Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014

MODUL
PEMBIMBING

: Mixing
: Ir. Gatot Subiyanto, MT.

Tanggal Praktikum

: 13 Mei 2014

Tanggal Pengumupulan

: 20 Mei 2014

(Laporan)

oleh :
Kelompok 1

Abdussalam Topandi

121424001

Achmad Faisal

121424002

Ade Julistian

121424003
Kelas 2A-TKPB

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

Pencampuran (Mixing)
I.

PENDAHULUAN

Tujuan Percobaan
1. Mempelajari proses pencampuran dalam tangki berpengaduk.
2. Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pencampuran.
3. Menggambarkan pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk.
4. Membuat grafik bilangan Reynolds terhadap waktu yang diperlukan dalam
pencampuran sampai homogen.
5. Menentukan daerah rezim aliran dalam operasi pengadukan.

II.

DASAR TEORI
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang
diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar
(terdispersi).Adapun tujuan daripengadukan yaitu :
1. Mencampur dua cairan yang saling melarut
2. Melarutkan padatan dalam cairan
3. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung
4. untuk mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jacket
pada dinding bejana
Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu
bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau
lebih.
Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini, dalam aplikasi nyata
bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki
dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk,
kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik
fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Oleh karena itu, perlu tersedia
seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa digunakan untuk mempelajari operasi dari
pengadukan dan pencampuran tersebut. Pencampuran terjadi pada tiga tingkatan yang
berbeda yaitu :

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 2

Pencampuran (Mixing)
1. Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara
keseluruhan (bulk flow).
2. Eddy diffusion : pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida yang
terbentuk dan tercampakan dalam medan aliran.
3. Diffusion : pencampuran karena gerakan molekuler.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan
adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan
turbulen dengan pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang
berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan viskositas.
Secara khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi
tiga jenis permasalahan utama, yaitu :
1. Untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase
multikomponen.
2. Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian-bagian dari
sistem yang tidak seragam.
3. Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa
perubahan komposisi.
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas,
diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair,
kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia.

2.1 Tangki Pencampuran (Mixing)


Alat pencampur fasa padat ke fasa cair jenis ini diperuntukkan untuk memperoleh
campuran dengan viskositas rendah, biasanya berupa tangki pencampur beserta
perlengkapannya. Dimensi tangki/ vessels, jenis pengaduk/ impeller, kecepatan putar
pengaduk, jenis pengaduk, jumlah penyekat/ buffle, letak impeller beserta dimensinya
bergantung dari kapasitas dan jenis dari bahan yang dicampurkan.

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 3

Pencampuran (Mixing)
Belt

Hand hole

Motor

J
W
Da

Dt

2.2 Bagian Bagian Alat Pencampur


Bagian bagian dari unit alat pencampur ini terdiri dari :
a.

Tangki/ vessel
Biasanya berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas tangki

bisa terbuka maupun tertutup. Bagian bawah (bottom end) dibuat melengkung
(cembung) agar tidak terjadi stagnasi (penumpukan di sudut bejana) dan agar tidak
terdapat terlalu banyak daerah yang sulit ditembus arus zat cair. Kedalaman zat cair
biasanya hampir sama dengan diameter tangki (h d). Syarat tangki antara lain :
a.

Bahan tangki tidak bereaksi dengan bahan yang digunakan

b.

Ukuran tangki pengaduk

c.

Harus bisa memuat volume bahan

d.

Ketahanan bahan

e.

Harus mempunyai ruang kosong yang tidak dipenuhi oleh fluida, hal ini untuk
mengatasi pergolakan fluida akibat adukan, khususnya untuk fluida yang
cenderung fuming (berbusa) bila diaduk. h = 2/3 ht atau h = 3/4 ht

f.

Bahan bejana terbuat dari bahan inert dan cukup kuat.

Di dalam tangki dipasang impeller pada ujung poros menggantung, artinya


poros itu ditumpu dari atas.Poros itu digerakkan oleh motor.Tangki itu biasanya
diperlengkapi pula dengan lubang masuk dan lubang keluar, dan sumur untuk
menempatkan thermometer.

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 4

Pencampuran (Mixing)
b.

Penyekat/ buffle
Sekat (Baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada

dinding tangki.Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya pusaran
saat terjadinya pengadukan dan pencampuran.Oleh karena itu, posisi sumbu pengaduk pada
tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya pemakaian sekat akan
menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan daya pengadukan.
Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi yang lebih baik di dalam tangki, karena
pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian.Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar
mampu menghasilkan pencampuran yang lebih baik.Selain itu, sekat berbentuk batang
biasanya diletakkan dipinggir tangki berguna untuk menghindari vortex dan digunakan
untuk mempolakan aliran menjadi turbulen. Jumlah baffle biasanya 3, 4 atau 6 buah .

(Pemasangan Baffle diharapkan mampu meningkatkan kualitas pencampuran)


Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 4 biasa menghasilkan
pola putaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan sebaiknya berukuran 1/12
diameter tangki.
c.

Pengaduk/ impeller
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan

proses dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dengan aliran aksial
dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan
pencampuran.Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan
secara umum, yaitu pengaduk baling baling (propeller), pengaduk turbin (turbine),
pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 5

Pencampuran (Mixing)
a. Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
Pengaduk jenis propeller ini memiliki ciri-ciri yaitu :
a. Bentuknya seperti baling-baling
b. Membentuk karekter aliran aksial
c. Biasanya digunakan untuk jenis campuran dimana yang satu padat dan satu
cair, campuran yang susah larut dan terdapat butiran, namun tidak bisa
larutan yang kental.

Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah balingbaling berdaun tiga.

Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c)

Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.

b. Pengaduk Dayung (Paddle)


Terdapat dua tipe, yaitu untuk jenis campuran yang kental bisa di gunakan tipe
jangkar (berbentuk lempeng dan memutar) dan untuk campuran cair-cair yang tidak
terlalu intensif dapat digunakan jenis dayung yang berpenampang bawahnya
horizontal.Tipe aliran pada pengaduk dayung (paddle) ini adalah aliran tangensial.
Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kecepatan rendah
diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa
digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung
biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari
panjangnya.

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 6

Pencampuran (Mixing)

Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran
radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung
jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan.
Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah
tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat
terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke
dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk
dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan
kosmetik.
Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan menempatkan
pengaduk pada pusat diameter tangki (center)). Posisi ini memiliki pola aliran yang khas.
Pada tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar ditengah, energi sentrifugal yang
bekerja pada fluida meningkatkan ketinggian fluidapada dinding dan memperendah ketinggian
fluida pada pusat putaran. Pola ini biasa disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada
sumbu pengaduk. Pusaran ini akan menjadi semakin besar seiring dengan peningkatan
kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk. Pada sebuah
proses dispersi gas-cair, terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan
pusaran tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan
dan sebaliknya.

(Posisi Center dari sebuah Pengaduk yang menghasilkan Vortex


Laporan Praktikum (Kelompok 1) 7

Pencampuran (Mixing)
Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi
sumbu pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun
berjarak dekat dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah diagonal
(incline). Perubahan posisi ini menjadi salah satu variasi dalam penelitian yang dilakukan.
2.3. Ukuran dan letak (impeller)
Ukuran impeller biasanya berkisar antara 0,3 0,6 kali diameter tangki
sedangkan letak impeller tergantung pada dimensi vessel viscositas campuran yang
diaduk. Tata letak dari impeller seperti pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel. 1 Tata Letak Impeller dalam Vessel

Viscosity
CP

Max
Level H/
Dt

Jumlah
Impeller

Letak Impeller

Bawah

Atas

< 25.000

1,4

H/3

< 25.000

2,1

Dt/3

2/3 h

> 25.000

0,8

H/3

> 25.000

1,6

Dt/3

2/3 h

h adalah tinggi vessel s dan Dt adalah diameter vessel s

Letak impeller untuk tangki dengan menggunakan buffle biasanya di tengah/


center, karena pola turbulensi yang dikehendaki akan terbentuk dengan adanya buffle.
Untuk tangki tanpa menggunakan baffle letak pengaduk sangat mempengaruhi pola
aliran yang dihasilkan. Biasanya untuk menghindari adanya vortek aliran fluida
karena pengadukan tangki tanpa buffle meletakkan pengaduk tidak tepat ditengah/
tidak senter dengan tangki.
2.4. Kecepatan Pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk
bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 8

Pencampuran (Mixing)
klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah,
sedang dan tinggi.
2.5 Waktu Pencampuran
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan
kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah
laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir.
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini
dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :
a) Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle
b) Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel)
c) Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d) Laju putaran pengaduk
e) Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :

f)
g)

a.

Jarak pengaduk terhadap dasar tangki

b.

Pola pemasangan :

Center, vertikal

Off center, vertical

Miring (inclined) dari atas

Horisontal

Jumlah daun pengaduk


Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk

2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :


a.

Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk

b. Perbandingan viskositas cairan yang diaduk


c.

Jumlah kedua cairan yang diaduk

d. Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 9

Pencampuran (Mixing)
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk
mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama tehadap
waktu pencampuran.
Impeler yang berputar akan menghasilkan efek pencampuran, biasanya
putaran tinggi menghasilkan aliran lebih bergolak sehingga menghasilkan efek
pencampuran lebih efektif. Adanya buffle akan mengakibatkan aliran berbelok arah dari
tepi dinding menuju pusat tangki, sehingga menyebabkan efek pencampuran bertambah
efektif. Waktu pencampuran secara umum, diberikan oleh Norwood dan Metzner
adalah :
t (nDa 2 ) 2 / 3 g 1 / 6
ft T
ntT
H 1 / 2 Dt

Da Dt
Dt H

1/ 2

g
2

n Da

1/ 6

.............. (1)

Untuk pengaduk propeler,


tT (nDa 2 ) 2 / 3 g 1 / 6
Da
ft
ntT
1/ 2
H Dt
Dt

3/ 2

Dt
H

1/ 2

g
2

n Da

1/ 6

.............. (2)

Dimana :

III.

Da

= Diameter pengaduk (m)

Dt

= Diameter tangki (m)

= Tinggi tangki (m)

ntT

= Mixing time factor

= Percepatan gravitasi (m/s2)

= Kecepatan putar (rpm)

ft

= Blending time factor

PERCOBAAN

Alat & Bahan


1. Tangki

6. Gelas ukur 50 ml

2. Pengaduk

7. CH3COOH 1M

3. Viscometer

8. Aquades

4. Piknometer

9. NaOH 1 M

5. Gelas kimia 50 ml, 100 ml

10. Indikator p.p


Laporan Praktikum (Kelompok 1) 10

Prosedur Kerja

Buat Larutan NaOH


1M dan Asam Asetat
1M, masing-masing 6L

Lakukan variasi
kecepatan putaran

Ukur Densitas dan


Viskositas NaOH &
Asam Asetat

Masukan dalam
tangki Mixing

Amati pola aliran


dalam proses

Aduk campuran,
pengadukan diatur
speed regulation

Data Pengamatan

Data Pengamatan
Konsentrasi NaOH

=1M

Konsentrasi CH3COOH

=1M

Diameter pengaduk (Da)

= 11 cm = 0,11 m

Diameter tangki

= 30 cm = 0,3 m

(Dt)

Tinggi tangki (H)

= 0,9 m

Tinggi cairan dalam tangki

= 18 cm = 0,18 m

Berat piknometer (25mL)

= 21,16 gram

Waktu pencampuran:
No.

Kecepatan (rpm)

Waktu (detik)

67,8

72

127,6

31

286,5

Pencampuran (Mixing)

Data pengamatan:
Berat larutan +
No.

Larutan

Viskositas (cP)

piknometer
(gram)

NaOH

40

48,80

CH3COOH

34

48.02

3
4

Na-CH3COO
(Campuran)
Air

29
32

48,29

Dokumentasi Praktikum

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 12

Pencampuran (Mixing)
IV.

PENGOLAHAN DATA
a) Reaksi yang terjadi :
NaOH + CH3COOH CH3COO-Na + H2O
b) Kalibrasi viskositas:
Viskositas air pada 25 0C = 0,8937 cP

Viskositas NaOH sebenarnya:

=
=

Viskositas CH3COOH sebenarnya:

=
=

Viskositas campuran:

=
=

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 13

Pencampuran (Mixing)
c) Densitas larutan:

Larutan NaOH:
Berat NaOH = 48,80 gram - 21,16 gram = 27,64 gram

Larutan CH3COOH:
Berat Asam Asetat = 48.02 gram - 21,16 gram = 26,84 gram

Larutan Campuran:
Berat Campuran = 48,29 gram - 21,16 gram = 27.13 gram

d) Tabel hasil perhitungan:


Viskositas

Viskositas

Densitas

(cP)

(kg/m.s)

(gram/mL)

NaOH

1,1171

1,1171x10-3

1,1056

CH3COOH

0,9496

0,9496x10-3

1,0736

Campuran

0,8099

0,8099x10-3

1,0852

No.

Larutan

e) Tabel kecepatan dalam rps:


No.

Kecepatan (rpm)

Kecepatan (rps)

Waktu (detik)

67,8

1,13

72

127,6

2,1267

31

286,5

4,775

f) Penentuan Bilangan Reynolds (NRe) dan Tempuhan putaran impeller (d) :

d = n(rps) x t

Kecepatan 1,13 rps:

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 14

Pencampuran (Mixing)

=
= 136,27 (Aliran Laminer)
d = 1,13 rps x 72s = 81,36 rad

Kecepatan 2,1267 rps:

=
= 256,46 (Aliran Laminer)
d = 2,13 rps x 31s = 66 rad

Kecepatan 4,775 rps:

=
= 575,83 (Aliran Laminer)
d = 4,78 rps x 6s = 28,68 rad
No.

Nre

d (rad)

Kecepatan (rps)

Waktu (detik)

136,27

81,36

1,13

72

256,46

66

2,13

31

575,83

28,68

4,78

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 15

Pencampuran (Mixing)
g) Kurva Bilangan Reynolds (Re) campuran terhadap waktu pengadukan:

Re vs Waktu Pengadukan
Bilangan Reynolds (Re)

700
600
500
400
300

Re vs Waktu
Pengadukan

200
100
0
0

20

40

60

80

Waktu Pengadukan

h) Kurva kecepatan (rps) terhadap waktu pengadukan :

Kurva Kecepatan (rps) Vs Waktu


6

Kecepatan (rps)

5
4
3
Kurva Kecepatan (rps)
Vs Waktu

2
1
0
0

20

40

60

80

Waktu (s)

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 16

Pencampuran (Mixing)
i) Kurva Ln Nre terhadap putaran impeler (d) :
No.

Nre

d (rad)

Ln (Nre)

Ln (d)

136,27

81,36

4,91

4,40

256,46

66

5,55

4,19

575,83

28,68

6,36

3,36

Ln d

Kurva Ln Nre Vs Ln d
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

6.36, 3.36

Kurva Ln Nre Vs Ln d

Ln Nre

V.

PEMBAHASAN

VI.

KESIMPULAN
Pada praktikum ini didapatkan :
1) Hubungan kecepatan putaran dengan waktu :
No.

Kecepatan (rpm)

Kecepatan (rps)

Waktu (detik)

67,8

1,13

72

127,6

2,1267

31

286,5

4,775

2) Parameter Hidrodinamika tangki :


No.

Nre

d (rad)

136,27

81,36

256,46

66

575,83

28,68

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 17

Pencampuran (Mixing)

3) Aliran pencampuran pada run 1 (67,8 rpm), run 2(127,6 rpm), dan run 3(286,5
rpm) berada pada regime Laminer.

VII.

DAFTAR PUSTAKA

1) Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill


2) Book Co., New York, 1978
3) Perry, R., Green, D.W., and Maloney, J.O., Perrys Chemical Engineers Handbook,
6th Edition, McGraw-Hill, Japan, 1984
4) Brodley, and Hershey, Transport Phenomena : A Unified Approach, McGrawHillBook Co., New York, 1988, Chapter:Aplication of Mixing
5) Moo-Young et al., The Blending Efficiencies of Some Impellers in Batch Mixing,
AIChEJ, 18 (1), 1972, pp. 178-182
6) Husni, Ahmad. 2012. Mixing Proses.
http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixingprocess.html [di unduh pada 21-05-2014]

Laporan Praktikum (Kelompok 1) 18

Anda mungkin juga menyukai