Anda di halaman 1dari 13

PEMANFAATAN ENZIM PAPAIN DARI DAUN

PEPAYA SEBAGAI PESTISIDA ALAMI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas diskusi kelompok
pada mata kuliah Kimia Pestisida Semester Empat
yang diampu oleh Dr. Khairul Anam, M. Si.
DISUSUN OLEH :
Fina Sri Safitri

(24030112120010)

Hanan

(24030112130045)

Ditya Aprillia Ningtyas

(24030112130070)

Alfiyatur Rohmah

(24030112140135)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemanfaatan Enzim Papain dari Daun
Pepaya sebagai Pestisida Alam. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Pestisida di Universitas Diponegoro.
Dalam penyusunanan makalah ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang
kepada :
1. Bapak Dr. Khairul Anam, M.Si, selaku dosen pengampu pada mata kuliah Kimia

Pestisida.
2. Rekan-rekan yang mengikuti perkuliahan Kimia Pestisida.
3. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah Pemanfaatan Enzim Papain dari

Daun Pepaya sebagai Pestisida Alam.


Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penyusun khususnya.

Semarang,

Mei 2014

Tim Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam praktiknya, industri pertanian sangat membutuhkan pestisida. Pestisida
merupakan bahan bersifat racun yang digunakan untuk mengendalikan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT). Namun industri pertanian juga tetap harus mengupayakan
keseimbangan ekosistem yang kerjasama lintas sektor dengan Badan Lingkungan Hidup
(BLH). Hal ini menuntut industri pertanian untuk dapat menggunakan teknologi pertanian
yang ramah lingkungan, misalnya dengan memanfaatkan bahan-bahan alami untuk
mengusir atau menghalau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menyerang
tanaman tanpa harus mematikannya, sehingga siklus keseimbangan ekosistem masih tetap
terjaga.
Namun, yang terjadi saat ini masih banyak masalah pada industri pertanian terkait
penggunaan pestisida. Industri pertanian dan petani lokal sangat bergantung pada
penggunaan pestisida sintesis. Akibatnya, hasil yang diperoleh justru sering
meningkatkan populasi jasad Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), sehingga tujuan
penyelamatan kerusakan tidak tercapai. Bahkan ditemukan beberapa hama yang justru
resisten terhadap penggunaan pestisida yang selanjutnya mendorong penggunaan
pestisida dengan dosis yang lebih tinggi dan begitu seterusnya. Kondisi demikian dapat
mencemari lingkungan dan merusak keseimbangan ekosistem karena menjadikan hama
resisten dan jumlahnya menjadi berkali lipat. Semua hal ini sering terjadi, karena kurang
pengetahuan dan perhitungan tentang dampak penggunaan pestisida kimiawi atau
sintesis.
Cukup tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida kimiawi, mendorong
berbagai usaha untuk menekuni pemberdayaan atau pemanfaatan pestisida alami sebagai
alternatif pengganti pestisida kimiawi. Dalam aplikasi pestisida nabati dapat
memanfaatkan musuh alami hama yang dimiliki oleh berbagai bahan alami yang tersedia.
Salah satunya adalah ekstrak daun pepaya. Dari berbagai aspek ekonomis, kemudahan,

serta rendahnya bahaya keracunan dan residu pestisida yang menjadikan daun pepaya
sebagai teknologi sederhana alternatif untuk digunakan sebagai pestisida.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan pestisida alami ?
2) Apa yang dijadikan sebagai insektisida bahan alam serta bahan aktif yang ada
3)
4)
5)
6)
7)

pada insektisida tersebut ?


Apa saja organisme sasaran dan tanaman yang dilindungi ?
Bagaimana cara pembuatan dan cara aplikasi insektisida alami tersebut?
Bagaimana pembuktian khasiat insektisida alami tersebut ?
Bagaimana mekanisme kerja insektisida pada OPT ?
Apa saja efek samping yang ditimbulkan dari enzim papain ? Bagaimana cara

pencegahannya ?
8) Apa saja keunggulan dan kelemahan dari pestisida daun pepaya ?
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan pengertian pestisida alami.
2) Menjelaskan insektisida bahan alam dari daun papaya serta bahan aktif yang ada
3)
4)
5)
6)
7)
8)

pada insektisida tersebut.


Menjelaskan organisme sasaran dan tanaman yang dilindungi.
Menjelaskan cara pembuatan dan cara aplikasi insektisida dari daun papaya.
Menjelaskan pembuktian khasiat insektisida dari daun papaya.
Menjelaskan mekanisme kerja insektisida pada OPT.
Menjelaskan efek samping yang ditimbulkan dari enzim papain dan cara
pencegahannya.
Menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari pestisida daun pepaya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pestisida Alam

Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
alam seperti tumbuhan. Beberapa keunggulan dari pestisida alami, antara lain :
a. mudah terurai di alam dan ramah lingkungan.
b. relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
c. dapat membunuh hama/penyakit tanaman (ekstrak daun pepaya, tembakau, biji
mahoni, dsb).
d. sebagai pengumpul/perangkap hama tanaman (tanaman orok-orok, temblek
ayam).
e. bahan baku mudah didapat dan ekonomis.
f. dosis yang digunakan tidak mengikat dan beresiko dibandingkan dengan
penggunaan pestisida sintetis.
g. merupakan pemecahan masalah hama jangka pendek/cepat (Anonim, 2010).
2.2 Pepaya
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang
berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan
Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun
sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan
pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan
bergizi yang tinggi (Prihatman, 2000).
Dalam sistematika tumbuhan pepaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Cistales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Nama lokal : Pepaya (Tjitrosoepomo, 2004).

Gambar 2.1. Tanaman pepaya (Carica papaya L.)


2.2.1

Daun Pepaya
Daun pepaya memiliki kandungan kimia seperti enzim papain,
alkaloid

karpaina,

pseudo-karpaina,

glikosid,

karposid,

sakarosa,

dekstrosa, dan levulosa (Permadi, 2006).


Gambar 2.2 Daun Carica papaya L.

2.1.2

Papain
Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari getah
tanaman pepaya dan buah pepaya muda. Getah pepaya mengandung
sebanyak 10% papain, 45% kimopapain dan lisozim sebesar 20%
(Winarno, 1986). Getah pepaya tersebut terdapat hampir di semua
bagian tanaman pepaya, kecuali bagian akar dan biji. Kandungan
papain paling banyak terdapat dalam buah pepaya yang masih muda
(Warisno, 2003 ).
Papain adalah enzim hidrolase sistein protease yang ada pada
getah tanaman papaya, baik di daun, batang maupun buahnya. Getah
pepaya mengandung sedikitnya tiga jenis enzim yaitu papain (10%),
khimopapain (45%), dan lisozim (20%). Komponen paling aktif dari
getah pepaya adalah khimopapain, yaitu enzim yang mampu
menggumpalkan susu dan mengempukkan daging (Maggy, 1992)
Berdasarkan sifat-sifat kimianya, papain digolongkan sebagai
protease sulfhidril (Muchtadi et al, 1992). Papain mengandung 212
asam amino dalam suatu rantai polipeptida dan berikatan silang
dengan tiga jembatan disulfida (Kalk, 1975). Papain memiliki 6
gugus sulfhidril, tetapi hanya dua gugus sulfhidril y ang aktif. Gugus
sufhidril ini mengandung unsur sulfur sekitar 1,2%. Dimana rantai
ikatan tersebut tersusun atas arginin, lisin, leusin, dan glisin dengan

sistein-25 tempat gugus aktif thiol (-SH) essensial, yang membentuk


sebuah rantai peptida tunggal dengan bobot molekul 21.000 - 23.000
g/mol (Harrison et al, 1997).
Aktivitas enzim papain cukup spesifik karena papain hanya
dapat mengkatalisis proses hidrolisis dengan baik pada kondisi pH
serta suhu dalam kisaran waktu tertentu. Papain mempunyai pH
optimum 7,2 pada substrat BAEE (benzoil arginil etil ester), pH 12 6,5
pada substrat kasein, pH 7,0 pada albumin dan pH 5,0 pada gelatin
(Muchtadi et al., 1992). Suhu optimal papain sendiri adalah 50-60 o C.
Papain relatif tahan terhadap suhu, bila di bandingkan dengan enzim
proteolitik lainnya seperti bromelin dan lisin (Winarno, 1986).

Gambar 2.3 Struktur Enzim Papain


2.3 Organisme Sasaran dan Tanaman yang dilindungi
Organisme sasaran dari pestisida nabati daun pepaya ini efektif untuk
mengendalikan ulat dan hama penghisap (Sudarmo, 2005). Pestisida alami dari
ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain dapat digunakan untuk
mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis
serangga (Nugroho, 2012). Pestisida ini bekerja sebagai penolak (repellent) dan
bersifat sebagai insektisida, fungisida, dan rodentisida (Setiawati et al., 2008).
Pemanfaatan enzim papain sudah digunakan untuk memberantas hama pada
tanaman cabai (Capsicum annum L.) dan tanaman kunyit (Curcuma domestica val..).
Tanaman cabai yang diberi perlakuan dengan pestisida dari enzim papain dapat
terlindungi karena enzim papain tersebut dapet menurunkan aktivitas makan dari ulat
daun (Handeuleum doleschallia polibete).
2.4 Cara Pembuatan dan Cara Aplikasi Insektisida Alami
Metode Pembuatan menurut Setiawati, et al., (2008),adalah sebagai berikut :

2.5

Pembuktian Khasiat Insektisida dari Daun Papaya


Pengamatan dilakukan setelah mengaplikasikan botol 1, botol 2, dan botol
3 ke masing-masing tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) terhadap
perubahan tingkah laku hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan
waktu respon setelah penyemprotan pada pukul 15.00 dengan batasan pengamatan
selama 1 jam.
Tabel Hasil Pengamatan Perubahan Tingkah Laku dan Waktu Respon
Respon__ Bergerak

Aktifitas

Mati

Menghindar

Melemah

Botol 1

60

Botol 2

60

2215

Botol 3

60

1387

Perlakuan

Ulat

daun

(Handeuleum
doleschallia
polibete) dengan

perlakuan botol 1, botol 2, dan botol 3 waktu respon untuk menghindar dari lokasi

dimana mendapat penyemprotan langsung sangat cepat, yaitu 1 detik setelah


perlakuan masing-masing. Hal ini dikarenakan bentuk pestisida nabati yang
cairan, sehingga ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) menjauh dari
lokasi yang menjadi basah karena penyemprotan langsung.
Ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete)

tidak menunjukkan

perubahan tingkah laku yang berarti dalam 1 jam setelah penyemprotan.


Sedangkan ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dengan perlakuan pada
variabel botol 2 menunjukkan menurunnya aktifitas, yaitu gerakan tubuh yang
pada awalnya bergerak aktif menjadi terlihat lemas atau bergerak pasif pada detik
ke 2215 setelah penyemprotan (36 menit 55 detik). Dan ulat daun (Handeuleum
doleschallia polibete) dengan perlakuan botol 3 juga menunjukkan menurunnya
aktifitas, yaitu gerakan tubuh yang pada awalnya bergerak aktif menjadi terlihat
lemas atau bergerak pasif pada detik ke 1387 setelah penyemprotan (23 menit 7
detik). Namun untuk kematian ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete)
belum terlihat dalam 60 menit (1 jam) pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa
ekstrak daun pepaya yang diaplikasikan memberikan pengaruh terhadap perilaku
ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan dapat menurunkan aktifitas dari
ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete).
Untuk melihat penurunan fungsi sistemik tubuh membutuhkan waktu
pengamatan lebih dari 60 menit (1 jam) dan perlakuan lebih dari 1 kali
penyemprotan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pestisida nabati Carica papaya
L. Memberikan efek utama yaitu melemahkan dengan waktu respon dibawa 1
jam.
2.6 Mekanisme Kerja Insektisida pada OPT
Senyawa papain merupakan racun kontak yang masuk ke dalam tubuh
serangga melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga. Setelah masuk, racun
akan menyebar ke seluruh tubuh serangga dan menyerang sistem saraf sehingga dapat
menganggu aktivitas serangga dan serangga akan mati. Setelah itu senyawa papain
juga bekerja sebagai racun perut yang masuknya melalui alat mulut pada serangga

(stilet), dengan mengisap cairan pada tanaman cabai (Capsicum annum L.) yang telah
disemprot dengan ekstrak daun pepaya. Kemudian cairan tersebut masuk lewat
kerongkongan serangga dan selanjutnya masuk ke saluran pencernaan serangga yang
akan meyebabkan terganggunya akivitas makan ulat daun (Handeuleum doleschallia
polibete), sehingga menurunnya aktivitas makan ulat daun (Handeuleum doleschallia
polibete) secara perlahan-lahan dan mati. Hal ini didukung oleh pendapat Trizelia
(2001), residu pestisida menyebabkan aktivitas makan serangga menurun bahkan
dapat terhenti. Selain itu, serangga juga menunjukkan penurunan akitivitas gerakan
seperti dari cepat menjadi lambat dan akhirnya mati.
2.7 Efek Samping Enzim Papain pada Manusia dan Cara Pencegahannya
Enzim papain memiliki dampak negatif pada penggunanya jika terpapar
secara langsung diantaranya
1) Iritasi mulut
2) Alergi
3) Peradangan perut
4) Kerongkongan atau usus
5) Papain juga dapat berinteraksi negatif terhadap obat-obatan tertentu
dan menimbulkan risiko kesehatan yang lebih serius bagi sebagian
manusia
Cara pencegahan bagi aplikator atau penggunanya diantaranya
1) Memakai sarung tangan
2) Menggunakan masker
2.8 Keunggulan dan Kelemahan dari Pestisida Daun Pepaya
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam,
misalnya tumbuhan. Salah satu contoh dari pestisida alami adalah pestisida yang
berasal dari daun papaya. Jenis pestisida ini mudah terurai di alam, sehingga tidak
mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan hewan ternak karena
residunya akan terurai dan mudah hilang. Secara umum, keuntungan yang diperoleh
dari jenis pestisida ini antara lain murah dan dapat dibuat sendiri oleh para petani,
relative aman terhadap lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman,
tidak mengalami resistensi atau sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama,

kompatibel digabung dengan cara pengendalian hama yang lain, menghasilkan


produk pertanian yang sehat karena bebasresidu dari bahan kimia, dosis yang
digunakan tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan
pestisida sintesis (Anonim, 2010).
Selain mempunyai keuntungan, pestisida ini juga mempunyai beberapa
kelemahan yaitu daya kerja yang relative lambat, tidak mrmbunuh jasad sasaran
secara langsung, tidak tahan terhadap sinar matahari langsung, kurang praktis, tidak
bertahan lama, dan berbau menyengat (Anonim, 2010).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
alam seperti tumbuhan.
2. Insektisida bahan alam dari daun papaya dengan bahan aktifnya yaitu enzim
papain.
3. Organisme sasaran dari pestisida nabati daun pepaya ini efektif untuk
mengendalikan ulat, hama penghisap, aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta
berbagai jenis serangga. Pemanfaatan enzim papain sudah digunakan untuk
memberantas hama pada tanaman cabai (Capsicum annum L.) dan tanaman kunyit
(Curcuma domestica val..).
4. Metode dari pembuatan pestisida alami dari daun pepaya adalah ekstraksi, ekstrak
daun papaya tersebut kemudian ditambahkan bahan lain, dan dapat diaplikasikan
dengan car disemprotkan pada tanaman yang terserang hama.
5. Pembuktian khasiat pemanfaatan enzim papain sudah digunakan untuk
memberantas hama pada tanaman cabai (Capsicum annum L.) dan tanaman kunyit
(Curcuma domestica val..). dimana enzim papain ini dapat menurunkan aktivitas
makan dari ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete).

6. Senyawa papain merupakan racun kontak yang masuk ke dalam tubuh serangga
melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga yang akan menyerang sistem
sarafnya.
7. Pestisida daun papaya memiliki keunggulan dan kelemahan.
3.2 Saran
Sebaiknya pestisida nabati ini dimanfaatkan secara optimal sebagai salah satu
teknologi alternatif ramah lingkungan untuk mengusir hama. Karena penggunaan
pestisida nabati lebih aman digunakan dari pada pestisida kimia. Disamping itu harganya
relatif lebih murah dan lebih efisien jika dibandingkan dengan pestisida kimia karena bisa
dibuat secara mandiri oleh pelaku bercocok tanam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Tanaman Untuk Pestisida Alami, Java Organic Farms, Jakarta.
Harrison, M.J. 1997. Catalytic Mechanism of The Enzyme Papain. Prediction a Hybrid
Quantum Mechanical or Molecular Mechanical Potential. Journal of American
Chemical Society Vol 119:12885 12291.
Kalk, 1975, Magnetic Relaxation in Protein Studies of Papain, Gronigen
Maggy T. Suhartono,. 1992, Protease, ITB Press, Bandung.
Muchtadi, dkk., 1992, Enzim Dalam Industi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nugroho,

Asih.,

2012,

Pestisida

Daun

Pepaya

http://greenleaf198311212011012009.blogspot.com/2012/11/pestisida-daunpepaya.html, diakses pada tanggal 03 Maret 14.


Permadi, Adi, 2006, Tanaman Obat Pelancar Air Seni, Penebar Swadaya, Jakarta.
Prihatman, Kemal, 2000, Pepaya (Cacarica papaya, L). www.ristek.go.id, diakses pada tanggal
03 Maret 2014.
Sudarmo, S., 2005, Pestisida Nabati Pembuatan dan Pemanfaatannya, Karnisius, Yogyakarta.
Setiawati, W., dkk, 2008, Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Balai Penelitian Tanaman
Sayuran, Bandung.

Tjitrosoepomo, G., 2004, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Cetakan kedelapan, UGM


Press, Yogyakarta.
Warisno, 2003, Budidaya Pepaya, Kanisius, Yogy akarta
Winarno, F.G., 1986, Enzim Pangan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Trizelia, 2001,

Pemanfaatan Bacillus thuringiensis Untuk Mengendalikan Hama Plutella

xylostella Linn. Sumber : http;/rudyct, Tripod com/sem 1-612/trizelia.htm.

Anda mungkin juga menyukai