Anda di halaman 1dari 20

JENIS-JENIS MODAL DAN PINJAMAN

Pada dasarnya ada empat jenis tipe modal:


1. Pinjaman Jangka Pendek
Didefenisikan sebagai pinjaman yang akan jatuh tempo
dalam satu tahun atau kurang, dan digunakan apabila kebutuhan
akan dana tambahan bersifat sementara. Ciri pentingnya yaitu,
sering mengawali reaksi berantai, diakhiri pelunasan.
Pinjaman jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi,
paling lambat umur dari utang ini satu tahun atau 1 periode akuntansi,
misalnya 1 januari 2009-31 Desember 2009.
Yang termasuk utang jangka pendek di antaranya:
1. Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita bayar kepada
pihak lain yang pernah kita berikan kepadanya. Biasanya umur utang
wesel adalah 30 hari, 60 hari, atau 90 hari.
2. Utang Dagang (Account Payable): ialah utang kepada rekanan
(suplier) yaitu utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini
terjadi karena membeli barang yang belum dibayar.
3. Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita
lunasi dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang
upah dan utang-utang biaya lainnya.
A. Sisi positif Pinjaman jangka pendek
1. Kita tidak perlu khawatir untuk dana pembayarannya. Karena
waktu yang cukup singkat biasanya kita bisa memperkirakan
seberapa besar kemampuan kita untuk dapat melunasi hutang
tersebut tanpa harus mengganggu kestabilan keuangan rumah
tangga, badan, ataupun pribadi.
2. Bunga yang timbul dalam hutang jangka pendek cenderung
lebih kecil. Karena pengali (waktu pengambilan hutang) kecil.

B. Sisi negative Pinjaman angka pendek


1. Kita tidak mempunyai banyak kesempatan untuk mencari
peluang usaha yang bisa kita jalani untuk membantu membayar
angsuran tersebut.
2.

Cicilan pokok pinjaman cenderung besar, dikarenakan


pembagi pokok pinjaman (waktu cicilan) terlalu

2. Pinjaman Jangka Menengah


Biasanya digunakan untuk menyediakan modal dalam
angka 1-5 tahun. Pinjaman seperti itu hampir selalu diamortisasi,
artinya

dicicil

selama

jangka

waktu

pinjaman.

Tujuannya adalah untuk menyediakan sumber modal agribisnis


yang memungkinkan pertumbuhan atau modernisasi tanpa
memaksa

pemilik

untuk

melepaskan

haknya

untuk

mengendalikan bisnis.
Pinjaman jangka menengah bisa di sebut juga dengan
kredit, Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan
suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah
disepakati. Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan
perbankan di Indonesia telah dirumuskan dalam Undang Undang
Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa
kriteria adalah penyediaan uang / tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan / kesepakatan pinjam
meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga
sebagai imbalan.
Dalam praktek sehari hari pinjaman kredit dinyatakan
dalam bentuk perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun
secara materiil. Dan sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam
akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan baik bersifat
kebendaan maupun bukan kebendaan.

Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan


pinjaman tersebut bersifat penyediaan suatu modal sebagai alat
untuk

melaksanakan

kegiatan

usahanya

sehingga

kredit

( dana bank ) yang diberikan tersebut tidak lebih dari pokok


produksi semata.
A. Prinsip prinsip Kredit
Untuk mendapatkan kredit harus melalui prosedur yang
telah ditentukan oleh bank / lembaga keuangan. Agar kegiatan
pelaksanaan perkreditan dapat berjalan dengan sehat dan
layak, dikenal dengan 6 C yaitu :
1. Character (kepribadian/Watak)
Character adalah tabiat serta kemauan dari pemohon
untuk memenuhi kewajiban yang telah dijanjikan. Yang
diteliti adalah sifat sifat, kebiasaan, kepribadian, gaya
hidup dan keadaan keluarga.
2. Capacity (kemampuan)
Capacity adalah kesanggupan pemohon untuk melunasi
kewajiban dari kegiatan usaha yang dilakukan atau
kegiatan yang ditinjau dengan kredit dari bank. Jadi
maksud dari penilaian kredit terhadap capacity ini untuk
menilai sampai dimana hasil usaha yang diperolehnya akan
mampu untuk melunasinya pada waktunya sesuai dengan
perjanjian kredit yang telah disepakati.
3. Capital ( modal )
Capital adalah modal yang dimiliki calon debitur pada
saat mereka mengajukan permohonan kredit pada bank.
4.

Collateral ( jaminan )
Collateral adalah barang barang yang diserahkan pada
bank oleh peminjan atau debitur sebagai jaminan atas kredit
yang diberikan. Barang jaminan diperlukan agar kredit
tidak mengandung resiko.

5. Condition of Economic ( kondisi ekonomi )


Condition of Economic adalah situasi dan kondisi,
sosial, ekonomi, budaya dan lainnya yang mempengaruhi
keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk satu
kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat
mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang
memperoleh kredit.
6. Constrain ( batasan atau hambatan )
Dalam penilaian debitur dipengaruhi oleh hambatan
yang tidak memungkinkan sesorang melakukan usaha di
suatu tempat.
Disamping formula 6 C di atas, masih ada prinsip kredit
yang disebut 4 P, yaitu
1. Personality
Personality

yaitu

penilaian

bank

tentang

kepribadian peminjam seperti riwayat hidup, hobinya,


keadaan keluarga ( istri / anak ), social standing ( pergaulan
dalam masyarakat serta bagaimana masyarakat tentang diri
si peminjam dan sebagainya ).
2. Purpose
Bank dalam menilai si peminjam mencari dara tentang
tujuan atau keperluan penggunaan kredit, dan apakah
tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business
kredit bak bersangkutan.
3.

Payment
Untuk

mengetahui

kemampuan

debitur

dalam

mengembalikan pinjaman. Hal ini dapat diperoleh dari


perhitungan tentan prospek kelancaran penjualan dan
pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan
pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu jumlahnya.

4. Prospect
Prospect yaitu harapan usaha di masa yang akan datang
dari calon debitur. Ini dapat diketahui dari perkembangan
usaha si peminjam selama beberapa bulan atau tahun,
perkembangan perkembangan keadaan ekonomi atau
usaha

perdagangan

sektor

usaha

debitor,

kekuatan

keuangan perusahaan yang dilihat dari earning power (


kekuatan pendapatan / keuntungan ) di masa lalu dan
perkiraan masa akan dating
B. Macam macam Kredit
Untuk membedakan kredit menurut faktor faktor dan
unsur unsur yang ada dalam pengertian kredit, maka
perbedaan kredit dapat dibedakan atas dasar :
1. Sifat penggunaan kredit
a. Kredit Konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan
konsumsi atau uang akan habis terpakai untuk memenuhi
kebutuhannya.
b. Kredit Produktif adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan
usaha, baik usaha usaha produksi, perdagangan maupun
investasi.
2. Keperluan kredit
a. Kredit produksi / ekploitasi
Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan
produksi baik peningkatan kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi
maupun peningkatan kualitatif yaitu peningkatan kuantitas atau
mutu hasil produksi.
b. Kredit Perdagangan
Kredit ini dipergunakan untuk keperluan perdagangn pada
umumnya yang berarti peningkatan utility of place saru suatu
barang, barang barang yang diperdagangkan ini juga diperlukan
bagi industri.

c. Kredit Investasi
Kredit yang diberikan kepada para pengusaha untuk
investasi, berarti untuk penambahan modal dan kredit bukan untuk
keperluan perbaikan ataupun penambahan barang modal atau
fasilitas fasilitas yang erat hubungannya dengan itu. Misalnya
untuk membangun pabrik, membeli / mengganti mesin mesin dan
sebagainya.
C. Kredit menurut pemakaian
1. Kredit Rekening Koran Bebas
Debitur menerima seluruh kreditnya dalam bentuk rekening
koran kepadanya diberikan blangko cheque dan rekening
koran pinjamannya diisi menurut besarnya kredit yang
diberikan, debitur bebas melakukan penarikan selama
kredit berjalan.
2. Kredit Rekening Koran Terbatas
Sistem ini adanya perbatasan tertentu bagi nasabah dalam
melakukan penarikan uang rekeningya, seperti pemberian
kredit dengan uang giral dan perubahannya menjadi uang
chartal dilakukan berangsur angsur.
3. Kredit Rekening Koran Aflopend
Penarikan kredit dilakukan dalam arti maksimum kredit
pada

waktu

penarikan

pertamalah

sepenuhnya

dipergunakan oleh nasabah.


4. Revolving Credit
Sistem penarikan kredit sama dengan cara rekening Koran
bebas dengan masa penggunaan satu tahun, akan tetapi cara
pemakaiannya berbeda.
5. Term Loans
Dalam sistem ini penggunaan dan pemakaian kredit sangat
fleksibel artinya nasabah bebas menggunakan uang kredit

untuk keperluan apa saja dan bank tidak mau tentang hal
itu.
D. Tujuan dan Fungsi Kredit
Tujuan kredit mencakup scope yang luas. Fungsi pokok
yang saling berkaitan dari kredit adalah sebagai berikut :
1.

Profitability: Proftability ini bertujuan untuk memperoleh


hasil dari kredit berupa keuntungan yang diteguk dari
pemungutan bunga.

2.

Safety: Safety adalah keamanan dari prestasi atau fasilitas


yang diberikan harus benar benar terjamin sehingga
profitability dapat benar benar tercapai tanpa hambatan
yang

berarti.

Sedangkan Fungsi kredit adalah menyalurkan dana dana


yang dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk itu fungsi kredit
dalam kehidupan perekonomian adalah sebagai berikut
1.

Kredit dapat meningkatkan daya guna daru modal


Artinya bahwa para pedagang kecil dapat menikmati kredit
bank

melalui

PD.

BPR

BKK

Purwodadi

Cabang

Kedungjati untuk memperluas usahanya, mengembangkan


usaha dan kesempatan untuk berusaha.
2. Kredit dapat meningkatkan daya guna suatu barang
Dengan bantuan kredit dari PD. BPR BKK Purwodadi
Cabang Kedungjati tersebut maka para pedagang kecil
dapat memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi,
berarti daya guna dari bahan tersebut.
3. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi
Bahwa dalam menghadapi keadaan perekonomian yang
kurang sehat, maka kredit dapat sebagai alat stabilitas
ekonomi misalnya dalam usaha pengendalian inflasi,
peningkatan ekspor serta pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat.

4. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan


nasional
Bantuan

kredit

digunakan

para

usahawan

untuk

memperbesar volume usaha produksinya. Peningkatan


usaha nantinya diharapkan akan meningkatkan profit. Bila
keuntungan secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti
kata dikembalikan ke dalam struktur permodalan, maka
peningkatan akan berlangsung terus menerus dan akibatnya
pendapatan terus meningkat.
3. Pinjaman Jangka Panjang
Pinjaman jangka panjang mempunyai masa pakai lebih dari
lima tahun. Umumnya, pinjaman jangka panjang juga mematok
sesuatu suku bunga atau tingkat pengembalian yang akan tetap
berlaku untuk seluruh pinjaman.\\ Hutang jangka panjang adalah
hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam
waktu lebih dari satu tahun. Terdapat perbedaan yang cukup jelas
dengan hutang jangka pendek mengenai waktu pelunasan atau
jatuh temponya. Hutang jangka pendek jatuh temponya kurang dari
satu tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih
dari satu tahun. Berbeda dengan hutan jangka pendek yang berupa
biaya-biaya yang masih harus dibayaratau hutang yang umumnya
tidak dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka panjang
biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara
tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam
dokumen induk yang disebut perjanjian kredit. Perjanjian kredit ini
berisikan jumlah hutang yang diberikan, tingkat bunga, syarat
syarat pembayaran kembali pokok dan bunga, barang-barang yang
dijadikan jaminan dan lain-lain.

Contoh

hutang

jangka

panjang

dan

pengertiannya

1. Kredit Investasi (Long Term Loan)


Yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan
bukan bank yang dapat digunakan

untuk pembelian aktiva

tetap.
2. Hutang Obligasi (Bond Payable)
Adalah hutang / utang jangka panjang secara tertulis
dalam kontrak surat obligasi yang dilakukan oleh pihak
berhutang yang wajib membayar hutangnya disertai bunga
(penerbit obligasi) dan pihak yang menerima pembayaran atau
piutang yang dimilikinya beserta bunga (pemegang obligasi)
yang pada umumnya tanpa menjaminkan suatu aktiva.
Obligasi ketika pertama kali dijual dijual dengan nilai par
value.
Alasan para investor membeli obligasi adalah di mana
obligasi memiliki pembayaran keuntungan yang tetap pada
periode tertentu serta fluktuasi harga obligasi yang mengikuti
arus tingkat bunga. Tingkat bunga yang meningkat akan
berdampak pada harga obligasi di pasar modal yang akan
turun, dan begitu sebaliknya.
4. Modal Ekuitas
Modal ekuitas dapat digunakan untuk keperluan yang sama
seperti halnya dana yang dipinjam, tetapi ada perbedaan penting:
modal

ekuitas

tidak

dapat

dibayar

kembali.

Modal ekuitas bisa diperoleh dengan menanamkan kembali laba


usaha atau dengan meminta para penanam modal agar mau
menambah investasinya dalam bisnis.
Ekuitas adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu
usaha (ekuitas dalam akuntansi merupakan penambahan dari profit
selama tahun-tahun berjalan dengan modal mula-mula) dan
Rumus akuntansi : Asset = Kewajiban + Ekuitas.

Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian


dan menyimpan saham stok pada suatu pasar modal oleh individu
dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan
keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Hal
tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham
(kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta
(tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru ( suatu perusahaan
sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada
perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal
ventura dan pada umumnya dimengerti mempunyai risiko lebih
besar dari pada investasi situasi-situasi dimana saham tercatat di
bursa dilakukan.
Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak
didefinisi secara semantik tetapi secara sintaktik. Ekuitas
didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisikan sebagai hak
residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban.
Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan
kewajiban atas dasar tiga kriteria, yaitu hak-hak masing-masing
pihak atas penyelesain klaim, hak penggunaan aset dalam operasi,
serta substansi ekonomik perjanjian.
Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang
saham sama-sama mempunyai klaim atau hak untuk dilunasi atas
dana yang ditanamkan di perusahaan. Tetapi terdapat dua
kharakteristik yang melekat pada hak kreditor, yaitu (a)
penyelesaian klaim mereka pada tanggal tertentu melalui transfer
aset, dan (b) prioritas diatas pemilik dalam penyelesaian klaim
mereka dalam hal likuidasi. Hak kreditor dan pemegang saham
juga berbeda dalam hal penggunaan aset.
Ekuitas pemegang saham diklasifikasikan menjadi dua
komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal

setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuridis dan


modal setoran tambahan, dan komponen lain yang merefleksi
transasksi pemilik. komponen lain-lain terdiri atas pos-pos yang
tidak tepat dimasukkan dalam komponen modal setoran lainnya
atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan sebagai pos ekuitas
pemegang saham.
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas
pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang
berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen.
Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat
serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya,
serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi
tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan
tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah sumber
ekuitas, pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas
perlindungan dan urutan penyerapan rugi.

BIAYA MODAL
Beberapa faktor yang mempengaruhi biaya bersih dari modal yang
dipinjam adalah
1. Persyaratan dan jangka waktu pelunasan pinjaman
Persyaratan

dan

jangka

waktu

pelunasan

pinjaman

mempengaruhi langsung suku bunga yang benar-benar dibayar.


Rumus untuk suku bunga adalah
Bunga yang dibayar jumlah pinjaman = suku bunga tahunan
Bila pinjaman dilunasi dengan menyicil, suku bunga yang
sebenarnya akan bertambah dalam jumlah yang besar. Rumus
untuk mencari besarnya suku bunga pada pinjaman yang dicicil
adalah sebagai berikut:

PST =

DimanaPST

: Persentase suku bunga tahunan yang sebenarnya

: Berapa kali dilakukan cicilan dalan satu tahun

: Jumlah bung yang dibayar dalam nilai uang

: Jumlah hutang pada awal peminjaman

: Berapa kali dilakukan penyicilan secara


keseluruhan

Bank seringkali mengharuskan peminjam mengadakan


saldo kompensatori dalam perkiraan atau rekeningnya pada bank
pemberi pinjaman, saldo kompensatori mengakibatkan sebagian
pinjaman tidak berfungsi karena tidak boleh diambil.
2. Pembatasan Lain seperti Pengendalian Usaha yang tidak Bebas,
yaitu Keharusan untuk Menyediakan Jaminan tertentu Berupa
Saldo Perkiraan atau Saham Modal
Pemberi pinjaman kerapkali membatasi hak-hak istimewa
manajemen dalam agribisnis selama periode peminjaman. Caranya
berbeda-beda, ada yang hanya mengharuskan menyerahkan
laporan keuangan bulanan dan tahunan atau informasi keuangan
lain sehubungan dengan persediaan atau piutang usaha tetapi ada
yang bahkan sampai melarang menggunakan dana modal tanpa
persetujuan pemberi pinjaman. Para manajer agribisnis harus
berkeyakinan bahwa mereka dapat mematuhi pembatasan tersebut
dengan sepenuh hati sebelum menyetujuinya.
3. Suku Bunga dan Pajak
Untuk mengetahui biaya yang sebenarnya dari dana modal
pinjaman, manajer harus mengetahui apa yang disebut sebagai
biaya bunga setelah pajak. Cara yang paling baik untuk
mengetahuinya adalah dengan memperhatikan laba bersih setelah

pajak, sebelum dan sesudah meminjam dari bank. Perhatikan


contoh tabel berikut.
Sebelum

Sesudah

Meminjam

Meminjam

$ 50.000

$50.000

$4000

sebelum

$50.000

$46.000

Laba penghasilan

$12.500

$11.500

$37.500

$34.500

Laba operasi
Beban

bunga

(missal 8%)
Laba
pajak

(misal 25%)
Laba

bersih

setelah pajak

Selisih antara keduanya adalah $3000. Dengan demikian


suku bunga yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan hanya 6 persen. Rumusnya adalah:
Biaya setelah pajak

= biaya sebelum pajak x (1,0 tarif pajak marjinal)

Yang disebut sebagai tarif pajak marjinal adalah tarif pajak


pajak penghasilan yang dikenakan pada pertambahan terakhir
penghasilan kena pajak yang mengakibatkan perubahan tarif pajak,
sebab kita tahu tarif pajak ada yang progresif dan degresif yang
artinya untuk jumlah pertambahan tertentu dikenakan tarif yang
berbeda.

Prinsip Leverage atau Pengungkit


Pengungkit atau leverage merupakan suatu konsep pembiayaan
melalui hutang jangka panjang untuk menggantikan penahanan laba
sebagai modal. Faktor yang mempengaruhi prinsip laverage yaitu bahwa
proporsi hutang terhadap ekuitas meningkat, para pemberi pinjaman

kemungkinan besar akan memperbesar biaya penyediaan dana modal,


karena menurutnya solvensi yang mengakibatkan naiknya risiko. Harus
tetap diingat bahwa risiko untuk pemegang ekuitas juga meningkat apabila
hutang bertambah, karena mereka merupakan pihak terakhir yang berhak
atas aktiva apabila perusahaan berada diambang kehancuran.
Laverage atau peningkatan proporsi hutang terhadap ekuitas bisa
merupakan keputusan yang menguntungkan tetapi bisa juga sebaliknya.
Sebagai patokan dasar agar dapat memperbesar laba, tingkat pengembalian
modal agribisnis setelah pajak harus lebih tinggi dari biaya hutang setelah
pajak.

PENENTUAN

JUMLAH

PINJAMAN

YANG

DIPERLUKAN

AGRIBISINIS
Dalam menentukan jumlah peminjaman dana yang diperlukan
agribisnis, perlu dipikirkan secara matang. Manajer agribisnis yang bijak
selalu menetapkan kriteria dan kerangka kerja dalam mengambil
keputusan terkait peminjaman dana. Besar kecilnya pinjaman dana yang
diperlukan oleh agribisnis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu kemampuan agribisnis untuk melunasi peminjamannya kelak, laba,
pengendalian persediaan, piutang usaha, perputaran, dan efisiensi.
Meskipun sumber dana pengembalian pinjaman bisa berasal dari arus kas
perusahaan, namun diperlukan pula 2 faktor lain berupa masukan utama
untuk mempertimbangkan pelunasan hutang, yaitu (1) marjin bersih pada
tahun itu, dan (2) penyusutan. Marjin bersin dan penyusutan tersebut
selanjutnya dikurangi dengan semua bunga yang harus dibayar, pajak
penghasilan yang harus dibayar, hutang deviden kepada pemilik ekuitas,
dan pembagian kelebihan hasil usaha kepada anggota untuk koperasi.
Selain itu, perlu pula mempertimbangkan kemungkinan dalam
penggunaan dana pinjaman tersebut, seperi penambahan modal kerja,
pengembalian modal ekuitas, dan penambahan deviden untuk pemegang
saham. Banyaknya uang yang dipinjam bisa ditambah apabila tambahan

modal yang dipinjam sekiranya dapat memperbesar pendapatan, laba, dan


selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan melunasi hutang melalui
keuntungan yang didapatkan tersebut.
Beberapa faktor lain

yang harus dipertimbangkan dalam

menganalisis jumlah uang yang akan dipinjam diantaranya


1.Tidak ada penanam modal yang akan menarik diri dalam
menghadapi masa sulit
2. Rasio solvensi (rasio antara kekayaan bersih terhadap hutang)
cukup baik, atau jumlah modal kerja besar.
3. Aktiva tetap siap untuk dikonversi menjadi uang tunai tanpa
menyebabkan kerugian besar.
4. Banyak sekali aktiva tetap yang dapat dijual
5. Resiko yang tergantung dalam aktiva yang dibeli kecil, misalnya
peralatan baru yang lebih baik dan menghemat tenaga kerja.

MEMILIH BANKIR SECARA BIJAKSANA


Bank

berfungsi

bukan

hanya

sekedar

sebagai

tempat

mendepositkan dana, mengeluarkan cek, dan tempat meminjam, tetapi


bank memiliki fungsi lebih dari itu. Bank merupakan mitra bagi usaha
agribisnis, oleh sebab itu pemilihan bank harus sangat diperhatikan.
Pemilihan

bank,

jangan

hanya

berdasarkan

kemudahan

dan

kesederhanaannya. Berikut ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan


dalam memilih bank.
1. Apakah sikap bank terhadap agribisnis progresif?
Bank yang progresif adalah bank yang mampu berpacu
dengan perubahan era dan masyarakat yang dilayani. Ada beberapa
cara untuk menimbang keprogresifan bank dalam berbisnis.

Besarnya perhatian karyawan dalam melayani agribisnis.

Minat dan partisipasi bank dalam peristiwa masyarakat.

Kepemilikan karyawan yang khusus menangani agribisnis dan


seseorang yang menangani perkiraan perusahaan.

Konfirmasi karyawan ke perusahaan.

2. Apakah jenis kredit yang ditawarkan cukup banyak untuk memenuhi


kebutuhan agribisnis?
Bank harus mengerti kebutuhan unik agribisnis. Baik menyediakan
pinjaman berdasarkan pitang, bukti penerimaan gudang, plafon kredit, atau
pinjaman jangka pendek, menengah, atupun panjang. Menyediakan acuan
kredit, membantu pemecahan kesulitan modal, dan lain sebagainya.
3. Apakah bank cukup besar untuk memenuhi kebutuhan modal bisnis?
Bank memiliki keterikatan terhadap peraturan peperintah dan
badan keuangan yang membatasi besarnya pinjaman dan jumlah yang
dapat dipinjamkan oleh bank kepada nasabah, manajer yang baik, haris
dapat memastikan agar jangan sampai terperangkap dalam situasi dimana
batas resmi ini melumpuhkan bisnis. Bila bank local tidak dapat
memenuhi persyaratan modal perusahaan, manajer agribisnis harus dapat
memastikan bahwa bank itu dapat membuat perjanjian kerja dengan bank
lain untuk menyediakan sisa kredit yang diperlukan. Karena ukuran dan
prestise sering ada hubungannya, manajer agribisnis harus memastikan
bahwa bank mempunyai citra yang baik dalam lingkungan keuangan.
4. Apakah bank mempunyai pegawai berbobot yang paham tentang
agribisnis?
Kayawan bank yang dipilih perlu mengetahui kebutuhan agribisnis,
baik tentang pertanian, sifat musiman, dan lain sebagainya. Banker yang
baik dapat menjadi anggota penting dari tim manajemen, yang
kepentingannya terhadap keberhasilan agribisnis sama dengan kepentingan
bisnis itu sendiri.
5. Apakah kebijakan manajemen bank sesuai dengan tujuan dan strategi
keuangan agribisnis?
Manajer agribisnis menghendaki bank yang baik dan dikelola
dengan baik. Manajer agribisnis harus menganggap bank sebagai mitra
usaha, dan harus mengusahakan sepenuhnya hubungan yang saling
menguntungkan dan memuaskan keduanya.

Persiapan Meminjam
1. Sebenarnya, pedoman terbaik untukmempersiapkan pinjaman adalah
kedelapan pertanyaan yang harus ditanyakan manager agribisnis sebelum
menambah modal kedalam perusahaan. Bukti prestasi dari masa lalu, trend
atau kecenderungan, dan rencana di masa mendatang, merupakan factor
yang penting. Hal ini bisa dikembangkan dengan cara sebagai berikut.
2. Neraca dan perhitungan rugi-laba untuk sekurang kurangnya tiga tahun
terakhir
3. Trend penjualan, beban, laba, dan sebagainya(rasio akan berguna disini)
4. Penjelasan mengenai pasar(pelanggan), produk dan jasa, perbekalan
(supplies)
5. Informasi mengenai modal kerja, umur piutang usaha, perputaran,
persediaan barang, dan sebagainya (lagi-lagi analisis rasio dan ROI akan
bermanfaat)
6. Referensi mengenai kredit dan watak, dan latar belakang tim manajemen.
7. Bukti mengenai rencana dimasa yang akan dating, yaitu anggaran kas,
perluasan, laporan keuangan pro forma.
8. Riwayat hidup pribadi pemohon dan agribisnis.
PEMBIAYAAN INTERNAL UNTUK AGRIBISNIS
Salah satu sumber modal yang paling penting namun kurang begitu
dikenal oleh banyak manajer agribisnis adalah laba yang ditahan. Hal ini
terjadi bukan karena manajer kurang mengetahui tentang dana ini, tetapi
hanya karena belum menggunakan alat dan teknik keuangan yang
diuraikan terdahulu, mereka tidak mempunyai gagasan tentang cara-cara
penggunaan laba yang ditahan. Banyak manajer agribisnis yang datang
meminta pinjaman (kredit) ke bank hanya diberi nasihat bahwa mereka
sebenarnya tidak memerlukannya apabila anggaran disususn secara
cermat.
1. Modal Ekuitas
Modal ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian
dan penyimpanan saham modal pada suatu pasar modal oleh

investor baik perorangan (individu) maupun perusahaan (institusi)


dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan
modal sebagaimana nilai saham tersebut yang meningkat. Hal
tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham
(kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta
(tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru ( suatu perusahaan
sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada
perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal
ventura dan pada umumnya dipahami mempunyai risiko yang lebih
besar dari investasi yang dilakukan pada situasi-situasi dimana
saham tersebut tercatat di bursa.
Modal

ekuitas

menunjukkan

dana

yang

diperoleh

perusahaan melalui laba yang ditahan, tambahan investasi oleh


para pemilik , atau penambahan jumlah penanaman modal yang
tersedia memikul risiko usaha. Pada beberapa bisnis yang kecil dan
baru, ini mungkin merupakan satu-satunya alternatif untuk
menjamin dana modal. Beberapa pemilik tidak menghendaki
penjualan ekuitas kepada orang lain. Pemilik ini merasa bahwa
pengurangan hak kendalinya terhadap bisnis tidak setara nilainya
dengan modal baru. Pemilik seperti ini hendaknya mengetahui
bahwa dana pinjamna mungkin mensyaratkan jauh lebih banyak
pengekangan terhadap hak kendali mereka ketimbang modal
patungan. Dan bila pemilik lalai, atau tidak lancar dalam
pembayaran pinjaman berjangka, dia mungkin akan kehilangan
semua pengendalian terhadap manajemen bisnis. Ada baiknya jika
diingata bahwa modal ekuitas tidak harus dibayar kembali pada
waktu tertentu, dan seringkali tidak diperlukan sama sekali
penyediaan dana untuk pembayaran bunga. Modal ekuitas harus
selalu dipertimbangkan.
2. Saham Biasa

Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai


instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan
sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka
panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham (efek
ekuitas) - dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama
untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi.
Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar
sekunder (secondary market).
Bentuk modal yang paling lazim diperoleh dari penjualan
saham biasa. Untuk perusahaan kecil, pada umumnya penjualan
bagian saham biasa kepada orang yang dikenal oleh pemilik yang
sekarang. Didalam masyarakat selalu ada orang orang yang
mempunyai dana yang ditanamkan pada bisnis yang memberi
harapan baik. Bankir perusahaan seringkali dapat mendorong
orang lain untuk ikut serta menanam modal. Karyawan perusahaan
juga merupakan sumber yang potensial sebagai pembeli saham,
terutama bila menawarkan rencana penjualan khusus, yang
memberikan kepada karyawan harga yang lebih rendah. Saham
biasa pada umumnya mempunyai hak suara; yaitu bahwa pemilik
saham biasanya mempunyai suara didalam manajemen perusahaan.
Kadang-kadang saham bisa dibagi kedalam kelas-kelas, dimana
satu diantaranya mempunyai hak suara istimewa.
3. Saham Preferen
Saham preferen adalah bagian saham yang memiliki
tambahan hak melebihi saham biasa. Saham preferen adalah saham
yang didahulukan oleh perusahaan. Jika suatu perseroan
dilikuidasi, para pemilik saham preferen akan memperoleh
pengembalian hak miliknya terlebih dahulu sebelum pemegang
saham biasa. Saham preferen umumnya juga mempunyai tarif
dividen tahunan yang pasti; artinya perusahaan setiap tahun harus

membayar presentase tetap ( katakanlah 6 persen ) dari nilai yang


yang tercantum (nominal) atau nilai penertiban. Kadang-kadang
perseroan menggunakan hak untuk menunda pembayaran dividen
jika perseroan tersebut menghadapi masalah keuangan. Tentu, hakhak istimewa saham preferen pada saat likuidasi akan diimbangi
oleh beberapa keerbatasannya, seperti ketiadaan suara dan hak
kendali atas manajemen seperti yang terdapat pada saham biasa.
Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain:
A. Saham

preferen partisipasi;

saham

preferen

yang

membagikan dividen kepada pemegangnya; pemilik


saham ini setelah menerima deviden tetap mempunyai
hak untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai
dividen kepada pemegang saham biasa (participating
preference shares).
B. Saham preferen nonkumulatif; saham preferen yang tidak
mempunyai hak untuk memdapatkan dividen yang belum
dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara kumulatif
(noncummulative preferred stock).
Manfaat yang diperoleh dari saham preferen antara lain:
1. Dividen, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada para pemilik saham.
2. Capital Gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual
dengan harga belinya.
3. Manfaat

non-finansial,

yaitu

timbulnya

kebanggaan

dan

kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya


perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai