SEPTIANA MONICASARI
Meteorologi II A
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME atas terselesaikannya tugas
rangkuman mengenai Payung Hukum Observasi Meteorologi Maritim.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Drs. Ponco Nugroho selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan kepada saya untuk membuat
rangkuman ini. Dan terimakasih juga saya ucapkan atas penjelasan yang beliau berikan
sehinnga dapat memjudahkan saya dalam menyelesaikan rangkuman ini.
Sebagai manusia biasa, tentu terdapat kekurangan begitupun dengan rangkuman yang
saya buat ini. Akhir kata Saya sebagai penulis memohon maaf atas kesalahan-kesalahan baik
pengetikan ataupun data yang saya berikan.
kontrak
dengan
tujuan
mengembangkan
keselamatan saat berlayar dilaut agar lebuh bisa baik.Solas terus diamandemen,namun inti
dari solas tersebut tetaplah sama.
Isi SOLAS sesuai ratifikasi olek Keppres No 65 tanggal 25 Mei 1980 sebagai berikut.
BAB V
KESELAMATAN PELAYARAN
Peraturan 1
Penerapan
Intinya dalam peraturan 1, SOLAS diwajibkan bagi semua kapal pelayaran kecuali
untuk:
Kapal perang, dan
kapal-kapal yang perairan perhubungan dan lanjutan-lanjutan sejauh ke timur
sampai jalanan keluar hulu dan St. Lambert lock di Montreal di Provinsi Quebec,
Kanada.
Solas tidak diwajibkan bagi Kapal perang karena posisi kapal bisa saja diketahui oleh
musuh. Karena sifat kapal perang yang tersembunyi sehingga memudahkan bagi mereka
untuk melakukan pemantauan/ pengintaian. BMKG tidak mempunyai stasiun di tengah laut,
hanya saja BMKG bekerjasama dengan PT. Pelni, dll dengan menitipkan alat meteorologi
pada kapal-kapal tertentu, yaitu kapal yang memiliki GT ( Gross Ton ) >500
Peraturan 2
Berita-berita Bahaya
Inti dalam peraturan 2 Solas mengenai berita-berita berbahaya yaitu:
1. Tentang informasi yang harus dilaporkan oleh nahkoda kepada pejabat yang
berwenang bila menjumpai berita-berita bahaya seperti :
- Kerangka berbahaya
- Siklon tropis
- Suhu-suhu udara di bawah titik beku dibarengi angin berkecepatan 10
atau lebih pada skala beaufort.
- Angin dengan kecepatan 48 knots/lebih
10 beaufort = 48 55 knots
48 knots
= 88 km/jam
48 knots
= 24 m tinggi
gelombang
Bentuk pengiriman informasi ini tidak mengikat dalam artian boleh disampaikan
dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti atau bisa juga menggunakan
kode isyarat Internasional.Berikut skema pengiriman informasi tersebut:
Kapal
Baha
ya
menem
ui
Nahkod
a
Memberi laporan
ke
Kapal-Kapal dan
SROP
BMKG
Keterangan:
tinggi
Menyediakan kemudahan pengujian peralatan yang demikian.
Pemerintah penandatangan dalam hal ini adalah:
Kementrian perhubungan
syah bandar
kapal-kapal
BMKG
Peraturan 5
Dinas Ronda Es
Peraturan ini berisi tentang ronda es. Kapal-kapal dan pesawat-pesawat terbang yang
digunakan untuk ronda es dapat dibebani tugas-tugas lain oleh Pemerintah pengelola dengan
ketentuan tidak menggangu tugas-tugas pokok mereka atau menambah besarnya jumlah
biaya pelayanan ini.
Peraturan 6
Ronda Es, Pengelolaan dan Pembiayaan
Peraturan ini berisi apabila pemerintah penandatanganan menginginkan informasi
mengenai ronda es dari pihak Amerika Serikat yang bertindak sebagai pengumpul data maka
pemerintah penandatangananharus membiayai untuk biaya pengoprasian kegiatan ini setiap
tahunnya. Pada peratuan ini juga dijelaskan kewajiban dari pihak penyumbang biaya serta
dari pihak penyedia data.
Peraturan 7
Kecepatan Di Dekat Es
Peraturan ini berisi tentang tindakan yang harus dilakukan oleh nahkoda kapal untuk
menjauhkan kapal dari kemungkinan tabrakan dengan mengurangi kecepatan kapal hingga
kecepatan sedang dan atau mengubah haluannya.
Peraturan 8
Tata Pengaturan Rute
Pada peraturan 8 ini berisi tentang Tata pengaturan Rute kapal. Kebiasaan untuk
mengikuti rute-rute yang disahkan disarankan digunakan oleh semua kapal dalam usaha
mewujudkan keselamatan pelayaran di laut (safety of life at sea)
2. Kepelabuhan
3. Keselamatan dan keamanan pelayaran
4. Perlindungan lingkungan maritim
Hal yang baru / penting dari UU ini adalah penyelenggara pelabuhan :
a. Otoritas pelabuhan = syahbandar
b. Unit penyelenggara pelabuhan = kanpel
c. Badan Usaha Pelabuhan ( BUP)
Bisa oleh :
KANPEL
Pelabuha
n Laut
cuaca.
Undang-Undang Pelayaran Halaman 77
dipulau-
yang terpencil maupun bangunan-bangunan di laut. Data cuaca ini sangat penting
3. Pasal 4
Penempatan
perlengkapan
peralatan
Meteorologi
untuk
keperluan
yang
akan
melakukan
pemeriksaan atau perbaikan alat - alat meteorologi atau memberikan petunjuk petunjuk sehubungan dengan pengamatan cuaca di laut.
BAB II
Tata Cara Pengiriman Dan Pengumpulan Data Cuaca
1. Pasal 6
Bagi
kapal - kapal
segera mengirimkan
berita
niaga
cuaca
dan
mercusuar - mercusuar
diwajibkan
berita-berta
cuaca
ramalan cuaca yang diterima oleh Badan Meteorologi dan Geofisika dilakukan
oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
(2) Hasil Pengamatan cuaca dalam bentuk
berita
cuaca
dikirim
dalam
mengambil dan
kepada
atau
laporan tertulis dilakukan oleh salah satu awak kapal yang bersangkutan.
(3) Syahbandar diwajibkan mengawasi pelaksanaan ayat (1) dan (1).
6. Pasal 11
Berita-berita cuaca yang dikirim oleh kapal-kapal niaga Indonesia maupun
kapal asing melalui stasiun-stasiun radio
pantai
dibebaskan
dari
biaya
pengiriman.
BAB III
Pengaturan Dan Pengadaan Fasilitas
1.
Pasal 12
Badan Meteorologi dan Geofisika :
(1)Menyediakan tenaga kerja yang cakap dan trampil untuk melayani
perlengkapan data cuaca.
(2)Melatih petugas-petugas yang
akan
menggunakan
atau
melayani
dan
perawatannya.
(3)Menyediakan buku-buku petunjuk dan tabel-tabel yang diperlukan untuk
2.
teknis
Meteorologi
dan
Geofisika
setahun
sekali
atas
nama
tertinggi
dalam
hal
PERATURAN KBMG
No. SK.170/ME.007/KB/BMG-2006
Tentang
PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL STASIUN METEOROLOGI MARITIM
1.
Pasal 1
(1) Stasiun Meteorologi Maritim wajib melaksanakan kegiatan operasional yang
meliputi kegiatan :
a. Pelayanan jasa informasi cuaca kelautan
b. Bimbingan kepada kapal-kapal dalam rangka program Pengamatan
cuaca sukarela (Voluntary Observing Ships)
c. Pengamatan dan pengumpulan data cuaca.
(2) Stasiun Meteorologi Maritim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I, Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II,
Stasiun Meteorologi Maritim Kelas III dan Stasiun Meteorologi Maritim
Kelas IV.
(3) Wilayah perairan yang belum mendapat pelayanan informasi cuaca kelautan
untuk sementara dilayani oleh
3.
Informasi cuaca
pengamatan cuaca;
mengambil data ship hasil pengamatan cuaca di kapal.
(3) Kegiatan kunjungan ke kapal-kapal dilakukan secara rutin ke setiap kapal
yang sedang sandar di pelabuhan setempat sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali.
Kegiatan ikut berlayar oleh petugas Stasiun Meteorologi Maritim dilakukan
sekurang-kurangnya satu kali setahun dan diprioritaskan pada kapal yang
memerlukan bimbingan pengamatan cuaca.
Puji syukur saya panjatkan atas terselesaikannya tugas ini. Mudahmudahan dengan sudah terselesaikannya tugas ini dapat memenuhi nilai tugas dari
mata kuliah meteorologi maritim ini. Dan apabila dalam penulisan rangkuman ini
terdapat banyak kesalahan, saya mohon maaf sebesar-besarnya.