Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN


PROGRAM KEAHLIAN : GEOLOGI PERTAMBANGAN I
TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010
A. PENDAHULUAN
Untuk menunjang kelancaran dan pemahaman-pemahaman Ilmu Geologi Pertambangan di
kelas, maka di butuhkan suatu alternatif-alternatif yang sangat mendukung demi kelancaran
tersebut, salah satunya dengan mengadakan satu kegiatan yang berhubungan dengan dunia
pertambangan, yaitu Field Trip.
Kegiatan ini dimaksudkan supaya setiap siswa dapat mempraktekkan keterampilannya di
lapangan. Sehingga mereka mempunyai kreativitas serta mampu menghasilkan SDM yang ber-IMTAQ
dan ber-IPTEK serta berketrampilan.
Sasaran yang dituju adalah untuk mempunyai pengalaman dalam kinerja dunia usaha
dalam industri, tentunya dengan pengalaman-pengalaman yang di peroleh dapat menjadi satu bekal
yang penting dalam menghadapi tuntutan kerja yang ada.
Apalagi dikaitkan dengan fungsi dan peran SMK sebagai lembaga formal yang
mengantarkan peserta didik agar berkembang sesuai dengan potensinya yakni, Learning to know,
learning to do, learning to be and learning to life together, dimana media sekolah dapat
berfungsi sebagai sarana publikasi guru dan siswa.

B. LATAR BELAKANG
Dalam rangka untuk melengkapi kesesuaian antara ilmu dan penerapannya di pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu adanya dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan
bidang keahlian yang di sesuaikan oleh lapangan (Field) yang ada.
Pelajaran praktek yang di dapatkan dari sekolah masih belum ada artinya jika para siswa
tidak di bekali / diberikan praktek kerja lapangan seperti yang ada di sekitar alam kita. Kegiatan
belajar seperti ini dirasa akan menunjang pola pikir peserta didik untuk belajar menghadapi situasi
atau keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu adanya suatu kegiatan sebagai penunjang
kegiatan belajar mengajar di sekolah yang berbentuk (Field Trip).
Field Trip merupakan kegiatan yang paling tepat bagi para siswa untuk mengetahui dan
menerapkan secara langsung bagaimana proses alam yang sedang berlangsung di lingkungan dan
juga sebagai tahapan awal untuk beradaptasi sebelum nantinya para siswa siap untuk bekerja
dalam bidangnya masing-masing. Dengan begitu, siswa di harapkan dapat meningkatkan
kemampuan belajar, sebab para siswa lebih dahulu mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
tentang situasi dan kondisi alam pada saat melaksanakan Field Trip.

C. JENIS KEGIATAN
Sesuai dengan ilmu yang kami dapat selama kelas XI jenis kegiatan yang akan kami lakukan dalm
kegiatan FIELD TRIP adalah sebagai berikut :
Mengaplikasikan Kompas Geologi untuk mengukur perlapisan tanah /singkapan (Strike dan Dip)
Mempraktekkan ilmu-ilmu yang di peroleh di dalam kelas.
Merealisasikan knowledge tentang Geologi Pertambangan untuk mempersiapkan kinerja
dalam company future

D. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


1. Tujuan.
Setelah melaksanakan Field Trip ini diharapkan kepada siswa agar :
a.

Siswa mampu mengaplikasikan Ilmu Geologi Lapangan yang telah di ajarkan.

b.

Memberikan bekal pengalaman untuk nantinya bekerja di dunia Industri Khusus di Pertambangan.

c.

Melatih keterampilan
Geologi Lapangan.

d.

Mempraktekkan secara langsung kegiatan KBM berupa teori dasar tentang ilmu Petrologi
Pertambangan.

siswa

dalam

menganalisis

singkapak-singkapan

untuk

pekerjaan

2. Maksud.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menjadikan siswa supaya lebih terampil dalam menggunakan
Alat-alat Geologi agar mantap dalam menyongsong masa depan dalam dunia kerja khususnya di
bidang pertambangan.

E. PELAKSANAAN
Kegiatan Field Trip kelas XI GP 1 akan dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal
Tempat
Waktu kegiatan

: Rabu, 2 Juni 2010


: Desa Gunung Sari, Kec. Bourno Kab. Bojonegoro
: pukul 08.00-selesai

F. PESERTA FIELD TRIP


Peserta Field Trip Tahun Ajaran 2009 / 2010 SMK Negeri 4 Bojonegoro dari kelas XI
Geologi Petambangan 1 berjumlah 36 siswa.

G. ESTIMASI DANA
I. Pengeluaran
a. Transport
i. Siswa XI GP 1
: Rp. 200.000
ii. Pembimbing
: Rp. 100.000
b. Konsumsi
i. Siswa 36 x @ 5000
: Rp. 180.000
ii. Pembimbing
: Rp. 20.000
c. P3k ( Betadine, perban, tisu, alkhohol,)
: Rp. 25.000
d. Alat alat Field Trip
Baterai alkaline 2 pasang
: Rp. 15.000

HCl
: Rp. 20.000 +
TOTAL
: Rp. 560.000
II. Pemasukann
a. Iuran Siswa XI GP 1
i. 36 x 5.000
: Rp. 180.000
b.
Kekurangan Dana
: Rp. 380.000
+
TOTAL
: Rp. 560.000

H. HARAPAN DAN PENUTUP


Demikian Proposal kegiatan FIELD TRIP ini kami buat, atas kerja sama dan dukungannya,
Kami sampaikan terima kasih.
Bojonegoro, 24 Mei 2010

Menyetujui
Guru pembimbing

Ketua kelas

Mochijar Endarjanto, S.Si

Abdul Majid Hari H

Mengetahui,
Kepala SMK N 4 BOJONEGORO

EDY YUSUP JOKO MURYONO, M.MPd


NIP. 19611211 198302 1 002

LAPORAN
UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEAHLIAN
PEMBUATAN PETA GEOLOGI
DESA WONOCOLO KECAMATAN KEDEWAN
KABUPATEN BOJONEGORO

DISUSUN OLEH:

ALFIN NUR FITRI YANI


NIS. 795/154 GP

XII GEOLOGI PERTAMBANGAN


PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 4 BOJONEGORO


Jalan Raya Surabaya, Sukowati, Kapas- Bojonegoro 62181 Telp.(0353) 892418

2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Uji Kompetensi Praktik Keahlian
1.1.1.
1.

Maksud Uji Kompetensi Praktik Keahlian

Sebagai Syarat kelulusan sekolah sesuai dengan sistem kegiatan belajar mengajar tahun
ajaran 2010/2011

2.

Menunjang teori-teori yang didapat dari sekolah dan menerapkannya di lapangan

1.1.2.
1.

Tujuan Uji Kompetensi Praktik Keahlian

Untuk meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk


kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja

2.

Pendukung pengetahuan pengetahuan yang didapat dari kegiatan belajar mengajar di


sekolah dan membandingkan dengan keadaan nyata di lapangan

1.2.

Lokasi Uji Kompetensi Praktik Keahlian

Uji Kompetensi Praktik Keahlian ini dilakukan di

Desa

: Wonocolo

Kec.

: Kedewan

Kab.

: Bojonegoro

Prov.

: Jawa Timur

1.3.

Waktu dan Pelaksanaan Uji Kompetensi Praktik Keahlian


Uji Kompetensi Praktik Keahlian ini dilaksanakan tanggal 26 Februari 2011.
Dengan Jadwal sebagai berikut
1. Persiapan alat ( 15 menit)

2. Berangkat ke lokasi yang dituju ( 2 jam)


3. Mengambil data di lapangan ( 8 jam)
4. Membuat Laporan Kegiatan ( 13 jam)
1.4.Peserta Uji Kompetensi Praktik Keahlian
Peserta Uji Kompetensi Praktik Keahlian adalah siswa kelas XII pada
umumnya dan siswa XII Geologi Pertambangan pada khususnya dengan didampingi 3
pembimbing internal dan 2 pembimbing eksternal.
1.5.Rute Perjalanan ke Lokasi Praktik
Untuk perjalanan ke lokasi praktek, kami menggunakan Bus Pariwisata
berkapasitas 31 tempat duduk dan melalui rute Bojonegoro - Cepu.

1.6.Peralatan dan Bahan yang Digunakan untuk Ujian Kompetensi

Praktik Keahlian

Untuk Uji Kompetensi Praktik Keahlian ini kami menggunakan peralatan


sebagai berikut :
a.

Tahap mengambil data di lapangan

Kompas Geologi
Digunakan untuk:

1. Menentukan arah
2. Mengukur arah lapisan (Strike)
3. Mengukur kemiringan (Dip)
4. Mengukur arah Dip
5. Mengukur besar Slope
-

Pita ukur
Digunakan untuk mengukur jarak pada lintasan yang dilalui. Menggunakan pita ukur
dengan panjang 50 meter.

Palu Geologi
Digunakan untuk mengambil sample batuan yang akan di identifikasi.

Dibagi menjadi dua yaitu:


1. Mempunyai ciri-ciri salah satu ujungnya agak runcing dan berat. Khusus digunakan untuk
mengambil sample batuan beku, metamorf dan batuan sedimen kompak.
2. Mempunyai ciri-ciri, salah satu ujungnya agak pipih dan melebar seperti cangkul, khusus
untuk pengambilan contoh batuan sedimen yang lunak.
-

Loupe
Dipergunakan untuk mengamati contoh batuan (deskripsi) mengenai besar butir,
sortasi (pemilahan), roundness (kebundaran) dan juga komposisi mineral serta kandungan
fosilnya.

HCl 10 %
Digunakan untuk mengetahui kandungan karbonat yang terkandung dalam batuan
(sample).

Alat tulis (termasuk mistar, busur, pensil, rapido, dll)


Digunakan untuk mencatat semua data yang telah diperoleh selama berada di
lapangan, termasuk didalamnya strike, dip, jarak, lithologi yang ada, diskripsi batuan dan
lintasan yang telah di lalui.

Kertas
Digunakan untuk mengeplot lintasan yang telah dilalui selama berada di lapangan.

Buku lapangan
Digunakan untuk mencatat semua data yang telah diperoleh selama berada di
lapangan, termasuk didalamnya strike, dip, jarak, lithologi yang ada, diskripsi batuan dan
lintasan yang telah di lalui.

Kantong Sample
Untuk menempatkan contoh batuan yang diambil, jangan lupa untuk menuliskan
nomer kode batuan maupun tanggal pengambilan.

b. Tahap pengeplotan peta geologi


-

Mistar

Busur

Pensil 2B

Rapido

Kertas A3

BAB II
KONDISI WILAYAH
2.1.Morfologi Daerah Penelitian
Morfologi daerah Wonocolo merupakan daerah perbukitan dengan puncak
yang tertinggi G. Kedaton ( 254 meter) dengan daerah yang terendah 15 meter.
Dengan demikian daerah Wonocolo merupakan daerah satuan Morfologi
perbukitan yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan morfologi perbukitan
a.

Satuan morfologi perbukitan dengan relief tajam


Satuan perbukitan ini pada umumnya mempunyai bukit-bukit yang berbentuk tajam
dengan lereng-lerengnya yang terjal dan membentuk lembah yang dalam dan tebingtebingnya yang hampir vertikal.

b. Satuan morfologi perbukitan dengan relief sedang


Satuan morfologi perbukitan ini pada umumnya berbukit kurang tajam dengan
lereng dan lembah tidak begitu dalam, ketinggian bekisar antara 50-100 meter.
c.

Satuan morfologi perbukitan dengan relief landai


Satuan morfologi ini mempunyai lereng yang landai dengan punggung bukitbukitnya pada umumnya melebar dengan lembah-lembah yang landai.

2.2.

Pola Aliran Sungai


Pola aliran sungai daerah Wonocolo mempunyai pola aliran trellis dengan
jenis sungainya consequent (arah aliran memotong jurus lapisan atau searah dengan
kemiringan lapisan), dan aliran sungai subsequent (arah aliran searah dengan jurus lapisan
atau memotong kemiringan lapisan).
Jika ditinjau dari volume airnya maka daerah Wonocolo terdapat dua macam
sungai, yaitu:

1.

Sungai Perinnial, ialah sungai yang selalu mengalirkan air baik dimusim hujan maupun
dimusim kemarau.

2.
2.3.

Sungai Intermetent, ialah sungai yang mengalirkan air hanya pada musim penghujan saja.
Stratigrafi Daerah Penelitian

2.3.1. Stratigrafi Regional


Daerah Wonocolo merupakan sebagian dari lapangan minyak dan gas bumi di
Pusdiklat Migas Cepu, secara geologi daerah tersebut termasuk sebagian kecil dari cekungan
Jawa Timur yang memanjang dari arah Barat sampai Timur.
Di dalamnya diendapkan sedimen yang kesemuanya berfasies lautan dengan
variasi ketebalan berbeda-beda. Dengan batuan utamanya terdiri dari gamping, lempung,
napal dan pasir. Dengan formasi batuan dari atas ke bawah,
1. Formasi Wonocolo
2. Formasi Bulu
3. Formasi Ngrayong
Pada akhir miosen dan pleistosen karena adanya orogenesa dan terjadinya
pengangkatan di daerah ini terbetuklah struktur-struktur perlipatan dan patahan.
Akibat dari pengangkatan tersebut menurut Van Bemmelen (1949) pada
cekungn Jawa Timur terbentuklah tiga buah Zone tektonik yang membujur dari arah barat
sampai timur berturut-turut dari utara ke selatan yaitu
1. Zona Rembang
2. Zona Randublatung
3. Zona Kendeng
2.3.2. Stratigrafi Lokal
Batuan-batuan yang tersingkap di daerah Wonocolo seluruhnya terdiri dari
batuan sedimen klastik dari yang berbutir halus sampai kasar.
Dalam pembahasan stratigrafi daerah ini, satuan yang dipakai adalah satuan
batuan (rock unit), sedangkan pemerian nama tiap bataun didasarkan kepada litologi yang
dominan dalam satuan batuan tersebut.

Maka dengan demikian dapat di korelasikan satuan stratigrafi yang tersingkap


di daerah Wonocolo dengan standart-standart stratigarafi yang ada.
Untuk menemukan dari tiap satuan batuan berdasarkan kandungan
foraminifera kecil, seperti yang pernah dikemukakan oleh Hecht (1933) masing-masing
satuan batuan dapat dimasukkan ke dalam zone-zone.
2.4.

Struktur Geologi Daerah Penelitian

2.4.1. Struktur Regional


Menurut Van Bememlen (1949) pada cekungan Jawa Timur diketemukan dua
jalur antiklinorium dengan arah Barat ke Timur, kedua antiklimorium ini merupakan
kelanjutan dari Zona Serayu dimana sebelah selatan Semarang bercabang menjadi dua, yang
satu melalui Rembang sampai Pulau Madura yang membentuk Rembang antiklinorium dan
satunya lagi melalui pegunungan Kendeng sampai Selat Madura, membentuk Kendeng
antiklinorium.
Struktur Regional dari Lapanagan Wonocolo, keseluruhannya termasuk
Rembang Rembang antiklinorium, struktur antiklinorium ini dengan perlipatan yang sangat
nyata, hal ini diperlihatkan oleh bentuk-bentuk antiklin dan sinklin yang pada umumnya
berarah Barat sampai Timur, sesuai Structural Trend Jawa Timur.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa gaya-gaya yang bekerja yang
menyebabkan struktur antiklinorium tersebut berasal dari arah utara dan selatan.
Di permukaan Antiklinal Wonocolo ditemukan patahan-patahan kecuali induk
patahan juga terdapat lebih dari 25 patahan-patahan melintang.
2.4.2. Struktur Lokal
Yang dapat ditemui di daerah Wonocolo ialah struktur perlipatan yang juga
merupakan Antiklinal Wonocolo, perlipatan daerah ini merupakan perlipatan asimetris yang
mana sayap sebelah selatan dari Antiklinal tersebut lebih curam daripada sayap sebelah utara.
Kemiringan lapisan di sayap selatan bekisar antara 250 - 600, sedangkan sayap
sebelah utara bekjsar antara 200 300.

BAB III
PEMETAAN GEOLOGI
3.1.

Lintasan
Dalam pembuatan peta Geologi ini, kami menggunakan dua lintasan (lintasan
jalan), yaitu :
1. Lintasan satu
Yaitu dari sayap utara antiklin. Mulai dari Desa Djangoer naik sampai area Desa Banyu
Urip.
2. Lintasan dua

Yaitu dari sayap selatan antiklin, yaitu di desa Banyu


Urip. Tepatnya mulai dari SP III (Stasiun Pengumpul tiga) sampai dengan hampir Kawengan
4.

Gb. 3.1.1
Lintasan I

3.2.

Litologi
Di Daerah yang kami teliti umumnya memiliki singkapan batu pasir
gampingan sampai napal, dengan kandungan mikrofosil. Banyak ditemukan perlapisan napal
pasiran yang disisipi gamping. Banyak terdapat mineral glaukonit yang berwarna hijau tapi
setelah terkena pelapukan menjadi hitam.

Gb. 3.2.1
Kekar yang tampak pada formasi batuan dengan struktur cross bedding
3.3.

Struktur Khas
Didaerah yang kami teliti memiliki struktur-struktur yang memiliki kesamaankesamaan. Dari data yang kami peroleh, struktur khas pada daerah ini adalah struktur cross
bedding. Hal ini dikarenakan karena daerah tersebut telah mengalami pengangkatan, yang
telah dijelakan pada bab sebelumnya. Sebelum terjadi pengangkatan daerah yang kami teliti
merupakan daerah laut dangkal dengan kondisi arus yang besar, sehingga terjadilah struktur
khas ini. Selain itu terdapat pula sisipan-sisipan batuan yang Nampak pada singkapan. Seperti
pada stasiun IV lintasan sayap antiklin bagian selatan. Terdapat batuan napal yang disisipi
batu gamping pasiran.

BAB IV
HASIL PENGAMBILAN DATA

Data yang diperoleh yaitu berdasarkan data di lapangan dari dua lintasan jalan (antiklin
wonocolo).
4.1 Lintasan Antiklin Sayap Utara
Yaitu dimulai dari sayap utara antiklin, batas Desa Djangoer sampai areal Desa Banjoe Oerip
(puncak antiklin).
Yaitu dimulai dari sayap selatan antiklin, dekat dengan pertigaan Km. 16 sampai
dengan KW 87.
Tabel Data Lintasan Antiklin Sayap Utara
Stasiun
Jarak (m)
Strike/Dip
Lithologi
I
N 325E / 22
Gamping pasiran
II
72
N133E / 30
Gamping lempungan
III
30
N 32E/ 21
Napal pasiran
IV
48
N160 E/21
Napal pasiran
V
21
Napal pasiran

1.1.1.

Diskripsi batuan Lintasan Antiklin Sayap Utara


Stasiun
Nama
campuran
warna
besar butir
Pemilihan
Porositas
Kemas
Semen
Struktur
Bentuk Butir

Kekerasan
Fosil
Mineral yang terkandung
Stasiun
Nama
Campuran
Warna
besar butir
Pemilihan
Porositas
Kemas
Semen
Struktur
Bentuk Butir

I
Gamping
pasiran
Pasir
putih kecoklatan
pasir kasar
Baik
Buruk
tertutup
gampingan
Massif
Membundar
baik
agak keras
Mikro fosil
-

II
Gamping
lempungan
lempung
cokelat
kekuningan
lempung
baik
buruk
tertutup
gampingan
masif

kuning kecokelatan
Pasir
Baik
Buruk
Tertutup
Gampingan
cross bedding

membundar baik
dapat diremas
mikro fosil
Oksida besi

membundar baik
dapat diremas
miko fosil
-

IV
Napal pasiran
sisipan gamping
kuning kecokelatan
pasir
baik
buruk
tertutup
gampingan
cross bedding
membundar baik

III
Napal pasiran
sisipan gamping

V
Napal pasiran
sisipan gamping
kuning kecokelatan
Pasir
Baik
Buruk
Tertutup
Gampingan
cross bedding
membundar baik

Kekerasan
Fosil
Mineral yang terkandung
4.2

dapat diremas
miko fosil
-

dapat diremas
miko fosil
-

Lintasan Antiklin Sayap Selatan


Yaitu dimulai dari sayap selatan antiklin, dekat dengan pertigaan Km. 16 sampai

dengan KW 87.

1.1.2.

Tabel Data Lintasan Antiklin Sayap Selatan


Stasiun
I
II
III
IV
V

1.1.3.

Jarak (m)

Strike/Dip

72
30
48
21

N 335 E/31
N 305 E/ 25
N 341 E/ 15
N 329 E/ 19
-

Lithologi
Napal
Napal lempungan
Gamping
Gamping Lempungan
Pasir Gampingan

Diskripsi batuan Lintasan Antiklin Sayap Selatan


Stasiun
Nama
Campuran
Warna
besar butir
Pemilihan
Porositas
Kemas
Semen
Struktur
Bentuk Butir
Kekerasan
Fosil
Mineral yang terkandung

I
Napal
kuning
kecoklatan
pasir sangat halus
baik
sedang
terbuka
gampingan
masif
bulat
dapat diremas
mikro fosil
-

II
Napal Lempungan
Lempung
kuning kecoklatan
Lempung
Baik
Sedang
Terbuka
gampingan
masif
bulat
dapat diremas
mikro fosil
-

III
Gamping
Kuning
pasir sangant
halus
Baik
Sedang
Terbuka
Gampingan
Massif
Bulat
dapat diremas
mikro fosil
-

Stasiun
Nama
campuran
Warna
besar butir
Pemilihan
Porositas
Kemas
Semen
Struktur
Bentuk Butir
Kekerasan
Fosil
Mineral yang
terkandung

IV
Gamping Lempungan
lempung agak lapuk
putih dan kuning
lempung agak lapuk
Baik
Baik
Tertutup
Gampingna
Massif
lempung agak lapuk
Lunak
mikro fosil

V
Pasir gampingan
Gamping
cokelat tua campur
hitam
Pasir gampingan
Baik
Sedang
Terbuka
Gamping
Massif
Pasir
dapat diremas
mikro fosil

Glaukonit

BAB V
PENUTUP
5.1.

Kesimpulan
-

Daerah Wonocolo merupakan daerah antiklin dengan batuan pembentuk pasir gampingann
dan napal.

5.2.

Merupakan daerah yang telah mengalami pengangkatan akibat dari gejala geologi.
Saran

Hendaknya sekolah memberi sokongan materiil kepada siswa untuk melaksanakan ujian
praktek.

Teori dan Praktek yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar haruslah seimbang,
sehingga

ketika

siswa

dihadapkan

menyelesaikannya dengan baik.

dengan

masalah

di

lapangan

siswa

dapat

Anda mungkin juga menyukai