Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Pramitha ArindaHartono Putri

NIM

: 120810301100

Kelas

:F

MENGGUNAKAN ANALISIS ARUS KAS DIDISKONTOKAN UNTUK


MEMBUAT KEPUTUSAN INVESTASI

Mengidentifikasi Arus Kas


Untuk dapat menghitung NPV, kita harus mendiskontokan arus kas,
bukannya laba. Sehingga, apa yang disajikan di laporan laba rugi tidak dapat
menggambarkan seberapa baik kinerja suatu perusahaan, karena laporan laba rugi
tidak mencerminkan arus kas.
Investasi modal kerja
Modal kerja bersih adalah selisih antara aset lancar dengan liabilitas
peusahaan. Investasi dalam modal kerja mengakibatkan arus kas keluar. Modal
kerja seringkali membuat kita bingung dalam memperkirakan arus kas proyek.
Kesalahan yang paling umum terjadi diantaranya:
a.
b.
c.

Melupakan tentang modal kerjas ecara keseluruhan


Melupakan bahwa modal kerja bisa jadi berubah selama usia proyek
Melupakan bahwa modal kerja akan didapatkan kembali pada akhir
proyek

Arus Kas Nominal Diskonto per Biaya Modal Nominal


Arus kas riil harus didiskontokan dpada tingkat diskonto riil. Dan
sebaliknya, arus kas nominal harus didiskontokan pada tingkay diskonto nominal.
Jika arus kas riil didiskontokan pada tingkat diskonto riil, maka akan
menghasilkan present value yang sama dengan arus kas nominal yang

didiskontokan pada tingkat nominal. Namun, jika mendiskontokan arus kas riil
pada tingkat diskonto nominal atau sebaliknya, nilai proyek akan menurun.
Investasi Terpisah dan keputusan Pendanaan
Kita harus terfokus pada arus kas proyek, bukan arus kas yang
berhubungan dengan skema pendanaan alternatif. Jika melakukan hal tersebut,
kita bisa memisahkan analisis keputusan investasi dari keputusan pendanaaan.
Caranya, pertama-tama kita mengrstimasi apakah proyek memiliki NPV positif,
dengan mengasumsikan semua didanai dengan ekuitas. Setelah itu, jika proyek
sudah dianggap layak, kita bisa menganalisis strategi pendanaan terbaik.
Menghitung Arus Kas
Arus kas merupakan jumlah dari tiga komponen, yakni investasi (atau
disinvestasi) aset tetap, investasi dari modal kerja bersih, dan arus kas dari
operasi. Bisa dirumuskan sebagai berikut:
Arus kas total

= arus kas dari investasi tetap


+ arus kas dari investasi modal kerja
+ arus kas dari operasi

Investasi modal
Untuk dapat melaksanakan suatu proyek, perusahaan
perlu melakukan investasi. Pengeluaran tersebut menyebabkan
arus kas menjadi negatif, karena menggambarkan arus kas
keluar dari perusahaan. Namun, jika peusahaan melakukan
penjualan, akan menimbulkan arus kas positif bagi peusahaan.
Contoh:
Patrick berinvestasi Rp 800.000.000,00 untuk mengembangkan
pisau cukur. Pabrik pisau cukur tersebut memiliki masa manfaat
7 tahun, sehingga digantikan oleh teknologi yang lebih maju.

Pada titik itu, mesin akan dijual dengan harga Rp 50.000.000,00.


Pajak senilai Rp 10.000.000,00 akan dinilai pada penjualan.
Arus kas awal dari investasi adalah Rp 800.000.000,00
Arus kas setelah pajak dalam 7 tahun dari disinvestasi dalam lini
produksi akan menjadi:
= Rp 50.000.000,00 Rp 10.000.000,00
= Rp 40.000.000,00
Investasi dalam Modal kerja
Peningkatan dalam modal kerja merupakan bentuk investasi, sehingga
mengakibatkan arus kas menjadi negatif. Dan sebaliknya, penurunan modal kerja
mengakibatkan arus kas menjadi positif. Contohnya, penjualan persediaan, yang
mengurangi modal persediaan perusahaan, akan menimbulkan peningkatan arus
kas. Karena kita mendapatkan kas untuk pelepasan persediaan tersebut. Arus kas
diukur dengan perubahan modal kerja, bukan tingkat modal kerja.
Arus kas dari Operasi
Cara untuk mengidentifikasinya adalah sebagai berikut:
1. Uang yang masuk dikurang uang yang dikeluarkan
Arus kas dari operasi= pendapatan-beban-pajak
2. Penyesuaian laba akuntansi
Arus kas dari operasi=laba setelah pajak+penyusutan
3. Pengurang pajak
Pengurang pajak dari penyusutan= penyusutan x tingkat pajak
Arus kas dari operasi= (pendapatan beban kas) x (1-tingkat pajak)
+penyusutan x tingkat pajak)
Ada kalanya sebuah proyek menyumbang arus kas operasi perusahaan,
bukan dengan meningkatkan pendapatan, melainkan dengan mengurangi biaya,
contohnya:

Sistem pemanas baru senilai Rp 1000.000,00 dapat mengurangi biaya pemanas


sebesar Rp 300.000,00 per

tahun. Sistem tersebut akan disusutkan dengan

periode garis lurus selama 5 tahun. Tingkat pajak perusahaan adalah 35%
Peningkatan dalam (pendapatan minus beban)
- Beban penyusutan
=laba sebelum pajak
-pajak tambahan pada 35%
=perubahan laba bersih

Rp 300.000,00
(Rp 200.000,00)
Rp 100.000,00
(Rp 35.000,00)
Rp 65.000,00

Jadi, tambahan pada arus kas operasi bisa dihitung dengan:


Metode 1
Peningkatan dalam (pendapatan - beban kas) - pajak tambahan
= Rp 300.000,00 - Rp 35.000,00
=Rp 265.000,00
Metode 2
Peningkatan dalam laba bersih + tambahan penyusutan
=Rp 300.000,00 Rp 35.000,00
=Rp 26.500,00
Metode 3
Peningkatan dalam (pendapatan beban kas) x (1-tingkat pajak) + (tambahan
penyusutan x tingkat pajak)
=Rp 300.000 x (1-0,35) + (Rp 200.000 x 0,35)
=Rp265.000,00

Anda mungkin juga menyukai