Anda di halaman 1dari 4

Nama: Febrianto Putro Wicaksono

NRP: 2413100121

5 Buah Fenomena Optik dan Teorinya


1. Pelangi
Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna
putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya
dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup
mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan
terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Panjang
gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa
dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis
merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini
ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.
Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan
cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air,
ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita
sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi
tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan
dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.
Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada
warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas
dan ungu di paling bawah pelangi.

Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar,
tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus
berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang
tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada
dalam satu garis lurus.
2. Fatamorgana
Proses terjadinya fatamorgana berawal dari adanya perbedaan kerapatan antara
udara dingin dan udara panas. Udara dingin memiliki kerapatan lebih pekat dan
lebih berat dibandingkan udara panas. Dalam kenyataannya, lapisan udara yang
panas yang ada di dekat tanah terperangkap oleh lapisan udara yang lebih
dingin di atasnya. Cahaya dibiaskan ke arah garis horisontal pandangan dan
akhirnya berjalan ke atas karena pengaruh internal total.

Pemantulan internal total (total internal reflection) adalah proses pemantulan


seberkas cahaya pada permukaan batas antara satu medium dengan medium
yang lain yang indeks biasnya lebih kecil, jika sudut datang ke medium kedua
melebihi suatu sudut kritis tertentu. Dengan demikian, cahaya berjalan di dalam
medium yang memiliki indeks bias yang tinggi seperti air, kaca, dan plastik ke
medium yang memiliki indeks bias lebih rendah seperti udara. Akibatnya gambar
dengan sifat semu dan terbalik akan membentuk fatamorgana.
Pada siang hari, sinar Matahari sangat terik sehingga membuat jalan beraspal
yang hitam menjadi sangat panas. Aspal yang panas itu akan meradiasikan
panas sehingga udara di sekitar jalan menjadi sangat panas. Udara panas
tersebut akan memantulkan bayangan langit biru dan awan-awan seperti halnya
kolam berisi air. Inilah fatamorgana. Hal yang sama juga terjadi di gurun pasir.
3. Aurora
Aurora adalah efek cahaya yang seolah-olah menari diatas langit dengan
berbagai warna. Aurora sendiri terjadi di lapisan ionosfer. Dimana cahaya yang
ditimbulkan merupakan akibat adanya interaksi antara medan magnetik sebuah
planet dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin
surya).
Aurora tercipta karena adanya miliaran partikel energi yang terdiri dari proton
dan elektron dilontarkan matahari dengan kecepatan tinggi hingga 500 mil per
detik dalam sebuah pancaran cahaya matahari. Pancaran ini biasa disebut
dengan angin matahari atau solar wind yang terbentuk karena adanya ledakan
besar dipermukaan matahari (Coronal Mass Ejection ).

Setelah melalui perjalanan ke bumi yang bisa bertahan hingga dua sampai tiga
hari, partikel matahari dan medan magnet bumi yang saling bertumbukan
menyebabkan pelepasan partikel yang sudah terjebak didekat bumi. kemudian,
partikel yang terjebak tersebut memicu reaksi dibagian atas atmosfer (ionosfer)
dimana molekul oksigen dan nitrogen beraksi dan melepaskan foton cahaya.
Foton cahaya inilah yang kita lihat sebagai cahaya terang yang menari-nari
diatas langit yang disebut aurora.

4. Sun Dog
Sun Dog adalah fenomena dimana cahaya matahari terlihat seperti memiliki
bayangan di kedua sisinya atau sering disebut juga matahari kembar. Fenomena
Sun Dog yang indah dan menakjubkan ini adalah ilusi optik yang terjadi di
atmosfer. Ketika cahaya matahari menembus kumpulan lempeng-lempeng kristal
es hexagonal yang berada dilangit dan tersusun secara horisontal. Sehingga
mengakibatkan cahaya matahari tersebut dibelokan sejauh sudut 22 derajat. Sun
Dog dapat terlihat jelas pada saat posisi horizon yang rendah atau pada saat
matahari terbenam atau terbit, seperti yang terjadi di Fargo, Dakota Utara.

Fenomena Sun Dog (Sundog) yang kadang juga disebut dengan Parhelion adalah
sebuah fenomena ketika kita bisa melihat adanya kumpulan cahaya tambahan di
kedua sisi matahari. Kadang, kumpulan cahaya ini bisa terlihat seperti bola yang
membuat kita berpikir kalau cahaya ini adalah matahari tambahan. Fenomena ini
hanya terjadi pada kondisi atmosferik yang sangat langka. Sun Dog terjadi ketika
cahaya matahari bersinar menembus kumpulan lempeng es kristal hexagonal
yang tersusun secara horizontal di langit yang mengakibatkan cahaya itu
dibelokkan dengan sudut minimum 22 derajat.
5. Hallo
Halo adalah sebuah fenomena yang terjadi dhlangit pada siang hari. Pada saat
itu, matahari terlihat dikelilingi lingkaran pelangi yang sangat besar. Banyak
yang menyebut matahari bercincin. Secara ilmiah kejadian ini yg terjadi di
wilayah atmosfer bumi. Baik pada awan yang menutupi matahari maupun bulan.
Hal itu kerap terjadi pada saat habis hujan tapi langit masih berkabut dan
matahari memancar. Tidak ada hubungannya dengan kejadian atau tanda akan
terjadinya bencana atau misteri apapun. Halo matahari adalah fenomena alam
terbentuknya pelangi yang mengelilingi matahari.

Menurut Peneliti Senior Astronomi dan Astrofisika Lapan Thomas Djamaluddin,


pelangi yang mengelilingi sang surya terbentuk karena adanya kristal es yang
dibawa oleh awan. Kristal es inilah yang membiaskan sinar matahari sehingga
jika sudut biasnya tepat akan menciptakan warna-warna pelangi seperti yang
terjadi setelah hujan turun mengguyur bumi. Fenomena ini adalah hal yang
lumrah dan wajar terjadi di belahan bumi manapun. Mengenai lamanya Halo
Matahari, tergantung banyaknya kristal es yang membiaskan sinar matahari,
semakin banyak, maka fenomena ini dapat disaksikan lebih lama. Dan peristiwa
ini tidak hanya terjadi siang hari, malam haripun sering terjadi. Pelangi akan
terlihat mengelilingi bulan.

Anda mungkin juga menyukai