Anda di halaman 1dari 46

Pneumothorax

Pneumotoraks Traumatik
Terjadi e.c Trauma penetrasi (luka tusuk,
luka tembak, akibat tusukan jarum /saat
dilakukan kanulasi vna sentral, fraktur iga,
peluru) atau Trauma tumpul ( kontusio).
Epidemiologi : 40% dari kasus PNE

Manifestasi Klinis
KELUHAN SUBYEKTIF
Sesak nafas (saat bernafas & Batuk) 80-90%kasus.
Nyeri dada 75-90%
Batuk-batuk 25-35%
Asimptomatik 5-10% biasanya PSP
Mudah lelah saat aaktivitas/istirahat
Denyut jantung
Cyanosis
Hipotensi

Berdasarkan Kejadian
PT Bukan Iatrogenik

PT Iatrogenik

e c. Jejas kecelakaan

e.c komplikasi dari


tindakan medis

PT iatrogenik aksidental

e.c kesalahan/komplikasi
tindakan medis

PT iatrogenik artifisial
(deliberate)

untuk tujuanpengobatan
TB

Berdasarkan Fistulanya PNE dibagi


menjadi 3:

Pneumotoraks tertutup (Simple PNE)


yaitu pneumotoraks dengan tekanan udara di rongga
pleura sedikit lebih tinggi dibandingkan tekanan
pleura pada sisi hemitoraks kontra lateral
tetapitekanannya masih lebih rendah dari tekanan
atmosfer. tidak ada defek /luka terbuka di dinding
dada. Misal terdapat robekan pada pleuraviseralis dan
paru atau jalan nafas atau esofagus, sehingga
masuk vakum pleura karena tekanan vakum pleura
negatif.

Pneumotoraks terbuka Open PNE)


e.c luka terbuka pada dinding dada sehingga pada saat
inspirasi udara dapat keluar melalui luka tersebut. (
inspirasi, mediastinum dlm keadaan N, saat ekspirasi
mediastinum bergeser kearah sisi dinding dada yg
terluka sucking wound)

3. Open pneumothorax

Tension pneumothorax (P. Ventil)


e.c Mekanisme check valve yaitu pada saat inspirasi
udara masuk ke rongga pleura,tetapi pada saat ekspirasi
udara dari rongga pleura tidak dapat keluar.
tek udara dlm Rongga pleura meningkat ,melebihi
tek. Atm udara menekan paru gagal napas

DIAGNOSIS
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi : dapat terjadi pencembungan dan
pada waktu pergerakan nafas,tertinggal pada sisi
yang sakit.
b) Palpasi: Pada sisi yang sakit ICS dapat normal

atau melebar, iktus jantung terdorong kesisi


thoraks yang sehat. Fremitus suara melemah
atau menghilang..

Perkusi: Sonor, Hipersonor, sampai tympani .


Batas jantung terdorong ke thoraks yang sehat,
apabila tekanannya tinggi.
d) Auskultasi: suara nafas melemah sampai
menghilang, nafas dapat amforik apabila ada fistel
yang cukup besar.
c)

Trakea (saluran udara besar yang melewati bagian depan


leher) bisa terdorong ke salah satu sisi karena
terjadinya pengempisan paru-paru

Rontgen foto toraks

- Posisi PA ,dibuat dalam keadaan ekspirasi maksimal. (Penurunan volume


paruterjadi sehabis ekspirasi tetapi ruang pneumotoraks tidak berubah.
Olehkarena itu secara relatif pneumotoraks lebih berhubungan dengan
paru-parusehabis ekspirasi dibanding inspirasi dan kiranya pleura viseral
lebih kecil berhubungan dengan pneumotoraks.)
Garis penguncupan paru (halus) pleural line
Paru kolaps
Bayangan radiolusen/avaskular
Air fluid level
Pendorongan mediastinum (Jika pneumotoraks luas, akan menekan

jaringan paru ke arah hilus atau paru menjadi kuncup/kolaps di daerah


hilus dan mendorong mediastinum kearah kontralateral. Selain itu sela iga
menjadi lebih lebar. Udara dalam ruang pleura jadi lebih radiolusen
dibandingkan paru-paru yang bersebelahandengan pneumotoraks tersebut,
terutama sekali jika paru-paru berkurangvolumenya, dimampatkan atau
terkena penyakit yang meningkatkankepadatan paru-paru.

Pleural line

CT

Thoracoskopy
Tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga

toraks dengan alat bantu toraskop.


Dipandu oleh VATS (Video Aassisted Thoracoscopy
Surgery)

THORACOSCOPY
Tindakan ini dilakukan apabila :

Tindakan aspirasi maupun WSD gagal


Paru tidak mengembang setelah 3 hari pemasangan

tube toraskostomi
Terjadinya fistula bronkopleura
Timbulnya kembali pneumotoraks setelah tindakan
pleurodesis
Pada pasien yang berkaitan dg pekerjaan agar tidak
rekuren (Ex. pilot dan penyelam.)

Thoracoscopic

blebs

Thoracotomy
Indikasinya hampir sama dengan toraskopi.
Tindakan ini dilakukan jika toraskopi gagal atau jika blep

atau bulla terdapat di apeks paru, maka tindakan


torakotomi ini efektif untuk reseksi blep atau bulla
tersebut.
>> sering Pasien PSS + obat sklerosing

Needle Thoracoscomy

Prognosis
Pasien dengan pneumotoraks spontan hampir separuhnya

akan mengalami kekambuhan, setelah terapi dan observasi


maupun setelah pemasangan tube thoracostomy.
Kekambuhan jarang terjadi pada pasien-

pasien pneumotoraks yang dilakukan torakotomi terbuka.


Pasien-pasien yang penatalaksanaannya cukup baik,
umumnya tidak dijumpai komplikasi. Pasien pneumotoraks
spontan sekunder tergantung penyakit paru yang
mendasarinya Ex. Pasien PSS dengan PPOK.

Perhimpunan Dokter Spesialais


Penyakit Dalam Indonesia, 2001

Cara menentukan ukuran (presentase)


pneumotoraks
1. Volume paru dan hemitoraks dihitung sebagai diameter
kubus.
2.

Jumlah (isi) paru yang kolaps ditentukan dengan rata-rata


diameter kubus paru dan toraks sebagai nilai
perbandingan(ratio).

3.

Misalnya: diameter kubus rata-rata hemitoraks 10 cm dan


diameter kubus rata-rata paru yang kolaps 8 cm maka ratio
diameter kubus adalah 83/103= 512/1000, sehingga
diperkirakan ukuran pneumotoraksnya 50%

Cara lain :
Jarak terjauh antara celah pleura pada garis vertikal
+
Jarak terjauh celah pleura pada garis horizontal
+
Jarak terdekat celah pleura pada garis horizontal : 3 X10
A : apex to apex lung (cm)

B : midpoint upper half


C : midpoint lower half

Atau dengan menggunakan rumus


% kolaps area = Hemitoraks Kolaps area : Hemitoraks

( A x B ) (a x b) ] : ( A x B )

- Berdasarkan volume rongga pleura dan Derajat


penguncupan paru, pneumothoraks Sederhana dibagi :
< 15% : pneumothoraks ringan
15 60 % : pneumothoraks sedang / menengah
> 60 % : pneumothoraks berat

Menurut Vanderschueren,hasil endoskopi dibagi


menjadi 4 derajat:

1. Derajat 1: Pneumothoraks dengan gambaran paru


yang mendekati normal(40%)
2. Derajat 2: Pneumothoraks dengan perlengketan
disertai hemotorak (12%)
3. Derajat 3: Pneumotoraks dengan diameter bleb atau
bulla <2cm(31%)
4. Derajat 4: Pneumotoraks dengan banyak bulla yang
besar, diameter >2cm(17%).

Komplikasi Pneumotoraks

1. Tension Pneumotoraks / Pneumotoraks Ventiel


: e.c tekanan dalam rongga pleura meningkat sehingga
paru mengempis >> hebat,
2. Pio-pneumotoraks : terdapatnya pneumotoraks
disertai empiema (Pus) secara bersamaan pada satu sisi
paru. Infeksinya berasal dari mikro-organismeyang
membentuk gas atau dari robekan septik jaringan paru
atau esofagus kearah rongga pleura.

3. Hidro-pneumotoraks/hemo-pneumotoraks:
kurang lebih 25% : ditemukan sedikit cairan dalam
pleuranya. Cairan ini biasanya bersifat serosa,
serosanguinea atau kemerahan
(berdarah).Hidrothorak dapat timbul dengan cepat
setelah terjadinya pneumotoraks pada kasus-kasus
trauma/perdarahan intrapleura atau perfosari esofagus
(cairan lambung masuk kedalam rongga pleura).
4. Pneumomediastinum dan emfisema subkutan :
Kelainan ini dimulai robeknya alveoli
kedalam jaringan interstitium paru dan
kemungkinan diikuti oleh pergerakan udarayang
progresif ke arah mediastinum (menimbulkan
pneumomediastinum) dan kearah lapisan fasia otot-otot
leher (menimbulkan emfisema subkutan)

Keterangan :
Emfisema subkutan : Udara di lemak subkutan
E.c trauma tumpul/tajam pd thorax.
Ketika lapisan pleura berlubang akibat trauma tajam, udara

dapat berpindah dari paru-paru menuju otot dan jaringan


subkutan pada dinding dada.
Ketikan terjadi ruptur pada alveoli,misalkan pada laserasi
jaringan paru, udara dapat berpindah sepanjang pleura
visceralis menuju hilum paru-paru, kemudian menuju
trachea, leher dan dindingdada. Hal tersebut di atas bisa pula
terjadi pada fraktur costae yang melukai jaringan paru. Sebab
fraktur costa dapat merobek pleura parietalis yang bisa
menyebabkan udara berpindah dari paru ke jaringan subkutis
dinding dada.

Anda mungkin juga menyukai