Prescil TBC Print
Prescil TBC Print
Melyssa Ridwan
1110221140
1210221036
Ramadani Kurniawan
1210221053
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
TB PARU BTA POSITIF LESI LUAS KASUS BARU
Januari 2012
Disusun oleh :
Melyssa Ridwan
1110221140
1210221036
Ramadani Kurniawan
1210221053
Purwokerto,
April 2013
Pembimbing,
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah
mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency . Laporan WHO tahun
2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun
2002, dimana 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif. Sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO
jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus
TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah pendduduk terdapat 182 kasus per
100.000 penduduk.
Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia tenggara yaitu 350 per
100.000 penduduk. Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap
hari dan 2 - 3 juta setiap tahun. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa
jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia tenggara yaitu 625.000 orang
atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Angka mortaliti
tertinggi terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, dimana prevalensi
HIV yang cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus TB yang muncul.
I.2 Tujuan
Presentasi Kasus ini disusun sebagai salah satu syarat Kepaniteraan Klinik
Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Margono Soekardjo, dimana didalamnya
berisi tentang definisi, etiologi, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana dan prognosis
dari penyakit Tetanus.
BAB II
PRESENTASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.S
Umur
: 22 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
No. CM
: 980357
Ruang rawat
: Cendana
Tanggal masuk
: 31 Maret 2013
Tanggal periksa
: 1 April 2013
B. ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesa pada tanggal 2 April 2013
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
Riwayat Rokok
Riwayat OAT
: disangkal
Riwayat Alergi
: disangkal
: Sakit sedang
- Kesadaran
: Compos mentis
- Berat Badan
: 45 kg
- Tinggi Badan
: 160cm
- Tanda Vital
: - Tekanan darah
- Nadi
- Pernapasan
: 20 x/menit
Thorako abdominal
- Suhu
: 36.5 C
Status generalis
Pemeriksaan kepala
-
Bentuk kepala
5
: Normochepal, simetris
Rambut
Pemeriksaan mata
-
Palpebra
: Edema (-/-)
Konjungtiva
: Anemis (-/-)
Sklera
: Ikterik (-/-)
Pemeriksaan telinga
-
Letak
: Simetris
Bentuk
: Normal
Discharge
: Tidak ada
Benjolan
: Tidak ada
Pemeriksaan hidung
-
Discharge
: Tidak ada
Deviasi septum
: Tidak ada
Pemeriksaan mulut
-
Sianosis
: Tidak ada
Lidah kotor
: Tidak ada
Pemeriksaan leher
-
Inspeksi
Palpasi
Pemeriksaan dada
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Datar
Tidak tampak pulsasi epigastrium
Umbilikus tidak menonjol
Hiperpigmentasi tidak ada
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Kulit
Turgor kulit normal
Ekstremitas
-
Superior
tremor (-/-),
edema (-/-), kesemutan (-/-), sensorik dan motorik baik,
eutrofi (-/-), reflek fisiologis (+/+) normal, reflek patologis
(-/-)
-
Inferior
kesemutan
(-/-), sensorik dan motorik baik, eutrofi (+/+), ulkus (+/-)
pada telapak kaki (port dentre), reflek fisiologis (+/+)
normal, reflek patologis (-/-)
G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan darah lengkap 31 Maret 2013
Hemoglobin (Hb)
: 16.0 g/dl
Leukosit
: 12790/ul
Normal : 5000-10000/ul
Hematokrit (Ht)
: 46
Eritrosit
: 5.4 jt/ul
Trombosit
MCV
: 85.3 fl
Normal : 80-97 fl
MCH
: 29.9 pgr
MCHC
: 35.0 %
Normal : 31-36
Basofil
: 0.2
Normal : 0.0-1.0
Eosinofil
: 2.3
Normal : 1-3
Batang
: 0.0
Normal : 2-6
Segmen
: 79.4
Normal : 50-70
Monosit
: 9.1
Normal : 20-40
Limfosit
: 9.0
Normal : 23.0-40.0
: 53.9 mg/dl
Kreatinin Darah
: 1.33 mg/dl
Glukosa sewaktu
: 109 mg/dl
SGOT
: 27 u/l
SGPT
: 22 u/l
Natrium
: 140 mmol/dl
Kalium
: 3.6 mmol/dl
Klorida
: 97 mmol/dl
Pemeriksaan elektrolit:
H. KESIMPULAN PEMERIKSAAN
1. Anamnesis
-
2. Pemeriksaan fisik :
-
3. Pemeriksaan penunjang :
-
BTA (+3)
I. DIAGNOSIS KERJA :
K. TERAPI :
1.
Farmakologi :
1. IVFD RL 20 tpm
2. Inj Cefotaxim 2x 1gr
3. Inj Rantin 1 amp
4. OBH syr 3x1 cth
5. 4 FDC 1x 3 tab
6. Vit B6 1x1 tab
Rencana monitoring:
a. Awasi vital sign
b. Evaluasi klinik
c. Bakteriologik
d. Radiologik
e. Efek samping obat
Edukasi
a. Memberikan penjelasan pada pasien mengenai penyakitnya yang sangat
menular,
cara
mencegah
penularan,
pengelolaan,
dan
prognosis
Tuberkulosis Paru.
b. Menjelaskan cara penanganan tuberkulosis paru
c. Edukasi keluarga untuk berpartisipasi dalam pengawasan minum obat pada
pasien tuberkulosis paru.
L. PROGNOSIS
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Diagnosa kerja pasien (Tn.S) adalah Tuberkulosis Paru BTA Positif Lesi
Luas Kasus Baru. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Alasan mendiagnosis pasien TB Paru BTA Positif Lesi Luas Kasus Baru:
a. Pasien mengeluhkan batuk berdahak dan kadang disertai darah semenjak
1 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, dengan disertai kurang
nafsu makan, lemas, penurunan berat badan setelah masuk ke rumah sakit.
b. Riwayat kontak dengan keluhan yang serupa
c. Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan OAT sebelumnya.
d. Pada pemeriksaan fisik paru pada auskultasi didapatkan ronkhi basah
halus pada lobus inferior paru kiri dan kanan. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan yang menyatakan bahwa pada auskultasi TB paru akan
didapatkan suara ronkhi basah sedang-kasar yang disebabkan karena
pengumpulan sekret yang tertahan pada saluran napas bagian bronkus
utama sampai bronkiolus.
e. Hasil pemeriksaan Sputum BTA (+3)
f. Hasil pemeriksaan Rontgen thoraks menunjukkan gambaran TB paru aktif
lesi luas.
Fase intensif
Fase Lanjutan
30-37
38-54
55-70
>71
Harian
(RHZE)
2 bulan
Harian
(RHZ)
150/75/
150/75/
400/275
2
3
4
5
400
2
3
4
5
4 bulan
3x/minggu Harian
(RHZ)
(RH)
150/150/
150/75
500
2
2
3
3
4
4
5
5
3x/minggu
(RH)
150/150
2
3
4
5
BB pasien = 45 kg 3 tablet
BAB V
KESIMPULAN
Tn. S usia 22 tahun dengan diagnosis TB paru BTA positif lesi luas kasus
baru. Hal tersebut didapatkan dari gejala-gejala respiratorik pada penyakit TB
13
paru berupa batuk 2 minggu, pernah di sertai batuk darah, dan terdapat gejala
sistemik berupa penurunan berat badan. Factor resiko dari pasien ini adalah:
pasien mengaku ada teman satu pekerjaannya memiliki gejala yang sama dan
pasien memiliki kebiasaan merokok sudah sejak lama. Dari hasil pemeriksaan
auskultasi paru didapatkan ronki basah halus positif pada kedua lapang paru. Dari
hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan leukosit meningkat, dan pemeriksaan
sputum (sps) didapatkan BTA +3. Dari hasil pemeriksaan foto thorax ditemukan
kavitas pada kedua lapang paru yang dikategorikan sebagai luas. Maka, dari
keseluruhan pemeriksaan yang dilakukan di dapatkan diagnosis TB PARU BTA
POSITIF LESI LUAS KASUS BARU.
Pasien mendapatkan terapi kategori 1 yaitu 4FDC dengan dosis sesuai
berat badan pasien yaitu 45 kg dan diberikan 3 tablet. Untuk memantau
keberhasilan terapi dilakukan pemeriksaan sputum secara berkala pada 1 minggu
sebelum akhir bulan kedua, 1 minggu sebelum akhir bulan kelima, dan 1 minggu
sebelum akhir bulan keenam. Selain pengobatan diperlukan juga evaluasi
keteraturan berobat yaitu berupa penyuluhan dan pendidikan mengenai penyakit
kepada pasien, keluarga, maupun lingkungan sekitar, karena ketidakteraturan
berobat dapat menimbulkan resistensi. Setelah pengobatan selesai selama 6 bulan
dan sudah dinyatakan sembuh, disarankan untuk melakukan pengecekan kembali
(evaluasi) pada 2 tahun pertama setelah sembuh, untuk melihat kekambuhan. Hal
yang dievaluasi adalah mikroskopik BTA dahak 3, 6, 12, 24 bulan (sesuai
indikasi/bila ada gejala) setelah dinyatakan sembuh, dan evaluasi foto toraks 6,
12, 24 bulan setelah dinyatakan sembuh (bila ada kecurigaan TB kambuh).
14
15