Anda di halaman 1dari 3

Sejak dulu hingga kini politik yang dikembangkan tanpa dasar agama dan

hanya bertumpu pada tiga macam prinsip. Kegiatan politik seperti ini berlaku di
belahan dunia manapun, tidak melihat politik dunia barat maupun politik dunia
timur termasuk di Indonesia. Ciri dari prinsip politik itu sendiri antara lain :
a. Apabila ada kepentingan bangsa, negara atau golongan bertentangan dengan
kepentingan keadilan, maka sudah biasa kepentingan bangsa, negara, atau
golongan lebih diprioritaskan dan diutamakan daripada kepentingan keadilan,
meskipun pada konsekuensinya harus menghancurkan keadilan.
b. Apabila diperlukan penggunaan kekerasan dan kekuatan dilancarkan untuk
mencapai maksud dan tujuan, tanpa sedikit pun mengenal norma-norma
hukum dan keadilan, karena might is right kekuatan itu adalah kebenaran.
Di dunia ini definisi itulah yang dianut sebagi definisi kebenaran.
c. Untuk mencapai maksud dan tujuan dalam politik, maka seringkali
propaganda dan isu bohong harus dilancarkan. Hal ini bukan hanya boleh
bahkan menghalalkan berita apapun dengan tipu muslihat yang licik. Dalam
politik, pihak lawan jangan hanya sekedar diserang dan dikalahkan dengan
senjata-senjata yang berbentuk fisik, melainkan propaganda dan isu-isu
bohong pun harus dilancarkan untuk memenuhi maksud dan tujuan.
Beberapa prinsip itulah yang membuat citra politik menjadi negatif, karena
tidak adanya prinsip keadilan yang ditanamkan dalam kegiatan politik. Kegiatan
berpolitik hanya fokus terhadap pencapaian tujuan pribadi atau kelompok untuk
dapat melancarkan maksud dan tujuan untuk dapat menguasai suatu negara atau
wilayah.
Salah satu upaya untuk membuat citra politik menjadi positif adalah
dengan memperbaiki prinsip politik dengan dasar agama. Khususnya dalam Islam,
ciri pertama politik yang menyatakan bahwa keadilan dikesampingkan demi
kepentingan bangsa negara, dan kelompok tertentu jelas bersebrangan dengan
konsep yang dijelaskan dalam Al-Quran yang tegas menyatakan :
dan janganlah permusuhanan suatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil.
Berlakulah adil, itu lebih dekat kepada taqwa (Q.S. Al-Maidah : 8)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa politik yang berdasarkan kepada


agama memiliki corak yang berbeda. Politik yang sesuai dengan firman dan kalam
ilahi merupakan dasar prinsip yang tidak mengenal konsep membela kepentingan
pribadi atau kelompok, akan tetapi menganut prinsip keadilan, dimana politik
yang berdasarkan agama haruslah berlaku adil baik itu terhadap lawan manapun
dan siapun.
Ciri prinsip kedua yang ditentang oleh politik berdasarkan agama adalah
dengan menolak prinsip bahwa politik mengedepankan kekuatan sebagai
kebenaran. Hal tersebut dijelaskan dalam al-quran,
Supaya binasalah dia yang telah binasa dengan keterangan yang jelas, dan
supaya hiduplah dia yang hidup dengan keterangan yang jelas (Q.S. Al-Anfal :
42)
Penjelasan dari ayat diatas adalah seranglah dan hancurkanlah sesuatu
yang jelas-jelas bertentangan dan menentang kebenaran, dan lindungilah sesuatu
yang jelas-jelas berdiri diatas kebenaran. Dalam Islam tidak ada tirani mayoritas
dan tirani minoritas. Prinsip ini jelas bertolak belakang dengan prinsip might is
right.
Prinsip ketiga yang ditentang oleh agama adalah prinsip yang berkaitan
dengan propaganda dan isue bohong bahkan menghalakan sehala cara. Dalam alquran dijelaskan,
maka jauhilah kenajisan berhala, dan jauhilah ucapan-ucapan dusta (Q.S. AlHajj : 30)
dan apabila kamu berkata, maka hendaklah berlaku adil walaupun terhadap
kerabat (Q.S. Al-Anam : 152)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam kegiatan politik sering terjadi
yang sering disebut perang kata-kata. Perang kata-kata dalam politik merupakan
kegiatan yang lumrah, namun jangan melepas prinsip kebenaran. Jika berkata
maka berkatalah secara adil, jangan menyebarkan propaganda kebohongan dalam
politik sekalipun kata-kata itu merugikan keluarga, partai, atau pemerintah itu
sendiri.

Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa kegiatan politik positif bisa


dilakukan di Indonesia. Namun tidak mudah memang, tapi dalam prakteknya
kegiatan yang berlandaskan agama justru akan membela keadilan, kebenaran, dan
kejujuran. Praktek politik positif yang berlandaskan agama mungkin akan
merugikan beebrapa pihak bagi mereka yang memiliki kepentingan pribadi atau
kelompok, namun politik positif bisa menjadi solusi terhadap masalah yang sering
terjadi dalam praktek politik. Karena politik positif tidak mengenal yang namanya
anda teman siapa, anda dari kelompok mana, anda kerabat siapa, dan apapun itu,
tapi politik positif lebih mengedepankan prinsip membela yang jelas-jelas berdiri
diatas kebenaran dan menghancurkan sesuatu yang jelas-jelas bertentangn tanpa
melihat tirani mayoritas maupun minoritas.

Sumber:
Arif Sadewa. (2013).
Prinsip Politik Buruk Dianut di Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://m.kompasiana.com/post/read/577254/1/mengukur-prinsip-politik-diindonesia.html [26 Oktober 2014]

Anda mungkin juga menyukai