Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TERSTRUKTUR

Debris Flow, Rock Fall, dan Interlocking


a. Debris Flow
Aliran debris merupakan bagian dari peristiwa alam yang sangat merusak dan mengancam
kehidupan manusia.Setiap tahun di berbagai wilayah dunia, peristiwa pergerakan massa bahan
rombakan (debris) ini telah banyak mencelakakan manusia, merusak berbagai fasilitas dan
kekayaan manusia bahkan merusak lingkungan alam.
Aliran debris (debris flow) adalah aliran campuran antara air (air hujan atau air yang lain)
dengan sedimen konsentrasi tinggi yang meluncur kebawah melalui lereng atau dasar alur
berkemiringan tinggi. Aliran ini seringkali membawa batu-batu besar dan batang batang pohon,
meluncur kebawah dengan kecepatan tinggi (biasanya masih dibawah kecepatan mudflow)
dengan kemampuan daya rusak yang besar terhadap apa saja yang dilaluinya seperti bangunan
rumah atau fasilitas lainnya sehingga mengancam kehidupan manusia. Aliran debris tidak terkait
langsung dengan letusan gunungapi, namun dapat terjadi di daerah vulkanik maupun nonvulkanik
Aliran sedimen atau aliran debris merupakan aliran massa yang terbentuk dari bahan
rombakan (runtuhan) yang disebut debris dan media pencampuran air, mengalir menuruni
lembah dari bagian hulu menuju bagian hilir dengan kecepatan dan kekuatan daya rusak sangat
tinggi.
Ciri-Ciri Aliran Debris
Karakteristik aliran debris sangat berpengaruh terhadap kerusakan yang ditimbulkan.
Beberapa ciri aliran debris penyebab besarnya kerusakan yang ditimbulkan antara lain adalah :
1. Aliran debris mengalir menuruni lembah atau kelerengan dengan kecepatan sangat
tinggi. Untuk aliran debris tipe batuan (gravel type debris flow) dengan kandungan batu-batu
besar dapat mencapai kecepatan 5 10 m/dtk, sementara itu aliran debris tipe Lumpur
(mudflow type debris flow) dengan kandungan batu sangat sedikit mengalir dengan
kecepatan 10 20 m/dtk.
2. Aliran debris mengandung batu-batu besar dan seringkali juga membawa batang-batang
kayu. Batu besar yang terbawa di bagian depan aliran debris dapat mencapai diameter
beberapa meter, sedangkan batang kayu hutan yang terbawa mencapai panjang 10 meter,
sehingga bagian depan aliran debris ini akan mempunyai kekuatan yang sangat besar.
3. Aliran debris terjadi| secara mendadak dan cepat sekali, tidak dapat diduga sebelumnya
karena tanda-tanda awal akan terjadi aliran debris sangat sulit dideteksi. Setelah terjadi
baru terdengar suara gemuruh. Hal inilah yang menyulitkan bagi penduduk untuk
menghindar dan mengungsi karena sulitnya memberikan peringatan secara dini (early
warning sistem), sehingga ketika mengetahui kedatangan aliran debris dan akan
menghindar sudah terlambat.
Beberapa kondisi yang mempengaruhi dapat terbentuknya aliran debris adalah :
1. Kemiringan dasar lembah atau alur harus lebih curam dari , merupakan kondisi kemiringan
untuk dapat terbentuknya aliran debris.
2. Tersedia sumber material sedimen di bagian hulu alur, di lereng-lereng atau disekitar puncak
gunung sebagai bagian dari bahan pembentuk aliran debris.
3. Adanya air, baik air hujan atau air yang lain dalam jumlah yang cukup banyak dan tercurah
kedalam alur atau lembah.

b.

Rock Fall

Rock fall merupakan Tubuh batuan yang lepas dari batuan dasar pada tebing atau lereng
yang curam jatuh bebas.Rock fall merupakan salah satu tipe longsoran tanah, yaitu tipe luncuran
(landslide).
Faktor internal yang menjadi penyebab terjadinya longsoran tanah adalah daya ikat (kohesi)
tanah/batuan yang lemah sehingga butiran-butiran tanah/batuan dapat terlepas dari ikatannya dan
bergerak ke bawah dengan menyeret butiran lainnya yang ada disekitarnya membentuk massa
yang lebih besar. Lemahnya daya ikat tanah/batuan dapat disebabkan oleh sifat kesarangan
(porositas) dan kelolosan air (permeabilitas) tanah/batuan maupun rekahan yang intensif dari
masa tanah/batuan tersebut. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempercepat dan menjadi
pemicu longsoran tanah dapat terdiri dari berbagai faktor yang kompleks seperti kemiringan
lereng, perubahan kelembaban tanah/batuan karena masuknya air hujan, tutupan lahan serta pola
pengolahan lahan, pengikisan oleh air yang mengalir (air permukaan), ulah manusia seperti
penggalian dan lain sebagainya
Faktor-faktor yang mempengaruhi longsoran tanah dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu
faktor yang bersifat pasif dan faktor yang bersifat aktif.
Faktor yang bersifat pasif pada longsoran tanah adalah:
1. Litologi: material yang tidak terkonsolidasi atau rentan dan mudah meluncur karena
basah akibat masuknya air ke dalam tanah.
2. Susunan Batuan (stratigrafi): perlapisan batuan dan perselingan batuan antara batuan
lunak dan batuan keras atau perselingan antara batuan yang permeable dan batuan
impermeabel.
3. Struktur geologi: jarak antara rekahan/joint pada batuan, patahan, zona hancuran,
bidang foliasi, dan kemiringan lapisan batuan yang besar.
4. Topografi: lereng yang terjal atau vertikal.
5. Iklim: perubahan temperatur tahunan yang ekstrim dengan frekuensi hujan yang intensif.
6. Material organik: lebat atau jarangnya vegetasi.
Faktor yang bersifat aktif pada longsoran tanah adalah:
1. Gangguan yang terjadi secara alamiah ataupun buatan.
2. Kemiringan lereng yang menjadi terjal karena aliran air.
3. Pengisian air ke dalam tanah yang melebihi kapasitasnya, sehingga tanah menjadi jenuh
air.
4. Getaran-getaran tanah yang diakibatkan oleh seismisitas atau kendaran berat.

c.

Interlocking

Interlocking adalah metode untuk mencegah keadaan yang tidak diinginkan dalam
mesin, yang dalam pengertian umum dapat mencakup listrik, elektronik, mekanik atau
perangkat atau sistem.
Tujuan dari interlocking adalah untuk menghubungkan switch dan sinyal sehingga
kondisi berbahaya tidak bisa muncul, dan dalam melakukan ini, untuk membuat operasi lebih
jelas dan lebih logis.
Dalam sebagian besar aplikasi interlock adalah alat yang digunakan untuk membantu
mencegah mesin dari merugikan operatornya atau merusak dirinya sendiri dengan
menghentikan mesin ketika tersandung. Oven microwave rumah tangga dilengkapi dengan
interlock switch yang menonaktifkan magnetron jika pintu dibuka. Demikian pula mesin cuci
rumah tangga akan mengganggu siklus berputar ketika tutupnya terbuka. Interlock juga
berfungsi sebagai alat pengaman penting dalam pengaturan industri, di mana mereka
melindungi karyawan dari perangkat seperti robot, menekan, dan palu. Sementara interlock
dapat menjadi sesuatu yang canggih seperti tirai dari sinar inframerah dan photodetectors,
mereka hanya sering berganti..
Di kereta api signaling, sebuah interlocking adalah pengaturan aparat sinyal yang
mencegah gerakan yang bertentangan melalui pengaturan trek seperti persimpangan atau
penyeberangan. Sebuah interlocking dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mungkin
untuk menampilkan sinyal untuk melanjutkan kecuali rute yang akan digunakan terbukti
aman.
Sistem interlock adalah suatu cara untuk mengamankan jalannya proses serta
pengamanan perlatan dari unit yang paling kecil sampai keseleuruhan sistem. Dimana alat
pengaman tersebut terkait satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk satu kesatuan
yang akan bekerja secara serentak apabila kondisi proses atau alat mengalami gangguan.
Disamping itu, sistem interlock ini juga dilengkapi dengan sistem untuk menjaga kelancaran
operasinya suatu mesin (pompa/kompresor) yang mana pada pompa, turbin dan kompresor
yang besar biasanya dilengkapi pompa pelumas utama dan pompa pelumas pembantu,
apabila terjadi kegagalan pada pompa utama maka dengan sistem interlock maka pompa
pembantu akan autostart untuk menggantikan fungsi pompa utama.
Interlock juga dilengkapi dengan sistem bypass berupa switch. Hal ini dimaksudkan
apabila siperlukan kita bisa menonaktifkan interlock tersebut sehingga tidak berfungsi,
misalnya untuk keperluan pemeriksaan/perbaikan atau terjadi kerusakan pada
sistem interlock yang mana perbaikannya hanya bisa dilakukan pada saat pabrik tidak
beroperasi. Selanjutnya untuk menjaga keandalan dari sistem interlock ini agar setiap ada
kesempatan dilakukan tes simulasi.

Anda mungkin juga menyukai