Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 1

Undang-Undang
1.
2.
3.
4.
5.

6.

D E W I S A R AYA
E T I K A R A H M AWAT I
FA J R I A T R I A S T U T I
R A H M A N A P E RT I W I
G I N A N J A R L A K S A N A FA J A R
TO PA N H I D AYAT

RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Apakah Pengertian Sumber Hukum?


Apa saja macam-macam sumber hukum ?
Apa perbedaan Undang-undang material dan formal ?
Apa defini dari Undang-undang ?
Kapan berlaku UU dan berakhirnya UU ?
Apa saja asas-asas berlakunya UU ?
Apa saja jenis/macam UU ?
Hal apa yang mendorong dibentuknya UU ?
Lembaga yang Berwenang dalam Pembuatan UU ?
Proses pembentukan peraturan perundang-undangan

SUMBER HUKUM
Sumber-sumber hukum dibagi menjadi 2 jenis yaitu
1. Sumber hukum material (materil) : suatu keyakinan/ perasaan hukum individu
dan pendapat umum yang menentukan isi hukum.
2. Sumber hukum formal (formil) : bentuk atau kenyataan dimana kita dapat
menemukan hukum yang berlaku. Jadi karena bentuknya itulah yang
menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui, dan ditaati. Sumber hukum
formal ini biasanya digunakan oleh para hakim, jaksa dan penasehat hukum
sebagai dasar atau pertimbangan untuk membuat putusan, rumusan tuntutan
dan atau sebagai nasehat hukum kepada kliennya. Sumber-sumber hukum
formil dalam tata negara dikenal dengan istilah kenbron.
Sumber hukum formal secara umum dapat dibedakan menjadi:
1) Undang-undang
2) Kebiasaan atau hukum tak tertulis
3) Yurisprudensi
4) Traktat
5) Doktrin

UNDANG-UNDANG
Dilihat dari bentuknya, hukum dibedakan menjadi:

(a). Hukum tertulis


(b). Hukum tidak tertulis
Undang-undang merupakan salah satu contoh dari hukum tertulis. Jadi,
Undang-undang adalah peraturan negara yang dibentuk oleh alat
perlengkapan negara yang berwenang untuk itu dan mengikat masyarakat
umum.
Menurut Ilhami Bisri dalam bukuya Sistem Hukum Indonesia (2004:36)
secara yuridis undang-undang memiliki dua makna yaitu :
~ Undang-undang secara formal yaitu setiap bentuk peraturan
perundang-undangan yang diciptakan oleh lembaga yang berkompeten
dalam pembuatan undang-unndang yaitu DPR dan presidan sebagai
kepala pemerintahan
~ Undang-undang secara material setiap produk hukum yang memiliki
fungsi regulasi yang bersumberkan seluruh dimensi kehidupan
manusia,yaitu, ekonomi, politik social, budaya, kesehatan, agama, dan
dimensi kehidupan lainnya.

Contd
Menurut van afeldoorn dalam bukunya Pengantar

Ilmu Hukum (2001:80) adalah undang-undang


dibagi menjadi :
~Undang-undang dalm arti materiil ialah sesuatu
keputusan pemerintah, yang mengingat isinya
disebut undang-undang, yaitu tiap-tiap keputusan
pemerintah,
yang
menetapkan
peraturanperaturan yang mengikat secara umum.
~Undang-undang dalam arti formil ialah keputusan
pemerintah yang memperoleh nama undangundang karena bentuk, dalam mana ia timbul.

Dari definisi undang-undang tersebut, dapat ditarik kesimpulan UU memiliki

2 (dua) macam pengertian:


a. Undang-undang dalam arti materiil, yaitu: setiap peraturan yang dikeluarkan
oleh Negara yang isinya langsung mengikat masyarakat umum. Misalnya:
Ketetapan MPR, Peraturan pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU),
Keputusan Presiden (KEPRES), Peraturan Daerah (PERDA), dll . Contoh:
UUPA ditinjau dari segi kekuatan mengikatnya undang-undang ini mengikat
setiap WNI di bidang agraria.
b. Undang-undang dalam arti formal, yaitu: setiap peraturan negara yang karena
bentuknya disebut Undang-undang atau dengan kata lain setiap
keputusan/peraturan yang dilihat dari cara pembentukannya. Di Indonesia,
Undang-undang dalam arti formal dibuat oleh Presiden dengan persetujuan
DPR(lihat pasal 5 ayat 1 UUD 45).
Perbedaan dari kedua macam Undang-undang tersebut terletak pada sudut

peninjauannya. Undang-undang dalam arti materiil ditinjau dari sudut isinya


yang mengikat umum, sedangkan undang-undang dalam arti formal ditinjau
segi pembuatan dan bentuknya. Oleh karena itu untuk memudahkan dalam
membedakan kedua macam pengertian undang-undang tersebut, maka
undang-undang dalam arti materiil biasanya digunakan istilah peraturan,
sedangkan undang-undang dalam arti formal disebut dengan undang undang.

Undang-undang dipandang sebagai salah satu dari tiga fungsi utama

pemerintahan yang berasal dari doktrin pemisahan kekuasaan. Kelompok


yang memiliki kekuasaan formal untuk membuat legislasi disebut sebagai
legislator (pembuat undang-undang), sedangkan badan yudikatif
pemerintah memiliki kekuasaan formal untuk menafsirkan legislasi, dan
badan eksekutif pemerintahan hanya dapat bertindak dalam batas-batas
kekuasaan yang telah ditetapkan oleh hukum perundang-undangan.

Berlakunya UU:

a)
b)
c)
d)

Pada saat di undangkan


Pada tanggal tertentu
Ditentukan berlaku surut
Ditentukan kemudian/dengan peraturan lain

Berakhirnya UU :

a)
b)
c)
d)

Ditentukan oleh UU itu sendiri


Di cabut secara tegas
UU lama bertentangan dengan UU baru
Timbulnya hukum kebiasaan yang bertentangan dengan UU/UU
sudah tidak di taati lagi.

Asas-asas berlakunya UU
a) LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFERIORI: UU yang
kedudukannya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan UU
yang kedudukannya lebih tinggi dalam mengatur hal yang sama.
b) LEX SPECIALE DEROGAT LEGI GERERALI: UU bersifat khusus
mengesampingkan UU yang bersifata umum, apabila UU tersebut
sama kedudukannya.
c) LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI: UU yang berlaku
belakangan membatalakan UU terdahulu sejauh UU itu mengatur
hal yang sama
d) NULLUM DELICTIM NOELLA POENA SINC PRAEVIA LEGI
POENATE: tidak ada pembuatan dapat di hukum kecuali sudah
ada peraturan sebelum perbuatan dilakukan.
Jadi UU yang telah diundangkan di anggap telah di ketahui setiap
orang sehingga pelanggar UU mengetahui UU yang bersangkutan.

Contd
Di Indonesia Undang undang ditetapkan oleh presiden (yang

dibantu oleh menteri, pemerintah) bersama sama dengan


Dewan Perwakilan Rakyat(UUD RI Pasal 5 ayat 1 dan pasal
20 ayat 1). Maka dari itu keputusan pemerintah yang
ditetapkan oleh presiden bersama sama dengan Dewan
perwakilan Rakyat adalah merupakan undang undang.
Tentang kekuatan undang undang didasarkan pada dua hal
yang sangat terkenal telah lam diajarkan oleh P.Laband, yaitu
isi dan perintah undang undang .yang terakhir ini berisi
supaya UU itu berlaku, dan ini terletak pada persetujuan
pemerintah. Inilah yang disebut dengan sanksi dari
pemerintah, tapi dengan persetujuan tersebut UU belum
mempunyai kekuatan mengikat, karena untuk ini diperlukan
pengundangan.
Dasar hukum dibentuknya undang-undang terdapat dalam
Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 UUD 1945.

Macam-macam UU
1.

UU organik adalah undang-undang yang dibuat


karena perintah UUD.
2. UU Pokok adalah undang-undang yang berisi
materi muatan mengenai perinsip-prinsip/dasar dasar umum suatu bidang tertentu. Contoh: UU
Pokok kehakiman (UU No.14/1970)
3. UU khusus adalah UU yang berisi materi muatan
mengenai pelaksanaan ketentuan tertentu dari
sebuah UU pokok.

Hal-hal yang mendorong dibentuknya


Undang-Undang
1.
2.
3.

4.
5.
6.

Atas perintah UUD 1945


Perwujudan kedaulatan rakyat (hak asasi manusia). Menyangkut
kepentingan rakyat banyak.
Memperbaharui, mengganti, dan mencabut suatu undang-undang
atau bagian dari suatu undang-undang yang telah ada
Hendak melaksanakan UU lain yang telah lebih dahulu ada
(perintah dari UU yang terdahulu)
Melaksanakan perjanjian Internasional
Perintah/isyarat dari ketetapan MPR :
Dalam bidang legislatif : diatur dalam UU
Dalam bidang eksekutif : diatur dalam keputrusan presiden
Kesimpulannya adalah bahwa dalam segala hal bisa diatur dalam
bentuk UU, kecuali yang diperintahkan dalam bentuk ketetapan MPR .

Lembaga yang Berwenang dalam Pembuatan


Undang-Undang
Dalam UU No. 10 tahun 2004,
pasal 17, lembaga yang memiliki wewenang atau terlibat dalam pembentukan
suatu undang-undang yang baik adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Presiden, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Pasal 19 ayat 2 ,Rancangan undang-undang yang berasal dari DPD dapat
diajukan oleh DPD kepada DPR
Pasal 20 ayat 1 ,Rancangan undang-undang yang telah disiapkan oleh Presiden
diajukan dengan surat Presiden kepada pimpinan DPR.
Pasal 21 ayat 1 ,Rancangan undang-undang yang telah disiapkan oleh DPR
disampaikan dengan surat pimpinan DPR kepada Presiden.
Dari pasal diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya, ketiga lembaga
tinggi negara tersebut dapat mengajukan rancangan undang-undang dengan
mengacu pada asas-asas batang tubuh dan materi perundangan sebagai diatur
pada pasal 5 sampai pasal 7 UU No. 10 tahun 2004. Pembahasan rancangan
undang-undang yang telah diusulkan dilakukan bersama DPR melalui komisi
atau bagian yng bertanggung jawab pada pembahasan rancangan undangundang.

Proses pembentukan peraturan perundangundangan


Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 10 tahun 2004, yaitu :
1. Tahap perencanaan, proses dimana DPR dan Pemerintah menyusun
rencana dan skala prioritas UU yang akan dibuat oleh DPR dalam
suatu periode tertentu.
2. Tahap persiapan ,pembentukan undang-undang dimulai dengan
pengusulan rancangan undang-undang oleh lembaga-lembaga tinggi
negara yang telah disebutkan disertai dengan surat resmi sebagai
pemberitahuan kepada lembaga lainnya.
3. Penyusunan, RUU yang akan disusun masuk dalam Prolegnas,dimana
penyusunannya tidak memerlukan persetujuan izin prakarsa dari
presiden. Dan hal yang terlebih dahulu dilakukan oleh pemrakarsa
bersama sama dengan departemen yang tugas dan tanggung
menyusun naskah akademik . Selanjutnya, pelaksanaan penyusunan
naskah akademik dapat diserahkan kepada perguruan tinggi atau
pihak ketiga lainnya yang mempunyai keahlian.

Contd
4. Tahap Pembahasan ,ada 2 tingkat,
a. Pembahasan tingkat pertama dilakukan:
1. Rapat Dengar Pendapat Umum(RDPU).
2. Mengundang pimpinan lembaga negara atau lembaga lain apabila materi RUU
berhubungan dengan lembaga negara lain.
3. Diadakan rapat intern
b. Pembahasan tingkat dua,meliputi :
1. Laporan hasil pembicaraan tingkat I
2. Pendapat akhir fraksi
3. Pendapat akhir presiden yang disampaikan oleh menteri yang mewakilinya
5. Tahap pengesahan , Pengesahan undang-undang dilakukan oleh Presiden paling lambat
lima belas hari kerja sejak rancangan undang-undang yang disepakati dikirim oleh DPR
kepada Presiden.
6. Tahap pengundangan, Rancangan undang-undang yang telah ditandatangani oleh Presi
den dikirim ke Sekretariat Negara untuk diregistrasi dan diundangkan. Undang-undang
ini kemudian dimasukkan dalam lembaran negara.
7. Penyebarluasan, Penyebarluasan undang-undang yang telah disahkan dan diundangkan
dapat disebarluaskan melalui berbagi media, baik media cetak maupun media
elektronik. Selain itu, undang-undang yang telah disahkan dapat disebarkan melalui
internet, antara lain melalui website resmi DPR.

Kesimpulan
Pada umumnya para pakar membedakan sumber hukum ke dalam kriteria :

a. Sumber hukum materiil: suatu keyakinan/ perasaan hukum individu dan pendapat
umum yang menentukan isi hukum.
b. Sumber hukum formal: tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh
kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan
peraturan hukum itu formal berlaku. Yang diakui umum sebagai sumber hukum
formal ialah UU, perjanjian antar Negara, yurisprudensi dan kebiasaan.
Undang-undang ialah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara. Undang-undang dapat
dibedakan atas :
a. Undang-undang dalam arti formal, yaitu keputusan penguasa yang dilihat dari
bentuk dan cara terjadinya sehingga disebut undang-undang. Jadi undang-undang
dalam arti formal tidak lain merupakan ketetapan penguasa yang memperoleh
sebutan undang-undang karena cara pembentukannya
. b. Undang-undang dalam arti materiil, yaitu keputusan atau ketetapan penguasa, yang
dilihat dari isinya dinamai undang-undang dan mengikat setiap orang secara
umum.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai