Anda di halaman 1dari 28

BAB I : PENDAHULUAN

FLASH

BAB I : PENDAHULUAN

PREV

BAB II

ILMU AKUSTIK :
Ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyian beserta
segala gejalanya.
Cabang-cabang ilmu akustik dapat disebutkan sbb :
Akustik Arsitektur (Architectural Acoustics)
Akustik Udara (Aero Acoustics)
Akustik Bawah Air (Underwater Acoustics)
Akustik Elektro (Electro Acoustics)
Akustik Lingkungan (Environmental Acoustics)
Pengendalian Bising Industri (Industrial Noise
Control)
Ultrasonik (Ultrasonics)
Getaran (Vibration)

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

END
SHOW

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN

ILMU AKUSTIK :
Ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyian beserta
segala gejalanya
ILMU AKUSTIK DAN CABANG-CABANGNYA
AKUSTIK
ELEKTRO

AKUSTIK
BAWAH AIR

FLASH
EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

AKUSTIK
ARSITEKTUR/RUANG

AKUSTIK
UDARA

AKUSTIK
AKUSTIK
LINGKUNGAN

PREV

BAB II

ULTRASONIC

PENGENDALIAN
BISING INDUSTRI

BAB III

GETARAN

BAB IV

BAB V

BAB VI

END
SHOW

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

1.2. GELOMBANG AKUSTIK :


Gelombang akustik adalah gelombang mekanis yang
berasal dari getaran mekanis. Gelombang akustik
memerlukan medium (padat, cair, gas) untuk
perambatnnya.

Frekuensi Gelombang Akustik :

PREV

BAB II

Frekuensi menyatakan jumlah getaran per detik,


Gelombang akustik mempunyai tiga pembagian daerah
frekuensi, yaitu :
f < 20 Hz Infrasonic
20 Hz f < 20 kHz Sonic (Bunyi/suara)
f 20 KHz Ultrasonic
Daerah frekuensi lebih kecil dari 20 Hz dan lebih besar
dari 20 kHz tidak dapat diindera oleh telinga manusia.
BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

END
SHOW

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Medium : Gas, Padat, Cair

EXPLORER

Ruang hampa

PDF
SLIDE
SHOW

GELOMBANG AKUSTIK
Dapat merambat di
dalam medium
(gas,padat, cair)

GELOMBANG AKUSTIK

Tidak dapat
merambat di dalam
hampa

PREV

BAB II

END
SHOW

NEXT

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Gelombang akustik mempunyai frekuensi atau jumlah


getaran perdetik

GELOMBANG AKUSTIK

EXPLORER

Frekuensi tingi

PDF
SLIDE
SHOW

GELOMBANG AKUSTIK

GELOMBANG AKUSTIK

Frekuensi sedang

Frekuensi rendah

PREV

BAB II

END
SHOW

NEXT

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

GELOMBANG AKUSTIK MEMPUNYAI AMPLITUDO ATAU


SIMPANGAN MAKSIMUM

GELOMBANG AKUSTIK

EXPLORER

Amplitudo
lebih rendah

PDF
SLIDE
SHOW

Amplitudo
lebih tinggi

GELOMBANG AKUSTIK

END
SHOW

PREV

BAB II

NEXT

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Perambatan gelombang bunyi (longitudinal)


Muka gelombang

EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

Jumlah terbentuknya muka


Gelombang/detik =
Jumlah getaran/detik =
Frekuensi, f
END
SHOW
PANJANG
GELOMBANG,

PREV

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

NEXT

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Frekuensi Bunyi :
Hubungan antara frekuensi bunyi, panjang gelombang, dan kecepatan
rambat di dalam medium udara dapat dituliskan :

PDF

c = kecepatan rambat gelombang bunyi di dalam medium udara, m/det


= panjang gelombang bunyi di dalam medium udara, m

c = 49,03

MESIN
HITUNG

PREV

BAB II

P0

Po = tekanan udara
cp
panas spesifik pada tekanantetap
=
=
cv
panas spesifik pada volume tetap

= rapat massa udara


Kecepatan rambat bunyi, c, di dalam medium udara seperti dituliskan
pada rumus di atas ditentukan oleh tekanan udara, panas spesifik, dan
rapat massa udara (rapat massa udara juga ditentukan oleh temperatur
udara).

BAB III

BAB IV

EXPLORER

BAB V

BAB VI

SLIDE
SHOW

END
SHOW

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Tekanan Bunyi :

PREV

BAB II

Apabila ada gelombang bunyi yang melewati suatu medium,


maka tekanan di dalam medium tersebut akan berubah.
Perbedaan atau selisih perubahan ini disebut sebagai
tekanan bunyi. Di dalam medium udara, tekanan bunyi
terendah yang dapat diindera oleh telinga manusia (dewasa
muda pada frekuensi bunyi 1000 Hz) adalah 20 Pa dan
tekanan bunyi yang dapat menyebabkan telinga terasa sakit
adalah 200 Pa. Tekanan bunyi dengan tekanan lebih kecil dari
20 Pa tidak dapat dirasakan atau diindera oleh telinga
manusia, sedangkan tekanan bunyi diatas 200 Pa dapat
merusakkan syaraf indera pendengaran atau dapat
menyebabkan tuli permanen. Dengan demikian tekanan bunyi
yang dapat ditoleransi oleh indera telinga manusia adalah 20
Pa sampai dengan 200 Pa atau 2.10-5 Pa sampai dengan
2.102 Pa. (Pa atau N/m2).

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

END
SHOW

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Daya Bunyi :

EXPLORER

Daya bunyi merupakan karakteristik (sifat yang


dipunyai individu) dari suatu sumber bunyi
sehingga tidak dipengaruhi faktor luar, seperti
kondisi medium atau jarak dari sumber bunyi. Daya
bunyi tidak tergantung pada dekat atau jauhnya
letak titik dari sumber. Daya bunyi atau disebut juga
daya akustik mempunyai definisi seperti definisi
daya pada umumnya, yaitu energi bunyi yang
dikeluarkan atau dipancarkan oleh suatu sumber
bunyi setiap satuan waktu, dan mempunyai satuan
Joule per detik atau Watt.
PREV

BAB II

PDF
SLIDE
SHOW

END
SHOW

NEXT

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH
EXPLORER

Intensitas Bunyi :

PDF

PREV

BAB II

Intensitas bunyi didefinisikan sebagai Daya bunyi


persatuan luas yang ditembus oleh gelombang bunyi
(satuan watt/m2). Berbeda dengan daya bunyi,
intensitas bunyi sangat tergantung pada jarak dari
sumber bunyi dan luasan dimana intensitas bunyi
tersebut dihitung. Semakin jauh dari sumber atau
semakin besar luasan yang ditembus, maka intensitas
bunyi semakin kecil. Semakin jauh dari sumber,
besarnya daya bunyi selalu tetap, walaupun intensitas
bunyi berubah menjadi semakin kecil.

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

SLIDE
SHOW

END
SHOW

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

1.3. TINGKAT dan DECIBEL


Tingkat Tekanan Bunyi (Sound Pressure Level), Lp
Telah disebutkan di atas bahwa tekanan bunyi terendah yang dapat
diindera oleh telinga manusia adalah 2.10-5 Pa sampai dengan
2.102 Pa., yaitu dengan rentang orde 10-5 Pa sampai 102 Pa.
Secara matematis, definisi Tingkat Tekanan Bunyi, disimbulkan
dengan Lp, dapat dituliskan sebagai :
p2
Lp 10 log
dB
2
p ref
dengan : p = tekanan bunyi (rms), Pa
pref = tekanan bunyi referensi = 2.10-5 Pa
MESIN
HITUNG

PREV

2.10-5

Pada tekanan p =
Pa, maka tingkat tekanan bunyi, Lp = 0
dB, sedangkan pada tekanan p = 2.102 Pa, maka tingkat tekanan
bunyi Lp = 140 dB, sehingga rentang Tingkat Tekanan Bunyi yang
dapat ditoleransi oleh telinga manusia adalah 0 dB sampai 140 dB.

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

END
SHOW

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
PERBANDINGAN BESARAN TEKANAN BUNYI DAN TINGKAT TEKANAN BUNYI
Tingkat Tekanan Bunyi, dB

Tekanan Bunyi, Pa
120
10.000.00
0

110

EXPLORER

Telinga manusia terasa sakit


Diskotik

PDF

100
1.000.000

90

Truk berat pada jarak 15 m

SLIDE
SHOW

80
100.00
0

FLASH

70

Orang Bicara normal pada jarak 1 m

60
10.000

50
40

MESIN
HITUNG

1.000

30

END
SHOW

20
100

PREV

BAB II

Suasana
pedesaan

20

BAB III

10
0

NEXT

Batas telinga manusia dapat


mengindera bunyi

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Tingkat Intensitas Bunyi (IL = Intensitas Level), LI


I

L I 10 log

EXPLORER

dB

I ref

I = Intensitas Bunyi , watt/m2


Iref = Intensitas Bunyi Referensi, watt/m2 = 10-12 watt/m2

I1 P1


I ref Pref

PDF

SLIDE
SHOW

Intensitas Bunyi (Tekanan Bunyi)2 , I p2

P
L I 10 log 1
Pref
MESIN
HITUNG

Lp 10 log

Jadi Tingkat tekanan bunyi sama dengan


tingkat intensitas bunyi (Lp = LI)

END
SHOW

I ref

Untuk gelombang bidang :

PREV

P2
I
c

NEXT

P = tekanan bunyi; = rapat massa udara, c = kecepatan rambat bunyi.

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Tingkat Daya Bunyi (PWL = Power Level), Lw


Tingkat daya bunyi didefinisikan sebagai 10 kali logaritma dari perbandingan antara
daya bunyi dan daya bunyi referensi,

L W 10 log

W
Wref

dB

W = Daya Bunyi (watt)


Wref = Daya Bunyi Referensi = 10-12 watt.

Daya dan Tingkat Daya Bunyi dari beberapa sumber

Sumber

MESIN
HITUNG

PREV

BAB II

Suara orang berbisik


Suara orang becakap-cakap
Suara orang berteriak rata-rata
Record Player (Loud)
Bel truk
Pesawat Terbang (Propeller)
Pipa Organa (Puncak)
Pesawat Terbang Besar (Empat Pro-peller)
Roket Saturnus (Saturn Rocket)

BAB III

BAB IV

PDF
SLIDE
SHOW

Daya Bunyi,
watt

Tingkat Daya
Bunyi, dB,re
10-12

10-7
10-5
10-3
10-2
10-1
1
10
100
30 x 106

50
70
90
100
110
120
130
140
195

BAB V

EXPLORER

BAB VI

END
SHOW

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

1.4. PENJUMLAHAN TINGKAT TEKANAN BUNYI


Secara fisis, besaran yang diterima oleh membran telinga manusia atau
sensor alat ukur bunyi bukan tingkat tekanan bunyi, Lp, melainkan
tekanan bunyi, p. Untuk menjumlahkan tingkat tekanan bunyi, tekanan
bunyi perlu dijumlahkan terlebih dulu, kemudian dimasukkan kedalam
rumus definisi tingkat tekanan bunyi.
2
LP1
P1
P1
LP1
LP1 10 log
antilog
10 10
atau
2
2
Pref
10
Pref

LP2 10 log

MESIN
HITUNG

P2

Pref

atau

2
2
P2
P
P
t
1
2

2
2
P 2 ref
P
P
ref
ref

Total

P2
LP2
10
antilog
10
10

diperoleh,

LP2
1
LP
10
L pt 10 log 10 10 10

BAB II

Lpi

10 log 10 10
i 1

L pt

BAB III

SLIDE
SHOW

sehingga,

Untuk sumber bunyi yang banyak dapat dikembangkan menjadi :


PREV

PDF

P2
Pref

EXPLORER

END
SHOW

NEXT

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

Penambahan (dB) Yang Akan


Ditambahkan ke Tingkat
Tekanan Bunyi YAng
Terbesar

0
0

10

11

Selisih (dB) Antara Dua Tingkat Tekanan Bunyi Yang Akan Ditambahkan

Misal Lp1 = 86 dB dan Lp2 = 80 dB (dari data ini 86 dB > 80 dB)


PREV maka selisih tingkat tekanan bunyinya adalah (86 dB 80 dB) = 6 dB NEXT
Dari grafik diatas Lp total adalah 86 + dB = 87 dB
MESIN
HITUNG

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

1.5. PENGURANGAN TINGKAT TEKANAN BUNYI


Pengurangan tingkat tekanan bunyi ini sering dihubungkan
dengan kebisingan latar belakang ( background noise).
Dengan cara yang sama dengan penjumlahan tingkat tekanan
bunyi, maka dapat dituliskan :

EXPLORER
PDF

L pt 10 log

Pt
2
Pref

L pt

SLIDE
SHOW

L pB

Lp Lpt LpB 10 log (10 10 10 10 )


LpB 10 log

MESIN
HITUNG

PREV

BAB II

p2
2
ref

dengan Lpt = LpB + Lp = tingkat tekanan bunyi total, dB


Lp = tingkat tekanan bunyi sumber, dB
LpB = tingkat tekanan bunyi latar belakang, dB

END
SHOW

Rumus di atas digunakan untuk menentukan tingkat tekanan bunyi


suatu sumber dengan menghilangkan pengaruh tingkat tekanan
bunyi latar belakang.

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

PENGURANGAN TINGKAT TEKANAN BUNYI DENGAN GRAFIK


Koreksi (dB) Yang Harus
Dikurangkan Pada Tingkat
Tekanan Bunyi Total

EXPLORER

3
2.5

PDF

1,7

SLIDE
SHOW

1.5
1
0.5
0
3

10

Selisih (dB) Antara Tingkat Tekanan Bunyi Total Dengan


Tingkat Tekanan Bunyi Latar Belakang

MESIN
HITUNG

PREV

Misal Lptotal = 85 dB dan Lplatar belakang = 80 dB maka selisih tingkat tekanan


bunyinya adalah (85 dB 80 dB) = 5 dB
Dari grafik diatas Lp sumber adalah 85 dB = 83,3 dB

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

END
SHOW

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

1.6. TINGKAT TEKANAN BUNYI RATA-RATA


Harga tingkat tekanan bunyi rata-rata dapat dihitung dengan rumus :

Lrata rata 10 log

EXPLORER

1
L / 10
(10 pi ) dB
n

PDF

atau

Lrata rata 10 log(10

Lpi / 10

) 10 log n

dB

Apabila tingkat tekanan bunyi dari hasil pengukuran di beberapa titik, menghasilkan
beda harga tingkat tekanan bunyi terendah dan tertinggi (Lpmax - Lmin) sama atau
lebih kecil 5, maka tingkat tekanan bunyi rata-rata dapat didekati dengan rumus :

L prata rata
MESIN
HITUNG

1
L pi dB
n

Bila Lpmax - Lpmin terletak antara 5 dan 10, maka tingkat tekanan bunyi dapat
didekati dengan rumus :
.

PREV

BAB II

L prata rata
BAB III

SLIDE
SHOW

1
L pi 1
n
BAB IV

NEXT

dB

BAB V

END
SHOW

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

1.7. PITA FREKUENSI OKTAF


Frekuensi yang bisa didengar : 20 Hz sampai dengan 20 kHz dapat dibagai menjadi
pita-pita frekuensi yang lebih sempit, seperti frekuensi satu oktaf, sepertiga oktaf,
setengah oktaf dan sebagainya. Masing-masing pita mempunyai frekuensi tengah.

EXPLORER

1 oktaf (1/1 octave)

1/3 oktaf (1/3 octave)

Sering dipakai untuk


penilaian kebisingan

PDF

Pembagian frekuensi lainnya adalah : oktaf, 1/5 oktaf; 1/10 oktaf, dan sebagainya.

SLIDE
SHOW

BATAS ATAS, BATAS BAWAH, DAN FREKUENSI TENGAH DARI SUATU PITA
Suatu pita frekuensi dibatasi oleh frekuensi cutoff bagian bawah dan bagian atas
dan diwakili oleh frekuensi tengah. Sebagai ilustrasi suatu pita dapat digambarkan
sebagai berikut :
f1
MESIN
HITUNG

Lower cut off frequency


(frek batas bawah)

f0

f2

Center of
freq(frek tengah)

Higher/upper cut off


frequency (frek batas atas)

PREV

BAB II

END
SHOW

NEXT

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Hubungan antara batas bawah dan batas atas pita frekeuensi dengan frekuensi
tengahnya dapat dinyatakan dengan :
Rumus Umum :
f1 = 2(m/2) f0 . . . Hz
f2 = 2(m/2) f0 . . . Hz
f 2 = 2m f 1
. . . Hz
1/2
f0 = (f1. f2)
. . . Hz
m = 1, , 1/3, . . . , 1/10
. . . 1 oktaf, oktaf, 1/3 oktaf ., 1/10 oktaf
Lebar suatu pita frekuensi dinyatakan oleh :
bw = (f2 f1) = (2m/2 2m/2) f0
prosentase bw :

% bw =
MESIN
HITUNG

PREV

EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

. . . Hz

bw

x 100%
f
0

END
SHOW

= (2m/2 2m/2) x 100 %


Pembagian pita frekuensi tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui
karakteristik akustik dari suatu sumber bunyi atau penjalarannya.

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

NEXT

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Contoh Soal :

MESIN
HITUNG

Tentukan frekuensi cutt off f1 dan f2 dan lebar pita, BW dari pita
1 oktaf yang berfrekuensi tengah fo = 1000 Hz.
Jawab :
f1 = 2-1/2 f0 = 2-1/2 .1000 = 707 Hz
f2 = 21/2 f0 = 21/2 .1000 = 1414 Hz
bw = f2 f1 = 1414 707 = 707 Hz
Hitung juga soal diatas kalau ditanya adalah 1/10 oktaf !
Jawab :
f1 = 2(1/10 :2) f0 = 966 Hz
f2 = 2 (1/10 : 2) f0 = 1035 Hz
bw = f2 f1 = 69 Hz.

PREV

BAB II

EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

END
SHOW

NEXT

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN

1.8. TINGKAT BUNYI


Tingkat bunyi adalah tingkat tekanan bunyi yang telah dibebani
sesuai dengan kurva beban tertentu, misalnya beban A, B, C, D.
Satuan tingkat bunyi disesuaikan dengan beban jaringannya,
misalnya dBA, dBB, dBC, dBD. Kurva jaringan beban tersebut
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

B
A

BAB III

BAB IV

16,000

6,300

4,000

10,000

Frekuensi (Hz)

2,500

1,600

1,000

630

400

250

160

100

63

40

25

16

END
SHOW

PREV

BAB II

PDF

10

Respons relatif (dB)

MESIN
HITUNG

EXPLORER

SLIDE
SHOW

RESPONS FREKUENSI UNTUK PEMBEBANAN JARINGAN


A, B, C, D
10
0
-10
-20
-30
-40
-50
-60
-70
-80

FLASH

BAB V

NEXT

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

BAB III

BAB IV

BAB V

16.000

6.300

4.000

2.500

10.000

Frekuensi (Hz)

1.600

1.000

630

400

250

160

100

63

40

25

PREV

BAB II

SLIDE
SHOW

16

MESIN
HITUNG

PDF

10
0
-10
-20
-30
-40
-50
-60
-70
-80

10

Respons relatif (dB)

RESPONS FREKUENSI UNTUK PEMBEBANAN JARINGAN


A, B, C

EXPLORER

END
SHOW

NEXT

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Faktor Keterarahan, Q, didefinisikan sebagai :Perbandingan


antara intensitas bunyi pada suatu arah dan intensitas bunyi ratarata pada seluruh arah, keduanya diukur pada jarak tertentu.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
I
Q
I

r r1

EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

tanpa satuan

dengan I adalah intensitas bunyi pada arah sudut sebesar dan I adalah

MESIN
HITUNG

intensitas bunyi rata-rata untuk seluruh arah.


Untuk gelombang spheris (muka gelombang berbentuk bola),
I
p2
2
p
Sehingga, Q 2
tanpa satuan
0c
p

END
SHOW

r r1

PREV

dengan p adalah tekanan bunyi pada arah sudut sebesar dan


NEXT

p adalah tekanan bunyi rata-rata untuk seluruh arah.

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH

Dan Indeks Keterarahan, DI, didefinisikan sebagai :


DI = 10 log Q
dB
DI = 10 log

p 2
p2

dB

EXPLORER
PDF

r r1

DI = Lp - Lp dB

SLIDE
SHOW

Q = antilog DI/10 = 10(Lp Lp)/10

MESIN
HITUNG

END
SHOW

PREV

NEXT

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB I : PENDAHULUAN
FLASH
EXPLORER
PDF
SLIDE
SHOW

MESIN
HITUNG

END
SHOW

PREV

NEXT

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

Anda mungkin juga menyukai