PENDAHULUAN
BAB II
STATUS PASIEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
No Reg
: 362698
Umur suami
Alamat
: Kepanjen
: 23 tahun
2.2 ANAMNESA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
: normal
Mata
Wajah
: simetris
Mulut
Leher: pembesaran kelenjar limfe di leher (-), pembesaran kelenjar tyroid (-)
Thorax
Paru :
Inspeksi : Pergerakan pernafasan simetris, tipe pernapasan normal.
Retraksi costa (-/-)
Palpasi
Perkusi
: thrill (-)
Perkusi
Palpasi
: pembesaran organ (-), nyeri tekan (-), teraba massa abnormal (-).
Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus xyphoideus
(33cm).
Perkusi
: tympani (+)
Leopold II
Leopold III
keras
: 5/5
Ketuban
Bagian terendah
: belum teraba
Hodge
:-
Molase
:-
2.4 RINGKASAN
Anamnesa:
Pemeriksaan luar:
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
: 5/5
Ketuban
Bagian terendah
: belum teraba
Hodge
:-
Molase
:-
2.5 DIAGNOSA
-G P
I
0000
AB
000 ,
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
Disproporsinal Kepala-panggul adalah keadaan yang menggambarkan
ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat
keluar melalui vagina.Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit,
janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.
Ukuran Panggul :
-
tengah
tidak
dapat
diperoleh
secara
langsung.Terdapat
3. Panggul sempit
3.2
kepustakaan lain, anak yang besar dapat menimbulkan kesulitan dalam persalinan
jika beratnya lebih dari 4500 gram.
Penyebab anak besar yaitu:
Diabetes mellitus
Herediter
Multiparitas
3.3
a. Presentasi muka
Presentasi muka adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga
oksiput mengenai punggung dan muka terarah ke bawah (kaudal terhadap ibu).
Presentasi muka dapat disebabkan:
Panggul sempit
Bayi besar
Multiparitas
Anencephal
b. Presentasi Dahi
Presentasi dahi adalah presentasi kepala dengan defleksi yang sedang.
Etiologinya hampir sama dengan presentasi muka. Biasanya merupakan keadaan
sementara dan sering berubah menjadi presentasi muka atau belakang kepala.
Presentasi dahi jarang dapat diketahui dalam kehamilan. Namun dapat
dicurigai keadaan tersebut bila dengan pemeriksaan luar ditemukan:
o Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung anak.
o BJJ sepihak dengan bagian kecil.
11
Kesempitan panggul
Plasenta previa
Prematuritas
Mioma uteri
Kehamilan ganda
12
TBBJ > 1700 gr : dilakukan embriotomi bila syarat terpenuhi dan harus
dilakukan eksplorasi jalan lahir.
13
TBBJ > 2500 gr dan bagian terendah janin masih tinggi dilakukan seksio
sesarea.
3.4
PANGGUL SEMPIT
Batasan panggul sempit menurut Pedoman diagnosis dan Terapi Obstetri
dan Ginekologi RSHS yaitu setiap kelainan pada diameter panggul yang
mengurangi kapasitas panggul, sehingga dapat menimbulkan distosia pada
persalinan.
14
Kriteria diagnosis :
a. Kesempitan pintu atas pangul
Panggul sempit relatif
Kepala dapat ditekan ke dalam panggul, tidak terdapat tumpang tindih dari
tulang parietal, berarti CPD (-).
Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih dari tulang
parietal, sekitar 0,5 cm, berarti CPD sedang. Pemeriksaan dilanjutkan
dengan perasat Muller.
Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).
His
Lancarnya pembukaan
Karena banyaknya faktor tersebut, pada panggul sempit relative dilakukan partus
percobaan.
20
PANGGUL SEMPIT
1. Pemeriksaan ginekologis
2. Pemeriksaan penunjang
- Ultrasonografi
- Radiologis
(hasil mengecewakan)
Kesempitan pintu
Kesempitan
Kesempitan
pintu
atas panggul
panggul tengah
Relatif
Absolut
(konjugata vera
bawah panggul
8,5-10 cm)
Partus percobaan
Seksio sesarea
Primer
Berhasil
Gagal
Seksio sesarea
21
3.5
SECTIO CAESAREA
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi
untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
JENIS JENIS OPERASI SECTIO CAESAREA
Sectio Caesarea Transperitonealis
1. Sectio caesarea klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada corpus
uteri). Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri
kira-kira 10 cm.
Kelebihan:
Mengeluarkan janin dengan cepat.
Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik. Sayatan
bisa diperpanjang proksimal atau distal.
Kekurangan:
Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada
reperitonealis yang baik. Untuk persalinan yang berikutnya lebih
sering terjadi rupture uteri spontan.
2. Sectio caesarea ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada
segmen bawah rahim). Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang
konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm.
Kelebihan:
Penjahitan luka lebih mudah.
Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik.
Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan
penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.
Perdarahan tidak begitu banyak.
Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil.
Kekurangan:
Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat
menyebabkan
uteri
uterine
pecah
sehingga
mengakibatkan
perdarahan banyak.
22
INDIKASI
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal
yang perlu tindakan sectio caesarea proses persalinan normal lama/kegagalan
proses persalinan normal (Dystosia).
23
Indikasi seksio caesarea dibagikan kepada indikasi menurut ibu dan indikasi
menurut janin:
a) Indikasi ibu
i.
ii.
Panggul sempit
Holmen mengambil batas terendah untuk melahirkan janin ialah
Conjugata Vera (CV) = 8 cm, dimana jika kurang dari ukuran ini ibu
tidak dapat melahirkan janin normal, tapi harus diselesaikan denga SC.
CV antara 8-10 cm boleh dicoba partus percobaan, baru setelah gagal
dilakukan SC sekunder.
iii.
iv.
v.
vi.
Stenosis servix/vagina.
vii.
viii.
Partus lama.
ix.
x.
b) Indikasi Janin
i.
Kelainan letak, presentasi, sikap dan posisi janin. Presentasi bokong pada
kehamilan cukup bulan hanya 3%-4% saja, tetapi di Amerika Serikat pada
tahun 1985 dilaporkan, 79% dari seluruh presentasi bokong dilahirkan
dengan operasi sectio caesarea.
ii.
iii.
iv.
Kelainan kongenital.
24
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Disproportional kepala-panggul (CPD) adalah diagnosa medis yang
Pada ibu ini dirasakan mules / kenceng-kenceng sejak jam 23.00, keluar
darah pervaginam, ketuban merembes sejak 3 jam sebelum tiba di RS.
Sedangkan dari pemeriksaan dalam belum ada pembukaan serviks 3cm.
Sehingga dapat dikatakan ibu ini inpartu.
seksio cesarea.
26
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta:
EGC, 2005.
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen, 1983.
Israr YA, Irwan M, Lestari, dkk. Arrest of Decent- Cephalopelvc Disproportion
(CPD). 2008. [Online] Hyperlink:
http://72.14.235.132/search?q=cache:RqVXzDPzkgIJ:yayanakhyar.wordpress.co
m/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-cpd/+Cephalopelvic+disproportion&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id, 20 Mei 2009.
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar, 1982.
Sofie Rifayani, dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi
RSHS, Bagian Pertama (Obstetri). Edisi 2. Bagian Obgin RSHS. 2005.
Sulaiman Sastrawinata, dkk. Obstetri Patologi. Cetakan Pertama. EGC: Jakarta.
2005.
27