117 122 PDF
117 122 PDF
Pengaruh pemberian probiotik dengan dosis yang berbeda ... (Septyan Andriyanto)
ABSTRAK
Percobaan ini dilakukan guna mengetahui pengaruh pemberian probiotik dengan dosis yang berbeda
terhadap sintasan dan pertumbuhan benih patin jambal. Pemeliharaan dilakukan dalam 9 buah akuarium
berukuran 95 cm x 45 cm x 45 cm dan diisi 100 liter air. Probiotik diberikan dengan dosis yang berbeda,
sebagai perlakuan yaitu: (A) 0 mg/L (kontrol), (B) 0,001 mg/L; (C) 0,002 mg/L; dan (D) 0,003 mg/L dengan tiga
kali ulangan. Pengamatan benih dilakukan setiap 7 hari sekali dengan cara sampling selama 40 hari
pemeliharaan. Selama pemeliharaan diberikan pakan pelet komersial dengan dosis 3% dari total biomassa
per hari. Parameter yang diamati adalah sintasan dan laju pertumbuhan panjang badan serta beberapa
parameter kualitas air. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil percobaan menunjukkan sintasan
benih tertinggi ditunjukkan pada perlakuan dosis 0,001 mg/L (86,67%); kemudian dosis 0,002 mg/L (83,33%);
dosis 0,003 mg/L (81,67%); dan terendah perlakuan dosis 0 mg/L (76,67%). Ratarata pertumbuhan panjang
badan tertinggi diperoleh pada pemberian dosis probiotik 0,002 mg/L (4,600,14 cm), diikuti dosis 0,001
mg/L (4,550,49 cm), dosis 0,003 mg/L (4,350,35 cm), dan terendah dosis 0 mg/L (3,600,57 cm).
KATA KUNCI:
PENDAHULUAN
Ikan patin mempunyai prospek yang baik dalam pemasaran di Indonesia karena mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi baik pada tingkat benih sebagai ikan hias maupun pada tingkat dewasa sebagai
ikan konsumsi. Banyaknya permintaan harus dibarengi dengan peningkatan produksi (Hardjamulia
et al., 1986). Hal ini bukan saja karena harganya yang mahal serta banyak penggemarnya, melainkan
juga karena dukungan aspek biologinya seperti ukuran individunya yang besar, sifat makannya yang
omnivorus dan fekunditasnya yang tinggi (Arifin, 1990).
Salah satu indikator keberhasilan budidaya perikanan tercermin pada tingginya produksi serta
rendahnya tingkat kematian. Hal demikian dapat terwujud apabila kondisi lingkungan budidaya
mendukung serta dibarengi dengan tingginya daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit selama masa
pemeliharaan. Penggunaan probiotik dianggap mampu memperbaiki kondisi perairan sehingga
menjadi alternatif pembudidaya ikan saat ini. Atmomarsono et al . (2009) menyatakan terdapat
beberapa keunggulan dalam penggunaan probiotik untuk penanggulangan penyakit antara lain: (1)
organisme yang digunakan telah dipertimbangkan lebih aman daripada berbagai bahan kimia; (2)
tidak patogen terhadap ikan/udang; (3) tidak terakumulasi dalam rantai makanan; (4) adanya proses
reproduksi yang dapat mengurangi pemakaian yang berulang; (5) jarang menimbulkan resistensi
bagi organisme sasaran; serta (6) dapat digunakan secara bersamaan dengan cara proteksi yang lain.
Salah satu jenis probiotik dengan nama dagang Truno yang saat ini banyak digunakan para petani
ikan diduga mampu memperbaiki kualitas air dan meningkatkan pertumbuhan. Seperti dinyatakan
Tangko et al. (2007) bahwa dalam bidang akuakultur penggunaan probiotik bertujuan untuk menjaga
keseimbangan mikroba dan pengendalian patogen dalam saluran pencernaan, air, serta lingkungan
perairan melalui proses biodegradasi. Probiotik selain dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas
pakan juga dapat dipakai untuk memperbaiki kualitas air sehingga dapat meningkatkan kecernaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum probiotik serta pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan sintasan benih patin jambal. Sehingga diharapkan hasil penelitian dapat menjadi
informasi dalam memperbaiki kualitas benih patin jambal (Pangasius djambal).
118
Sampling pertumbuhan dilakukan setiap 7 hari dan peubah yang diamati adalah sintasan,
pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan harian serta laju pertumbuhan spesifik. Rumus yang
digunakan dalam menentukan laju pertumbuhan harian benih patin jambal dihitung berdasarkan
rumus Zhu et al. (2002):
DGR =
(L t - L o ) 1000
T
Keterangan:
DGR : Laju pertumbuhan harian panjang badan biota uji (cm)
: Panjang rata-rata biota uji pada awal penelitian (cm)
Lo
: Panjang rata-rata biota uji pada akhir penelitian (cm)
Lt
T
: Lama pemeliharaan (hari)
Laju pertumbuhan spesifik serta sintasan dihitung berdasarkan rumus Hardjamulia et al. (1986):
SGR =
Ln Wt - Ln Wo
x 100% / hari
t - to
Keterangan:
SGR : Laju pertumbuhan harian spesifik (%/hari)
: Bobot/panjang rata-rata ikan pada akhir percobaan (g/cm)
Wt
: Bobot/panjang rata-rata ikan pada awal percobaan (g/cm)
Wo
t
: Lamanya percobaan
: awal percobaan
to
SR =
Nt
x 100%
No
Keterangan:
SR
No
Nt
: Sintasan (%)
: Jumlah ikan pada awal pengamatan (ekor)
: Jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekor)
Analisis pada beberapa parameter kualitas air dilakukan guna mengetahui toleransi benih patin
jambal terhadap lingkungan sekitarnya. Beberapa parameter yang diukur selama pemeliharaan larva
di antaranya suhu, pH, dan kandungan oksigen terlarut (DO).
119
Pengaruh pemberian probiotik dengan dosis yang berbeda ... (Septyan Andriyanto)
88
86
Sintasan (%)
84
82
80
78
76
74
72
70
87.00
Sintasan (%)
86.00
85.00
y = 59.511x-0.0544
R2 = 0.9989
84.00
83.00
82.00
81.00
0
0.0005
0.001
0.0015
0.002
0.0025
0.003
0.0035
Dosis (mg/L)
120
4.65
4.6
4.55
4.5
4.45
y = 3.6114x-0.0348
R2 = 0.4264
4.4
4.35
4.3
0
0.0005
0.001
0.0015
0.002
0.0025
0.003
0.0035
Dosis (mg/L)
4
3
2
A (0 mg/L)
B (0,001 mg/L)
C (0,002 mg/L)
D (0,003 mg/L)
1
0
1
121
Pengaruh pemberian probiotik dengan dosis yang berbeda ... (Septyan Andriyanto)
3.00
SGR PT (%/hari)
2.50
2.00
1.50
A (0 mg/L)
B (0,001 mg/L)
C (0,002 mg/L)
D (0,003 mg/L)
1.00
0.50
0.00
1
160
DGR PT (cm/hari)
140
120
100
80
A (0 mg/L)
B (0,001 mg/L)
C (0,002 mg/L)
D (0,003 mg/L)
60
40
20
0
7
14
21
28
35
122
Parameter
Hasil pengukuran
28,628,7
DO (mg/L)
pH
3,783,94
7,78,4
pemeliharaan masih dalam batas toleransi bagi kehidupan benih patin jambal sepeti terlihat pada
Tabel 1. Pembersihan kotoran/penyiponan secara rutin dilakukan untuk menjaga kualitas air media
pemeliharaan tetap dalam kondisi optimal.
Berdasarkan data hasil pengukuran parameter kualitas air selama pemeliharaan diketahui suhu
menunjukkan angka yang layak untuk kehidupan benih patin jambal dengan kisaran 28,6C28,7C.
Seperti dinyatakan Varikul & Sritongsok (1980) dalam Arifin (1990) bahwa suhu air yang cocok untuk
benih patin catfish berkisar antara 26C32C. Sedangkan derajat keasaman (pH) masih berada pada
kisaran optimum (7,78,4) seperti dinyatakan Khairuman & Sudenda (2002) bahwa patin jambal
mempunyai toleransi yang panjang terhadap pH yaitu antara 5,09,0 namun kisaran nilai pH optimum bagi pertumbuhan patin di perairan adalah 7,0. Adapun kandungan oksigen terlarut (DO)
terdapat pada kisaran 3,783,94 mg/L dan masih layak bagi kehidupan benih patin jambal, Pangasius
djambal. Hal ini sesuai dengan pendapat Pescod (1973) dalam Arifin (1990) yang mengatakan bahwa
kualitas air yang baik bagi kehidupan ikan adalah air yang kadar oksigennya lebih tinggi dari 2 mg/
L.
KESIMPULAN
Sintasan serta pertumbuhan panjang badan benih Pangasius djambal berbanding terbalik dengan
dosis probiotik yang diberikan. Dari semua perlakuan, sintasan benih tertinggi diperoleh pada
perlakuan B (dosis probiotik 0,001 mg/L), diikuti perlakuan C (0,002 mg/L), perlakuan D (0,003 mg/
L), kemudian perlakuan A (0 mg/L). Sedangkan pertumbuhan tertinggi diperoleh pada perlakuan C
(0,002 mg/L), kemudian perlakuan B (0,001 mg/L), perlakuan D (0,003 mg/L), dan terendah perlakuan
A (0 mg/L). Kondisi kualitas air media pemeliharaan masih layak bagi kehidupan benih patin jambal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan dana proyek bantuan sosial dari Direktorat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen DIKTI. Sehingga penulis mengharapkan hasil
penelitian ini dapat berhasil guna untuk stakeholders khususnya pembudidaya ikan patin jambal .
DAFTAR ACUAN
Arifin, Z. 1990. Pemeliharaan Benih Ikan Patin (Pangasius Pangasius HB) dalam Berbagai Salinitas. Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor. Bulletin Penelitian Perikanan Darat, 9 (1): 4351.
Atmomarsono, M., Muliani, & Nurbaya. 2009. Penggunaan Bakteri Probiotik dengan Komposisi Berbeda
untuk Perbaikan Kualitas Air dan Sintasan Pascalarva Udang Windu. Pusat Riset Perikanan Budidaya.
Jakarta. J. Ris. Akuakultur, 4(1): 7383.
Hardjamulia, A, Prihadi, T.H., & Subagyo. 1986. Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan dan Daya
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Jambal Siam (Pangasius sutchi). Balai Penelitian Perikanan Air Tawar.
Bogor. Bulletin Penelitian Perikanan Darat, 5(1): 111117.
Khairuman & Sudenda, D. 2002. Budidaya Patin Secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta. 89 pp.
Tangko, A.M., Mansyur, A., & Reski. 2007. Penggunaan Probiotik Pada Pakan Pembesaran Ikan Bandeng
Dalam Keramba Jaring Apung Di Laut. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. J. Ris. Akuakultur, 2(1):
3340.
Zhu, W., Mai, K., & Wu, G. 2002. Thiamin requirement of juvenile abalone Haliotis discus hannai Ino.
Aquaculture, 207: 331343.