Yan Prastyan
125080301111007
Ade Irma Wijayanto
125080301111011
Andriana Puspitasari
125080301111015
Tyfany Chitra Dewi
125080301111016
Nurul Hidayah
125080301111017
Rany Yuli Wijayanti
125080301111024
Eva Mai Dwi A.
125080301111025
Cita Mahardika
125080301111026
Ayu Raeshya Aulea
125080301111027
Lutfian Rizqi Hidayat
125080301111029
M. Fajar Farrurozi 125080301111041
Rizqi Akbar Ega Putra 125080301111045
MERENCANAKAN
PENINJAUAN
Studi
Operasi
Catatan
Operasi
Peninjauan
Awal
Identifikasi
sumber limbah
Identifikasi layout
bangunan
Jadwal operasi
Jenis & jumlah
produk
Catatan produksi
Konsumsi air, dll
Cek persyaratan
limbah
Cek peralatan
Pengolahan
limbah ideal
Menentukan
Keseimbangan
Air
Sampling Air
Limbah
Melakukan
Peninjauan
Penentuan
Tingkat Polusi
Merencanakan
Peninjauan
MELAKUKAN PENINJAUAN
Informasi dari studi operasi menentukan apa dalam
peninjauan.
Jika jenis dan jumlah produk olahan dalam pabrik
bervariasi dalam tiap tahun, perlu untuk melakukan
peninjauan individu dalam setiap musim sebagai
tipikal dalam banyak pabrik pangan, terutama
pabrik pengolahan buah dan sayuran.
C. Oksigen terlarut
Oksigen terlarut (DO) menjadi perhatian utama bagi
air
limbah
dan
penerimaan
air
karena
mempengaruhi kehidupan perairan dan penting
dalam sistem pengolahan seperti laguna beraerasi.
Penentuan oksigen terlarut dapat dilakukan dengan
prosedur titrasi iodometri atau, pemeriksaan
elektroda
Pemeriksaan elektroda lebih cepat dan lebih
mudah daripada metode titrasi iodometri dan lebih
mudah menyesuaikan untuk digunakan di sebagian
besar air limbah industri.
E. Residu Air
Limbah
F. Padatan
G.Total
Padatan
Tersuspensi
Mempengaruhi
pengukuran
limbah padat
yang menetap
di kolam
pengendap
Volume filtrasi
yang diukur
dari air limbah
Berasal dari
penguapan,
volatile dan
kadar abu
Teknik
pemeriksaan
mudah
dilakukan
Menggunakan
membran filter
dalam cawan
Gouch
TSS diperoleh
setelah 1 jam
pada 103
sampai 105C.
H. Total
Padatan
Terlarut
I. Lemak dan
Minyak
J. Kekeruhan
Disebut juga
residu yang
dapat disaring
Merugikan
biota air
Bukan polutan
Berat residu :
berat TSS
Pertukaran
udara
berkurang
Disebabkan
oleh padatan
tersuspensi
Meningkatkan
kebutuhan
oksigen
Diukur dengan
Turbidimeter
K.
Nitrogen
L. Fosfor
M.Sulfur
Dalam bentuk
(NH4)NO3,
NH3, dll
Dalam bentuk
ortofosfat dan
polifosfat
Menyebabkan
masalah
pencemaran
Racun jika
konsentrasi
tinggi
Merugikan
perairan
Mengikat O2 di
air
Diukur dengan
metode
Kjeldahl
Diukur dengan
kolorimetri &
sprktofotometri
Membentuk
endapan tidak
larut
Prosedur
Pengkomposan
Penghalusan
limbah padat
Penyediaan
aerasi
Limbah halus
ditumpuk di
windrows
Penghalusan
kompos
LIMBAH CAIR
Pengolahan dan Pembuangan
Perencanaan Pengontrolan Limbah
Sanitizer
Enviromental Effect
Perlakuan
Sekunder
Perlakuan
Tersier
Perlakuan
Utama
Pretreatment
Desinfeksi
Pengolahan
Limbah Cair
Deodorisasi
PRETREATMENT
Keuntungan dari pretreatment air limbah:
Operasi tersebut mengurangi jumlah pengolahan air
limbah.
Jika biaya yang tinggi, pretreatment tambahan dapat
menguntung kan secara ekonomi karena pretreatment
yang lebih baik akan mengurangi biaya ini.
Keluhan Kota dapat dikurangi melalui tanggung jawab
perawatan tambahan ditanggung oleh food processor.
Kelemahan pretreatment air limbah:
Fasilitas
Pretreatment
mahal
dan
meningkatkan
kompleksitas operasi pengolahan.
Biaya pemeliharaan, biaya monitoring, dan pencatatan
operasi pengolahan air limbah bisa mahal.
Fasilitas
Pretreatment ditempatkan pada roll pajak
property
kecuali
peraturan
Negara
mengizinkan
pengolahan limbah bebas pajak.
Flow Equalization
Digunakan untuk mengurangi beban hidrolik di aliran
limbah
Holding perangkat dan peralatan pompa dirancang
untuk mengurangi fluktuasi debit limbah
Screening
Bervariasi dalam hal ukuran
Ukuran yang digunakan berkisar dari 12,5 mm u/
layar statis dan 0,15 mm untuk layar polishing
melingkar getaran tinggi
Skimming
Jika padatan apung lebih besar
Kapur dan FeCl3, atau polimer lainnya
ditambahkan untuk meningkatkan pemisahan
padatan
PERAWATAN UTAMA
Pengendapan
Pengapungan
u/
u/
menghilangkan
padatan
menghilangkan
minyak, lemak
Desain persegi
panjang,
lingkaran /
tangki clifer
Ditambahkan
flokulan dan
polimer
Dipengaruhi
variasi suhu air
limbah
Menggunakan
sistem DAF
Aliran turbulen
kadang
bermasalah
PERAWATAN SEKUNDER
Perawatan melalui aspek biologi / degradasi bahan
organik terlarut melalui oksidasi biologis adalah
sampai penggunaan laguna adalah teknik yang
paling umum untuk perawatan sekunder.
Jika laguna persegi panjang yang digunakan,
panjang a: lebar rasio 3: 1
Jika konsentrasi limbah terlalu tinggi, aliran harus
disaring sebelum dibuang, atau klarifikasi dapat
ditingkatkan dengan penambahan flokulasi kimia.
LAGUNA ANAEROBIC
Prinsip perawatan yang mendasari laguna adalah
oksidasi biologis dan padatan sedimentasi. BOD
berkurang 60-80%.
Laguna
start-up harus direncanakan untuk
meminimalkan jumlah tekanan biologis.
Dibutuhkan lebih dari 1 tahun untuk laguna menjadi
siap.
Kedalaman laguna anaerob bervariasi dari 2,5 m
sampai 3,0 m.
Setelah 10-20 tahun, laguna akan terisi lumpur
yang harus dibersihkan guna mencegah biological
overloading.
Alat
agitasi
Alat pengeruk
Alat pompa
Mengendapkan
kembali lumpur
Memindahkan
lumpur
ketempat lain
Mengeringkan
laguna
LANJUTAN
Keuntungan adalah:
Puing-puing mengambang berkurang pada tahap
kedua dan ketiga, dengan pengurangan dalam
penyumbatan sistem pembilasan atau irigasi
pompa.
Laguna pertama, berisi konsentrasi limbah yang
lebih tinggi dan tidak akan meluap.
Sejumlah bakteri akan tersedia untuk pengolahan
limbah
Limbah yang dihasilkan diperlakukan lebih teliti.
LAGUNA AEROBIC
Laguna aerobik menggunakan aerator mekanik
untuk memasok oksigen dari udara untuk
membantu oksidasi biologis.
Agitator mekanik, dirancang untuk menarik udara di
bawah air dan mengedarkan secara horisontal.
Sekitar 20% dari BOD dikirim ke laguna aerobik
diubah menjadi padatan lumpur, dan mengurangi
BOD sekitar 70% sampai 90%.
PENYARING MENGALIR
LUMPUR AKTIF
Proses lumpur aktif yang banyak digunakan untuk
pengolahan air limbah.
Istilah "lumpur aktif" berlaku karena lumpur ini
memiliki mikroorganisme yang aktif menguraikan
sampah yang diolah.
Ketika lumpur aktif kontak dengan limbah, ada
periode singkat (< 30 menit) saat partikel diserap ke
matriks gelatin dari lumpur.
Alat : reaktor yang merupakan tangki aerasi atau
basin, penjernih, dan pengaturan pompa untuk
mengembalikan sebagian dari endapan lumpur ke
reaktor.
Extended
Aeration
Meminimalkan produksi
buangan lumpur
Memberikan efisiensi
pengurangan BOD (>95 %)
Contact
Penyerapan kolid secara
cepat
Stabilization
Parit
Beroksidasi
Menampung
BOD 200-500
g/hari
Penggunaan
Tanah
Aliran infiltrasi
dan aplikasi
lahan
Kontraktor
Biologis
Berputar
Pemisahan
Magnetis
Mirip Tricking
Filter, diameter
3m
Partikel air
limbah
digumpalkan
Mengasimilasi
nutrisi dari air
limbah
Menggunakan
magnetit
(Fe3O4)
BOD berkurang
90-95 %
Menghilangkan
karbon organik
Sangat
dipengaruhi
suhu
Memurnikan air
dari limbah
partikel
Efisiensi infiltrasi
98%, 84% untuk
sistem aliran
darat
PERLAKUAN TERSIER
Proses pengolahan tersier untuk air kotor
Untuk meningkatkan kualitas pengolahan limbah
Untuk menghilangkan polutan dari pengolahan
makanan seperti warna, bau, air asin, dan senyawa
bumbu.
Proses perlakuan tersier, yaitu pemisahan fisik,
pemisahan fisik-kimia, laguna tersier dan oksidasi
kimia
PEMISAHAN FISIK
Menggunakan saringan mikro dan filter pasir.
Fungsi saringan mikro dan filter pasir adalah
merubah padatan tersuspensi ke kisaran partikel
mikro.
Saringan mikro adalah silinder berputar ditutupi
oleh bahan screening (biasanya nilon mesh halus
atau kain logam) ditempatkan dalam posisi
horizontal dalam sebuah tangki terbuka.
Ukuran layar pori, yang biasanya berkisar 20-65
mm.
Metode perlakuan ini membutuhkan saluran bawah
air untuk menghilangkan cairan diklarifikasi.
PEMISAHAN FISIK-KIMIA
Keterikatan masing zat terlarut organik karbon
tergantung pada jenis karbon dengan koefisien
kelarutan zat terlarut air.
Proses pertukaran ion menghilangkan mineral, baik
kation atau anion, dengan mengganti mereka
dengan ion lain melalui media resin bermuatan.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk menghapus
mineral yang dianggap berbahaya bagi pasokan air.
Elektrodialisis digunakan untuk menghilangkan
mineral dari air asin
LAGUNA TERSIER
Jenis laguna biasanya berukuran 0,3-1,5 m.
Efisiensi pembuangan sampah dari sistem ini
dipengaruhi oleh suhu.
Hampir tidak memerlukan peralatan atau tenaga.
Namun, kebutuhan lahan dari proses ini adalah
yang tertinggi.
OKSIDASI KIMIA
Ozonisasi adalah proses pengolahan oksidasi kimia
yang layak.
Ozonisasi adalah oksidan kuat yang memecah
dalam air untuk membentuk oksigen dan oksigen
mulai timbul, yang dengan cepat bereaksi dengan
bahan organik.
Proses ini juga mendisinfeksi, menghilangkan rasa
dan bau, dan memutihkan.
Bahan kimia lain yang digunakan dalam oksidasi
kimia klorin, klorin dioksida, oksigen, dan
permanganat.
Desinfeksi
Deodorisasi
DESINFEKSI
Pre-klorinasi, atau klorinasi sumber air, dirancang
untuk meminimalkan masalah operasional yang
terkait dengan bentuk kotoran biologis pada filter,
pipa, dan tangki dan mengurangi potensi masalah
rasa dan bau.
Pasca klorinasi, atau disinfeksi terminal merupakan
suatu langkah awal untuk pengurangan mikroba
dalam produk air.
Klorinasi
dan perlakuan kimia lainnya tidak
membunuh semua mikroorganisme. Ganggang
tertentu, pembentuk spora, dan virus (termasuk
virus patogen) bertahan pada perlakuan klorinasi.
RINGKASAN
Pencemaran limbah diukur melalui BOD, COD, DO,
TOC, SS, TSS, TDS, dan FOG.
Fase dasar pengolahan limbah pra pengolahan
dengan pemerataan aliran, skrining, dan skimming
Pengolahan primer oleh sedimentasi dan flotasi;
Pengolahan sekunder dengan laguna anaerobik,
laguna aerobik, penyaring mengalir, lumpur aktif,
proses oksidasi saluran, aplikasi tanah.
Ppengolahan tersier dengan pemisahan fisik,
laguna tersier, dan oksidasi kimia.
Perlakuan disinfeksi air limbah harus mengikuti
fase perawatan lainnya untuk mengurangi reaksi
bahan organik dengan disinfektan.
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat