Bab Ii Tinjauan Pustaka
Bab Ii Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kriteria
diagnostik
PERKENI
(Perkumpulan
10
11
II.I.3. Etiologi
Penyebab-penyebab tertentu yang berhubungan dengan proses
terjadinya diabetes melitus tipe II menurut Guyton & Hall (2002),
yaitu:
1.
2.
Obesitas
3.
Riwayat keluarga
12
13
h. Dislipedimia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak
darah (Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara
kenaikan plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl)
sering didapat pada pasien diabetes.
II.I.5. Patofisiologi
Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan
sekresis insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor
khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme
glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai
dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi
tidak efektif untuk menstimulasi pengambila glukosa oleh
jaringan.
Untuk
mengatasi
resistensi
insulin
dan
mencegah
14
Glukosa
HATI
SEL
PANKREAS
Sekresi berkurang
Genetik
Resistensi Insulin
Hipersulinemia
Resistensi Insulin Terkompensasi ( Normal atau TGT )
Di dapat
Genetik
Di dapat
-Toksisitas glukosa
- Asam lemak, dll
Kelelahan sel Beta
DM Tipe 2
-
Resistensi insulin
15
16
diabetes
lama,
katabolisme
protein
di
otot
dan
17
i. Kelemahan tubuh
Kelemahan tubuh terjadi akibat penurunan produksi energi
metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis tidak
dapat berlangsung secara optimal.
j. Luka/ bisul yang tidak sembuh-sembuh
Proses penyembuhan luka membutuhkan bahan dasar utama dari
protein dan unsur makanan yang lain. Pada penderita diabetes
melitus bahan protein banyak diformulasikan untuk kebutuhan
energi sel sehingga bahan yang dipergunakan untuk penggantian
jaringan yang rusak mengalami gangguan. Selain itu luka yang
sulit
sembuh
juga
dapat
diakibatkan
oleh
pertumbuhan
II.I.7. Komplikasi
a. Komplikasi akut
1) Ketoasidosis diabetik
Adalah keadaan dekompensasi kekacauan metabolik yang
ditandai oleh trias, terutama diakibatkan oleh defisiensi insulin
absolut atau insulin relatif.
2) Hipoglikemi
Adalah penurunan kadar glukosa dalam darah. Biasanya
disebabkan peningkatan kadar insulin yang kurang tepat atau
asupan karbohidrat kurang.
18
b. Komplikasi kronis
1) Mikroangiopati
a) Retinopati
diabetikum
disebabkan
karena
kerusakan
gula
darah,
faktor
sistematik
(hipertensi,
kehamilan).
b) Nefropati diabetikum yang ditandai dengan ditemukannya
kadar protein yang tinggi dalam urin yang disebabkan
adanya kerusakan pada glomerulus. Nefropati diabetikum
merupakan faktor resiko dari gagal ginjal kronik.
c) Neuropati diabetikum biasanya ditandai dengan hilangnya
reflex. Selain itu juga bisa terjadi poliradikulopati
diabetikum yang merupakan suatu sindrom yang ditandai
dengan gangguan pada satu atau lebih akar saraf dan dapat
disertai dengan kelemahan motorik, biasanya dalam waktu
6-12 bulan.
2) Makroangiopati
a) Penyakit jantung koroner dimana diawali dari berbagai
bentuk dislipidemia, hipertrigliseridemia dan penurunan
kadar HDL. Pada DM sendiri tidak meningkatkan kadar
LDL, namun sedikit kadar LDL pada DM tipe II sangat
bersifat atherogeni karena mudah mengalami glikalisasi dan
oksidasi.
b) Kaki Diabetik
Terdapat 4 faktor utama yang berperan pada kejadian kaki
19
diabetes melitus :
(1) Kelainan vaskular : Angiopati, contoh : aterosklerosis
(2) Kelainan saraf : Neuropati otonom dan perifer
(3) Infeksi
(4) Perubahan biomekanika kaki
II.I.8. Penatalaksanaan
20
: 60 70 %
Protein
: 10 15 %
Lemak
: 20 25 %
pasien
yang
memerlukan
insulin
untuk
membantu
b. Latihan
21
c. Edukasi
pemantauan
glukosa
darah
mandiri
dan
sistem
pendukung
dan
mengajarkan
keterampilan
8) Dapat mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan
proses
edukasi
dan
memerlukan
penilaian,
22
utama
energi
untuk
sel-sel
tubuh
23
24
25
Bukan DM
(mg/dl)
Belum pasti
DM
DM
<110
110 199
>200
Darah kapiler
<90
90 199
>200
Plasma vena
<110
110 125
>126
Darah kapiler
<90
90 109
>126
Panduan
Federasi
Diabetes
Internsional
(IDF)
tentang
Triyono,Heru.(2009).Tempo
Interaktif
Kesehatan.http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/07/21/brk,
20090721188151,id.html diakses tanggal 20 Maret 2011).
Menurut Em Yunir ( 2007 : 117 ), kadar glukosa darah prepardial
90 130 mg/ dL, kadar glukosa darah postpradial : < 180 mg/ dL.
26
Bila
level
gula
darah
menurun
terlalu
rendah,
Sedang
Buruk
80 109
110 125
126
110 144
145 179
180
Glukosa sewaktu
80 144
145 179
180
A1C
< 6,5
6,5 8
>8
< 200
200 239
240
< 100
100 129
130
150 199
200
>45
< 150
27
IMT ( kg / m2 )
Tekanan darah ( mmHg )
18,5 22,9
23 25
>25
< 130/80
130 140/80 - 90
>140/90
II.2.1. Pengertian
Senam diabetes adalah senam aerobic low impact dan rithmis
gerakan menyenangkan tidak membosankan dan dapat diikuti semua
kelompok umur sehingga menarik antusiasme kelompok dalam klubklub diabetes. (Hans Tandra, 2007).
Pada waktu latihan jasmani otot-otot tubuh, sistem jantung dan
sirkulasi darah serta pernafasan diaktifkan. Oleh sebab itu
metabolisme tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam
basa harus menyesuaikan diri. Otot otot akan menggunakan asam
lemak bebas dan glukosa yang berasal dari glikogen di otot otot
pada waktu latihan jasmani mulai dipakai sebagai sumber tenaga.
Apabila latihan jasmani terus ditingkatkan maka sumber tenaga dan
glikogen otot berkurang, selanjutnya akan terjadi pemakaian glukosa
darah dan asam lemak bebas. Makin ditingkatkan porsi olahraga
makin meningkat pula pemakaian glukosa yang berasal dari cadangan
glikogen hepar. Apabila porsi latihan ditingkatkan lagi, maka sumber
tenaga terutama berasal dari asam lemak bebas dan lipolisis jaringan
lemak.
Pada saat latihan jasmani ringan, pemakaian asam lemak bebas
dan glukosa tidak tergantung insulin, apabila olahraga ditingkatkan
menjadi berintensitas sedang maka insulin akan menurun dan
adrenalin akan meningkat. Selanjutnya bila latihan jasmani dalam
intensitas yang lebih berat maka non adrenalin akan meningkat dan
28
tidak
dapat
dilepaskan
dari
keseluruhan
program
dan
memperbaiki
faktor
resiko
penyakit
29
30
31
32
adalah
untuk
mencegah
terjadinya
33
34
40
108 142
42
107 141
44
106 139
46
105 136
48
103 134
50
102 134
52
101 133
54
100 131
56
99 130
58
97 128
60
96 120
35
tidak
merasa
terburu-buru
dan
suasananya
menyenangkan.
c. Penderita tidak merasa dipaksa atau terpaksa mengikuti latihan.
Dapat dihindari unsur dipaksa oleh keluarga dan petugas
medis.
d. Harus diadakan evaluasi terhadap latihan tersebut oleh
instruktur atau petugas medis, mengenai manfaat dan hasil
hasil olahraga selama ini.
36
Latihan II
Gerakan
Tujuan
Latihan III
Gerakan
Tujuan
punggung
Latihan IV
Gerakan
Tujuan
Latihan V
Gerakan
: Mengayun Lengan
Tujuan
Latihan VI
Gerakan
: Menyilang lengan
Tujuan
Latihan VII
Gerakan
Tujuan
37
Latihan VIII
Gerakan
Tujuan
Latihan IX
Gerakan
Tujuan
Latihan X
Gerakan
: Peregangan statis
Tujuan
b. Inti
Gerakan Peralihan I
Gerakan
Tujuan
Latihan I
Gerakan
Tujuan
38
Latihan II
Gerakan
Tujuan
Latihan III
Gerakan
Tujuan
Latihan IV
Gerakan
Tujuan
Latihan IV
Gerakan
Tujuan
c. Transisi
Latihan I
Gerakan
Latihan II
Gerakan
39
Latihan III
Gerakan
Latihan IV
Gerakan
Latihan V
Gerakan
Latihan VI
Gerakan
Latihan VII
Gerakan
Latihan VIII
Gerakan
Latihan IX
Gerakan
Latihan X
Gerakan
d. Pendinginan
Latihan I
Gerakan
: Tarik nafas
40
Latihan II
Gerakan
: Peregangan statis
Tujuan
Latihan III
Gerakan
Tujuan
Latihan IV
Gerakan
Tujuan
Latihan V
Gerakan
: Peregangan Statis
Tujuan
Latihan VI
Gerakan
: Tarik nafas
Tujuan
41
42
Skema 2.2 : Patoflow senam diabetes terhadap perubahan kadar gula darah
43
II.4.
Penelitian Terkait
44
II.5.
KERANGKA TEORI
Diabetes
Melitus Tipe II
Kadar Gula
Darah
Usia
Pola makan
Gaya hidup
Obesitas
Penatalaksanaan
Hipertensi
1. Terapi Diet
Bahan-bahan
2. Latihan
(Senam Diabetes)
3. Edukasi
4. Terapi
Farmakologi
Nmmm ck.n .cnc cc cn c
pankreas
Dislipedimia