BAB I PENDAHULUAN
1. DEFINISI PENYAKIT
Tekanan intrakranial adalah tekanan yang diakibatkan cairan cerebrospinal dalam ventrikel
otak. Secara umum istilah (PTIK) adalah fenomena dinamik yang berfluktuasi sebagai
respon dari berbagai faktor penyebab. Dalam keadaan normal PTIK harus kurang dari 10
mmHg, bila diukur dengan alat pengukur yang dipasang setinggi foramen Monro dalam
posisi bwebaring. Beberapa pakar menganggap nilai normal antara0 10 mmHg.
Meninggikan letak kepala atau berdiri akan menurunkan PTIK, sedangkan batuk, bersin,
atau mengeden (manuver Vaisava) akan meningkatkan PTIK.
Istilah PTIK jangan dianggap sebagai peninggian menyeluruh di dalam kranial. Karena
tekanan sebenarnya berbeda-beda didalam otak. Sebagai contoh, tekanan pada jaringan
otak yang berdekatan dengan suatu tumor mungkin dapat meningkat, tetapi tekanan di
dalam ventrikel beluym tentu.
PTIK juga tidak selalu dapat disamakan dengan adanya meninggian tekanan dispinal saat
melakukan punksi lumbal. Berarti dikenal adanya istilah PTIK Regional (PTIK pada suatu
daerah tertentu diotak).
2. TANDA DAN GEJALA SPESIFIK PENINGGIAN TEKANAN INTRA KRANIAL
Tanda dan gejala spesifik Ptik adalah sebagai berikut :
1.
Awal
1.1.
Penurunan derajat kesadaran (mis : delirium, gelisah, letargi)
1.2.
Disfungsi pupil
1.3.
Kelemahan motorik (mono atau hemiparesis)
1.4.
Defisit sensorik
1.5.
Paresis nervus kranial
1.6.
Kadang-kadang disertai nyeri kepala
1.7.
Kadang-kadang disertai bangkitan / kejang
2. Lanjut
2.1.
Lebih memburuknya derajat kesadaran (mis : stupor, soporokomatus, koma)
2.2.
Mungkin disertai muntah
2.3.
Nyeri kepala
2.4.
Hemiplegia, dekortiasi, atau deserebasi
2.5.
Pemburukan tanda vital
2.6.
Pola pernafasan ireguler
2.7.
Gangguanreflek batang otak (mis : gangguan reflrks kornea, refleks muntah)
Perwujudan klinis gejala dan tanda klinik Ptik tergantung dari :
1. Lokasi kompartemen mana terdapatnya kelainan
2. Lokasi spesifik dari massa ( hemisfer cerebral, batang otak atau cerebelum0
3. Derajat kemampuan kompensasi bagian otak yersebut.
bangun pagi fase REM mengaktifkan metabolisme dan produksi CO2. Dengan
peningkatan
kadar CO2 terjadilah vasodilatasi.
6. Muntah
Muntah akibat PTIK tidak selalu sering dijumpai pada orang dewasa. Muntah
disebabkan adanya kelainan di infratentorial atau akibat penekanan langsung
pada pusat muntah. Kita belum mengerti secara lengkap bagaimana mekanisme
refleks muntah terjadi.
Muntah dapat didahului oleh mual / dispepsia atau tidak. Seandainya didahului
oleh p[erasaan mual / dispepesia, berarti terjadi aktivasi saraf saraf ke otot
Bantu pernafasan akibat kontraksi mendadak otot otot abdomen dan thorak.
7. Perubahan tekanan darah dan denyut nadi
Pada tahap awal tekanan darah dan denyut nadi relatif stabil pada tahap
selanjutnya karena penekanan ke batang otak terjadi perubahan tekanan darah.
Penekanan
ke batang otak menyebabkan susasana iskemik di pusat vasomotorik di batang
otak.
Seiring dengan meningkatnya TIK, refleks rtespon Chusing teraktivasi agar
tetap menjaga tekanan didalam pembuluh darah serebral tetap lebih tinggi
daripada
TIK.
Dengan meningginya tekanan darah, curah jantunmgpun bertambah dengan
meningkatnya
kegiatan pompa jantung yang tercermin dengan semakin memburuknya kondisi
penderita
akan terjadi penurunan tekanan darah.
Pada tahap awal denyut nadi masih relatif stabil dengan semakin meningkatnya
TIK, denyut nadi akan semakin menurun kearah 60 kali permenit sebagai usaha
kompensasi.
Menurunnya denyut nadi dan isi denyut terjadi sebagai upayta jatung untuk
memompa
akan ireguler, cepat, halus dan akhirnya menghilang.
8. Perubahan pola pernafasan
Perubahan pola pernafasan merupakan pencerminan sampai tingkat mana
TIK. Bila terjadi PTIK akut sering terjadi oedema pulmoner akut tanpadistress
syndrome )
ARDS) atau dissminated intravaskular coangulopathy (DIC)
9. Perubahn suhu badan
Peningkatansuhu badan biasanya berhubungan dengan disfungsi hipothalamus.
Pada fase kompensasi, suhu badan mungkin masih dalam batas normal. Pada
fase
dekompensasi akan terjadi peningkatan suhu badan sangat cepat dan sangat
tinggi. Menaioknya
suhu
badan dapat juga terjadiakibat infeksi sekunder, tetapi jarang yang mencapai
sangat
tinggi
sebagaiman halnya akibat gangguan fungsi hipothalamus.
10. Hilangnya reflek reflek batang otak
Pada tahap lanjut PTIK terjadi penekanan kebatang otak yang berakibat
hilangnya atau disfungsi reflek reflek batang otak. Refleks refleks ini
diantaranya : refleks kornea, oukosefalik, dan aukulovestibuler. Prognosis
penderita akan menjadi buruk bila
terjadi refleks refleks tersebut.
11. Papiludema
Tergantung keadaan yang ada, pail oedema dapat terjadi akibat PTIK, atau
memang sudah ada sejak awal. Papiloedema akibat PTIK tak akan tyerjadi
seandainya belum menjadi
tingkat yang sangat tinggi. Tetapi perlu diingat bahwa tak adanya papiloedema
tak beraarti
t ak ada PTIK. Pada beberapa orang dapat ada jika PTIK terjadi secara bertahap.
4. PATHOFISIOLOGI
Tekanan dalam tulang kranial dijaga oleh tiga kompartemen yang telah
disebutkan yaitu otak, darah otak dan CSF. Ada hipotesa Monro Kellie,
suatu untuk memahami
TIK yang mana teori ini menyatakan bahwa karrena tuylang kranium tidak
dapat
membesar,
ketika salah satu dari lompartemen intrakranial itu bertambah artau m,eluas
dua kompartemen
lainnya akan mengkompensasiokannnya dengan menurunkan bvolume agar
supaya
volume
dan 6tekanan total otak tetap konstan.
Karena adanya pembesaran massa, kompensasi dalam tlang kranium
dilakukan melalui pemindahan cairan otak kekanal medula spinalis atau
diserap kembali ke
vena mjelalui vili vili yang ada dilapisan arachnoid.
Kemampuan optak mengadaptasi tekanan tanoa menimbulkan peningkatan
TIK disebut dengan compliance.
Pemindahan CSF ini merupakan kompensasi pertama. Ketika kompensasi ini
- Monitor intake dan out put secara ketat. Dapat dilakuakan pemasangan kateter urine.
- Cegahm valsava manuver kontrol; tekanan intra thorax dengan mengupayakan pasien
tidakbatuk, bersin, intra abdomen, usahakan pola BAB normal jangan ada
konstipasi.,m abstrruksi usus bila perlu diskusikan untuk pemberiaan pelunak
faesessss atau suppositoria.
- Turunkan emosi/ kurangi stimulus eksternal, buat lingkungan nyaman (ingat bahwa
dalam keadaan seperti itu sensori pasien terutama pendegaran masih berfuyngsi),
tidak ribut lampuyang sesuai.
- Kontrol nyeri denghan sedasi perhatikan(perhatikan betul aturan pemberian obat ini
bila diberikan).
Upaya untuk mempertahankan fungsi pernafasan
- Lakukan Analisa Gas Darah sesuai dengan kebutuhan dan koreksi bila ada kelaianan.
- Pertahankan jalan nafas dengan melakukan sudction untuk mencegah peningkatan
CO@ darah.
- Pertahankan oksigen yang adequat dengan nasal kanul atau dengan alat lainnya.
Tindakan untuk menurunkan Volume darah keotak :
Hal yang dapat meningkatkan volume darah otak adalah peningkatan aktivitas otak, suhhu
yang meningkat, hipoksia, peningkatan tekanan vena sentral, penurunan aerteri, asidosis
respiratorik, alkalosis dan Ph darah diatas 7,5 PO2 diatas 45 mmHg/ divawah 25 mmHg.
Kontrol dengan
- enurunkan PO2 dibawah 35mmHg (biasanaya dipertahankan antara 25 30 mmHg).
Biasanya untuk melakukan ini dilakuakan ventilator.
- Berikan sedasi, kontrol nyeri, turunkan stimuli eksternal.
- Cegah hipertermia, boleh sedikit hipotermia karena lebih menguntungkan.
- Gunakan lidokain saat melakukan suction via ETT untuk mengurangi nyeri dan
agitasi yang pada akhirnya dapat menurunkan aktivitas otak.
- Pertahankan PO2 lebih dari 80 mmHg.
- Kontrol tekanan darah dan tekanan arteri rata rata (MAP = mean arterial pressure)
- Pertahankan tekanan perfusi serebral (TPC) diatas 70 mmHg.
Contoh perhitungan MAP dan perfusi cerebral :
TCP= MAP TIK
MAP= Distolik + (sist. diast.) 5 % diast
Contoh : tekanan darah pasien adalah 130/70 mmHg maka TPC adalah :
MAP = 70 + (130 70) 2 5 % . 70 = 96,5 dan bila TIK normal
Yaitu 10 mmHg maka TPC adalah 86,5 mmHg
- Kontrol PH darah.