Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

STRUMA

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Profesi Ners


Universitas Gadjah Mada

OLEH:

DERISON MARSINOVA
03/168072/EIK/00324

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2005

STRUMA
A.

Definisi
Struma merupakan suatu pembesaran kelenjar thyroid.

B.

Klasifikasi
Secara umum stroma dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1.

Struma non-toksik : struma tanpa disertai hipertiroidisme.


a.

Difusa : endemic goiter, gravida

b.

Nodusa : neoplasma

2.

Struma toksik : struma yang disertai hipertiroidisme


a.

Difusa : Grave, Tirotoksikosis primer.

b.

Nodusa : Tirotoksikosis sekunder.

Dapat juga dibagi berdasarkan klasifikasi yang lain yaitu:


3.

Berdasarkan banyaknya nodul


Bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodosa soliter atau uninodosa. Bila
lebih dari satu disebut struma multinodosa.

4.

Bertdasarkan kemampuan menangkap yodium radioaktif.


Disebbut cold nodule

bila tidak ada penangkapan yodium atau kurang daro

sekitarnya.
Warm nodule bila penangkapan yodium sama seperti jaringan sekitarnya.
Hot nodule bila penangkapan yodium melebihi jaringan sekitarnya.
5.

Berdasarkan konsistensinya
Kurang keras sampai sangat keras.

6.

Berdasarkan keganasan ( Benigna/non maligna dan maligna )


Adanya keganasan pada struma nodosa nontoksik nodosa dicurigai ialah srtuma
endemik atau sporadik, kita tiroid, tiroiditis, tumor tiroid ( endnoma dan karsinoma
tiroid ).

C. Etiologi
1. Defisiensi Iodium, seperti pada endemic goiter, gravida.
2. Autoimun : Tiroiditas, Hashimoto.
3. Defisiensi enzyme kongenital : Dyshormonogenetis Goiter.
4. Idiopatik : Struma riedel de Querveins, Grave, Neoplasma.
a. Penyebab struma nodusa non toksik bermacam-macam. Pada setiap orang
dapat dijumpai massa dimana pertumbuhan kebutuhan terhadap tiroksin
bertambah,

terutama

pada

masa

pertumbuhan,

pubertas,

menstruasi,

kehamilan, laktasi, menopause, infeksi dan stress lain. Pada masa-masa

tersebut dapat ditemui hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid. Perubahan ini
dapat menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang
dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga
terjadi iskemia.
b. Adapun penyebab struma difusa toksik, walaupun etiologinya tidak diketahui
tampaknya terdapat peran antibody terhadap reseptor TSH yang menyebabkan
peningkatan

produksi

tiroid.

Penyakit

ini

ditandai

dengan

peninggian

penyerapan yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.


D. Manifestasi klinik
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan, maka tanda dan gejala pasien
struma adalah :
a.

Status Generalis (umum)


1)

Tekanan darah meningkat (systole)

2)

Nadi meningkat

3)

Mata :
-

Exophtalamus

Stellwag sign : jarang berkedip

Von Graefe sign : palpebra mengikuti bulbus okuli waktu melihat ke bawah.

Morbius sign : sukar konvergensi

Jeffroy sign : tak dapat mengerutkan dahi.

Rossenbach sign : tremor palpebra jika mata ditutup.

4)

Hipertoni simpatis : kulit basah dan dingin, tremor

5)

Jantung : takikardi.

b.

Status Lokalis : Regio Colli Anterior.


1)

Inspeksi : benjolan, warna, permukaan, bergerak waktu


menelan.

2)

Palpasi :
-

permukaan, suhu

Batas atas----- kartilago tiroid

Batas bawah --- incisura jugularis

Batas medial --- garis tengah leher

Batas lateral --- m.sternokleidomastoid.

3)

Struma kistik
-

Mengenai 1 lobus

Bulat, batas tegas, permukaan licin, sebesar kepalan.

Kadang multilobularis.

Fluktuasi (+)

4)

Struma Nodusa
-

Batas jelas

Konsistensi : Kenyal sampai keras

Bila

keras

curiga

neoplasma,

umumnya

berupa

adenocarsinoma tiroidea
5)

Struma Difusa
-

Batas tidak jelas

Konsistensi biasanya kenyal, lebih kearah lembek.

6)

Struma vaskulosa
-

Tampak pembuluh darah (biasanya arteri), berdenyut

Auskultasi : Bruit pada neoplasma dan struma vaskulosa

Kelenjar getah bening : Paratracheal Jugular Vein

E. Diagnosa
1. Anamnesa
-

Usia dan jenis kelamin

Benjolan pada leher, lama dan pembesarannya.

Gangguan menelan, suara serak (gejala penekanan), nyeri.

Riwayat radiasi di daerah leher dan kepala.

Asal/tempat tinggal.

Riwayat keluarga

Struma toksik : kurus meski banyak makan, irritable, keringat banyak, nervous,
palpitasi, tidak tahan udara panas, hipertoni simpatikus (kulit basah, dingin dan
tremor halus).

Struma non toksik : gemuk, malas dan banyak tidur, ganggun pertumbuhan.

2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang
a.

Scanning tiroid
- Presentasi uptake dan I131 yang didistribusikan tiroid.
- Dari uptake dapat ditentukan fungsi tiroid
- Uptake normal, 15-40% dalam 24 jam.
- Hot area : uptake > normal, jarang pada neoplasma
Misal pada : struma adenomatosa, adenoma toksik, radang neoplasma.
- Cold area : uptake < normal, sering pada neoplasma.
Cold area curiga ganas jika :moth eaten appearance, pada pria usia
tua/anak-anak.
Contoh : kista, hematoma/perdarahan, radang neoplasma.

b.

Ultrasonografi : untuk membedakan kelainan kistik/solid (neoplasma biasanya


solid).

c.

Radiologik
Foto leher, foto soft-tissue, foto thorak, bone scanning.

d.

Fungsi tiroid
-

BMR : (0,75 x N) + (0,74 + IN) 72%

PB I mendekati kadar hormone tiroid, normal 4-8 mg%

Serum kolesterol meningkat pada hipertiroid (N: 150-300 mg%).

Free tiroksin index : T3/T4

Hitung kadar FT4, TSH, Tiroglobulin, dan Calsitonin bila perlu.

e.

Potong beku

f.

Needle biopsy
-

g.

Large Needle Cutting Biopsy : jarum besar, sering perdarahan.


Fine Needle Aspiration Biopsy : jarum no 22.
Termografi

Yaitu suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada


suatu tempat dengan memakai dynamic telethermografi. Pemeriksaan khusus
pada curiga keganasan. Hasilnya disebut panas apabila perbedaan panas
dengan sekitarnya > 0,9C dan dingin apabila < 0,9C. Pada penelitian Alves
dkk didapatkan bahwa pada yang ganas semua hasilnya panas.
h.

Petanda tumor
Yang diukur adalah peninggian tiroglobulin (Tg) serum. Kadar Tg serum normal
antara 1,5-3,0 mg/ml. Pada kelainan jinak rata-rata 323 ng/ml dan pada
keganasan rata-rata 424 ng/ml.

F. Penatalaksanaan Medis
Modalitas terapi :
1. Radiasi.
2. Kemoterapi.
a) Konservatif dengan Indikasi:
-

Toleransi operasi tidak baik

Struma yang residif

Pasien usia lanjut.

b) Struma non-toksik : Iodium, ekstrak tiroid 30-20 mg/dl


c) Struma toksik : Bed rest, lugol 5-10 mg 3xsehari selama 14 hari, PTU 100-200
mg 3xsehari, periksa leukosit.
3. Operatif

a)

Indikasi :
-

Curiga/pasti ganas

Timbul tanda-tanda desakan trachea/esophagus.

Struma toksik

Struma besar (kosmetik)

Struma retrosternal

Preventif

b)

Strumektomi
Dilakukan pada stroma yang besar dan menyebabkan keluhan mekanis.
Strumektomi juga diindikasikan terhadap kista tiroid yang tidak mengecil
setelah dilakukan biopsy aspirasi jarum halus. Juga pada nodul panas dengan
diameter > 2,5 mm karena dikhawatirkan mudah timbul hiperoidisme.

c)

Terapi lain :
L- tiroksin selama 4-5 bulan

Diberikan apabila nodul hangat lalu dilakukan pemeriksaan sidik tiroid


ulang. Bila nodul mengecil maka terapi diteruskan namun apabila tidak
mengecil dilakukan biopsy aspirasi/operasi.
Biopsi aspirasi jarum halus

Dilakukan pada kista tiroid hingga nodul <10 cm


G. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Cemas b.d prosedur pengobatan.
2. Nyeri (akut) b.d kerusakan jaringan (prosedur operatif)
3. Resiko infeksi
4. Gangguan menelan b.d obstruksi partial mekanik
5. Kurang pengetahuan b.d tidak mengenal sumber-sumber informasi.

DAFTAR PUSTAKA
Soeparman, 2002, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Joanne C.Mc Closkey. 1996. Nursing intervention classification (NIC). Mosby year book.
St. Louis
Long. 1996. Perawatan medikal bedah. Yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan
Padjajaran. Bandung.
Marion Johnon,dkk. 2000. Nursing outcome classification (NOC). Mosby year book. St.
Louis

Marjory godon,dkk. 2000. Nursing diagnoses: Definition & classification 2001-2002.


NANDA

Anda mungkin juga menyukai