Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Aset |1

BARANG MILIK DAERAH BERUPA RUMAH DAERAH


TATA CARA PENETAPAN STATUS RUMAH DAERAH
1. Pengguna Barang mengajukan usulan Penetapan Status Rumah Daerah Golongan I
atau Rumah Daerah Golongan II kepada Pengelola Barang yang diperoleh dari
Pengadaan Rumah Daerah dan/atau perubahan fungsi menjadi Rumah Daerah
paling lambat 6 (enam) bulan sejak dimiliki oleh daerah.
2. Usulan Penetapan Status Rumah daerah
dokumen sebagai berikut :
a. bukti kepemilikan Rumah Daerah;
b. gambar legger/gam
c. bar arsip berupa rumah dan gambar situasi; dan
d. tanda bukti kepemilikan hak atas tanah.
3. Berdasarkan usul penetapan, Pengelola melakukan penelitian dan mengajukan
usulan penggunaan kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk ditetapkan status
penggunaannya ke dalam Rumah Daerah Golongan I dan/atau Rumah Daerah
Golongan II paling lambat 1 (satu) tahun sejak dimiliki oleh daerah.

(1) Penetapan Status Rumah Daerah Golongan I atau Rumah Daerah Golongan II yang
berupa Satuan Rumah Susun dilakukan untuk satu Blok Rumah Susun.
(2) Penetapan Status Rumah Daerah untuk satu Blok Rumah Susun hanya dapat
dilakukan dengan satu Penetapan Status Rumah Daerah Golongan I atau Rumah
Daerah Golongan II.
TATA CARA PENGALIHAN PENETAPAN STATUS RUMAH DAERAH
Pengalihan Status Rumah Daerah Golongan II menjadi Rumah Daerah Golongan III wajib
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. umur Rumah Daerah paling singkat 10 (sepuluh) tahun sejak dimiliki oleh negara
atau sejak ditetapkan perubahan fungsinya sebagai Rumah Negara
b. status hak atas tanahnya sudah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
c. rumah dan tanah tidak dalam keadaan sengketa berdasarkan surat pernyataan dari
instansi yang bersangkutan

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

Manajemen Aset |2
d. penghuninya telah memiliki masa kerja sebagai Pegawai Negeri paling singkat 10
(sepuluh) tahun;
e. penghuni rumah memiliki Surat Izin Penghunian (SIP) yang sah dan suami atau istri
yang bersangkutan belum pernah membeli atau memperoleh fasilitas rumah dan/atau
tanah dari daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
f.

penghuni menyatakan bersedia mengajukan permohonan Pengalihan Hak Rumah


Daerah paling singkat 1 (satu) tahun terhitung sejak rumah tersebut menjadi Rumah
Daerah Golongan III dengan ketentuan: karena kelalaian mengajukan permohonan
tersebut, kepada penghuni dikenakan sanksi membayar sewa 2 (dua) kali dari sewa
setiap bulannya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan

g. untuk Rumah Daerah yang berbentuk Rumah Susun, sudah mempunyai


perhimpunan penghuni yang ditetapkan Pimpinan Imtansi Gubernur/Bupati/Walikota.

1. Pengalihan Status Rumah Daerah Golongan II menjadi Rumah Daerah Golongan III
dilakukan berdasarkan permohonan penghuni.
2. Penghuni mengajukan usul Pengalihan Status Rumah Negara Golongan II menjadi
Rumah Daerah Golongan III kepada Pengguna Barang.
3. Pengguna Barang melaporkan kepada Pengelola Barang disertai dengan usulan
pengalihan status.
4. Pengguna Barang melakukan Penelitian usulan pengalihan status Rumah Daerah
Golongan II menjadi Golongan III dengan memperhatikan:
a. statistik Rumah Daerah yang ada;
b. jumlah Rumah Daerah; dan
c. analisis kebutuhan Rumah Daerah.
5. Pengelola Barang melakukan penelitian atas usulan dan mengajukan usulan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota dengan melampirkan dokumen:
a. salinan keputusan Penetapan Status Rumah Daerah Golongan II;
b. salinan Surat Izin Penghunian (SIP) Rumah Daerah Golongan II;
c. surat keterangan status kepegawaian terakhir pemegang Surat Izin Penghunian (SIP)
Rumah Daerah Golongan II dari Pengguna Barang yang bersangkutan; dan
d. gambar legger/gambar arsip berupa rumah dan gambar situasi
e. salinan tanda bukti hak atas tanah atau, surat keterangan tentang penguasaan tanah;

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

Manajemen Aset |3
f.

salinan keputusan otorisasi pembangunan rumah/surat keterangan perolehan dari


instansi yang bersangkutan;

g. surat keterangan dari instansi yang bersangkutan bahwa rumah dan tanahnya tidak
dalam sengketa;
h. surat pernyataan kesanggupan membeli Rumah Daerah oleh penghuni; dan
i.

surat izin dari pemegang hak atas tanah apabila Rumah Daerah tersebut berdiri di
atas tanah pihak lain.

6. Berdasarkan kajian yang dilakukan Pengelola Barang, Gubernur/Bupati/Walikota


mempertimbangkan usul Pengalihan Status Rumah Daerah Golongan II yang berdiri
sendiri dan/atau berupa Satuan Rumah Susun beserta atau tidak beserta tanahnya
menjadi Rumah Daerah Golongan III.
7. Gubernur/Bupati/Walikota memberikan persetujuan secara tertulis atas usul Pengalihan
Status Rumah Daerah
8. Dalam hal Pimpinan Instansi menolak usul Pengalihan Status Rumah Daerah, maka
penolakan tersebut disampaikan kepada pemohon dalam jangka waktu, paling lama 4
(empat) bulan dengan disertai alasan penolakan.
9. Dalam hal usul Pengalihan Status Rumah Daerah Golongan II menjadi Rumah Daerah
Golongan III berupa Rumah Susun, maka Pengalihan Status Rurnah Daerah tersebut
diusulkan untuk satu Blok Rumah Susun.
1) Pengguna Barang yang bersangkutan dapat melakukan perubahan status Rumah
Daerah Golongan I menjadi Golongan II dengan ketentuan:
a. adanya perubahan atau penggabungan organisasi; dan/atau
b. sudah tidak memenuhi fungsi sebagaimana ditetapkan semula.
2) Sebelum melakukan perubahan status Rumah Daerah Golongan I menjadi Rumah
Daerah Golongan II, Pengguna Barang mengajukan permohonan pertimbangan
teknis kepada Pengelola Barang dengan melampirkan:
a. surat keputusan adanya perubahan atau penggabungan organisasi dan/atau
surat keputusan tidak memenuhi fungsi sebagaimana ditetapkan semula;
b. jumlah rumah jabatan yang ada;
c. analisis kebutuhan rumah jabatan;
d. salinan keputusan Penetapan Status Rumah Daerah Golongan I; dan
e. gambar legger/gambar arsip berupa rumah dan gambar situasi yang akan
diusulkan perubahannya menjadi Rumah Daerah Golongan II.

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

Manajemen Aset |4
3) Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan Pengguna Barang yang
bersangkutan dan menetapkan pertimbangan teknis
4) Dalam pertimbangan teknis, Pengelola Barang mengajukan permohonn usulan
perubahan status Rumah Daerah Rumah Daerah Golongan I menjadi Rumah Daerah
Golongan II kepada Gubernur/Bupati/Walikota
5) Berdasarkan pertimbangan teknis, Gubernur/Bupati/ Walikota menetapkan
perubahan status Rumah Daerah Golongan I menjadi Rumah Daerah Golongan II.

(1) Pengguna Barang dapat melakukan perubahan status Rumah Daerah Golongan II
menjadi Rumah Daerah Golongan I untuk memenuhi kebutuhan rumah jabatan dengan
ketentuan harus secara teknis memenuhi syarat sebagai rumah. jabatan berdasarkan
tipe dan kelas Rumah Daerah serta tersedia rumah pengganti.
(2) Penetapan Status Rumah Daerah Golongan II menjadi Rumah Derah Golongan I
ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/ Walikota.
TATA CARA PENGALIHAN HAK RUMAH DINAS DAERAH
(1) Rumah daerah yang dapat dialihkan haknya adalah rumah dinas daerah golongan III
yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih dan tidak dalam keadaan sengketa.
(2) Umur rumah dinas daerah, diperhitungkan berdasarkan penetapan status atau
pengalihan status oleh Gubernur/Bupati/Walikota
(3) Rumah daerah beserta atau tidak beserta tanahnya hanya dapat dialihkan haknya
kepada penghuni atas permohonan penghuni melalui Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna Barang.
(4) Rumah daerah yang berada dalam sengketa tidak dapat dialihkan haknya
(5) Penghuni rumah daerah golongan III dapat mengajukan permohonan pengalihan apabila
yang bersangkutan telah mempunyai masa kerja 10 (sepuluh) tahun atau lebih sebagai
pegawai negeri sipil
(6) Rumah daerah golongan III yang dibangun di atas tanah yang tidak dimiliki oleh
Pemerintah Daerah, maka untuk memperoleh hak atas tanah harus diproses tersendiri
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(7) Suami dan istri yang masing-masing mendapat Surat Izin Penghuni (SIP) untuk
menghuni rumah dinas daerah golongan III, pengalihan hak hanya dapat diberikan
kepada salah satu dari suami dan istri yang bersangkutan dan belum pernah membeli

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

Manajemen Aset |5
atau memperoleh fasilitas rumah dan/atau tanah dari pemerintah/pemerintah daerah
berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
(8) Pegawai negeri sipil yang telah memperoleh rumah dan/atau tanahh dari pemerintah/
pemerintah daerah, tidak dapat lagi mengajukan permohonan pengalihan hak atas
rumah dinas daerah golongan III.
(9) Pengalihan hak rumah dinas daerah golongan III kepada penghuninya ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota.

1) Penghuni rumah daerah golongan III yang dapat mengajukan permohonan pengalihan
hak kepada Gubernur/Bupati/Walikota dengan tembusan pengguna barang dan/atau
pengelola barang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Pegawai negeri sipil:
1. mempunyai masa kerja masa kerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun;
2. memiliki Surat Izin Penghunian yang sah;
3. belum pernah membeli atau memperoleh fasilitas rumah dan/atau tanah dari
pemerintah/pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Pensiunan pegawai negeri sipil;
1. menerima pensiun dari Daerah;
2. memiliki Surat Izin Penghunian yang sah;
3. belum pernah membeli atau memperoleh fasilitas rumah dan/atau tanah dari
pemerintah/pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Janda/duda pegawai negeri sipil:
1. masih berhak menerima tunjangan pensiun dari Daerah, yang:
a) almarhum suaminya/isterinya sekurang-kurangnya mempunyai masa kerja 10
(sepuluh) tahun; atau
b) masa kerja almarhum suaminya/isterinya ditambah dengan jangka waktu
sejak yang besangkutan menjadi janda/duda berjumlah sekurang-kurangnya
10 (sepuluh) tahun;
2. memiliki Surat Izin Penghunian yang sah;
3. belum pernah membeli atau memperoleh fasilitas rumah dan/atau tanah
berdasarkan peraturan perundang-undanngan yang berlaku

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

Manajemen Aset |6

2) Apabila penghuni rumah daerah golongan III meninggal dunia, maka pengajuan
permohonan pengalihan hak atas rumah daerah dimaksud dapat diajukan oleh anak sah
dari penghuni yang bersangkutan.
3) Apabila pegawai negeri sipil/penghuni yang bersangkutan meninggal dan tidak
mempunyai anak sah, maka rumah daerah kembali ke pemerintah daerah
4) Atas permohonan Gubernur/Bupati/Walikota melakukan penelitian melalui pengelola
barang sebagai bahan pertimbangan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota atas
permohoan yang diajukan Penghuni rumah daerah golongan III
5) Dalam hal Gubernur/Bupati/Walikota tidak menyetujui atas pengajuan permohonan
Gubernur/Bupati/Walikota memberitahu kepada Penghuni rumah daerah golongan III
disertai alasannya.
6) Berdasarkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan harga rumah beserta
tanahnya berdasarkan hasil penilaian.
7) Harga Rumah Daerah Golongan III ditetapkan sebesar 50 % ( lima puluh perseratus )
dari harga penilaian yang dilakukan oleh Penilai Pemerintah atau Penilai Publik
sebagaimana dimaksud dalam pasal. berdasarkan standar tipe dan kelas bangunan
serta pangkat dan golongan pegawai negeri PP 31/2005.
8) Penghuni rumah daerah yang dalam proses sewa beli dibebaskan dari kewajiban
pembayaran sewa rumah.
9) Penghuni atas rumah daerah yang dalam proses sewa beli dapat diserahkan sebagian
atau seluruhnya kepada pihak lain oleh penghun setelah mendapat ijin dari
Gubenur/Bupati/Walikota

(1) Gubernur/Bupati/Walikota menandatangani surat perjanjian sewa beli rumah daerah


golongan III
(2) Pembayaran harga rumah daerah golongan III dapat dilaksanakan secara angsuran dan
disetor ke kas daerah
(3) Apabila rumah yang dialihkan haknya terkena rencana tata ruang pembayarannya dapat
dilakukan secara tunai.
(4) Pembayaran angsuran pertama ditetapkan paling sedikit 5% (lima per seratus) dari harga
rumah daerah golongan III dan dibayar penuh pada saat perjanjian sewa beli
ditandantangani, sedang sisanya diangsur dalam jangka waktu paling singkat 5 (lima)

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

Manajemen Aset |7
tahun dan paling lama lambat 20 (dua puluh) tahun dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

(1) Penghuni yang telah membayar lunas harga rumah daerah golongan III beserta
tanahnya, memperoleh:
a. penyerahan hak milik rumah; dan
b. pelepasan hak atas tanah;
(2) Penghuni yang telah memperoleh penyerahan hak milik dan pelepasan hak atas tanah,
wajib mengajukan permohonan hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
(3) Pelepasan hak atas tanah dan/atau penyerahan hak milik rumah serta penghapusan dari
daftar Barang Milik Daerah ditetapkan dengan keputusan Gubernur/Bupati/Walikota.
(4) Gubernur/Bupati/Walikota menyerahkan surat keputusan penyerahan hak milik rumah
dan pelepasan hak atas tanah yang berdiri sendiri atau berupa satuan rumah susun
kepada penghuni yang telah membayar lunas harga rumah beserta harga tanahnya
sesuai perjanjian sewa beli Penghuni yang telah memperoleh surat keputusan
penyerahan hak milik rumah dan pelepasan hak atas tanah yang berdiri sendiri atau
berupa satuan rumah susun wajib mengajukan permohonan hak untuk memperoleh
sertifikat ha katas tanah kepada Kantor Pertanahan setempat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Surat keputusan penyerahan hak milik rumah dan pelepasan hak atas tanah yang berdiri
sendiri atau berupa satuan rumah susun untuk ditindaklanjut penghapusan dari Daftar
Barang Milik Daerah.
TATA CARA PEMINDAHTANGANAN RUMAH DAERAH
(1) Pemindahtanganan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah dilakukan dengan
mekanisme:
a. Penjualan;
b. Tukar menukar;
c. Hibah; atau
d. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat
(2) Pemindahtanganan dengan mekanisme penjualan hanya dapat dilakukan terhadap
Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah Golongan III

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

Manajemen Aset |8
(3) Pemindahtanganan dengan mekanisme tukar menukar, hibah atau penyertaan modal
pemerintah pusat hanya dapat dilakukan terhadap Barang Milik Daerah berupa Rumah
Daerah Golongan I dan Rumah Daerah Golongan II.
(4) Pemindahtanganan dengan mekanisme tukar menukar, hibah atau penyertaan modal
pemerintah pusat dapat dilakukan terhadap Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah
Golongan III setelah Rumah Daerah tersebut dikembalikan statusnya menjadi Rumah
Daerah Golongan II.
(5) Rumah Daerah Golongan III merupakan Rumah Daerah Golongan III yang belum
mendapatkan persetujuan penjualan dari Gubernur/Bupati/Walikota, belum dilakukan
proses sewa beli kepada penghuni, dan belum ada penetapan pengalihan hak dari
Gubernur/Bupati/Walikota Rumah Daerah Golongan III.
Pemindahtangan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah dengan mekanisme penjualan
Tukar menukar Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah yang berdiri sendiri dan/atau
berupa satuan rumah susun beserta atau tidak beserta tanahnya harus memperoleh
penggantian sekurang-kurangnya berupa Rumah Daerah yang jumlah dan tipenya berupa
Rumah Daerah yang dilepas.
Hibah Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah dapat dilakukan kepada:
a. Pemerintah Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahah daerah; atau
b. lembaga sosial, lembaga keagamaan, atau organisasi kemanusiaan, yang mendapatkan
pernyataan tertulis dari SKPD/Unit Kerja teknis yang kompeten bahwa lembaga yang
bersangkutan adalah sebagai lembaga/organisasi termaksud
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah
hanya dapat diberikan kepada:
a. Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D); atau
b. Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Pelaksanaan pemindahtanganan dengan mekanisme tukar menukar, hibah dan penyertaan
modal pemerintah daerah atas Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah dilakukan
mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini.

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

Manajemen Aset |9
TATA CARA PENGHAPUSAN RUMAH DAERAH
(1) Penghapusan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah dilakukan berdasarkan
keputusan Penghapusan Barang yang diterbitkan oleh Pengelona Barang untuk
Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Barang dan
Gubernur/Bupati/Walikota untuk Penghapusan dari Daftar Barang Milk Daerah,
Pengguna Barang Rumah Negara Golongan III atau Pengelola Barang.
(2) Penghapusan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah meliputi:
a. Penghapusan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah Golongan I dan Rumah
Daerah Golongan II dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Penguna pada Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang;
b. Penghapusan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah Golongan III dari Daftar
Barang Pengguna/Kuasa Penguna pada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
Rumah Daerah Golongan III; atau
c. Penghapusan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah dari Daftar Barang Milik
Daerah pada Pengelola Barang.
(3) Penghapusan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah dilakukan sebagai tindak
lanjut dari:
a. penyerahan kepada Pengelola Barang;
b. penetapan status Rumah Daerah Golongan III;
c. alih status penggunaan kepada Pengguna Barang lain;
d. alih fungsi menjadi bangunan kantor;
e. pemindahtanganan; atau
f.

sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab
Penghapusan, antara lain terkena bencana alam atau terkena dampak dari terjadinya
force majeure

(4) Penghapusan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah dilakukan sebagai tindak
lanjut dari:
a. penyerahan kepada Pengelola Barang;
b. penjualan dalam bentuk pengalihan hak;
c. pembatalan pengalihan status golongan Rumah Daerah dari golongan II ke Rumah
Daerah Golongan III; atau

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

M a n a j e m e n A s e t | 10
d. sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab
Penghapusan, antara lain terkena bencana alam atau terkena dampak dari terjadinya
force majeure.
(5) Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah dilakukan sebagai tindak lanjut dari:
a. pemindahtanganan; atau
b. sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab
Penghapusan, antara lain terkena bencana alam, atau terkena dampak dari
terjadinya force majeure.
Penghapusan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah dilakukan setelah keputusan
Penghapusan diterbitkan oleh:
a. Pengelola Barang untuk Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah Golongan I dan
Rumah Daerah Golongan II setelah mendapatkan persetujuan
Gubernur/Bupati/Walikota, untuk Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa
Pengguna;
b. Pengelola Barang Rumah Daerah Golongan III setelah mendapatkan persetujuan
Pengelola Barang, untuk Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa
Pengguna Rumah Daerah Golongan III; atau
c. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk Penghapusan dari Daftar Barang Milk Daerah.

(1) Pengelola Barang wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Penghapusan kepada


Gubernur/Bupati/Walikoti dengan melampirkan keputusan Penghapusan dari Daftar
Barang Pengguna/Kuasa Pengguna paling lambat 1 (satu) bulan setelah penerbitan
keputusan tersebut
(2) Pengelola Barang Rumah Daerah Golongan III wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan Penghapusan Rumah Daerah Golongan III kepada
gubernur/Bupati/Walikota dengan melampirkan:
a. keputusan Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Rumah
Daerah Golongan III;
b. keputusan pengalihan hak dan penetapan harga Rumah Daerah Golongan III; dan
c. perjanjian sewa beli paling lambat 1 (satu) bulan setelah penerbitan keputusan
sebagaimana dimaksud pada huruf a.

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

M a n a j e m e n A s e t | 11
Nilai Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah yang dihapuskan sebesar nilai yang
tercantum dalam:
a. Daftar Barang Pengguna/Daftar Barang Kuasa Pengguna dan/atau Laporan Barang
Pengguna/Kuasa Pengguna;
b. Daftar Barang Pengguna/Daftar Barang Kuasa Pengguna Rumah Daerah Golongan
III dan/atau Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Rumah Daerah Golongan
III; dan/atau
c. Daftar Barang Milik Daerah dan/atau Laporan Barang Milik Daerah.
TATA CARA PENATAUSAHAAN RUMAH DAERAH
Penatausahaan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah meliputi kegiatan pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan
(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dan Pengelola Barang melakukan
penatausahaan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah secara tersendiri atas
pelaksanaan pengelolaan Barang Milik berupa Rumah Daerah
(2) Penatausahaan merupakan pelengkap dari penatausahaan Barang Milik Daerah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri di bidang penatausahaan
Barang Milik Daerah.
Penatausahaan merupakan pelengkap dari penatausahaan Barang Milik Daerah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri di bidang penatausahaan
Barang Milik Daerah:
a. penetapan/alih status penggunaan;
b. penetapan/alih status golongan;
c. alih fungsi;
d. pemindahtanganan; dan
e. Penghapusan.

(1) Inventarisasi dalam rangka penatausahaan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah
dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Pelaksanaan inventarisasi dilakukan untuk mengumpulkan data administrasi dan fisik
Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah sekurang-kurangnya meliputi:
a. bukti kepemilikan tanah dan bangunan;

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

M a n a j e m e n A s e t | 12
b. status penggunaan;
c. status penghunian;
d. nilai dan luas tanah dan bangunan;
e. alamat, lokasi, dan tipe bangunan; dan
f.

kondisi bangunan

(3) Hasil inventarisasi dilaporkan oleh Pengguna Barang dan Pengguna Barang Rumah
Daerah Golongan III kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang.
(4) Laporan harus telah disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak selesainya
pelaksanaan inventarisasi
(5) Tata cara pelaksanaan inventarisasi Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah
merupakan bagian dari inventarisasi Barang Milik Daerah sebagaimana diaturdalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri di bidang penatausahaan Barang Milik Daerah.

(1) Pelaporan dalam rangka penatausahaan Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah
dilaksanakan setiap Semesteran dan Tahunan.
(2) Pengguna Barang menyusun laporan semesteran dan tahunan atas Barang Milik Daerah
berupa Rumah Daerah sebagai bagian dari pelaporan Barang Milik Daerah sesuai
ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri di bidang
penatausahaan Barang Milik Daerah.
(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap kegiatan
pembukuan dan inventarisasi Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah.
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN RUMAH DAERAH
Pengelola Barang, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, dan Pengguna Barang wajib
melakukan pengawasan dan pengendalian Barang Milik Daerah berupa Rumah Daerah
yang berada dalam penguasaannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

M a n a j e m e n A s e t | 13

TUGAS KELOMPOK 6
Mata Kuliah : Manajemen Aset
Dosen Pengajar : DR. Asri Usman, SE.,Ak.,M.Si.,CA
Kelas : C

BARANG MILIK DAERAH


BERUPA RUMAH DAERAH

Kelompok 6 :
Nur Amelia
Sri Ade
Nur Sofyan Has

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014

Kelompok 6 Kls. C Star-Maksi UNHAS 2014

Anda mungkin juga menyukai