapa saja yang
melanggarnya akan mendapat hukuman.
d. Sudikno
Menyatakan bahwa hukum adalah sekumpulan peraturanperaturan

atau

kaidah-kaidah

dalam

suatu

kehidupan

bersama,

keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam


kehidupan bersama yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu
sanksi.
e. Achmad Ali
Menyatakan hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang
benar dan apa yang salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh
pemerintah yang dituangkan baik dalam aturan tertulis (peraturan)
maupun yang tidak tertulis yang mengikat dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakatnya secara keseluruhan dan dengan ancaman sanksi bagi
pelanggar aturan tersebut.
Berdasarkan beberapa kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa
pengertian hukum adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh badan yang
berwenang yang berisi perintah ataupun larangan untuk mengatur tingkah
laku manusia guna mencapai keadilan, keseimbangan dan keselarasan dalam

10

hidup. Dengan kata lain untuk mencegah terjadinya kekacauan dan lain
sebagainya dalam hidup.

2. Pengertian Filsafat
.

B. Pembahasan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahsan diatas, penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan, antara lain sebagai berikut:
.
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai