Anda di halaman 1dari 68

CARA MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA

SMA NEGERI 2 BARRU

LAPORAN HASIL PENELITIAN


Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian semester
genap tahun 2011/2012 SMA Negeri 2 Barru

OLEH:
RIDHA RACHMADANA IDRIS
NIS: 10020
SMAN 2 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya tulis dengan Judul : CARA MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA
SMA NEGERI 2 BARRU
Atas nama Saudara
Nama

: Ridha Rahmadana Idris

NIS

: 10020

Kelas/Jurusan

: XI/IPA 1

Setelah diperiksa/diteliti ulang, telah memenuhi persyaratan untuk menjadi laporan


penelitian dan dipresentasikan di depan pengurus KIR.

Barru,

2012

Pembimbing :
.....................................

Muh. Arsal, S.Pd.

ii

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

: CARA MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA


SMA NEGERI 2 BARRU

Nama

: Ridha Rahmadana Idris

NIS

: 10020

Kelas/jurusan

: XI/IPA 1

Barru,

April 2012

Disetujui
Pembimbing Karya Tulis

Pembina KIR SMAN 2 Barru

Muhammad Arsal, S.Pd


NIP : 197509202005021002

Jamal Passalowongi, S.Pd.,M.Pd.


NIP : 19750212 2006041006
Mengetahui

Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Barru

Drs. Muhammad Abidin, M.Pd.


NIP : 196011141984111002

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


hidup itu dijalani dengan penuh keikhlasan. Jika batu
sandungan menjadi sebuah penghalang dalam mengarungi
kehidupan maka sesuatu yang sangat penting utuk
memusnahkan batu sandungan tersebut adalah kesabaran dan
ketabahan hati. Jika kita suskses menghadapi hal itu maka kita
akan ber

Karya tulis ini Kupersembahkan


Untuk orang tuaku yang tercinta, saudara-saudaraku,
beserta

sahabat,

dukungan

dan

pendidikan.

iv

yang
minat

senantiasa
selama

saya

memberikan
menempuh

ABSTRAK
Ridha Rahmadana Idris. 2012. Karya Ilmiah. CARA MENUMBUHKAN MINAT
BELAJAR SISWA di SMA NEG. 2 BARRU(dibimbing oleh Muh. Arsal)
Permasalahan pokok yang diangkat dalam laporan ini adalah faktor faktor
yang memengaruhi hilangnya minat belajar siswa di SMAN 2 Barru dan cara
menumbuhkan minat belajar siswa di SMAN 2 Barru. Adapun tujuannya adalah
untuk mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi minat belajar siswa di SMAN
2 Barru dan apa saja cara yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan minat belajar
siswa di SMAN 2 Barru.
Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah kuantitatif dengan metode
penyebaran angket. Angket adalah suatu daftar pernyataan yang dibagikan kepada
seluruh responden yang menjadi sampel penelitian. Angket adalah suatu teknik
memperoleh data dengan cara menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
disampaikan kepada responden dengan menggunakan ketentuan sebagai skala. Skala
yang digunakan adalah skala likert dengan pernyataan setiap item instrumen ini
memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah (sangat
negatif). Yaitu, sangat setuju (SS) bobot nilainya 4, setuju (S) bobot nilainya 3, tidak
setuju (TS) bobot nilainya 2, sangat tidak setuju (STS) bobot nilainya 1.
Hasil dalam penelitian ini antara lain, faktor faktor yang mempengaruhi
tumbuhnya minat belajar siswa adalah adanya factor internal dan factor external dari
pribadi siswa itu sendiri seperti keluarga, lingkungan sosial, kebudayaan dll. Dalam
meningkatkan minat belajar siswa diperlukan strategi dan metode yang harus di
konsepkan oleh guru untuk membantu minat belajar. Bukan hanya itu kerja sama
antara guru dan orang tua dalam menumbuhkan minat belajar siswa sangat penting.
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, semua komponen memiliki andil dan
tanggung jawab dalam membina, mengajar, dan menumbuhkan minat belajar siswa
khususnya orang tua dan guru yang merupakan bagian dari lingkungan internal dan
eksternal siswa di seolah. Dan melihat kondisi SMA Neg. 2 Barru yang merupakan
Sekolah Mengah Atas yang diasramakan, maka binaan guru guru sangat penting
dalam menumbuhkan minat belajar siswa.selain itu, Sekolah dapat mencari solusi
yang baik terhadap faktor-faktor penyebab kurangnya minat belajar siswa tersebut.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan
karya ilmiah ini.
Perkembangan prestasi siswa dalam era modern ini sangat mengalami
penurunan, hal ini dikarenakan oleh beberapa factor yang dapat memicu kurangnya
motivasi belajar siswa sehingga menjadikan minat belajar siswa juga berkurang.
Terlebih dengan berkesinambungnya usia dengan proses pembelajaran siswa. Seperti
halnya siswa siswa SLTA / SMA yang terkadangan merasa jenuh atau lebih sering
mengatakan saya sudah sampai di titik jenuh belajar, perkataan itu tidak semata
mata menyimpang dari studi formal yang mereka peroleh melainkan adanya pengaruh
lingkungan internal dan ekternal siswa itu sendiri. Hal ini bisa dikarenakan guru,
orang tua, atau lingkungan sekitar yang memengaruhi mereka sehingga mereka
merasa jenuh, bosan, bahkan malas untuk belajar. Hal ini bisa dikatan sebagai jalan
kurangnya motivasi dari diri siswa yang lama kelamaan akan mengikis minat
belajar siswa. Dan tanpa disadarai bahwa siswa siwa di tingkat Sekolah Menegah
Atas merupakan suatu langkah yang lebih matang untuk dapat menjadi penerus
generasi sebelumnya.
Terakhir, ucapan terimah kasih saya sampaikan kepada guru Bahasa Indonesia
yaitu Bapak Jamal Passalowongi, S. Pd., M. Pd.,. Tak lupa penulis juga mengucapkan
terimah kasih kepada pembimbing yang telah ditugaskan untuk membimbing penulis

vi

agar dapat mengerti tentang bagaiman cara menyusun sebuah karya tulis ilmiah dan
membantu penulis menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah ini. Penulis juga
mengucapkan terimah kasih kepada orang tua dan kedua saudara yang telah
membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat
meyelesaikan Karya Ilmiah ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih
untuk semua rekan serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini.
Penulis berharap karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan dapat
membantu pembaca dalam hal pengetahuan tentang menumbuhkan minat belajar
kuhusunya minat belajar bagi siswa SMA Neg. 2 Barru.
Pekkae, Juni 2012

Penulis

vii

DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
MOTTO DAN PEREMBAHAN .................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ...........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................2
C. TUJUAN PENELITIAN .......................................................................3
D. MANFAAT PENELITIAN ...................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
A. MINAT DAN BELAJAR .................................................................4
1. Pengertian Minat ........................................................................4
2. Pengertian Belajar .......................................................................6
3. Pengertian Minat Belajar.............................................................7
4. Hubungan Antara Minat dan Belajar ..........................................7
B. FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT BELJAR SISWA ...9
1. Factor Internal .............................................................................9
2. Factor Eksternal ........................................................................11
viii

C. PERAN MINAT SISWA DALAM BELAJAR.............20 .


D. FUNGSI MINAT DALAM BELAJAR.21
E. METODE MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR SISWA23
F. PERAN ORANG DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA27
1. Hal hal yang dilakukan oleh Guru..27
2. Hal hal yang dilakukan oleh Orang Tua.28
3. Hal hal yang dilakuakan oleh guru dan orang tua..29
BAB III
A. WAKTU DANLOKASI PENELITIAN 31
B. POPULASI DAN SAMPEL.31
C. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA. 34
D. JENIS DAN SUMBER DATA..... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENELITIAN .........................................................................37
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............................................47

BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN ........................................................................................57
B. SARAN ...............................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................58

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu kegiatan belajar mengajar, kita tahu bahwa ada proses
simbiosis mutualisme antara guru dan siswanya. Guru memberikan materi
terkait dengan mata pelajaran yang diajarkannya sedangkan siswa menerima
materi yang dibawakan oleh guru begitu juga siswa mengolah materi itu
menjadi bahan untuk mancapai tujuan yaitu sukses baik dalam kegiatan
sekolah maupun di luar sekolah. Akan tetapi, dalam setiap kegiatan belajar
mengajar dibutuhkan suasana yang dapat menjadikan guru dan siswa
berinteraksi dengan baik sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan lancar.
Karena itu, setiap kegiatan belajar mengajar diperlukan minat dari pendidik
dan anak didik.
Minat merupakan salah satu factor utama untuk meraih sukses dalam
studi. Secara lebih terperinci arti penting minat dalam kaitannya dengan
pelaksanaan studi ialah minat melahirkan perhatian yang serta merta. Minat
memudahkan terciptanya konsentrasi, minat mencegah gangguan perhatian
dari luar, minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan,
minat memperkecil kebosanan studi dalam dirinya.
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan
menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa
1

dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan


kepuasan batin yang dapat menimbulkan minat. Disamping itu minat belajar
dapat mendukung dan memengaruhi proses belajar mengajar di sekolah.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa pada setiap semester,
semakin banyak siswa yang mengikuti program remedial pada hampir
seluruh mata pelajaran, maka penulis menarik kesimpulan bahwa
perkembangan nilai-nilai siswa di SMA Neg. 2 Barru baik di kelas X maupun
kelas XI mengalami kemerosotan. Salah satu factor yang mempengaruhi hal
tersebut adalah akibat kurangnya minat belajar dari siswa SMAN 2 Barru.
Maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan kurangnya minat belajar siswa dan cara untuk menimbuhkan
minat belajar siswa. Oleh karenanya, penulis berinisiatif untuk melakukan
penelitian terhadap cara menumbuhkan minat belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini dibatasi pada hal-hal
berikut ini.
1.

Faktor apa yang memengaruhi hilangnya minat belajar siswa di SMAN 2


Barru?

2.

Bagaimana cara menumbuhkan minat belajar siswa di SMAN 2 Barru?

C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi minat belajar siswa di SMAN 2
Barru.
2. Cara menumbuhkan minat belajar siswa di SMAN 2 Barru.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat :
1. Menumbuhkan kembali minat belajar siswa
2. Meningkatkan prestasi siswa dengan cara menumbuhkan minat belajar
siswa.

BAB II
LANDASAN TEORI
CARA MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA SMA NEG. 2 BARRU
A. MINAT DAN BELAJAR
1. Pengertian Minat
Minat merupakan suatu bagian dari motivasi yang dapat memacu diri
untuk melakukan hal hal yang disenangi yang bermanfaat bagi hidup. Minat
berawal dari sebuah motivasi diri yang sangat tinggi. Minat juga merupakan
hal penting yang harus ada dalam diri, sebab minat merupakan alat penggerak
fisik yang terus berusaha bekerja tanpa harus mengenal kata tak sanggup.
Minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Minat adalah suatu gejala psikologis


2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena
tertarik.
3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran
4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk
melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

Minat sangat berpengaruh terhadap setiap kegiatan, karena minat


merupakan segelintir pengembangan diri yang terus berkembang yang diiringi
dengan minat diri. Adapun menurut pendapat para ahli dan KBBI, yaitu :

1.

Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati


yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan.

2.

Minat

menurut

Mahfudz

Shalahuddin

adalah

perhatian

yang

mengandung unsur-unsur perasaan.


3.

Minat menurut Crow dan Crow, minat atau interest bisa berhubungan
dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik
pada orang, benda dan kegiatan.
Berdasarkan Definisi-definisi di atas bisa disimpulkan bahwa minat

adalah kecenderungan jiwa yang relative menetap kepada diri seseorang dan
biasanya disertai dengan perasaan senang. Menurut Berhard "minat" timbul
atau muncul tidaksecara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi,
pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain,
minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam
kegiatan.
Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan),
dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon
yang sadar, sebab kalau tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti apaapa. Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan
dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut unsur emosi,
karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu,
seperti rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur
kognisi. Dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk
5

kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan,termasuk kegiatan yang


ada di sekolah seperti belajar.
2. Pengertian Belajar
Belajar menurut Ernest R. Hicgard adalah proses pembuatan yang
dengan sengaja bisa menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahanyang ditumbulkan sebelumnya.
Menurut Gagne, belajar merupakan perubahan yang diperlihatkan
dalam bentuk tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu
berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang
sempurna itu.Belajar adalah suatu proses menerima sebanyak mungkin ilmu
pengetahuan yang memiliki daya guna yang tak pernah berakhir yang
berpengaruh terhadap tingklah laku , dan pendewasaaan sikap.
Belajar merupakan suatu kewajiban bagi setipa manusia, sebegaimana
pemerintah Indonesia telah memberikan ketentuan wajib belajar selama 9
tahun. Dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan sikap saling
memahami dan menghargai. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses
simbiosis mutualisme antara guru dan siswa, mahasiswa dan dosen, guru
dengan guru, dll. Belajar terbagi atas dua lembaga, baik lembaga formal
maupun non formal. Kelembagaan dari suatu belajar mengajar tergantung dari
diri pribadi. Akan tetapi bagaimanapun lembaga yang menaungi seseorang
dalam belajar, hal yang paling penting diperlukan adalah minat.

Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar itu


menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan
itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja.
3. Pengertian Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa yang relative menetap kepada diri
seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Menurut Berhard
"minat" timbul atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat
dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja,
dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab
partisipasi dalam kegiatan. Sedangkan, belajar adalah suatu tindakan yang
menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan
itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja. Jadi, yang dimaksud
dari minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri
dalam beberapa gejala, seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang
meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat
belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap
belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan
dalam belajar.
4. Hubungan antara Minat dan Belajar
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa
merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan
7

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh
karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru
hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu
selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam artian menciptakan siswa yang
mempunyai minat belajar yang besar, mungkin dengan cara menjelaskan halhal yang menarik, salah satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya
mengajar. Dengan variasi ini siswa bisa merasa senang dan memperoleh
kepuasan terhadap belajar.
Jadi belajar tanpa minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya
tidak semua belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang
mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh
dari gurunya, temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi
kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan
kondisi yang biasa merangsang minat siswa terhadap belajar.
Membangkitkan minat belajar siswa itu juga merupakan tugas guru
yang mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua keterampilan yang
menyangkut pengajaran, terutama keterampilan yang bervariasi, keterampilan
ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa seperti halnya bervariasi dalam
gaya mengajar, jika seorang guru tidak menggunakan variasi tersebut, siswa
akan cepat bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru hendaklah menggunakan


variasi dalam gaya mengajar, agar semangat dan minat siswa dalam belajar
meningkat, jika sudah begitu, hasil belajarpun sangat memuaskan. Dan tujuan
pembelajaran pun akan tercapai dengan maksimal.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA
1.

Faktor Internal
a)

Faktor individu
(a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua
macam. Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada
umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang.
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebalikya, kondisi fisik
yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar
yang

maksimal.

Oleh

karena

keadaan

jasmani

sangat

memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga


kesehatan jasmani.
(b) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor

psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah


kecerdasan siswa, minat, minat, sikap, dan bakat.
(1) Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada

umumnya

kecerdasan

diartikan

sebagai

kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau


menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan
kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain.
Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak
merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain,
karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi
(executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan
kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi
seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut
meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat inteligensi individu. Selian itu masih ada factor yang
memengaruhi timbulnya minat siswa dalam belajar yaitu;
kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, minat, dan
faktor pribadi.

10

Setiap siswa akan merasakan suatu kenyamanan apabila


ia merasa mampu di suatu pelajaran, misalkan seorang siswa
suka dengan pelajaran yang berhubunhgan dengan pelajaran
sejarah. Maka, ia akan lebih memfokuskan ke pelajaran
sejarah, karena ia merasa mampu. Dan kemampuan itulah ynag
lama-lama akan menjadi sebuah minat dalam diri manusia
sehingga

tercipta

sebuah

minat

untuk

terus

menerus

mengembangkan pelajarannya.
2.

Faktor Eksternal
Faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial.
a) Lingkungan social
(1)

Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat


tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling
tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi,
atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.

(2)

Lingkungan

sosial

keluarga.

Lingkungan

ini

sangat

memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat


11

orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan


keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas
belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua,
anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
(3)

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan


teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang
siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi
minat bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah sehingga
minat belajar dalam diri siswa untuk belajar itu ada. Maka para
pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan
memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta
didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan,
dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak
sesuai dengan bakatnya.

b)

Lingkungan nonsosial
(1)

Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak


panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau
tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang
dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila

12

kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa


akan terhambat.
(2)

Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat


digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahragd
dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan
lain sebagainya.

Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh


utama dalam minat belajar seorang anak yaitu;
1.

Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan


dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan
dengan pengetahuan baik dalam pengertian akademis maupun
tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama,
undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapanharapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak
mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Halhal ini akan
mempengaruhi minat belajar anak.

2.

Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh


utama dalam meminat belajar seorang anak. Pengaruh mereka
terhadap perkembangan minat belajar anak-anak memberi
13

pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya dan


akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan sesudahnya.
3.

Sekolah. Ketika sampai pada minat belajar, para gurulah yang


membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak
sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan
sekolah menjadi menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa
mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas dengan
kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita
untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.

4.

Diri anak itu sendiri. Murid-murid yang mempunyai kemungkinan


paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan
masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter
pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri
sudah pasti mempengaruhi minat belajarnya.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari dalam dan
luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika
faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang atau
hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa
disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono

14

(1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat


belajar siswa adalah sebagai berikut;

a. Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan


anak jauh di atas yang diminta di dalam mengikuti pelajaran di
kelas, akibatnya anak merasa bosan.
b. Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia
mundur atau lari dari kenyataan. Dalam hal ini anak akan
menunjukkan gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak
menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu
di luar kelas.
c. Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan
menunjukkan sikap ini sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap
melawan mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk
melawan.
Berdasarkan penjelasan di atas tumbuhnya minat dalam diri siswa
untuk belajar dipengaruhi oleh adanya motivasi sebagai penggerak siswa
untuk belajar. Dan dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru
paling berpengaruh dalam rangka menumbuhkan motivasi belajar siswa
untuk meningkatkan minat belajar. Kerja sama antara kedua komponen ini
akan menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan minat
belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai

15

tujuan yang baik maka pola kerja sama antara ke duanya harus dirancang
sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh orang tua
dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan memahami
kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat
rancangan yang tepat untuk menumbuhkan minat anak.
1) Ciri- Ciri Guru yang Bisa Meminat Siswa
Salah satu ciri guru yang bisa meminat adalah antusiasme, mereka
peduli

dan

paham

dengan

apa

yang

diajarkannya

dan

mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang mereka


pelajari itu penting. Ia memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi
bagi siswanya. Ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa meminat siswa
adalah guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut :
a)

Menjadi manajer yang baik yang mampu merencanakan,mengelola,


mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya, murid-murid akan
merasa aman dan nyaman bersamanya.

b)

Fasilitator

yang

memperlakukan

semua

siswa

mendapatkan

kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab.


c)

Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif.

d)

Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang bersifat informative.

e)

Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka sedang


tumbuh dalam persaingan dan keunggulan.

16

Guru juga dapat menggunakan merode penelitian yaitu

Model

Pembelajaran Group Investigation (Sharan, 1992). Model adalah


representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan
urutan ( Richey, 1986 ). Group investigation adalah penemuan yang
dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok
mengalami

dan

melakukan

percobaan

dengan

aktif

yang

memungkinkannya menemukan prinsip.


Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat

hubungan

antara

pengetahuan

yang

dimiliki

dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini


minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan
lebih bermakna bagi siswa.
2)

Ciri-ciri keluarga yang efektif


Keluarga yang efektif

mampu

menumbuhkan minat anak untuk

belajar. Ciri-cirinya adalah :


a)

Membuat suatu kontrol atas kehidupan mereka.

b)

Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi kepada anakanak.

17

c)

Memiliki impian tentang keberhasilan anak di masa depan.

d)

Menanamkan pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci


keberhasilan.

e)

Mengarahkan waktu anak-anak dalam aktifitas yang bermanfaat.

f)

Membuat aturan yang positif seperti pembatasan menonton acara


televise.

g)

Memberikan tanggung jawab kepada anak untuk menyelesaikan


masalah.

h)

Sering berhubungan dengan guru.

i)

Menekankan kehidupan spiritual terhadap anak.

3) Membangun Hubungan Kerja Sama


Selama ini hubungan yang terjadi antara guru dan orang tua masih
terbatas pada hal-hal tertentu, orang tua ke sekolah atau menghubungi
guru hanya karena ada masalah saja, begitupun sebaliknya guru
menghubungi orang tua apabila ada masalah dengan anaknya. Orang
tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak sekolah pada acaraacara tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru duduk bersama
membahas upaya-upaya yang dapat dilakukan secara bersama untuk
menunjang motivasi dan minat belajar anak. Maka ketika anak
mendapatkan masalah terkait dengan minat belajarnya maka akan
terjadi aksi saling menyalahkan antara guru dan orang tua.

18

Maka hal tersebut tidak boleh diulangi. Guru dan orang tua harus
menciptakan hubungan positif dalam rangka menumbuhkan semangat
belajar anak. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam
membuka pintu untuk membangun komunikasi langsung. Seiring
dengan kemajuan teknologi informasi maka guru bisa memanfaatkan
sms, email, atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan
orang tua,
Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif dalam
membuka jalur komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa
memberikan informasi-informasi yang berguna bagi guru tentang
kondisi anak di rumah. Orang tua bisa melakukannya dengan
menghubungi guru secara langsung di rumahnya atau melalui SMS,
atau melalui telepon di luar jam mengajarnya. Orang tua juga bisa
membina hubungan dengan pihak sekolah dengan cara sedapat
mungkin menghadiri undangan dari pihak sekolah, karena momen
seperti rapat-rapat orang tua merupakan sarana yang efektif untuk
menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul saran

bagi pihak

sekolah.
Untuk mendukung kerja sama yang baik maka guru dan orang tua
harus mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan
minat belajar anak. Guru harus menempatkan usaha meminat siswa
pada

perencanaan

pembelajarannya.
19

Sebagai

mana

yang

diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh Abdul Majid (2008:69)


Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan
diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk
memeras otaknya sendiri. Kalau kadar minatnya rendah siswa akan
cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru
dalam hal ini adalah menimbulkan minat untuk memicu minat belajar
serta menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai.
C. PERAN MINAT SISWA DALAM BELAJAR
Minat mempunyai peranan penting bila dikaitkan dalam lembaga dan
kurikulum pembelajarannya, karena minat mempunyai kecenderungan pada
siswa untuk aktif dan respon terhadap sasarannya. Apabila sebuah kurikulum
pembelajaran sekolah sudah tidak diminati, maka siswa akan cenderung pasif
dan tidak memperdulikan segala usaha yang telah dilakukan oleh sekolah
tersebut, sebalikanya jika kurikulum yang dilaksanakan diminati oleh siswa,
maka siswa akan cenderung melakukan kegiatan yang berguna dan berjalan
sesuai apa yang diharapkan oleh sekolah.
Apabila seseorang telah memutuskan minatnya pada suatu nilai maka
bagian- bagian lain disekitar atau diluar pergantiannya akan menjadi kabur
dan tidak dihiraukan, karena minat itulah yang mengendalikan seseorang dari
bidang- bidang lain mengarah pada bidang tertentu.

20

Minat

belajar

siswa

menjadi

inti

dari

keberhasilan

dalam

pengembangan kurikulum pendidikan, karena selain kesanggupan sekolah


dalam membuat sebuah program, masih diperlukan ketersediaan dari target
(siswa).
D. FUNGSI MINAT DALAM BELAJAR
Fungsi minat dalam belajar, merupakan faktor yang sangat penting
untuk dibahas. Mengingat pentingnya hal tersebut, para ahli sepakat bahwa
minat tersebut adalah hal yang mutlak dalam setiap aktivitas, termasuk dalam
hal belajar. Sehubungan dengan hal ini Westy Soemanto mengatakan bahwa :
Ditinjau dari segi kepentingan pendidikan dan belajar, pemilihan jenis
perhatian yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal
yang penting bagi subjek yang belajar.
Berdasarkan uraian di atas, memancing minat siswa untuk belajar
merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh guru terhadap siswanya.
Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui
pemberian rangsangan yang menarik perhatian dari anak didik.
Membangkitkan perhatian dan minat belajar bagi siswa adalah faktor
yang amat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Membangkitkan minat
merupakan hal yang penting, maka kegunaannya pun juga merupakan hal
yang penting.
Seorang siswa dalam belajar diusahakan adanya minat dan perhatian
yang besar terhadap semua bidang studi yang dipelajarinya. Guru harus
21

mengusahakan agar materi yang dipelajari siswa dapat menjadi milik rohani,
yang berguna dalam kehidupan kelak. Akan tetapi kadang-kadang ditemukan
hal yang sebaliknya, tidak jarang diantara siswa yang tidak berminat terhadap
bidang studi yang dipelajarinya. Sebagai akibat tidak adanya faktor pendorong
untuk mendalami bidang studi yang dipelajarinya itu.
Guru kadang-kadang bersifat acuh terhadap masalah yang dihadapi
siswanya, sehingga tujuan yang diinginkan dalam belajar tidak tercapai secara
maksimal. Biasanya seorang siswa berminat mempelajari sesuatu, karena
adanya beberapa sebab seperti:
1.

Untuk memperkuat kedudukan ekonomi di kemudian hari.

2.

Dapat menciptakan kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam


masyarakat.

3.

Dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya sendiri karena bertambah


ilmunya.
Dari keterangan yang dikemukakan di atas, nampak bahwa minat

adalah kecenderungan yang dapat menimbulkan perhatian terpusat terhadap


suatu aktivitas. Oleh karena itu, setiap guru sebagai pendidik sekaligus
sebagai pengajar di sekolah hendaknya memahami hal tersebut. Sebab pada
umumnya seorang peserta didik menaruh minat terhadap sesuatu, karena
belum mengerti akan kegunaan hal tersebut. Oleh karena itu, setiap guru
dituntut agar selalu membangkitkan minat anak didiknya terhadap bidang
studi yang disajikannya.
22

E. METODE MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR SISWA


Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, metode
merupakan jalan atau alat yang penerapannya diarahkan untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki, tujuan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan dalam program pengajaran. Oleh sebab itu, setiap guru dituntut
untuk selalu berusaha membangkitkan minat peserta didiknya terhadap bidang
studi yang diajarkannya. Adapun metode yang dimaksud adalah sebagai
berikut ;
1.

Metode langsung
Metode langsung adalah metode yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat. Dalam pelaksanaan metode ini, guru bidang studi
mengupayakan suatu cara yang mudah dan gampang dimengerti oleh
siswa. Apabila peragaan alat peraga tidak dapat dipraktekkan di hadapan
siswa, guru dapat menggunakan gambar untuk menjelaskan isi materi
pelajaran. Hal tersebut dimaksudkan upaya siswa dengan mudah dapat
memahami dan mengerti akan maksud dari materi yang diajarkan oleh
guru.

Dengan

demikian

secara

tidak

langsung

siswa

dapat

mengembangkan ilmunya selain itu dapat merangsang minat belajar


siswa untuk memperhatikan dengan seksama materi pelajaran yang
disajikan oleh guru. Di sisi lain metode ini memiliki kelemahan apabila
guru tidak menyediakan alat peraga yang diperlukan.

23

2.

Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang
suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Dalam penggunaan
metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan
memahami suatu proses, yaitu dengan mengajukan pertanyaan,
memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.
Metode ini dapat membangkitkan minat belajar bagi siswa
karena secara tidak langsung siswa memusatkan perhatiannya
terhadap isi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

3.

Metode tanya jawab


Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberi minat
siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, atau guru
mengajukan

pertanyaan

kemudian

siswa

menjawab.

Dalam

menggunakan metode ini diperlukan usaha untuk merangsang siswa


agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan,
mengarahkan proses berpikir siswa agar mereka dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan penuh keterampilan
interprestasi dan lain-lain.
Selanjutnya

dalam

menentukan

pemakaian

metode

ini

hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:


a.

Merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.


24

b.

Pertanyaan

dapat

membangkitkan

minat

sehingga

mendorong inisiatif anak dan dapat merangsang murid


untuk bekerja sama.
c.

Melatih

anak

mampu

mengasosiasikannya

dengan

masalah-masalah lain.
d.

Teknis pengajuan pertanyaan hendaknya ditujukan


kepada seluruh kelas dan giliran menjawab murid tertentu
saja.

4.

Metode pemberian tugas


Sebelum guru menerapkan metode pemberian tugas ini,
terlebih dahulu menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Kemudian
guru memberikan tugas kepada siswa untuk dilaksanakan berdasarkan
petunjuk yang telah diberikan oleh guru. Adapun penetapan metode
ini melalui tiga tahapan yaitu :
a.

Guru memberi tugas kepada siswa sesuai dengan perencanaan


yang disepakati bersama kurikulum yang berlaku.

b.

Siswa melakukan tugas yang dibebankan kepadanya, artinya ia


belajar seraya menyelesaikan tugas-tugas yang bersangkutan.

c.

Siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa yang telah


mereka pelajari dengan bukti hasil kerja (belajar), penyelesaian
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

25

Metode pemberian tugas ini, pada dasarnya dilaksanakan


apabila guru telah melakukan penjelasan tentang tujuan yang akan
dicapai dalam proses belajar mengajar.
5.

Metode kerja kelompok


Metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan
oleh guru dengan jalan membentuk kelompok kerja dari kumpulan
beberapa orang murid untuk mencapai suatu tujuan secara gotong
royong. Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru
dengan jalan membagi murid dalam bentuk kelompok yang lebih kecil.
Untuk menyelesaikan tugas secara gotong royong.
Dalam pelaksanaan metode ini, semua siswa yang tergabung
dalam

suatu

kelompok

diharapkan

sumbangsihnya

untuk

menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada kelompoknya. Adanya


kerjasama yang terjadi diantara mereka, membuat masing-masing siswa
terpacu minat dan semangat belajarnya. Dengan demikian tugas yang
dibebankan oleh guru atas kelompoknya dapat mereka selesaikan
dengan baik dan benar.
Ada beberapa faktor

yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan metode kerja kelompok ini, antara lain ;


a.

Hendaknya diusahakan jumlah anggota masing-masing kelompok


jangan terlalu besar, cukup empat sampai enam orang anak.
26

b.

Pembentukan kelompok kerja hendaknya dibentuk secara demokrasi


dalam arti mempertimbangkan minat dan kemampuan anak murid.

c.

Jumlah anggota setiap kelompok hendaknya seimbang dan merata,


dalam hal perbandingan murid yang pandai dan kurang pandai,
perbandingan pria dan wanita dan lain sebagainya.

F. PERAN ORANG SEKITAR DALAM MENINGKATKAN MINAT


BELAJAR SISWA
a.

Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru


Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan
permasalah rendahnya minat belajar siswa, maka guru harus mengetahui
beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan minat belajar
siswa, diantaranya adalah :
1) Memilih cara dan metode mengajar yang

tepat termasuk

memperhatikan penampilannya.
2) Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.
3) Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa.
4) Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

misalnya melalui kerja kelompok atau diskusi.


5) Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga

siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan


kegagalan dirinya.
27

6) Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk

menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya


kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau
sekedar bertepuk tangan yang meriah, meberikan lawakan
kepada siswa untuk mencairkan suasana.
7) Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang

dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga caracara mereka meraih mimpi-mimpi itu.
8) Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka

berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon


positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataanpernyataan positif laiinya.
b.

Hal-Hal Yang Dilakukan oleh Orang Tua


1)

Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap anak.

2)

Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu


menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.

3)

Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang


terkait dengan minat.

4)

Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang


tua melakukan pembimbingan seperlunya.

28

5)

Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan


dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan
mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.

6)

Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk


menumbuhkan minat belajar selanjutnya.

c.

Hal-Hal yang Dilakukan oleh Orang Tua dan Guru Secara Bersama
Ketika

permasalahan

rendahnya

minat

sudah

menjadi

permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh guru sendiri
atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan orang tua
harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di
ataranya :
1)

Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari factor


penyebab yang mengakibatkan rendahnya minat belajar siswa,
identifikasi masalahnya.

2)

Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi


pada anak..

3)

Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak, jika mereka


sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus
mempunyai komitemen

yang tinggi untuk tidak menambah

beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.

29

4)

Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua,


guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan
permasalahannya.

30

BAB III
METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 2 Barru Kabupaten Barru yang
berada di Jalan Pramuka No. 83. Penelitian ini berlangsung awal bulan April
dan akhir bulan Mei
B. POPULASI DAN SAMPEL
1.

Populasi
Menurut Khaeruddin dan Erwin Akib dalam buku Metode Penelitian

(2006:87), bahwa Populasi adalah seluruh objek yang dapat diteliti, diselidiki
dapat berupa individu, kejadian,atau objek lain yang telah dirumuskan dengan
jelas.
Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Pendidikan (2008 :
117), bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Dari kedua pengertian populasi yang telah dikemukakan di atas
dapatlah disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan yang menjadi
objek penelitian.

31

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI


SMA Negeri 2 Barru sebanyak 97 dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1
Data Populasi SMA Negeri 2 Barru
Jenis kelamin
Kelas

Jumlah
L

20

37

57

XI

21

39

40

Jumlah

41

56

97

Sumber : TU SMA Neg. 2 BARRU


2.

Sampel
Menurut S. Margono dalam Buku Metode Penelitian Pendidikan, (2005 :

121) bahwa Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (Mauster)
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu
Sedangkan menurut pendapat Riduwan dalam buku Belajar Mudah
Penelitian (2007:56) bahwa Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki
ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
Dari dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi yang akan diteliti, dengan menggunakan cara-cara

32

tertentu. Untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dari populasi, maka
penulis berpatokan pada penentuan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
dalam buku Prosedur Penelitian (2002: 120) bahwa apabila subjek penelitian
lebih dari 100 orang maka dapat ditarik sampel antara 10% sampai dengan 25%
atau lebih, sesuai dengan ketentuan yang dirumuskan dalam proposal penelitian.
Dengan memperhatikan jumlah populasi yang banyak dan keterbatasan
waktu penelitian, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 38% dari jumlah
populasi 97. Dengan demikian, 97 x 38% = 36,86 pembulatan

37 siswa

responden.
Dengan memakai teknik Proportional Random Sampling, maka setiap
siswa dalam kategori kelas dan jenis kelamin akan diambil secara proporsional
dengan cara-cara sebagai berikut:
-

populasi sampel laki-laki =

populasi sampel perempuan =

, dibulatkan 16

Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Pendidikan (2008:


130) bahwa Cara tersebut di atas akan digeneralisasi pada setiap kelas
berdasarkan besar jumlah laki-laki dan perempuan. Untuk perinciannya dapat
dilihat pada pengolahan data di bawah ini berdasarkan jumlah sampel sebagai
berikut:
-

Sampel laki-laki kelas X =

33

Sampel perempuan kelas X =

Sampel laki-laki kelas IX=

Sampel perempuan kelas IX =

7,98 dibulatkan 8 orang

dari perhitungan tersebut di atas, maka dapat diperoleh jumlah sampel pada
tiap kelas dan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 2
Data Sampel SMA Negeri 2 Barru
Jenis kelamin
Kelas

Jumlah
L

14

22

XI

15

Jumlah

16

21

37

Sumber : Hasil Olah Data Populasi


C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.

Angket
Angket adalah suatu daftar pernyataan yang dibagikan kepada seluruh

responden yang menjadi sampel penelitian. Angket adalah suatu teknik


memperoleh data dengan cara menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis
yang disampaikan kepada responden.
Pada penelitian ini angket akan disebar pada siswa dengan ketentuan sebagai
berikut:
34

Memuat 14 butir pertanyaan

skala yang digunakan adalah skala likert dengan pernyataan setiap


item instrumen ini memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif)
sampai pada terendah (sangat negatif).
-

SS

: sangat setuju

bobot nilainya 4

: setuju

bobot nilainya 3

TS

: tidak setuju

bobot nilainya 2

STS : sangat tidak setuju

bobot nilainya 1

D. JENIS DAN SUMBER DATA


1.

Jenis data
a. Data Primer
Data Primer adalah data utama, dalam pengumpulan data ini
digunakan angket yakni pengumpulan data dengan cara memberikan
sejumlah daftar pertanyaan kepada semua responden atau dalam
pengertian lain adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Suharsimi Arikunto, 2002: 128).
Yang menjadi data utama adalah siswa SMA Neg. 2 Barru
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data penunjang, pengumpulan data ini
mengambil beberapa hasil olahan penelitian sebelumnya, juga melakukan

35

studi literatur dengan membaca buku-buku dan akses internet yang


berhubungan dengan penelitian ini.
2. Sumber data
Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Tata Usaha SMA
Neg. 2 Barru dan siswa kelas X dan XI SMA Negeri 2 Barru.
E. ANALISIS DATA
Analisis data menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
P

Keterangan:

F
100 %
N

P = Persentase
F = Jumlah jawaban yang diperoleh
N = Jumlah responden

36

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian akan dipaparkan dalam bentuk persentase sesuai
dengan indikator dan pertanyaan yang telah disebarkan melalui angket
pada 37 responden. Daftar pertanyaan yang disebarkan lewat angket akan
dipersentasekan berdasarkan pilihan siswa pada empat option pilihan yaitu:
SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak
Setuju). Persentase pertanyaan dapat dilihat pada tabulasi sebagai berikut:
Tabel 3
Guru melakukan system pendekatan sebagai tekhnik mengajar
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
9
27
1
0
37

Persentase
24
73
3
0
100

Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 9 orang atau 24%, setuju 27 orang atau 73%, tidak setuju 1
orang atau 3%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju ada 0 orang
atau 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan yang dapat

37

mendukung minat belajar siswa adalah dengan guru melakukan system


pendekatan sebagai tekhnik mengajar kebanyakn responden menjawab setuju.
Tabel 4
Guru sebaiknya menggunakan metode dan strategi pengajaran aktif, variatif, dan
kreatif
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
27
10
0
0
37

Persentase
73
27
0
0
100

Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 27 orang atau 73%, setuju 10 orang atau 27%, tidak setuju 0
orang atau 0%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju tidak ada.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan gurur sebaiknya
menggunakan metode dan strategi pengajaran yang aktif, variatif, dan kreatif
kebanyak responden menjawab sangat setuju.

38

Tabel 5
Guru menarapkan ICT sebagai media yang membantu dalam proses mengajarnya
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
10
24
3
0
37

Persentase
27
65
8
0
100

Pada tabel 5 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 10 orang atau 27%, setuju 24 orang atau 65%, tidak setuju 3
orang atau 8%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju tidak ada.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan

Guru menerapkan

system ICT sebagai media yang membantu dalam proses mengajarnya


kebanyakan responden menjawab setuju.
Tabel 6
Guru sebaiknya memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk menguji
pemahaman siswa setiap akhir mata pelajarannya
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

39

Frekuensi
5
19
10
3
37

Persentase
14
51
27
8
100

Pada tabel 6 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 5 orang atau 14%, setuju 19 orang atau 51%, tidak setuju 10
orang atau 27%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju 3 orang atau
8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Guru sebaiknya
memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk menguji pemahaman siswa
setiap akhir mata pelajarannya kebanyakan responden menjawab setuju
Tabel 7
Guru membiarkan siswa mandiri dalam proses belajar
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
4
18
14
1
37

Persentase
11
49
38
3
100

Pada tabel 7 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 4 orang atau 11%, setuju 18 orang atau 49%, tidak setuju 14
orang atau 38%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju ada 1 orang
atau 3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Guru
membiarkan siswa mandiri dalam proses belajar kebanyakanresponden
menjawab setuju.

40

Tabel 8
Guru menghubungakan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasioanal yang
sudah diketahui banyak siswa
No Option
1
sangat setuju
2
Setuju
3
tidak setuju
4
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
4
20
12
1
37

Persentase
11
54
32
3
100

Pada tabel 8 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 4 orang atau 11%, setuju 20 orang atau 54%, tidak setuju 12
orang atau 32%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju sebanyak 1
orang atau 3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Guru
menghubungakan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasioanal yang
sudah diketahui banyak siswa kebanyakan responden menjawab setuju.

41

Tabel 9
Guru mengusahakan agar materi yang dipelajari siswa dapat berguna dalam
kehidupan kelak
No
Option
1
sangat setuju
2
Setuju
3
tidak setuju
4
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
19
17
1
0
37

Persentase
51
46
3
0
100

Pada tabel 9 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 19 orang atau 51%, setuju 17 orang atau 46%, tidak setuju 1
orang atau 3%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju tidak ada.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Guru mengusahakan agar
materi yang dipelajari siswa dapat berguna dalam kehidupan kelak
kebanyakan responden menjawab sangat setuju.

42

Tabel 10
Orang tua tidak lagi memberikan perhatian kepada anak di sekolah karena sudah ada
guru yang berperan sebagai orang tua.
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
1
0
19
17
37

Persentase
3
0
51
46
100

Pada tabel 10 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 1 orang atau 3%, setuju tidak ada, tidak setuju 19 orang atau
51%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju 17 orang atau 46%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Orang tua tidak lagi
memberikan perhatian kepada anak di sekolah karena sudah ada guru yang
berperan sebagai orang tua kebanyakan responden menjawab tidak setuju.
Tabel 11
Orang tua memberikan motivasi kepada anak untuk belajar
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
26
11
0
0
37

43

Persentase
70
30
0
0
100

Pada tabel 11 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 26 orang atau 70%, setuju 11 orang atau 30%, responden yang
memilih tidak dan sangat tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
pertanyaan Orang tua memberikan motivasi kepada anak untuk belajar
kebanyakan responden menjawab sangat setuju.
Tabel 12
Orang tua menciptakan kedisiplinan dalam belajar secara konsisten dan
berkesinambungan
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
12
19
5
1
37

Persentase
32
51
14
3
100

Pada tabel 10 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 12 orang atau 32%, setuju 19 orang atau 51%, tidak setuju 5
orang atau 4%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju 1 orang atau
3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Orang tua
menciptakan

kedisiplinan

dalam

belajar

secara

berkesinambungan kebanyakan responden menjawab setuju.

44

konsisten

dan

Tabel 13
Orang tua memberikan reward atau penghargaan kepada anak atas berbagai prestasi
yang dilakukan
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
8
26
2
1
37

Persentase
22
70
5
3
100

Pada tabel 13 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 8 orang atau 22%, setuju 26 orang atau 70%, tidak setuju 2
orang atau 5%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju 1 atau 3%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Orang tua memberikan
reward atau penghargaan kepada anak atas berbagai prestasi yang dilakukan
kebanyakan responden menjawab setuju.
Tabel 14
Guru memberikan perhatian penuh kepada siswa yang berprestasi
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

45

Frekuensi
0
5
25
7
37

Persentase
0
14
68
19
100

Pada tabel 14 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju tidak ada, setuju 5 orang atau 14%, tidak setuju 25 orang atau
68%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju 7 orang atau 19%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Guru memberikan
perhatian penuh kepada siswa yang berprestasi kebanyakan responden
menjawab tidak setuju.
Tabel 15
Guru mengadakan persaingan atau kompetisis di antara siswa untuk meningkatakan
prestasi belajar
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
5
21
10
1
37

Persentase
14
57
27
3
100

Pada tabel 15 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi


sangat setuju 5 orang atau 14%, setuju 21 orang atau 57%, tidak setuju 10
orang atau 27%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju 1 orang atau
3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Guru mengadakan

46

persaingan atau kompetisis di antara siswa untuk meningkatakan prestasi


belajar kebanyakan responden menjawab setuju.
Tabel 16
Guru membantu kesulitan beljara anak didik secara individual maupun kelompok
No
1
2
3
4

Option
sangat setuju
Setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
Jumlah

Frekuensi
16
12
6
3
37

Persentase
43
32
16
8
100

Pada tabel 16 dapat diketahui bahwa responden yang memilih opsi sangat
setuju 16 orang atau 43%, setuju 12 orang atau 32%, tidak setuju 6 orang atau
16%, dan responden yang memilih sangat tidak setuju 3 orang atau 8%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan Guru membantu kesulitan beljara anak
didik secara individual maupun kelompok kebanyakan responden menjawab
setuju.
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dengan memperhatikan data yang telah diolah dari hasil angket maka
selanjutnya, pada pembahasan ini akan dicoba menjawab rumusan masalah
yaitu Bagaimana cara menumbuhkan minat belajar siswa di SMAN 2 Barru
dan Factor apa yang memengaruhi hilangnya minat belajar siswa di SMAN 2

47

Barru. Pada 14 item pertanyaan dapat diketahui bahwa persepsi siswa


terhadap bagaimana cara menumbuhkan minat belajar siswa di SMAN 2
Barru dapat dilihat pada persentase, sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat
tidak setuju.
Pada pertanyaan pertama, kebanyakan responden menjawab setuju
pada pertanyaan guru melakukan system pendekatan sebagai tekhnik
mengajar. Tekhnik pendekatan dalam mengajar merupakan salah satu
tekhnik mengajar untuk meningkatkan minat belajar siswa. Dalam hal ini,
tekhnik pendekatan dapat dilakukan sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif. Seperti memilih metode, untuk sukses dalam
metode sebaiknya menggunakan strategi pembelajaran diantaranya: (1)
ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6)
pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan
sebagainya. Hal ini akan membangkitkan minat siswa dalam belajar.
Pada pertanyaan kedua, kebanyakan responden menjawab sangat
setuju pada pertanyaan Guru sebaiknya menggunakan metode dan strategi
pengajaran aktif, variatif, dan kreatif. Dalam hal ini, metode dan strategi
pengajaran aktif, variatif, dan kreatif

merupakan salah satu tekhnik

pendekatan pembelajaran yang dapat membimbing dan membangkitkan


minat belajar siswa. Hal ini dapat pembimbing lakukan dengan cara berusaha
mengadakan persaingan atau kompetisi di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, seperti mengadakan cerdas cermat,
48

pengisisan teka-teki silang terkait materi. Dengan menyiapkan suatu strategi


dalam belajar.
Pada pertanyaan ketiga, kebanyakan responden menjawab setuju pada
pertanyaan pergaulan guru menerapkan system ICT sebagai media yang
membantu dalam proses mengajarnya. Perkembangan teknologi komputer
secara signifikan telah merubah kehidupan masyarakat termasuk cara mereka
memperoleh pengetahuan. Internet telah menawarkan lautan informasi bagi
siswa yang secara independen dapat mereka akses tanpa tergantung lagi pada
guru di kelas. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat
dewasa ini telah memberikan alternatif pemecahan masalah bagi guru dalam
mengatasi kesulitan sumber bahan ajar. Internet menyediakan solusi bagi
guru dalam membuat persiapan pembelajaran yang berbasis ICT. Guru
tinggal mengakses dan berselancar di internet untuk mencari dan menemukan
materi yang dibutuhkan sebagai bahan ajar di kelas. Dengan adanya internet
sejatinya persoalan kurangnya sumber bahan ajar tidak menjadi persoalan .
Pada pertanyaan keempat, kebanyakan responden menjawab setuju
pada pertanyaan. Guru sebaiknya memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
untuk menguji pemahaman siswa setiap akhir mata pelajarannya. Pemberian
tugas setelah akhir mata pelajaran merupakan salah satu tekhnik untuk
mengetahui tingkat kerajinan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Selain itu, dengan pemberian tugas dapat memicu motivasi siswa untuk
belajar seperti menyelesaikan tugas tugas mereka.
49

Pada pertanyaan kelima, kebanyakan responden menjawab setuju pada


pertanyaan guru membiarkan siswa mandiri dalam proses belajar. Metode ini
bertujuan untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan belajar secara
mandiri. Hal ini, dapat memicu semangat siswa untuk belajar. Namun,
strategi ini sangat erat kaitannya dengan pemberian pujian, reward, dan
hukuman. Dengan adanya berbagai macam pancingan yang diberikan
seorang guru terhadap anak didiknya dapat memicu timbulnya minat belajar
dari diri siswa.
Pada pertanyaan keenam, kebanyakan responden menjawab setuju
pada pertanyaan guru menghubungakna pengajaran dengan suatu berita
sensasional yang sudah diketahui banyak siswa. Dengan saling mengaitkan
anatara mata pelajaran dengan suatu berita sensational, maka akan
memancing siswa lebih tanggap dalam pelajaran. Misalkan seorang guru seni
sedang mengajarkan cara melukis kepada pesrta didiknya. Dia akan
menjelaskan bagaimana cara menciptakan sebuah karya yang memiliki
makna. Dari penjelasan tersebut, untuk memancing minat belajar siswa, guru
tersebut menjelaskan tentang makna dari lukisan Monalisa yang misterius.
Dari penjelasan penjelasan tersebut, siswa akan akan memotivasi dirinya
untuk menciptakan sebuah karya yang memiliki makna sama halnya dengan
makna lukisan davichi yang sangat sukar diartikan. Dari situlah timbulnya
minat belajar siswa.

50

Pada pertanyaan ketujuh, kebanyakan responden menjawab setuju


pada pertanyaan guru mengusahakan agar materi yang dipelajari siwa dapat
berguna untuk kehidupan kelak. Dengan mengusahakan agar materi yang
dipeljari siswa dapat berguna untuk kehidupan kelak, maka akan memancing
motivasi siswa untuk belaja sehingga minat belajar itu muncul dan mereka
akan lebih sering belajar,karena telah mengetahui tentang manfaat dari
materi itu. misalkna, seorang guru membimbing siswanya dalam praktek
kewirausahaan tentang pemasaran dan penjualan. Guru tersebut akan
menjelaskan tentang manfaat dari praktek tersebut, misalakan akan
membantu kalian mengenal dunia bisnnis dan bagaimana cara memasarkan
dan menjualkan produk kepada konsumen. Dalam hal ini perbisnisan
merupakan salah satu peluang kerja sampingan bagi siswa di kehidupan
kelak.
Pertanyaan kedelapan, kebanyakan responden menjawab tidak setuju
pada pertanyaan orang tua tidak lagi memberikan perhatian kepada anak di
sekolah karena sudah ada guru yang berperan sebagai orang tua. Hal ini,
merupakan pernyataan yang kurang benar karena peran orang tua sangat
berpengaruh terhadap minat dan motivasi belajar siswa. Orang tua
merupakan salah satu bagian yang sangat mendukung dalam menumbuhkan
minat belajar siswa, seperti orang tua mendorong minat belajar anak dengan
meningkatkan rasa percaya diri anak. Meskipun orang tua di sekolah itu
sendiri adalah seorang guru , tidak tertutup kemungkinan untuk Orang tua
51

lepas tanggung jawab dari anaknya, karena dalam hal ini diperlukan
hubungan kerja sama antara orang tua dan guru dalam membimbing dan
mendidik anaknya. meskipun peranan di sekolah tidak secara langsung
namun orang tua mesti memantau perkembangan anak disekolah seperti
halnya pembelajaran yang sesungguhnya tidak didasarkan pada nilai-nilai
mata pelajaran sekolah semata, melainkan pada nilai anak dalam menjalani
proses pendidikan di sekolah itu sendiri. Sangat penting untuk mengambil
suatu hal positif dari sebuah kegagalan dan untuk mengajarkan seorang anak
sebuah keterampilan penting mengenai hal itu. Namun ketika mata pelajaran
menjadi sandungan saat anak gagal mendapatkan nilai terbaiknya, orang tua
bisa membimbingnya untuk mengulangi mempelajarinya kembali. Hal
tersebut bisa membantu mereka untuk melihat bagaimana pentingnya untuk
terus mencoba dan akan mengajarkan mereka untuk mengakses keterampilan
yang telah mereka miliki ketika dihadapkan dengan tantangan baru atau
kurang menarik.
Pertanyaan kesembilan, kebanyakan responden menjawab setuju, pada
pertanyaanorang tau memberikan motivasi kepada anak untuk belajar.
Responden menjawab setuju karena orang tua merupakan salah satu bagian
dari factor internal dalam mebimbing dan memberikan motivasi kepada
siswa. Ketika seorang anak mendapatkan nilai buruk, hal yang dilakukan
bukan memarahi dan memojokkan dengan kata-kata menyudutkan dan
merendahkan rasa percaya dirinya. Hal yang perlu dikakukan adalah
52

mengambil

sikap

bijak,

member

kata-kata

motivasi

yang

akan

membangkitkan semangat anak untuk belajar dan memupukkan rasa percaya


diri mereka bahwa tidak ada anak yang bodoh, semua anak bisa pintar dan
berprestasi baik selama mereka mau rajin belajar.
Pertanyaan kesepuluh, kebanyakan responden menjawab setuju pada
pertanyaan budaya orang tua menciptakan kedisiplanan dalam belajar secara
konsisten dan berkesinambungan. Banyak diantara anak-anak yang akhirnya
mendapatkan nilai yang buruk karena mereka masa bodoh terhadap
pekerjaan rumah mereka. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan. Dalam
beberapa kasus bisa jadi karena mereka lupa, namun pada sebagian besarnya
mereka malas melakukannya dan tidak sedikit pula yang lebih mengandalkan
menyontek dari teman-temanya di sekolah. Adalah penting bagi Anda untuk
memastikan anak anda peduli terhadap PR-nya dan mendorong anak Anda
untuk mengerjakan serta memastikan bahwa pekerjaan rumah tersebut
diselesaikan tepat pada waktunya.
Pertanyaan kesebelas, kebanyakan responden menjawab setuju pada
pertanyaan orang tua memberikan reward penghargaan kepada anak atas
berbagai prestasi yang dilakukan.

Dengan pemberian reward atau

pengahargaan kepada anak akan memancing siswa dalam meningkatkan


prestasi belajar siswa. Dengan adanya iming-iming hadiah atas prestasi
belajar, maka seorang siswa akan termotivasi dan memiliki minat untuk
belajar. Pemberian secara terus menerus reward ini akn memancing siswa
53

untuk termotivasi dalam belajar. Dan lama kelamaan, tanpa mengharapkan


reward itu sendiri minat siswa akan minat belajar akan timbul.
Pertanyaan keduabelas, kebanyakan responden menjawab tidak setuju
pada pertanyaan pacaran guru memberikan perhatian penuh kepada siswa
yang berprestasi. Kebanyakan responden menjawab tidak setuju terhadpa
pernytaan tersebut, hal ini dikarenakan dengan adanya perhatian penuh
terhadap terhadap siswa yang berprestasi maka siswa siswa yang lain akan
merasa teransingkan dan mulai merasa tidak nyaman dengan gurunya
sehingga minat belajar siswa itu sendiri kurang terhadap mata pelajaran guru
itu sendiri. Hal ini mengakibatkan banyaknya persepsi-persepsi yang kurang
baik terhadap guru dan menjadikan siswa merasa tidak nyaman dengan
perlakuan guru. Setiap siswa di kelas saling membutuhkan perhatian
terhadap guru. Dengan adanya perhatian penuh tanpa membedakan siswa itu
sendiri maka siswa akan merasa nyaman belajar di mata pelajaran guru itu
sendiri sehingga minat untuk belajarnya ada.
Pertanyaan ketigabelas, kebanyakan responden menjawab setuju pada
pertanyaan guru mengadakan persaingan atau kompetesi di antara siswanya
untuk meningkatakna prestasi belajar. Dengan guru mengadakan persaingan
atau kompetesi di antara siswanya maka akan memicu siswa untuk belajar.
Misalkan strategi persaingan antar kelompok dengan memberikan materi
cerdas cermat., maka siswa akan termotivasi untuk belajar sehingga minat
belajar meningkat. Bukan hanya cerdas cermat namun bentuk diskusi juga
54

dapat membantu siswa untuk meningkatkan keingintahuan terhadap materi


yang sedang berlangsung. Dengan begitu mereka akan mencari jawaban dari
apa yang belum mereka ketahui. Disitulah minat belajar siswa dapat muncul.
Pertanyaan keempatbelas, kebanyakan responden menjawab setuju
pada pertanyaan guru membantu kesulitan belajar anak didik secara
individual dan kelompok. Dengan membantu kesulitan siswa baik secara
individual maupun kelompok, hal ini secara tidak langsung menumbuhkan
minat belajar siswa, karena siswa merasa lebih percaya diri dengan apa yang
dia kerjakan. Sehingga, dengan begitu dia akan lebih termotivasi dalam
belajar. Membantu kesulita siswa bukan berarti guru hanya membantu siswa
dalam menyelesaikan masalah yang tidak terpecahkan, akan tetapi guru juga
harus memberikan saran saran kepada siswa seperti menanamkan rasa
percaya diri dan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih beinat
belajar.
Dengan memperhatikan dan deskripsi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang memengaruhi hilangnya minat belajar siswa di
SMAN 2 Barru adalah :
1.

Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang


monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi kurangnya minat
belajar siswa.

2.

Metode yang digunakan orang tua dalam mendidik anak dalam hal
belajar.
55

3.

Kurangnya kerjasama antar guru dan orang tua terhadap cara belajar
anak.

4.

Kurangnya peranan orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak.

5.

Karena siswa memiliki masalah yang tak dapat di pecahkan


Dengan mengetahui factor faktor yang memengaruhi minat belajar

siswa, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa cara menumbuhkan minat


belajar siswa adalah:
1. Guru memilih cara dan metode mengajar yang tepat, aktif, kreativ, dan
variatif yang dapat membangkitkan minat belajar siswa.
2. Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan
waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
3. Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil
melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa
berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif lainnya.
4. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab
yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi
masalahnya.
5. guru sebaiknya memperhatikan asas-asas pembelajaran seperti .
Kemitraan, siswa tidak dianggap sebagai bawahan melainkan
diperlakukan sebagai mitra Kebersamaan, pembelajaran dilaksanakan
melalui kelompok dan kolaboratif.

56

BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini dapat dideskripisikan
sebagai berikut: Semua komponen memiliki andil dan tanggung jawab dalam
membina, mengajar, dan menumbuhkan minat belajar siswa khususnya orang
tua dan guru yang merupakan bagian dari lingkungan internal dan eksternal
siswa di seolah. Dan melihat kondisis bahwa SMA Neg. 2 Barru merupakan
Sekolah Mengah Atas yang diasramakan maka binaan guru guru sangat
penting dalam menumbuhkan minat belajar siswa.selain itu, Sekolah dapat
mencari solusi yang baik terhadap faktor-faktor penyebab kurangnya minat
belajar siswa.
B. SARAN-SARAN
1.

penelitian ini dapat menjadi rujukan pada guru bimbingan untuk


menyusun layanan-layanan untuk menumbuhkan minat belajar siswa.

2.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai


bahan pembelajaran penulis dalam menciptakan sebuah karya ilmiah
baru di kehidupan kelak.

57

DAFTAR PUSTAKA
Kompasiana, edukasi. 19 Desember 2010. Minat Siswa. Tersaji dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/19/minat-siswa/ diakses pada 20 April 2012.
Kompasiana, edukasi. 11 April 2010. Motivasi dan Minat Belajar Siswa. Tersaji
dalam http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/motivasi-dan-minat-belajar-siswa/
diakses pada 20 April 2012.
Malyno, Juprimalino. Januari 2012. Pengertian Minat belajar Siswa . Tersaji dalam
http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/pengertian-minat-belajar-siswa-definisi.html
/ diakses pada 20 April 2012.
Malyno, Juprimalino. Januari 2012. Pengertian Minat Belajar Siswa . Tersaji dalam
http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/makalah-minat-belajar-meningkatkan.html
diakses pada 20 April 2012.
Nu, Ngurahjong. 1 Desember 2011. Minat Belajar Siswa. Tersaji dalam
http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/
diakses pada 9 Maret 2012.
Nai, Zuri. 28 Desember 2011. Cara Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa.
Tersaji
dalam
http://blognyaridho.wordpress.com/2011/12/28/cara-caramenumbuhkan-motivasi-belajar-siswa/ diakses pada 9 Maret 2012.
Dedy, Irfan. 3 Juni 2012. Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Belajar. Tersaji
dalam http://irvanhabibali.wordpress.com/2011/06/03/meningkatkan-motivasi-siswadalam-belajar/ diakses pada 9 Maret 2012.
Kusumah, Wijaya. 6 Juli 2009. Pengertian Media pembelajaran. Tersaji dalam
http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran diakses pada 9 Maret 2012.
Gusti, Kawulaning. Februari 2012. Teori Tentang Minat Belajar Siswa. Tersaji dalam
http://bloglaskarkopi.blogspot.com/2011/02/teori-tentang-minat-belajar-siswa.html
diakses pada 19 Maret 2012.
Despiyuanto. Februari 2011. Menumbuhkan Minat Belajar Siswa
dalam
Pemebelajaran
Seni
Rupa.
Tersaji
dalam
http://despiyuantosimdespi.blogspot.com/2011/02/menumbuhkan-minat-belajar-siswa-dalam.html
diakses pada 9 Maret 2012.

58

Sudrajat, Ahmad. 3 Juli 2009. Pengertian Pendekatan, Startegi, Metode, Tekhnik,


Taktik, dan Model Pembelajaran. Tersaji dalam http://media-grafika.com/pengertianpendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran diakses pada 9
Maret 2012.
Skripi, Irfan. Etika, Moral Dan Pergaulan Siswa. STKIP Al-gasali. Barru

59

Anda mungkin juga menyukai