Anda di halaman 1dari 2

ALINYEMEN VERTIKAL

7.1
Pengertian
Alinyemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang pertemuaan p
erkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi
dalam masing-masing perkerasan untuk jalan dengan median. Seringkali disebut ju
ga sebagai penampang memanjang jalan. Perencanaan alinyemen vertikal dipengaruhi
oleh besarnya biaya pembangunan yang tersedia. Alinyemen vertikal yang mengikut
i muka tanah asli akan mengurangi pekrjaan tanah, tetapi mungkin saja akan mengak
ibatkan jalan itu terlalu banyak mempunyai tikungan. Tentu saja hal ini belum te
ntu sesuai dengan persyaratan yang diberikan sehubungan dengan fungsi jaiannya.
Muka jalan sebaiknya diletakkan sedikit di atas muka tanah asli sehingga memudah
kan dalam pembuatan drainase jalannya, terutama di daerah yang datar. Pada daera
h yang seringkali dilanda banjir sebaiknya penampang memanjang jalan diletakkan
diatas elevasi muka banjir. Di daerah perbukitan atau pergunungan diusahakan ban
yaknya pekerjaan galian seimbang dengan pekerjaan timbunan, sehingga secara kese
luruhan biaya yang dibutuhkan tetap dapat dipertanggung jawabkan. Jalan yang ter
letak di atas lapisan tanah yang lunak harus pula diperhatikan akan kemungkinan
besarnya penurunan dan perbedaan penurunan yang mungkin terjadi. Dengan demikian
penarikan alinyemen vertikal sangat dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan sepe
rti :
kondisi tanah dasar
keadaan medan
fungsi jalan
muka air banjir
muka air tanah
kelandaian yang masih memungkinkan
Alinyemen vertikal disebut juga penampang memanjang jalan yang terdiri dari gari
s-garis lurus dan garis-garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat datar, mendak
i atau menurun, biasa disebut berlandai. Landai jalan dinyatakan dengan persen.
Pada umumnya gambar rencana suatu jalan dibaca dari kiri ke kanan, maka landai j
alan diberi tanda positip untuk pendakian dari kiri ke kanan, dan landai negatip
untuk penurunan dari Pendakian dan penurunan memberi efek yang berarti terhadap
gerak kendaraan.
7.2
Kelandaian Pada Alinyemen Vertikal Jalan
Landai Minimum Berdasarkan kepentingan arus lalu-lintas, landai ideal adalah lan
dai datar (0 %). Sebaliknya ditinjau dari kepentingan drainase jalan, jalan berl
andailah yang ideal. Dalam perencanaan disarankan menggunakan :
a)
Landai datar untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan yang tidak mempun
yai kereb. Lereng melintang jalan dianggap cukup untuk mengalirkan air di atas b
adan jalan dan kemudian ke lereng jalan.
b)
Landai 0,15 % dianjurkan untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan dengan
medan datar dan mempergunakan kereb. Kelandaian ini cukup membantu mengalirkan
air hujan ke inlet atau saluran pembuangan.
c)
Landai minimum sebesar 0,3 - 0,5 % dianjurkan dipergunakan untuk jalanja
lan di daerah galian atau jalan yang memakai kereb. Lereng melintang hanya cukup
untuk mengalirkan air hujan yang jatuh diatas badan jalan, sedangkan landai jal
an dibutuhkan untuk membuat kemiringan dasar saluran samping.
7.3
Landai maksimum
Kelandaian 3 % mulai memberikan pengaruh kepada geraK kendaraan mobil penumpang,
walaupun tidak seberapa dibandingkan dengan gerakan kendaraan truk yang terbeha
ni penuh Pengaruh dari adanya kelandaian ini dapat terlihat dari berkurangnya ke
cepatan jalan kendaraan atau mulai dipergunakannya gigi rendah. Kelandaian terte
ntu masih dapat diterima jika kelandaian tersebut mengakibatkan kecepatan jalan
tetap Iebih besar N dari setengah kecepatan rencana. Untuk membatasi pengaruh pe
rlambatan kendaraan truk terhadap arus lalu-lintas, maka ditetapkan landai maksi
mum untuk kecepatan rencana tertentu. Dina Marga (luar kota) menetapkan kelandai
an maksimum seperti pada tabel ,5.1, yang dibedakan atas kelandaian maksimum sta
ndar dan kelandaian maksimum mutlak. Jika tidak terbatasi oleh kondisi keuangan,

maka sebaiknya dipergunakan kelandaian standar. AASHTO membatasi kelandaian mak


simum berdasarkan keadaan medan apakah datar, perbukitan ataukah pegunungan.
7.4
Panjang kritis suatu kelandaian
Landai maksimum saja tidak cukup merupakan faktor penentu dalam perencanaan alin
yemen vertikal, karena jarak yang pendek memberikan faktor pengaruh yang berbeda
dibandingkan dengan jarak yang panjang pada kelandaian yang sama. Kelandaian be
sar akan mengakibatkan penurunan kecepatan truk yang cukup berarti jika kelandai
an tersebut dibuat pada panjang jalan yang cukup panjang, tetapi kurang berarti
jika panjang jalan dengan kelandaian tersebut hanya pendek saja.

Anda mungkin juga menyukai