Oleh:
William(11-2009-008)
Budi Setiawan (11-2009-186)
Arief Budiman (11-2009-223)
DEFINISI TINITUS
suatu gangguan pendengaran (gejala) dengan keluhan
perasaan mendengar bunyi tanpa ada rangsang bunyi dari
luar berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis atau
berbagai macam bunyi yang lain dan berlangsung
sementara dan intermiten
ANATOMI TELINGA
TELINGA LUAR
Daun telinga (tulang rawan elastin dan kulit)
untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang
telinga dan akhirnya menuju gendang telinga
Liang telinga
berbentuk huruf S sepanjang 2,5 - 3 cm 2/3 depan saluran
yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut.
Pada bagian 1/3 dalam tidak ditemukan kelenjar yang
menghasilkan serumen
TELINGA TENGAH
Gendang telinga
Lapisan yg berfungsi meneruskan suara ke telinga tengah
3 tulang pendengaran (os malleus, os incus, dan os stapes).
TELINGA DALAM
labirin osea, yaitu sebuah rangkaian rongga pada
tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi
cairan perilimfe & labirin membranasea, yang
terletak lebih dalam dan memiliki cairan
endolimfe.
TELINGA DALAM
koklea terdiri atas tiga bagian yaitu skala vestibuli,
skala media, dan skala timpani. Di atas membran
basilaris terdapat organ corti (sel rambut dan sel
penyokong) berfungsi mengubah getaran suara
menjadi impuls. sel rambut akan dihubungkan
dengan bagian otak dengan N.vestibulokoklearis.
TELINGA DALAM
bagian telinga dalam terdapat indera
keseimbangan. terletak di belakang labirin yang
membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta
tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis
semisirkularis.
FISIOLOGI PENDENGARAN
Gelombang bunyi : daun telinga liang telinga
telinga tengah dengan menggetarkan gendang telinga
maleus, incus dan stapes, ke foramen oval cairan
limfe yang ada di dalam skala vestibuli menggerakkan
membrana Reissner menggetarkan endolimfa.
gerakan relatif antara membran basalis dan membran
tektoria.
FISIOLOGI PENDENGARAN
EPIDEMIOLOGI
penderita berusia 40-70 tahun. Penderita yang berusia
kurang dari 45 tahun hanya berkisar 1%, pada orang tua
60-69 tahun sekitar 12%. Orang yang berusia 70 tahun ke
atas berisiko terkena tinitus 20-30%. Jenis kelamin pria
lebih berisiko untuk terkena tinitus.
ETIOLOGI
1)Tinitus karena kelainan somatik daerah leher dan
rahang
a)Trauma kepala dan Leher
b)Artritis pada sendi temporomandibular (TMJ)
2)Tinitus akibat kerusakan n. Vestibulokoklearis
ETIOLOGI
3)Tinitus karena kelainan vaskular
a)Atherosklerosis
b)Hipertensi
c)Malformasi kapiler
d)Tumor pembuluh darah
ETIOLOGI
ETIOLOGI
7)Tinitus akibat obat-obatan
a)Analgetik, seperti aspirin dan AINS lainnya
b)Antibiotik, seperti golongan aminoglikosid (mycin),
kloramfenikol, tetrasiklin, minosiklin.
c)Obat-obatan kemoterapi, seperti Belomisisn, Cisplatin,
Mechlorethamine, methotrexate, vinkristin
d)Diuretik, seperti Bumatenide, Ethacrynic acid, Furosemide
e)lain-lain, seperti kloroquin, quinine, merkuri, timah
ETIOLOGI
8)Tinitus akibat gangguan mekanik
9)Tinitus akibat gangguan konduksi
10)Tinitus akibat sebab lainnya
a) Tuli akibat bising
b) Presbikusisv
c) Sindrom Meniere
KLASIFIKASI
Berdasarkan objek yang mendengar:
Tinitus Obyektif dapat didengar pemeriksa
Tinitus Subyektif hanya didengar penderita
Berdasarkan kualitas suara:
Tinitus Pulsatil suara bersamaan dengan
denyut jantung
Tinitus Nonpulsatil menetap, tidak terputus
PATOFISIOLOGI
aktivitas elektrik di area auditoris bunyi
namun impuls bukan dari bunyi eksternaltetapi
dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh
pasien sendiri berupa bergemuruh atau
berdenging karena kelainan telinga bersifat terus
menerus/hilang timbul.
PATOFISIOLOGI
Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli
sensorineural dan dapat juga terjadi karena
gangguan konduksi (berupa bunyi rendah)
Jika ada inflamasi terasa berdenyut ( tinius pulsatil)
PATOFISIOLOGI
Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler
Bunyinya seirama dengan denyut nadi, : aneurisma dan
aterosklerosis.
Tinitus objektif disebabkan karena tuba eustachius terbuka,
sehingga ketika bernapas membran timpani bergerak dan
terjadi tinitus.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Anamnesis
Lama serangan
PEMERIKSAAN FISIK
Normal
Tuli Konduktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT scan
MRI
PENATALAKSANAAN
Oleh Jastreboff
Kombinasi konseling terpimpin, terapi akustik dan
medikamentosa bila diperlukan.
Tujuan: memicu dan menjaga reaksi habituasi dan
persepsi tinitus dan atau suara lingkungan yang
terganggu
Habituasi hasil modifikasi hubungan sistem auditorik
ke sistem limbik dan SSO.
TRT tidak dapat menghilangkan tinitus dengan
sempurna, tapi memberikan penurunan toleransi
terhadap suara.
Edukasi
PENCEGAHAN
Prognosis
Tergantung penyebab
Umumnya ad bonam
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA