Anda di halaman 1dari 3

RESIN AKRILIK

2.1 Polimer dan Resin Sintetik


2.1.1 Polimer
Polimer adalah suatu rantai panjang molekul yang terdiri dari ulangan banyak unit. Monomer
adalah ulangan unit terkecil dalam suatu rantai polimer. Polimerisasi adalah reaksi pembentukan
polimer dari beberapa buah monomer. Jadi, polimer terbentuk dari banyak monomer
Polimer terbagi menjadi dua, yaitu polimer alami dan polimer buatan
Polimer alami, misalnya:
o Protein (rantai amida / peptida)
o Polysoprene (rubber dan gutta percha)
o Polysaccharida (starch, ceilulosa, agar dan alginat)
o Asam polynucleic (asam DNA dan asam RNA)

Polimer buatan, misalnya:


o Bakelite
o nylon
o terylene
o polythene
Banyak diantara bahan ini dipergunakan untuk pembuatan landasan gigi tiruan dan keperluan
kedokteran gigi lainnya.
Ada dua jenis proses polimerisasi, yaitu:
1. Polimerisasi Pertumbuhan Bertahap
Reaksi yang menghasilkan polimerisasi pertumbuhan bertahap berlangsung dalam mekanisme yang
sama seperti reaksi kimia antara 2 atau lebih molekul-molekul sederhana. Terjadi perubahan
komposisi.

2. Polimerisasi Tambahan
Reaksi dimana tidak terjadi perbahan komposisi dengan menghasilkan molekul raksasa dalam
ukuran yang hampir tidak terbatas. Proses polimerisasi jenis ini terdiri dari 4 tahap, yaitu:

a) Induksi
haruslah terdapat radikal bebas. Radikal bebas
dapat dihasilkan dengan mengaktifkan molekul monomer dengan sinar UV, sinar biasa, panas, atau
pengalihan energi dan komposisi lain yang bertindak sebagai radikal bebas.
b) Penyebaran
erlanjut dengan terbentuknya panas, sampai semua monomer telah diubah
menjadi polimer. Meskipun demikian, reaksi polimerisasi tidak pernah sempurna.
c) Pengakhiran
pertukaran
atom hidrogen dari satu rantai yang tumbuh ke rantai yang lain.
d) Pengalihan rantai
diubah dari satu radikal aktif menjadi suatu molekul tidak aktif, dan tercipta molekul
baru untuk pertumbuhan selanjutnya.
Gambar 1. Proses Polimerisasi Tambahan

Terdapat beberapa sifat fisik polimer yang dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam temperatur
dan lingkungan serta komposisi, struktur, dan berat molekul suatu polimer:

Gambar 2. Pengaruh Temperatur

Reaksi polimerisasi cederung tidak menghasilkan suatu monomer yang habis sempurna, tidak selalu
juga membentuk polimer dengan berat molekul tinggi. Ketidakmurnian monomer selalu
menghambat reaksi-reaksi tersebut. Ketidakmurnian dalam monomer yang dapat bereaksi dengan
radikal bebas akan menghambat atau menunda reaksi polimerisasi.
2 atau lebih monomer yang berbeda secara kimia, masing-masing dengan sifat yang diinginkan,
dapat dikombinasi. Polimer yang terbentuk
kopolimerisasi. Dalam kopolimer, jumlah dan posisi relatif dari berbagai unit mungkin bervariasi
antara masing-masing makromolekul.
Pada polimerisasi bertahap maupun polimerisasi tambahan harus menghasilkan makromolekul
linier. Unit struktur polimer dapat dihubungkan dengan cara tertentu untuk membentuk polimer

cabang non linier atau polimer berikatan silang. Polimer gigi linier adalah struktur tidak teratur atau
tidak berbentuk kristal.

Gambar 3. Struktur Polimer

Terdapat beberapa klasifikasi polimer, yaitu:


1) Natural inorganic polymers
2) Natural organic polymers
protein.

olikarbonat) seperti selulosa, asam nukleat, dan

3) Synthetic inorganic polymers


4) Synthetic organometallic polymers
2.1.2 Resin Sintetik
Resin sintetik sering disebut plastik. Bahan plastik merupakan suatu substansi yang cukup stabil
dimensinya dalam penggunaan normal, bersifat plastik pada beberapa tahap pembuatan.
Bahan plastik biasanya merupakan polimer. Berdasarkan sifat thermal, dibagi menjadi:
Termoplastik
Termosetting
Resin adalah bagian dari polimer. Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Resin sintetik
berpolimerisasi secara acak dari tempat tertentu yang telah diaktivasi.

Anda mungkin juga menyukai