INFEKSI
1. DHF
2. Campak
3. Difteri
4. Tetanus.
5. Thypoid.
DENGUE HAMORHAGIE
FEVER
Dff:suatu penyakit gangguan
pembuluh darah yang
disebabkan oleh virus ditandai
dengan adanya perdarahan.
Penyebab :
Virus Dengue ( ada 6 type).
Virus Chikungunya.
Vector :
Nyamuk Aedes Aegypti.
Nyamuk Aedes Albopictus
Epidemiologi :
Dengue dikenal di Indonesia
sejak Th 1779, DHF sejak Th
1954.
Masa inkubasi pareatip, terjadi
infeksi berulang.
Sekitar 30% terjadi DSS (
Dengue Shock Syndroom)
Gejala-Gejala:
Demam mendadak 1-3 hari.
Panas menaik, napsu makan
menurun, sakit perut , mual
dan lemas.
Hari ke 4-5 timbul perdarahan
dgn manifestasi : petechi,
echimosis, epistoksis, melena,
hematomisis dll.
Thrombocitopeni, Leukopenia.
Hepatomegali dan
Splenomegali.
Cara menegakan Dx :
Pemeriksaan RL ( Rompelide )
Pem Lab : AT, HCT, AL.
Adanya manifestasi
haemorrhagie atau perdarahan
Ptechie
Epistoksis
Echimosis
Haematomisis
Melena
Penatalaksanaan
Anak istirahatkan makan
minum cukup.
Jaga dan tingkatkan PH, HS.
Bebaskan dari gigitan nyamuk.
Bila terjadi DSS, berikan cairan
IVFD.
Kolaborasi tentang Transfusi
darah.
Kolaborasi tentang obatobatan.
Cara Test RL :
Pasien diukur tekanan
darahnya, bila sudah diketahui
hasilnya, jumlahkan Sistole dan
Diastole lalu dibagi 2, Angka
hasil pembagian dipertahankan
tekanan darah sekitar 15 mnt,
kemudian dilihat apakah ada
petechi di lengan bawah
pemasangan tekanan darah/ bila
ada 10-20 petechi dilengan
bawah berarti DHF posistip.
PENYAKIT
MORBILI/CAMPAK
Nama lain : Campak = Hawar =
Gabagen.
Etiologi : Virus Campak
(Misles).
Inkubasi : sekitar 10 hari.
Gejala-gejala :
Ada radang selaput
hidung,tekak, batang tenggorok,
tonsil dan langit-langit.
Anak panas , batuk, mata
merah.
Timbul bintik-bintik dipipi-
koplik spot.
Komplikasi :
Nepritis, Encephalitis,
Bronchopneumonia.
Pencegahan:
Anak-anak diimunisasi Campak
pada umur 9-11 bulan
Penatalaksanaan
PNY. DIFTERI
Dff :
Suatu penyakit infeksi akut pd
saluran pernafasan anak yang
disebabkan Corinebacterium
Difterie.
Etiologi :
Corinebacterum Difterie
Gram positip
Polimorf : Gravis, Mistis,
Intermedius.
GEJALA GEJALA
Masa Inkubasi : 2 7 hari
Gejala Umum :
Demam tdk tinggi, Lesu, pucat, nyeri
kepela, anorexia, lemah.
Gejala Lokal :
Spti pilkek, serak, sakit utk menelan,
sesak napas, stridor, timbul
pseudomembran pada daerah Naso
farinx, dpt ke Oro farink, bahkan
sampai Laringo farink.
Macam Difterie :
Difterie Hdung.
Difterie Farink
Difterie Larink dan Trachea
Punya Eksotoksin
Menegakan Diagnose :
Pda preparat skreet pseudomembran
ditemukan Coreinebacterium
Difterie
Klinis Gangguan pernapasan atas,
terlihat selaput putih kebiruan
daerah farink
Pengobatan
Antipiretika
Antibiotika :
ADS ( Anti Difteri Serum )
Preparat Penicillin.
Roburantia
Kortokosteroid
Perawatan
Dirawat : Isolasi,
Bebaskan Jalan napas : posisi
tidur
Personal Hygiene, Hygiene
Sanitasi
Pemberian diit yang lunak bilper
cair
Lanjutan Perawatan
Bila terjadi obstruksi
pernapasan dipasang E T (
Endotracheotomi )
Cek ulang pemeriksaan baksil
Difterie pada Pseudomembran
Inhalasi O 2 dan Nutrisi lewat
Infuse Venous Fluid Drips
( infus )
Komplikasi
Eksotoksin dapat :
Melumpuhkan otot jantung
Sarap sarap trigenimus
Kelumpuhan sarap dari otak
POLIOMYELITIS
Heine Medin = Cornu Anterior Acuta
Komplikasi:
. Kelumpuhan anggota gerak.
. Perubahan tulang belakang (
Scolioses, Kiposis)
. Juling, kontraktur.
Penatalaksanaan:
. Perawatan isolasi, betrest total.
. Mulai segera dengan fisioterapi .
. Antipiretika, analgetika,
roburantia dan antibiotika.
PAROTITIS EPIDEMICA
Pny. Gondongen= Pny. Beguk
Penyebab : Virus.
Masa inkubasi : 2- 3 minggu.
Gejala :
panas tinggi, batuk, badan tidak
enak dan ada pembesaran pada
kelenjar parotis , dapat menjalar ke
inguinalis, pada anak laki-laki sering
terjadi Testisitis yang dapat
menyebabkan mandul.
Penatalaksanaan:
Anak diistirahatkan ditempat
tidur.
Tidak boleh sekolah.
Makanan lunak bila perlu encer.
Oral hygiene di tingkatkan
OBAT OBATAN :
Antipiretika
Roburantia
Bila perlu Antibiotika.
VARIOLA = Cacar
Penyebab : Virus.
Masa inkubasi : 2- 3 minggu.
Gejala :
Panas meninggi, batuk, badan tidak
enak dan malaise.
Timbul gelembung kemudian berair
warna keruh, terus menjadi makula,
krusta, mengering dan meninggalkan
bekas.
Indonesia sudah bebas cacar th
90an.
PENATALAKSANAAN
Anak diistirahatkan .
Tidak boleh bermain diluar.
Mandi dengan air diberikan
disinfektan
Makanan perlu TKTP.
Personal hygiene di tingkatkan
OBAT OBATAN :
Antipiretika
Roburantia
Bila perlu Antibiotika.
TETANUS
Tetanus neonatorum
Tetanus
Pengertian
Tetanus adalah kelainan klinis
yang di timbulkan oleh infeksi
clostridium tetani dengan tanda
utama kekakuan otot (spasme )
tanpa disertai gangguan
kesadaran.
Gejala klinis timbul sebagai
dampak eksotoksin pada sinaps
gangglion spinal dan
neuromuscular junction serta
saraf otonom
Lanjut.
Tetanus Neonatorum menyebabkan
50% kematian perinatal dan
menyumbangkan 20 % kematian bayi.
Angka kejadian 6-7/100 kelahiran
diperkotaan dan 11-23/100 kelahiran
hidup di pedesaan ,sedangkan angka
kejadian tetanus pada anak di Rs 7-40
kasus/tahun,50% terjadi pada
kelompok 5-9 tahun,30% kelompok 1-4
tahun,18 % kelompok > 10 tahun dan
sisanya pada bayi <12 bulan.
Angka kematian antara 6-7-50%
Lanjut.
Penyebab :
Clostridium tetani masuk akibat
ada luka pada pemotongan tali
pusat.
patogenesis.
Toksin dari tempat luka
menyebar ke aksis syaraf tepi
kemudian ke kornu anterior
sumsum tulang lelakang
akhirnya menyebar ke SSp.
Masa Inkubasi 3-21 hari dapat
hanya 1 hari tetapi dapat lama
sampai berbulan-bulan,ada
hubungan antara lamanya
Pencegahan.
Lanjut.
Luka sedang /berat dan kotor
Imunisasi (-) tidak jelas :ATS
3000-5000 u /IV, tetanus
imunoglobulin 250-500 u/TT pada
sisi lain.
Imunisasi (+ ) lamanya sudah >5
tahun ulangan toksoid,ATS 30005000 U.IV .tetanus imunoglobulin
250-500 U.
Diagnosis.
Anamnesis;
Riwayat mendapat trauma,
riwayat pemotongan dan
perawatan tali pusat yang
tidak streil,riwayat menderita
otitis media suporatifa kronik
atau gangren gigi.
Riwayat tidak di imunisasi
/tidak lengkap imunisasi
Lanjut.
Pemeriksaan fisik
Gejala awal trismus, pada
neotatus tidak dapat/sulit
menetek,mulut
mencucu,disertai dengan
kaku kuduk ,risus sardonikus,
opistotonus, perut
papan,selanjutnya dapat di
ikuti kejang spontan pada
kasus berat di jumpai status
Gambaran klinik.
Bayi tidak mau menetek dengan
tiba-tiba.
Suhu tubuh meningkat (39 )
Mulut mencucu seperti mulut
ikan.
Timbul kejang di sertai sianosis.
Kejang rahang ( trismus )
Leher kaku kuduk.
Tubuh opisiotonus.
Lanjut.
Bila perlu,berikan tambahan
dosis 10 mg.kgBB tiap 6 jam.
Bila frekuensi nafas kurang 30
kali/menit obat di hentikan
meskipun bayi masih
mengalami spasme.
Bila bayi mengalami henti
nafas,berikan oksigen dan
lakukan resusitasi,bila masih
Lanjut.
Berikan bayi.
Human tetanus imunoglobulin 500
U i.m atau ATS 5000 u.i.m.
Tetatus toksoid 0,5 ml.i.m pada
tempat yang berbeda dengan ATS.
Bensilpenicilium g.100.000 u/kg i.v
dosis tunggal selama 10 hari.
Berikan ibunya TT 0,5 ml( untuk
melindungi ibu dan bayi yang di
kandung berikutnya ).
Komplikasi
Bronckopneomonia.
Aspiksia.
Sepsis .
Kejang.
Selamat belajar