Anda di halaman 1dari 40

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG,

KESEHATAN REPRODUKSI RENDAH, DAN


PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
(PIK KRR)
Disusun Oleh :
Anindita Yuliani Putri
090105063

LATAR BELAKANG
banyak kasus mengenai tumbuh
kembang remaja, kesehatan reproduksi
remaja di kalangan remaja Indonesia.
banyak remaja yang kurang peduli
dengan masalah tersebut karena
kurangnya mempunyai pengetahuan
dan kesadaran tentang kesehatan
reproduksi

MASALAH
a. Mengapa masih banyak ditemui kasus
mengenai kesehatan reproduksi khususnya
pada remaja?
b. Bagaimana kasus tersebut dilihat dari
berbagai norma di masyarakat, kesehatan
fisik, psikis, social dan spiritual?
c. Apa yang dilakukan oleh pemerintah maupun
Bidan dalam mengatasi berbagai masalah
yang muncul?

TUMBUH KEMBANG REMAJA


Tumbuh adalah perubahan kuantitas pada
material sesuatu sebagai akibat dari adanya
pengaruh lingkungan.
Kembang/perkembangan pada dasarnya
adalah perubahan kualitatif sesuatu hingga
membuahkan hasil atau manfaat bagi pihak lain
atau perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi yang
dimungkinkan adanya perubahan tingkah laku
hasil belajar.
Remaja merupakan periode transisi antara
masa anak-anak dengan dewasa, dimana pada
masa itu terjadi perubahan biologis, intelektual,
psikososial dan ekonomi.

Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub


fase yaitu :
Early adolescent (11 14 th)
Middle adolescent (15 17 th)
Late adolescent (18 20)

KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN PEREMPUAN


NO

Rambut Pubis

Buah Dada

Pra-remaja

Pra-remaja

Jarang, berpigmen sedikit,

Menonjol seperti bukit kecil,

lurus atas medial labia

areola melebar

Lebih hitam, mulai ikal,

Mammae dan areola


membesar,

jumlah bertambah

tidak ada kontur pemisah

Kasar, keriting, banyak tapi

Areola dan papila membentuk

belum sebanyak dewasa

bukit kedua

Bentuk segitiga seperti pada

Matang, papila menonjol,

perempuan dewasa tersebar

areola sebagai bagian kontur

sampai medial paha

buah dada

KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN LAKI-LAKI


No.
1
2

Rambut Pubis
Tidak ada
Sedikit, panjang,

Penis
Pra-remaja

Pra-remaja

Sedikit membesar

Skrotum
membesar,

warna merah
muda

pigmen sedikit
3
4

Testis

Sedikit lebih gelap,


mulai ikal

Lebih panjang

Lebih besar

Seperti tipe dewasa tapi

Lebih besar, ukuran


glands dan

Lebih besar,
skrotum

lebih sedikit, kasar,


keriting

lebar penis bertambah

lebih gelap

Ukuran dewasa

Ukuran
dewasa

Seperti dewasa,
menyebar
sampai medial paha

KESEHATAN REPRODUKSI
kesehatan reproduksi tidak hanya
menyangkut masalah kehamilan dan
persalinan, tetapi juga kesehatan dari organorgan tubuh yang lain yang akan menjamin
bahwa seseorang akan dapat melakukan
fungsi reproduksinya secara sehat.
pelayanan kesehatan remaja harus bersifat
kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
harus melibatkan berbagai disiplin a.l
sebagai medis, pakar psikologi dan pakar
sosiologi atau pendidikan.

Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia


kurang mendapat perhatian yang cukup karena :
Banyak yang berpendapat bahwa masalah kesehatan
reproduksi semata-mata menjadi urusan kalangan
medis, sementara pemahaman terhadap kesehatan
reproduksi (khususnya remaja) di kalangan medis
masih minimal.
Banyak yang beranggapan bahwa masalah kesehatan
reproduksi hanyalah masalah kesehatan sebatas
proses kehamilan dan melahirkan, sehingga dianggap
bukan masalah kaum remaja. Apalagi jika pengertian
remaja adalah sebatas mereka yang belum menikah.
Banyak yang masih mentabukan untuk membahas
masalah kesehatan reproduksi remaja

PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN


REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR)

Merupakan salah satu misi dari BKKBN.


Tujuan :
Untuk memberikan informasi KRR, keterampilan
kecakapan hidup (life-skills), pelayanan
konseling dan rujukan KRR serta
mengembangkan kegiatan-kegiatan lain yang
khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja
untuk mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka
tercapainya Keluarga Berkualitas.

Struktur panitia dalam PIK-KRR :


Pembina
Pengelola
Pendidik sebaya
Konselor sebaya

Fasilitas yang wajib dimiliki

Ruangan Konsultasi
Komputer serta CD Penyuluhan
CD materi Penyuluhan PIK-KRR
VCD Player
Perpustakaan
Buku Panduan PIK-KRR
Leaflet
Lembar Balik Penyuluhan/Konsultasi
Ruang terbuka untuk pertemuan
Buku Register Pencatatan
Buku Tamu
CD/ Dokumentasi kegiatan

Jenis kegiatan yang dilaksanakan :


Kegiatan dilakukan di dalam dan diluar PIKKRR
Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE)
Menggunakan media cetak dan elektronik
Melakukan advokasi untuk meningkatkan
kualitas dan keberlangsungan PIK-KRR.
Melakukan kegiatan yang dapat menarik minat
remaja untuk datang ke PIK-KRR remaja untuk
datang PIK-KRR

KASUS 1. GANGGUAN TUMBANG REMAJA


Remaja Barat Bingung Jenis Kelaminnya Sendiri
Tuesday, 22 September 2009 09:16
Diambil dari : "[di/tg/www.hidayatullah.com]

Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun di tenggara Inggris, masuk ke sekolah


menengah pertamanya sebagai seorang siswi. Ia mengenakan pakaian anak
perempuan, rambutnya diikat ke belakang dan dihiasi pita.
Tentu saja bocah itu, segera menjadi bahan ejekan teman-teman sekolah yang
sudah mengenalnya sejak sekolah dasar.
Semua kekacauan itu bisa dipahami, karena dulu ketika SD, guru kepalanya meminta
murid-murid untuk memperlakukan bocah itu sebagai anak laki-laki, sementara anak
itu menunjukkan perilaku feminin. Ia mengenakan bikini ketika pelajaran berenang,
mengikat rambutnya dan mengendarai skuter merah muda.
Ibunya berkata, "Kami bertekad untuk memberikan yang terbaik untuk anak kami.
Kami juga bekerjasama dengan lembaga lain guna memastikan bahwa
kesejahteraan anak kami dilindungi."
Anak yang sudah bertahun-tahun ke sekolah memakai pita itu sedang bersiap
menjalani terapi hormon dan operasi ganti kelamin. Ia mungkin akan menjadi orang
termuda yang melakukan operasi itu.

PEMBAHASAN

Dari segi fisik yaitu anak tersebut yang


selama 12 tahun hidup sebagai laki-laki
sekarang harus hidup sebagai perempuan.
Anak tersebut mempunyai sisi feminin lebih
daripada masculin. Dia juga melakukan
operasi kelamin. Semua perilaku dan
penampilannya menunjukkan bahwa dia
adalah seorang perempuan dan bukan
seorang laki-laki lagi.
Dari segi psikis, anak tersebut bisa
mengalami shock atas apa yang terjadi
terhadap dirinya. Dia yang selama 12 tahun
ini hidup sebagai laki-laki sekarang harus
menerima bahwa dia hidup sebagai seorang
perempuan.

Dari segi sosial adalah apakah warga masyarakat


bisa menerima dia sebagai seorang perempuan
yang baru dalam artian seorang yang dulunya
adalah laki-laki. Warga harus membiasakan
memperlakukan dia sebagai seorang perempuan
bukan laki-laki lagi. Mungkin warga yang tidak bisa
menerima kehadirannya akan mengucilkan bahkan
mengganggap anak tersebut tidak ada di
lingkungannya.
Dari segi spiritual menurut kami dalam al-quran hal
tersebut adalah menentang kodrat. Anak tersebut
telah dilahirkan sebagai seorang laki-laki, tetapi
dalam masa tengah hidupnya sisi femininnya lebih
menonjol dan dia pun melakukan operasi kelamin.
Yang jelas-jelas tidak diperbolehkan oleh Allah swt.

Pemerintah harus melindungi anak


tersebut seperti dengan anak-anak
normal lainnya dengan tidak membedabedakan atau mengucilkannya serta
memperjelas statusnya dalam surat
identitas di negara tersebut
Bidan harus memberikan konseling atau
pengetahuan-pengetahuan mengenai
hal-hal menyangkut perempuan. Karena
anak tersebut baru saja menjadi
perempuan jadi wajar jika dia belum tahu
banyak tentang perempuan yang
seutuhnya.

KASUS 2. GANGGUAN TUMBANG REMAJA

Saya cewek kelas 3 SMP. Masalah saya saat ini


saya nggak pd kalau bergaul sama cowok.
Kalau menurut saya sendiri sih, juga kata ibu
saya, tampang saya cukup cantik. Hanya saja
saya merasa tubuh saya ini kegedean.
Kayaknya melaaarrr terus. Saya sudah coba diet
segala macam, tapi tetap saja susah. Saya tuh
pingin punya tubuh yang langsing sehingga
cowok2 suka sama saya. Gimana dong caranya
supaya saya langsing dan disukai cowok2?
S, 16 tahun

PEMBAHASAN
Pada remaja putri, kegemukan menjadi
permasalahan yang cukup berat, karena
keinginan untuk tampil sempurna yang
seringkali diartikan dengan memiliki tubuh
ramping/langsing dan proporsional,
merupakan idaman bagi mereka.
remaja merupakan saat-saat yang sangat
membutuhkan sumber-sumber gizi karena
masih dalam masa pertumbuhan dan sel-sel
di otak masih akan berkembang.

Dilihat dari segi fisik, obesitas dapat


membahayakan kesehatan tubuh.Karena
penderita obese, berpotensi memiliki
macam-macam penyakit: jantung, diabetes
melitus
Secara Psikis dan sosial, Penderita obese
biasanya akan merasa iri/minder, karena
mereka merasa kurang sempurna
dibandingkan orang yang memiliki tubuh
ideal.
Pada segi spiritual, penderita obese
seharusnya bisa bersyukur dengan rezeki
yang telah Allah berikan, serta menjaga
sebaik-baiknya apa yang Allah limpahkan
kepada kita.

Sikap seorang Bidan yang baik adalah


memberikan konseling kepada remaja
yang menderita obesitas, mungkin
dengan memberikan suatu saran atau
kiat-kiat khusus dalam penanganan
masalah obesitas. Seorang Bidan juga
harus memberi penyuluhan kepada
remaja-remaja yang lain, misalnya di
sekolah-sekolah, mengadakan seminar
masalah kesehatan remaja demi
mewujudkan remaja yang sehat. Dan
juga mencegah ataupun menanggulangi
penyakit obesitas di kalangan remaja.

KASUS 1. KESPRO RENDAH PADA REMAJA


Video Mesum Pelajar Beredar di Palu

Diambil dari : Liputan6.com


Palu: Warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, belum lama ini, dihebohkan
dengan beredarnya video porno. Video berdurasi lima menit itu, diduga
diperankan pelajar salah satu sekolah menengah pertama terkenal di kota
itu.
Dalam video yang bisa diakses lewat program bloetooth telepon selular
tersebut, terlihat jelas adegan tak senonoh yang dilakukan dua anak muda
dibawah umur di balik semak-semak. Namun aksi mereka dipergoki
sejumlah orang yang kemudian memaksa sang siswi memperlihatkan alat
vitalnya. Siswi tersebut mengaku tinggal di Jalan Kancil, Kecamatan Palu
Selatan.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Palu, Ajun
Komisaris Polisi Stefanus Tamuntuan, mengaku sudah melihat isi video
porno ini. Namun, pihaknya belum bisa menangani kasus tersebut karena
belum menerima laporan.(IAN/AYB)

PEMBAHASAN
Berdasarkan informasi ada 2 kasus yaitu
tindakan sepasang remaja yang melakukan
tindakan tidak senonoh dan paksaan sejumlah
orang terhadap seorang siswi untuk
memperlihatkan alat vitalnya.
Kedua kasus ini merupakan salah satu dampak
dari tingkat pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi khususnya bagi remaja yang masih
rendah. Jika remaja tersebut mempunyai tingkat
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi
remaja yang tinggi, maka mereka tidak akan
melakukan tindakan asusila tersebut.

Dipandang dari segi berbagai norma di masyarakat,


misalnya norma hukum, norma susila, dan norma
kesopanan, perbuatan yang dilakukan sepasang
remaja tersebut sudah jelas melanggar berbagai
norma tersebut.
dipandang dari norma hukum, sepasang remaja
tersebut tidak akan dituntut karena tindakan asusila
tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka.
Namun, sejumlah orang yang memaksa merekam dan
menyebarluaskan video adegan sepasang remaja
tersebut bisa saja mendapat tuntutan hukum.
Dipandang dari norma susila dan kesopanan juga
melanggar karena melakukan tindakan asusila yaitu
melakukan hubungan layaknya suami istri padahal
mereka belum menikah. Dampak dari pelanggaran
norma ini adalah dicemooh oleh warga masyarakat
bahkan mungkin bisa juga dikucilkan.

dilihat dari segi fisik dapat merugikan remaja


tersebut, baik laki-laki maupun perempuan, terlebih
bagi perempuan. Seorang perempuan yang
melakukan hubungan seksual di bawah umur 20
tahun, beresiko terkena kanker serviks maupun
penyakit seks lainnya.
Dilihat dari segi psikis dapat merugikan remaja
tersebut. Misalnya remaja tersebut akan merasa
menyesal atas perbuatannya sehingga remaja
tersebut menjadi minder karena mendapat
pandangan negatif dari masyarakat. Tetapi bisa juga
remaja tersebut menjadi terbayang-bayang dan ingin
melakukannya lagi.
Dipandang dari segi spiritual, jelas perbuatan itu
melanggar hukum agama. Misalnya saja dalam
Islam, di Al-Quran disebutkan bahwa mendekati zina
saja dilarang apalagi tindakan remaja ini sudah
melakukan zina. Dan ancaman bagi orang yang
berbuat zina sudah di atur dalam Al-Quran.

pemerintah dan Bidan sebaiknya


memberikan pendidikan kesehatan
reproduksi bagi remaja
Sikap seorang Bidan yang baik adalah
memberikan konseling kepada remaja
yang sudah terlanjur terjerumus ke
dalam dunia bebas tersebut agar tidak
mengulangi perbuatan itu lagi dan juga
harus memberi penyuluhan kepada
remaja-remaja yang lain, misalnya di
sekolah-sekolah agar mereka juga tidak
terjerumus dalam dunia bebas pula.

KASUS 2. KESPRO RENDAH PADA REMAJA


Diambil dari : Liputan6.com
Medan: Sepasang remaja tertangkap basah berbuat mesum di mobil yang
diparkir di areal Kompleks Universitas Sumatra Utara, Medan, Ahad (21/3)
malam. Perbuatannya diketahui orang lain, pelaku nekat memacu mobil
dengan kecepatan tinggi.
Selain menabrak pagar kampus, aksi tak terkontrol pelaku juga berakibat
fatal. Mobil yang dipacu sepasang remaja ini oleng sebelum akhirnya
berhenti setelah menabrak pengendara sepeda motor. Selain merusak dua
sepeda motor dan warung, dua orang terluka.
Menurut saksi, mobil Honda Jazz melaju kencang dari areal kampus dan
langsung menabrak gerbang besi kampus yang terkunci. Sepasang remaja
yang sedang berteduh akibat turunnya hujan pun terpental dihantam mobil.
Selanjutnya mobil menabrak trotoar jalan.
Karena kehilangan kendali, pengendara yang tidak diketahui identitasnya
itu menabrak warung dan sepeda motor lainnya yang sedang parkir. Polisi
yang datang tepat waktu, langsung mengevakuasi kedua tersangka
sebelum menjadi korban amukan warga yang emosi.
Insiden ini sempat mengakibatkan arus lalu lintas di Jalan Dokter Mansyur,
Medan, macet total. Sementara, selain megamankan pelaku dan
pasangannya, polisi menggunakan mobil derek mengamankan mobil pelaku
yang ringsek ke kantor polisi sebagai barang bukti.(JUM)

PEMBAHASAN
Pada kasus tersebut, dapat kita ketahui bahwa
tindakan asusila yang dilakukan oleh sepasang
remaja tersebut atas dasar suka sama suka.
Kami berpendapat bahwa hal tersebut dapat
terjadi karena pergaulan bebas yang akhir-akhir
ini mulai marak di kalangan remaja.
Sungguh sangat memprihatinkan jika dalam
kasus tersebut terjadi di sebuah Universitas,
yang seharusnya sebagai tempat menuntut ilmu,
tetapi oleh sepasang remaja tersebut,
digunakan sebagai tempat mesum.

Perbuatan remaja tersebut melanggar norma kesopanan


dan kesusilaan yaitu nama mereka akan tercoreng dan
dicap buruk oleh warga setempat dan juga mungkin akan
dikucilkan.
Untuk norma hukum, mereka telah merugikan orang
banyak, sehingga mereka akan diancam sesuai dengan
norma hukum yang berlaku atas tindakan yang mereka
lakukan.
Dari segi fisik, kita telah mengetahui bahwa hubungan
seks dibawah umur 20 tahun maka akan mengakibatkan
atau beresiko terkena kanker serviks.
Dari segi psikis, remaja tersebut sudah merasa malu jadi
ketika kepergok orang lain, emosinya tidak terkontrol
sehingga berbuat brutal, yaitu menabrak kendaraan yang
ada di depannya karena mengemudikan mobilnya dengan
kencang.
Dari segi sosial, ini hampir sama dengan sanksi pada
norma kesopanan dan kesusilaan, maka remaja tersebut
akan dikucilkan.

Dari segi spiritual, jelas saja remaja tersebut telah


melanggar perintah Agama yaitu mereka melakukan
zina yaitu berbuat mesum dengan pasangan yang
bukan muhrimnya (suami/istri).

Melihat berbagai kasus yang ada pada saat ini


sebaiknya untuk memperbaiki pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi oleh remaja, supaya
remaja tidak terjerumus untuk melakukan
penyimpangan seks, maka perlu adanya peran dari
orang tua, lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah, pemerintah dan juga seorang Bidan. Karena
jika yang berperan hanya satu atau dua pihak saja
sedangkan yang lain tidak, maka sangat kecil
kemungkinan remaja akan mendapat pengetahuan
yang baik mengenai kesehatan reproduksi

KASUS 1. PIK-KRR
REMAJA MEMERLUKAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI
Kamis, 21 April 2005 @ 03:23:00
Suatu ketika, Gita (bukan nama sebenarnya), remaja putri kelas 2 SMA, mengeluh sakit di
daerah rahimnya. Diantar kedua orang tuanya, ia memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit
di Jakarta. Ketika memeriksa Gita, betapa terkejutnya sang dokter karena di dalam rahim
Gita ditemukan sebuah alat pembuka botol. Alat itulah yang membuatnya kesakitan. Ketika
ditanya, Gita mengatakan memasukkan alat pembuka botol tersebut saat ia melakukan
masturbasi.
Pengalaman Susi (bukan nama sebenarnya) lain lagi. Akibat ketidaktahuannya soal
kehamilan, pelajar SMA kelas I itu nekat menggugurkan kandungannya dengan cara
memasukkan gabus ke dalam rahimnya. Hasilnya remaja tersebut mengalami infeksi rahim
cukup parah.
Kejadian nyata tersebut terungkap pada suatu seminar nasional mengenai Kesehatan
Reproduksi di Indonesia, yang berlangsung di Jakarta, beberapa waktu lalu. Kasus Susi
dan Gita adalah contoh ketidaktahuan kaum remaja soal kesehatan reproduksi (kespro)
dan dampak hubungan seks terhadap dirinya.
Menurut Siswanto A Wilopo, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), saat ini telah terjadi
pergeseran perilaku seksual di kalangan remaja. Tetapi karena ketidaktahuan mereka
banyak pula tindakan yang mereka ambil membuat paramedis maupun orang tua terkejut.
Surya, staf Seksi Evaluasi Direktorat Kesehatan Reproduksi Remaja BKKBN juga
mengatakan, dari data yang dihimpunnya banyak kaum remaja putri maupun putra
mengalami infeksi di alat reproduksinya, bahkan menyebabkan kematian.
''Permasalahan utama kesehatan reproduksi remaja (KRR) di Indonesia, kurangnya
informasi mengenai kesehatan reproduksi, masalah pergeseran perilaku seksual remaja,
pelayanan kesehatan yang buruk serta perundang-undangan yang tidak mendukung,'' ujar
Surya, kepada Media.

PEMBAHASAN
Setelah mendapat dua kasus sekaligus dalam satu
berita, yaitu mengenai seorang remaja putri yang
memasukkan tutup botol ke dalam vaginanya ketika
mastrubasi dan ada juga remaja putri yang
menggugurkan kehamilannya, karena dia masih
duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

Kesehatan reproduksi sangat diperlukan karena jika


tidak diberikan maka pengetahuan remaja mengenai
kesehatan reproduksi yang rendah akan berdampak
pada remaja yang akan melakukan penyimpangan
norma-norma yang ada dalam masyarakat, baik itu
norma kesopanan, kesusilaan dan norma hukum.
Selain itu penyimpangan seks juga akan merugikan
kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan fisik,
psikis, sosial dan spiritual.

Kita tidak boleh sepenuhnya hanya


menyalahkan remaja saja. Untuk itu maka di sini
perlu adanya peran dari orang tua, keluarga,
teman, lingkungan, sekolah, pemerintah, dan
juga bidan. Pendidikan seks harus diberikan
sejak dini dengan menggunakan bahasa sesuai
umur mereka. Dan sebaiknya pendidikan seks
tersebut jangan dianggap tabu, jadi pendidikan
seks harus diberikan secara lugas tetapi santun.
Pemerintah dan bidan harus menggalakkan
pendidikan seks kepada semua pihak
khususnya di sini adalah remaja, supaya
mereka tidak terjerumus ke dalam
penyimpangan seks.

KASUS 2. PIK-KRR
Tanggal
26 January 2010
Nama
oyan
Pertanyaan
saya oyan usia 19 tahun saya masi pelajar ,saya mempunyai kebiasan
onani biasanya kalau libido saya meningkat nafsu sya tinggi dan ujung
ujungnya ke onani,biasanya sya onani 2 kali seminggu,terus dampak onani
menurut medis itu apa dok...adakah segi positive dari onani itu apakah
dapat mempengaruhi berat badan.
dengar-dengar onani dapat mempengaruhi bentuk kaki terutama
kaki.Karena dengkul yang berbunyi menurut sumber yang saya peroleh
akibat sering onani....
mohon jawabannya segera.
terima kasih.
Tanggapan
Dear Oyan, ..
Masturbasi atau Onani adalah perilaku merangsang organ kelamin sendiri
untuk mendapatkan kepuasan seksual. Secara medis masturbasi tidak
menyebabkan dampak yang membahayakan sepanjang tidak
menggunakan alat-alat yang tidak steril yang dapat menyebabkan infeksi,
menurunnya konsentrasi sehingga menyebabkan produktifitas menurun.
Mengenai masturbasi dapat menyebabkan dengkul kropos, lutut lancip,
pantat tepos, dll itu hanyalah mitos.

PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus seorang remaja yang bernama
Oyan tersebut, kami berpendapat bahwa tindakan
remaja tersebut merupakan penyimpangan seksual.
Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi yang diberikan pada
remaja. Untuk mengurangi bahkan menghentikan
kebiasaaan onani yang dilakukan oleh Oyan ada
beberapa hal yang bisa dilakukan. Seperti harus
punya niat dan iman yang kuat untuk menghentikan
kebiasaan ini, bertekad untuk menghentikan
kebiasaan ini, tetaplah jaga niat tersebut,
gunakanlah waktu luang kamu dengan melakukan
kegiatan-kegiatan yang positif seperti olahraga,
mengembangkan hobi atau berorganisasi, agar
keinginan anda masturbasi dapat dialihkan, selain
itu kamu harus menghindari kegiatan yang dapat
menimbulkan rangsangan seksual seperti nonton
atau membaca buku porno.

Secara medis onani tidak menyebabkan


dampak yang membahayakan sepanjang
tidak merusak bagian tubuh atau
menggunakan benda-benda yang tidak
steril karena dapat menyebabkan infeksi.
Sedangkan secara psikologis dapat
menyebabkan ketagihan dan sulit
dihilangkan, timbul rasa bersalah/
berdosa, menurunnya konsentrasi
sehingga menyebabkan produktifitas
menurun.

Sedangkan kerugian secara spiritual yaitu dapat


menimbulkan dosa. Dalam Agama Islam
diajarkan, jika memang sudah tidak dapat
menahan hawa nafsu untuk melakukan
hubungan suami istri. Sebaiknya menikah untuk
menghindari zina dan dosa.
Disinilah harus ada peran Bidan dan
Pemerintah untuk memberikan pengetahuan
tentang Kesehatan Reproduksi. Sebaiknya
Pemerintah bersama Bidan memberikan
Kesehatan Reproduksi sejak dini. Untuk
mencegah terjadinya penyimpangan seksual
pada remaja. Selain itu peran dari orang tua
serta lingkungan masyarakat juga di perlukan
untuk mencegah penyimpangan seksual ini.

KESIMPULAN
1.

2.

3.

Saat ini masih banyak ditemui kasus mengenai


kesehatan reproduksi khususnya remaja karena :
a. Kurangnya kesadaran remaja akan pentingnya
menjaga organ reproduksinya.
b. Kurangnya iman dan agama yang kuat sehingga
tidak takut akan dosa
c. Kurangnya peran pemerintah dan Bidan dalam
merangkul para remaja dalam rangka mengurangi
kasus yang menyimpang kaum remaja
Kasus menyimpang dari para remaja yang didasari
kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi melanggar berbagai norma masyarakat
dan merugikan kesehatan fisik dan psikis.
Peran pemerintah dan Bidan sangat diperlukan
dalam mengurangi kasus-kasus menyimpang para
remaja.

SARAN
Bagi kaum remaja, agar lebih meningkatkan
iman dan kesadaran menjaga kesehatan
organ reproduksi agar tidak mudah
teerjerumus dalam dunia bebas.
Bagi orang tua, agar lebih meningkatkan
perhatian kepada anak-anak, khususnya anak
remaja yang psikisnya masih labil.
Bagi Pemerintah dan Bidan agar lebih
meningkatkan perannya dalam memberikan
pengetahuan kepada para remaja, khususnya
tentang kesehatan reproduksi misalnya
dengan memberikan penyuluhan atau
membuat pamflet-pamflet yang berisikan
tentang pentingnya menjaga organ reproduksi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai