Anda di halaman 1dari 19

0

TRANSPORT SEDIMEN
TRANSPORT SEDIMEN TERSUSPENSI

REFERENCES:
Leo C. van Rijn, Journal of Hydraulic Engineering,
Vol 110, No.11, November 1984.

TRANSPORT SEDIMEN
TRANSPORT SEDIMEN TERSUSPENSI
Abstrak: Suatu metoda diperkenalkan dalam perhitungan sedimen tersuspensi
sebagai hasil integrasi terhadap kedalaman dari konsentrasi lokal dan kecepatan
aliran. Metoda didasarkan pada perhitungan konsentrasi acuan dari transport sedimen
dasar (bed-load). Profil konsentrasi yang terukur telah digunakan untuk kalibrasi.
Hubungan baru diusulkan untuk memperoleh gradasi ukuran material dasar dan
damping turbulen oleh partikel sedimen. Suatu analisa verifikasi yang menggunakan
sekitar 800 data menunjukkan sekitar 76% nilai-nilai yang diramalkan adalah 0.5 dan
2 kali nilai-nilai yang terukur.
PENDAHULUAN
Suatu bagian terpenting dari perhitungan morfologi dalam kasus kondisi-kondisi
aliran dengan transport sedimen tersuspensi adalah menggunakan suatu konsentrasi
acuan sebagai suatu kondisi batas di dasar. Di Laboratorium Delft Hydraulics suatu
keseimbangan konsentrasi telah digunakan sampai sekarang (24-27). Di dalam
pendekatan konsentrasi keseimbangan dihitung dari kapasitas transport sedimen
seperti diberikan oleh suatu rumusan transport sedimen total dan profil konsentrasi
yang relatif. Untuk meningkatkan kondisi batas di dasar, suatu penyelidikan teoritis
telah aktip di lakukan di Laboratorium Delft Hydroulics dengan tujuan menentukan
suatu hubungan spesifik konsentrasi acuan sebagai fungsi parameter aliran lokal
(dekat dasar) dan sifat-sifat sedimen ( 33,34).
Parameter utama control hydrolik untuk sedimen tersuspensi, yang mana kecepatan
partikel jatuh dan koefisien difusi sedimen, dipelajari secara detil. Secara khusus
diselidiki dan diuraikan dengan bentuk baru difusi partikel sedimen dan pengaruh
partikel sedimen pada struktur turbulen (efek damping). Akhirnya, suatu metoda

untuk menghitung transport sedimen tersuspensi diusulkan dan dibuktikan,


menggunakan sejumlah besar saluran air (flume) dan data bidang.
PARAMETER KARAKTERISTIK
Di dalam analisa sekarang ini diasumsikan bahwa transport sedimen dasar dan karena
konsentrasi acuan di dasar ditentukan oleh parameter partikel D* dan parameter
tingkat (stage) transport T sebagai.

( s 1) g
D* D50
v 2

1/ 3

(1)

di mana D50 = diameter partikel material di dasar; s = densitas spesifik;


g = percepatan gravitasi; v = koefisien viskositas kinematik.
(u*' ) 2 (u*,cr ) 2
T
(u*,cr )

(2)

di mana u*' = ( g0.5 /C ) u = kecepatan gesekan dasar dihubungkan dengan


butiran-butiran; C' = 18 log (12Rb/3D90 ) = koefisien chezi yang dihubungkan dngan
butiran; Rb= Radius hidrolik yang berhubungan dengan dasar

menurut Vanoni-

Brooks (38); u = kecepatan aliran rata-rata; dan u*. cr = kecepatan gesekan dasar
kritis menurut Shields (36).
Untuk menggambarkan transport sedimen tersuspensi, suatu parameter tersuspensi
yang menyatakan pengaruh gaya fluida turbulen keatas dan gaya gravitasi ke bawah,
adalah didefinisikan sebagai:

ws
u*

(3)

di mana ws = kecepatan partikel jatuh dari sedimen tersuspensi; = koefisien difusi


partikel sedimen;

= Konstanta Von Karman; dan U* = Kecepatan gesekan dasar

keseluruhan.
INISIASI DARI SUSPENSI
Sebelum menganalisa parameter utama hidrolik yang mempengaruhi sedimen
tersuspensi diperlukan untuk menentukan kondisi-kondisi aliran yang mana inisiasi
suspensi dari suspensi yang akan terjadi.
Bagnold menyatakan pada 1966 bahwa hanya tinggal suatu partikel tersuspensi ketika
edy turbulen mempunyai komponen kecepatan vertikal yang dominan melebihi
kecepatan jatuh partikel (w). Mengasumsikan bahwa komponen kecepatan vertical
(w) dari edy di diwakili oleh intensitas turbulen vertical (w), nilai kritis untuk inisiasi
suspensi dapat dinyatakan sebagai:

w ( w) 2

0.5

ws

(4)

Studi yang terperinci pada fenomena turbulen di aliran lapisan batas menyatakan
bahwa nilai maksimum dari intensitas turbulen vertikal (w ) memiliki orde yang
sama seperti kecepatan gesekan dasar (u*). Penggunaan nilai-nilai, kecepatan gesekan
dasar kritis (u*,crs) untuk menyatakan suspensi menjadi:
u*,crs
1
ws

(5)

yang dapat dinyatakan seperti (lihat gambar. 1).

crs

(u*,crs ) 2
( s 1) gD50

( ws ) 2

( s 1) gD50

(6)

Kreteria yang lain untuk inisiasi suspensi telah diberikan oleh Engelund. Didasarkan
pada suatu analisa stabilitas yang sederhana, ia memperoleh:
u*,crs
0.25
w*

(7)

Gambar. 1-Inisiasi suspensi dan gerakan

Akhirnya, beberapa hasil dari percobaan di Laboratorium Delft Hydraulics di tinjau


ulang. Penulis menentukan kondisi-kondisi aliran yang kritis di mana gerakan
turbulen ke atas dari partikel sedimen (meledak-oursts) dengan panjang lompatan
orde

diameter

partikel

100

yang

telah

diamati.

Hasil

percobaan

direpresentasikan oleh:
u*,crs
4
' for1 D* 10
ws
D*

(8)

dapat

u*,crs
4
' forD* 10
ws
D*

(9)

Persamaan. 6-9 ditunjukkan dalam gambar. 1. Penyederhanaan, diusulkan bahwa


criteria ukuran Bagnold mendefinisikan suatu batas atas di mana suatu profil
konsentrasi mulai untuk berkembang, kreteria penulis mendefinisikan suatu langkah
tengah di mana semburan (Burst) turbulen secara lokal mengakibatkan partikel
sedimen terangkat dari dasar ke suspensi (menjadi melayang).
GAMBARAN SECARA METEMATIK PROFIL KONSENTRASI
Di dalam suatu aliran seragam dan steady, distribusi yang vertikal profil konsentrasi
sedimen dapat digambarkan dengan:

(1 c )cws ,m s

dc
0
dz

(10)

di mana c = konsentrasi sedimen; ws,m = kecepatan partikel jatuh dalam suatu


percampuran fluida dan sedimen; s = koefisien difusi sedimen; dan z = koordinat
vertikal.

Kecepatan partikel jatuh; Dalam suatu fluida yang jernih dan diam

kecepatan partikel jatuh (ws ) dari suatu partikel pasir yang satu-satu (solitary) lebih
kecil dibanding sekitar 100 m (stokes-range) dapat digambarkan dengan;

ws

1 ( s 1) gDs2
18
v

(11)

Karena partikel pasir tersuspensi dalam kisaran 100-1,000 m , yang berikut jenis
persamaan, seperti yang diusulkan oleh Zanke, dapat digunakan:

v
ws 10
Ds

0.01( s 1) gDs3
1

v2

0.5

(12)

Untuk partikel lebih besar sekitar 1.000 m maka persamaan sederhana yang berikut
dapat digunakan:
ws 1.1 ( s 1) gDs 0.5

(13)

Di dalam persamaan 11-13 parameter D s menyatakan diameter sedimen tersuspensi,


yang mungkin adalah sangat lebih kecil dibanding D50 dari material di dasar, seperti
akan ditunjukkan kemudian. Percobaan dengan konsentrasi sedimen yang tinggi
menunjukkan suatu pengurangan substansial kecepatan partikel jatuh dalam kaitan
dengan adanya partikel-partikel disekitarnya. Untuk kondisi aliran yang normal
dengan ukuran partikel berkisar
50-500 m kecepatan partikel jatuh berkurang
dapat digambarkan oleh Fichardson-Zaki jenis persamaannya:
ws ,m (1 c ) 4 w

(14)

Koefisien difusi: Biasanya difusi momentum fluida ( f ) digambarkan dengan suatu


distribusi parabola diatas kedalaman aliran (d):

z
z
1 u*d
d
d

(15)

Sekarang ini suatu distribusi konstanta parabolik, yang mana rata-rata suatu distribusi
parabola yang lebih rendah separuh dari kedalaman aliran dan suatu nilai konstan di
dalam lebih tinggi separoh dari kedalaman aliran, digunakan sebagian besar sebab

mungkin hal tersebut memberi suatu gambaran yang lebih baik profil konsentrasi.
Distribusi konstanta parabola adalah:
z
0 .5
d

(16a).

z
z
z
0.5
1 f . max for
d
d
d

(16b)

f . max 0.25u*d

f 4

for

Persamaan 15 dan 16 ditunjukkan dalam gambar.2. Difusi partikel sedimen ( s )


dihubungkan dengan difusi momentum fluida oleh:
s f

(17)

Gambar. 2. Koefisien difusi fluida

Faktor menggambarkan perbedaan di dalam difusi suatu partikel sedimen di


diskrit dan difusi suatu " partikel " fluida ( atau struktur fluida koheren yang kecil)
dan diasumsikan menjadi konstan diatas kedalaman aliran. Faktor menyatakan
damping turbulen fluida oleh partikel sedimen dan diasumsikan bergantung pada
konsentrasi sedimen local, dan akan ditunjukkan kemudian bahwa faktor dan
faktor digambarkan secara terpisah.
Pertama, berbagai ungkapan untuk profil konsentrasi akan diberikan.
Konsentrasi profil: menggunakan suatu konstanta parabola distribusi s menurut
persamaan 16 dan 17 dengan = 1 (bukan efek peredaman) dan suatu konsentrasi
partikel

bergantung kecepatan jatuh menurut persamaan 14, profil konsentrasi

sedimen dapat diperoleh dengan integrasi persamaan 10 menghasilkan:


4

( c )(1 C a )

1
1

n (1 c ) n n(1 c ) n ln ( c )(1 c )
n 1
n 1

a
a

( a )( d z )
z
ln
, for 0.5

d
( z )( d a )

( c )(1 C a )

1
1

ln

n
n
n 1 n (1 c )
n 1 n (1 c a )
( ca )(1 c )
4

(18a)

a
z

z ln
0.5
4
d

d a

z
, for d 0.5

(18b)

Gambar 3. profil konsentrasi

di mana ca = konsentrasi acuan; a = tingkatan acuan; d = kedalaman; z = koordinat


vertikal; dan Z = parameter suspensi. Persamaan.18a-b ditunjukkan dalam gambar.3.
Untuk konsentrasi yang kecil (c<ca < 0.001) persamaan 18a-b di peroleh:

( a )( d z )
c

ca ( z )( d a )
c
a

ca
d a

, for

z
0.5
d

e 4 z ( z / d 0.5) , for

(19a)
z
0 .5
d

(19b)

Menggunakan suatu distribusi s berbentuk parabola, konsentrasi profil untuk


seluruh kedalaman aliran di gambarkan oleh 18a. atau 19a, yang kemudian dikenal
ekspresi Rouse. Persamaan 18a juga ditunjukkan dalam gambar.3.
Menggunakan suatu konsentrasi bergantung distribusi s ( 1) , profil konsentrasi
hanya dapat dihitung oleh pengintegrasian kwantitatip persamaan 10. Di dalam
analisa sekarang ini adalah suatu metoda sederhana Runga-Kutta dengan suatu step
turunan sederhana akan digunakan.

10

Pengaruh Tingkatan Acuan dan Parameter Tersuspensi .-To

menunjukkan

pengaruh tingkat acuan (a) dan parameter tersuspensi (Z) pada profil konsentrasi,
persamaa 18a telah dipecahkan untuk Z= 1.0, 1.25 dan 1.5 (variasi sekitar 20%
berkenaan dengan nilai rata-rata) dan suatu tingkat acuan a= 0.1d, 0.01d. dan 0.001d.
Hasil ditunjukkan dalam gambar. 4. Untuk meningkatkan simulasi konsentrasi
sedimen ke arah dasar, konsentrasi acuan (ca) telah ditingkatkan dari ca = 0.001 pada
a/d = 0.1 ke Ca = 0.1 pada a/d= 0.001 ( lihat gambar. 4).
Seperti dapat diamati, profil konsentrasi secara relatif sensitip dengan variasi yang
kecil (sekitar 20%) di dalam parameter Z, terutama sekali untuk suatu tingkat acuan
yang sangat dekat dengan dasar (a= 0.001d). Itu adalah jelas bahwa suatu tingkat
acuan lebih kecil dibanding 0.01d dengan error yang besar dalam profil konsentrasi,
tetapi untuk a = 0.01d memprediksi suatu profil konsentrasi

Gambar. 4. Pengaruh Tingkatan Acuan Dan Parameter Tersuspensi

11

dengan suatu kesalahan kurang dari suatu faktor 2 memerlukan suatu parameter Z
dengan suatu kesalahan kurang dari 20% kesulitannya yang mungkin. Walaupun
kecepatan partikel jatuh dan kecepatan gesekan dasar mungkin diperkirakan dengan
ketelitian cukup, ketelitian faktor P adalah agak lemah.
Di dalam konteks ini juga pendekatan Einstein, yang mana diikuti oleh Engelund dan
Fredsoe, ditinjau ulang sebab ia menggunakan suatu tingkatan acuan sepadan dengan
dua diameter partikel. Di dalam analisa saat ini telah ditunjukkan bahwa pendekatan
Einstein akan mendorong kearah kesalahan besar di dalam memprediksi sedimen
tersuspensi, sebab parameter Z tidak dapat diperkirakan dengan teliti. Lebih dari itu,
di dalam kasus kondisi-kondisi aliran dengan format dasar, pendekatan Einstein's
adalah agak tiruan. Oleh karena itu, metoda Einstein tidak attractive dengan
menggunakan suatu teori prediksi transport sedimen.
PENYELIDIKAN KOEFISIEN DIFUSI SEDIMEN
Faktor : Beberapa penyelidik sudah menyimpulkan bahwa R< 1 sebab partikel
sedimen tidak dapat menjawab secara penuh untuk fluktuasi kecepatan turbulen.
Orang yang lain sudah memberi alasan bahwa di dalam suatu aliran turbulen gaya
sentrifugal pada partikel sedimen (menjadi densitas lebih tinggi) akan lebih besar
dari mereka pada partikel fluida, dengan demikian menyebabkan partikel sedimen
untuk dilemparkan ke bagian luar dari eddy dengan suatu peningkatan sebagai akibat:

12

Gambar. 5. Koefisien difusi sedimen (sungai Enoree) Nurut Coleman

Panjang percampuran yang efektif dan tingkat difusi, menghasilkan 1 . Chien


dianalisa berdasarkan profil konsentrasi yang terukur dalam saluran air dan kondisikondisi bidang. Chien menentukan parameter Z dari slop profil konsentrasi yang
diplot dan membandingkan nilai-nilai Z ws /(u* ) .
Hasil Chien [yang] sebagian besar mempertunjukkan pengaruh - factor sebab
hasil nya didasarkan pada konsentrasi mengukur di [dalam] bagian atas arus ( z >
0.1d) [di mana/jika] konsentrasi tidaklah cukup besar untuk menyebabkan suatu
[yang] penting membasahi pergolakan ( 4 ~ 1). Informasi tentang A-factor dalam
hubungan karakteristik partikel dan kondisi aliran dapat diperoleh dari suatu studi
yang dilaksanakan oleh Coleman. Coleman menghitung koefisien s dari persamaan
yang berikut:

ws c s

dc
0
dz

(20)

hasil Coleman's menandai adanya suatu koefisien difusi sedimen yang mana adalah
hampir konstan separuh bagian atas dari aliran untuk masing-masing nilai tertentu

13

untuk perbandingan ws/u*. (lihat gambar . 5). Penulis menggunakan hasil Coleman
untuk menentukan factor , didefinisikan sebagai:

s ,max
s. max

f ,max 0.25u* d

(21)

Nilai maksimum distribusi f adalah nilai maksimum menurut persamaan. 15 untuk


z/d = 0.5. Nilai s ,max telah ditentukan sebagai nilai rata-rata s separoh di atas
aliran (seperti diberikan oleh Coleman), di mana konsentrasi dan oleh karena itu
damping turbulen (factor ) secara relatif kecil. Cara ini hanya mempertimbangkan
pengaruh factor . Faktor dapat digambarkan oleh:
2

w
w
1 2 s , untuk 0.1 s 1
w
u*

Gambar. 6. Faktor

(22)

14

Seperti ditunjukkan dalam gambar. 6. Suatu hubungan yang diusulkan oleh Kikkawa
dan Ishikawa, yang didasarkan pada suatu pendekatan stokastik. Menurut hasil
sekarang ini, Faktor selalu lebih besar dari kesatuan, dengan demikian suatu
pengaruh yang mendominasi gaya sentrifugal.
Factor - : factor menyatakan pengaruh partikel sedimen pada struktur turbulen
fluida (efek peredaman). Pada umumnya efek damping diperhitungkan dengan
mengurangi konstanta Von Karman ( ).
Walaupun Ippen yang diharapkan bahwa konstanta Von Karman terutama suatu
fungsi beberapa konsentrasi dekat dasar, suatu penyelidikan Einstein dan Abdel-Aal
menunjukkan hanya suatu korelasi lemah antara konsentrasi yang dekat dasar dan
konstanta Von Karman.
Coleman menanyakan pengaruh partikel

sedimen pada konstanta Von Karman.

Pendapat Coleman dianalisa ulang berdasarkan data original Einstein-Chien dan


Vanoni-Brooks dan menyimpulkan bahwa mereka menggunakan suatu metoda salah
untuk menentukan konstanta Von Karman.
Mengingat bahwa pertentangan ini mungkin saja ditanyakan jika konsep dari suatu
keseluruhan untuk tetap Von Karman untuk keseluruhan profil kecepatan yang benar
untuk suatu aliran yang bercampur dengan sedimen berat. Suatu pendekatan alternatif
memperkenalkan suatu konstanta lokal Von Karman ( m ) bergantung pada
konsentrasi sedimen yang lokal, seperti telah diusulkan oleh Yalin dan Finlayson.
Yalin dan Finlayson menganalisa pengukuran profil kecepatan aliran dan mengamati
bahwa gradient keceptan local dalam suatu percampuran fluida dan sedimen adalah
lebih besar dari suatu aliran yang bersih. Mengasumsikan m ( = factor
peredaman untuk konsentrasi local, 4 ),Yalin dan Finlayson akhirnya memperoleh
bahwa:

15

1 du
du

dz
dz

(23)

Gunakan persamaan. 23 dan kecepatan aliran terukur dalam suatu aliran dengan dan
tanpa partikel sedemen, Yalin dan Finlayson menentukan beberapa (nilai , seperti
ditunjukkan dalam gambar 7).
Profil kecepatan: menggunakan hipotesis Boussinesq, profil kecepatan aliran di
dalam suatu campuran fluid dan sedimen digambarkan oleh:

Gambar. 7. Factor

du

dz

m m ( m vm )

(24)
m

16

di mana m adalah stress geser pada suatu percampuran fluida dan sedimen;
m

= perampuran densitas local; m = percampuran koefisien difusi; dan

v m = percampuran koefisien viskositas.

2
Pengambilan m (1 z / d ) m u di mana m = percampuran densitas rata-rata dan
*

mengasumsikan m m , gradient kecepatan dapat dinyatakan sebagai:

du

dz

z 2
u*
d

m vm
1

(25)

Koefisien difusi dari fase fluida dari percampuran m digambarkan oleg:


m f

f 4

z
d

(26).

z
f . max
d

f ,max 0.25u*d

(27)
(28)

Factor , yang telah digunakan sebagai parameter bebas yang tepat, yang tergantung
pada konsentrasi lokal dan digambarkan oleh suatu fungsi sederhana:
c

F
c0

(29)

Di mana c = konsentrasi local pada tempat tertentu dan waktu tertentu (volumetric);
dan co= 0.65 = konsentrasi maksimum volumetrik di dasar. Di dalam suatu aliran
yang tercampur dengan sedimen berat, koefisien viskositas juga dimodifikasi.
Eksperimen yang didasarkan dengan konsentrasi besar, Bagnold yang diperoleh:

17

v m v (1 )(1 0.5 )

(30)

di mana (0.74 / c )1 / 3 1 parameter konsentrasi tanpa dimensi.


1

Konsentrasi Profil Sediment: Untuk menggambarkan profil konsentrasi, persamaan


10 dan 14 diharapkan untuk menjadi valid, menghasilkan:
dc ws c(1 c ) 5

dz
s

(31)

di mana s f = koefisien difusi dari fase sedimen campuran.


Factor menurut persamaan. 22 diasumsikan menjadi valid, selagi faktor seperti
yang dinyatakan sebelumnya, telah digunakan sebagai suatu parameter yang tepat
untuk reproduksi profil konsentrasi yang terukur.
Penentuan Faktor : tiga set satuan data telah digunakan dengan tepat fungsi ;
Data Einstein dan Chien kecepatan aliran terukur dan profil konsentrasi di dalam
suatu aliran sedimen laden yang berat; Data Barton dan Lin; dan data Vanoni dan
Brooks. Dengan mengasumsikan suatu factor

dan kemudian memecahkan

persamaaan 25 dan 31 secara serempak oleh pengepasan dan pengintegrasian


kwantitatip dengan profil konsentrasi dan percepatan terukur. Syarat batas untuk
kecepatan profil konsentrasi adalah: u= 0 pada z= 0 dan c = ca pada z = a, yang
belakangan disebut konsentrasi (ca) yang terukur di titik sampling yang paling rendah
Beberapa fungsi telah digunakan, tetapi " yang terbaik" adalah menggunakan
profil konsentrasi terukur yang telah diperoleh dengan menggunakan:

18

co

0.8

co

0.4

(32)

Persamaan. 32 ditunjukkan dalam gambar 7, memberi nilai-nilai yang sangat lebih


besar ( lebih sedikit damping) dibanding yang diberikan oleh Yalin dan Finlayson.
Pertama, hasil untuk eksperimen Einstein dan Chien meninjau secara lebih detil.
Gambar.8 menunjukkan hasil yang di ukur dan di hitung pada S-15 dengan ukuran
sedimen 275 m.
Profil Kecepatan Dan Konsentrasi yang dihitung didasarkan pada pengintegrasian
yang kwantitatif persamaaan. 25 dan 31 penerapan suatu factor

menurut

persamaan 32.
Seperti yang dapat diamati, fungsi yang diterapkan tidak memberi persetujuan
optimal untuk keseluruhan profil, kemungkinan disebabkan persamaan 32 terlalu
sederhana. Menggunakan

= I ( tidak ada efek damping) mengakibatkan

konsentrasi yang dihitung adalah suatu orde magnitude yang lebih besar dari nilainilai yang terukur.

Anda mungkin juga menyukai