Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia Nya dokumen ini dapat kami selesaikan. Dokumen ini adalah merupakan Laporan Akhir
dari pekerjaan Inventarisasi Bangunan Air Di Kabupaten Subang (Kecamatan Subang Dan
Kecamatan Cibogo).
Laporan ini memuat langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan, data yang tersedia, hasil survey
lapangan, metode kerja dan program kerja selanjutnya.
Terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala kerja sama, pengarahan dan petunjuk serta
kepercayaannya, sehingga kami dapat menyusun laporan ini.
Demikian laporan ini disusun, semoga bermanfaat dan dapat memenuhi kriteria yang ada.
Daftar Isi
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
2.2
2.2.1
2.2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.6.1
2.6.2
2.6.3
2.6.3.1
2.6.3.2
2.7
2.7.1
2.7.2
3.2
3.3
4.2
iii
Daftar Gambar
Daftar Tabel
vi
Bab I
Pendahuluan
I-1
1.3 SASARAN
Terkumpulnya data mengenai bangunan air yang bisa dijadikan acuan untuk memonitor
kondisi dan fungsi dari bangunan-bangunan air yang ada.
1.4 RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan ini adalah mencakup sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Data bangunan air yang ada di kecamatan Subang dan kecamatan Cibogo mulai dari
lokasi, dimensi, jenis bangunan dan kondisi bangunan;
I-2
Bab II
Gambaran Lokasi Pekerjaan
Kecamatan Subang
2.2.2
Soklat
291,258
Ha
Sukamelang
605,625
Ha
Cigadung
335,183
Ha
Parung
: 1.101,600
Ha
Pasirkareumbi
499,100
Ha
Dangdeur
790,600
Ha
Wanareja
: 1.864,250
Ha
Karanganyar
Ha
409,330
Kecamatan Cibogo
331
Ha
Belendung
386
Ha
Majasari
226
Ha
Cinangsi
235
Ha
Cibogo
: 1.303
Ha
Padaasih
249
Ha
Sumurbarang
857
Ha
Sadawarna
: 1.183
Ha
Cibalandong Jaya
Ha
967
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar atau peta di bawah ini:
II-2
Kecamatan
Cibogo
Kecamatan
Subang
2.3 GEOMORFOLOGI
Kecamatan Subang dan Cibogo terletak pada wilayah kabupaten Subang dengan klasifikasi
ketinggian 51 100 m DPL, termasuk wilayah transisi antara dataran landai dan pegunungan
kemiringan 18 45. Klasifikasi ketinggian daerah kabupaten Subang dapat dilihat
selengkapnya pada tabel berikut ini.
Tabel II-1 Klasifikasi Ketinggian di Kabupaten Subang
Untuk klasifikasi jenis tanah, tiga kelompok material geologi diidentifikasikan terdapat di
kecamatan Ciasem. Kelompok material geologi tersebut yaitu:
Aluvial; jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari
bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi
dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi.
Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah
cekungan (depresi).
Grumosol; merupakan tanah dengan kadar liat lebih dari 30 persen, bersifat
mengembang jika basah dan retak-retak jika kering. Retak (crack) dengan lebar 1 cm
dan dengan kedalaman retak hingga 50 cm dan dijumpai gilgai atau struktur membaji
pada kedalaman antara 25 125 cm dari permukaan.
Latosol; adalah tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut dengan kandungan bahan
organik, mineral primer dan unsur hara rendah, bereaksi masam (pH 4.5 5.5), terjadi
akumulasi seskuioksida, tanah berwarna merah, coklat kemerahan hingga coklat
kekuningan atau kuning. Tanah terdapat mulai dari daerah pantai hingga 900 m dengan
II-4
curah hujan antara 2500 7000 mm per tahun. Merupakan tanah yang mempunyai
distribusi kadar liat tinggi (>60%), KB < 50%, horison A umbrik dan horison B kambik.
Podsolik Merah Kuning; tanah mineral yang telah berkembang, solum (kedalaman)
dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak
asam (pH kurang dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga
kuning, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa,
tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah
hujan lebih dari 2500 mm/tahun.
Selengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
II-5
Kecamatan
Cibogo
Kecamatan
Subang
2.4 TOPOGRAFI
Kabupaten Subang dilihat dari topografinya dapat dibagi menjadi 3 kelompok kemiringan
tanah yaitu:
0 17 dengan luas 165.793,03 Ha atau 80,80% luas wilayah kabupaten Subang.
18 45 dengan luas 21.827,32 Ha atau 10,64% luas wilayah kabupaten Subang.
> 45 dengan luas 17.556,60 Ha atau 8,56% luas wilayah kabupaten Subang.
Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kecamatan Subang dan Cibogo sendiri termasuk pada daerah peralihan dimana kemiringan
lahan adalah 18 45.
2.5 KLIMATOLOGI
Secara topografi kabupaten Subang memiliki topografi yang lengkap dimulai dari daerah
pegunungan (500 - 1.700) m dpl dengan luas 41.035,09 Ha atau 20% dari luas wilayah
kabupaten Subang. Di wilayah Selatan karena dukungan alam pegunungan dengan demikian
memiliki suhu rata-rata yang relatif sejuk, berkisar 21 27 C. Sedangkan sisanya daerah
dataran atau sampai pantai (0 500) m dpl, memiliki suhu relatif panas 30 33 C.
Dengan adanya perbedaan topografis di atas, sehingga secara garis besar iklim di Kabupaten
Subang dapat dibagi menjadi bagian/ zona wilayah iklim. Dan adanya variasi iklim ini
menjadikan kelembaban udara di atas wilayah Subang mencapai 72% - 91% dengan curah
hujan rata-rata 3000 mm/tahunnya, dengan musim kemarau pertahunnya selama 4 bulan.
Curah hujan paling sedikit terjadi di daerah pantal yaitu dengan curah hujan sekitar 1.866
mm/tahun dan yang paling banyak curah hujan di daerah pegunungan yaitu Kabupaten
Subang bagian Selatan, Ciater dan sekitrnya mencapai 4.952 mm/tahun.
Kecamatan Subang dan Cibogo berada di daerah peralihan memiliki suhu yang relatif sejuk
sedang 25-29 C. Memiliki curah hujan rata-rata tinggi yaitu 2500 4000 mm. Secara lengkap
dapat dilihat pada peta kondisi iklim dan cuaca di bawah ini.
II-7
Kecamatan
Cibogo
Kecamatan
Subang
Kabupaten Subang memiliki berbagai jenis sumber daya mineral. Potensi sumber daya pada
sektor ini yang paling besar adalah bahan galian C. Dari jenis bahan mineral tersebut yang
paling banyak ditambang dan dimanfaatkan adalah jenis bahan galian untuk bahan bangunan
seperti batu belah, pasir dan sirtu. Sedangkan jenis bahan galian yang potensial untuk
ditambang yang tersebar di kecamatan Subang dan Cibogo adalah Sirtu dengan potensi
tersebar di daerah aliran sungai. Namun potensi ini justru biasanya tidak mengindahkan
dampak galian terhadap lingkungan terutama sungai. Di kecamatan Subang juga mempunyai
potensi sumber daya mineral berupa gypsum dengan potensi 5 juta kubik.
2.6.2
Peternakan
Hingga tahun 2007, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik pemerintah yang masih
digunakan di Kabupaten Subang tercatat sebanyak 3 buah yang salah satunya terletak di
Kecamatan Subang. Sedangkan RPH swasta yang ada saat ini adalah milik PT. Bina Mentari
Tunggal (dulu bernama PT. Prasanja Abadi) yang merupakan perusahaan peternakan yang
bergerak dalam bidang budidaya sapi potong dengan produk yang dihasilkan adalah berupa
daging segar (fresh/ frozen meat) yang telah melalui proses packaging (pengemasan) dengan
merk produk KIBIF.
Pasar hewan merupakan lokasi strategis untuk memantau terjadinya lalulintas ternak yang
masuk dan keluar wilayah kabupaten. Hingga tahun 2010, di Kabupaten Subang tercatat 10
buah pasar hewan yang tersebar di 10 kecamatan yaitu Subang, Jalancagak, Sagalaherang,
Cisalak, Tanjungsiang, Purwadadi, Pabuaran, Pagaden, Pamanukan dan Ciasem. Pengelolaan
pasar hewan se-Kabupaten Subang berada di bawah koordinasi Kepala UPTD (Unit Pelaksana
Teknis Dinas) Pasar Hewan yang merupakan salah satu UPTD yang berada di lingkungan Dinas
Peternakan Kabupaten Subang.
2.6.3
Industri
Kecamatan Subang dan Cibogo memiliki beberapa potensi industri, mulai dari industri kecil
dan menengah serta industri besar.
2.6.3.1
Kecamatan Subang
II-9
2.6.3.2
Kecamatan Cibogo
2.7 PENDUDUK
2.7.1
Kecamatan Subang
Berdasarkan data dari Kabupaten Subang dalam Angka tahun 2013 jumlah penduduk
kecamatan Subang adalah 124.367 jiwa dimana 63.162 laki-laki dan 61.205 perempuan,
dengan tingkat kepadatan penduduk 2108 jiwa/km2. Dari segi tingkat pendidikan tahun
2011 - 2012 kecamatan Subang memiliki 2.151 lulusan SD, 2.117 lulusan SMP, 2.767 lulusan
SMU dan 2.867 lulusan SMK.
2.7.2
Kecamatan Cibogo
Berdasarkan data dari Kabupaten Subang dalam Angka tahun 2013 jumlah penduduk
kecamatan Subang adalah 41.970 jiwa dimana 21.143 laki-laki dan 20.847 perempuan, dengan
tingkat kepadatan penduduk 1367 jiwa/km2. Dari segi tingkat pendidikan tahun 2011 - 2012
kecamatan Cibogo memiliki 552 lulusan SD, 418 lulusan SMP dan 32 lulusan SMK.
II-10
Bab III
Metodologi Kerja
Konsultan dalam rencana melaksanakan pekerjaan ini, sesuai dengan arahan pada KAK akan
melakukan beberapa tahap kegiatan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Data bangunan air yang ada di kecamatan Subang dan kecamatan Cibogo mulai dari
lokasi, dimensi, jenis bangunan dan kondisi bangunan;
III-2
Bab IV
Survey Lapangan
Pelaksanaan survey lapangan dilakukan fokus di 2 (dua) wilayah kecamatan, yaitu kecamatan
Subang dan Cibogo.
Pint.Lwnngk05
Pint.Skmlng04
Pint.Cdh02
Pint.Cdh01
Pint.Skmlng03
Cisaga
Pint.Skmlng02
Sukamelang
Pint.Cly04
Pint.Skmlng01
Pint.Chlt02
Pint.Lwnngk04
Pint.Lwnngk03
Pint.Chlt01
Tal.Chlt
Dangdeur
Bend.Pntyh
Pint.Lwnngk02
Pint.Cly03
Pint.Lwnngk01
Pint.Cly03A
Karanganyar
P.Peng.Lwnngk
Pint.Cpria04
Cigadung
Pint.Cly02
Tal.Dok.
Pint.Sklt04
KEC.
Pint.Cpria02
Pint.Sklt03
Soklat
Pint.Cpria01
Pint.Cpria03
Pint.Sklt02
Pint.Cmrt02
Pint.Sklt01
Pint.Cly01
Pint.Cmrt01
SUBANG
Pint.Wnrj01
P.Peng.Cly
Bend.Cly
Pasirkareumbi
Majasari
Belendung
St.Cpcng.P02
St.Cpcng.P01
St.Cbg.P02
St.Cbg.P01
St.Cbg.P03
Padaasih
Sumurbarang
Cibogo
St.Cngs.P01
CinangsiSt.Cngs.P02
KEC.
CIBOGO
Wanareja
Sadawarna
Parung
Cibalandong
Jaya
IV-1
IV-2
Lokasi-lokasi bangunan air hasil dari pencarian pada aplikasi Google Earth berdasarkan
koordinat survey di lapangan.
4.1 DI CILEULEUY
IV-4
IV-5
IV-6
IV-7
IV-8
IV-9
IV-10
IV-11
IV-12
IV-13
IV-14
IV-15
IV-16
IV-17
IV-18
IV-19
IV-20
Bab V
Kesimpulan Saran
Di beberapa lokasi bangunan kondisinya sudah tidak bisa bekerja secara optimal karena
adanya kerusakan pada bangunan air tersebut. Secara umum kerusakan atau masalah yang
terjadi pada bangunan air adalah sebagai berikut:
Komponen bangunan air yang hilang.
Kompnen bangunan air yang rusak.
Terjadinya kebocoran bangunan air akibat retakan, terkelupas, berlubang dan lain
sebagainya.
Banyaknya sampah di saluran atau sungai.
Banyaknya sedimentasi.
Gagal konstruksi
Namun kerusakan-kerusakan di atas masih bisa dikatakan kerusakan atau permsalahan yang
relatif kecil. Namun apabila tidak segera dilaksanakan perbaikan, bisa jadi kerusakan dan
permasalahan yang ada tadi akan menjadi besar dan mengakibatkan bangunan air tersebut
fungsinya tidak maksimal atau bahkan menjadi tidak berfungsi sama sekali.
Oleh karena itu saran dari kami sebagai konsultan adalah sebagai berikut:
Melaksanakan sistem operasional dan pemeliharaaan (O&P) yang telah di tetapkan
secara kontinyu.
Melakukan perbaikan dengan segera pada bagian-bagian bangunan yang telah
mengalami kerusakan, atau memang sudah waktunya untuk diganti.
Melakukan sosialisi kepada masayarakat sekitar bangunan air untuk ikut memelihara
bangunan-bangunan air yang ada.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar bangunan air untuk ikut menjaga agar
fungsi bangunan air tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang direncankan, contohnya
dengan tidak membuang sampah disungai atau disaluran.
V-1