Pengembangan Tebu
Pengembangan Tebu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya maka
dapat disusun Pedoman Teknis Pengembangan
Tebu Tahun 2013. Tujuan penyusunan pedoman
teknis ini sebagai acuan bagi pihak-pihak yang
terkait dengan pelaksanaan kegiatan.
Pedoman ini masih bersifat umum, sehingga masih
perlu dijabarkan kembali menjadi Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis)
oleh Dinas yang membidangi perkebunan provinsi
dan kabupaten/kota guna menyesuaikan dengan
kondisi setempat.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
masukan dan saran sehingga dapat tersusunnya buku
pedoman ini.
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dalam
menunjang keberhasilan pembangunan perkebunan
khususnya dalam program pengembangan tebu
nasional. Terima kasih.
Jakarta, Januari 2013
Direktur Jenderal Perkebunan
Ir. Gamal Nasir, MS
NIP. 19560728 198603 1 001
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................
DAFTAR ISI ................................................
DAFTAR TABEL ...........................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................
i
ii
iv
v
I. PENDAHULUAN ........................................
A. Latar Belakang ....................................
B. Sasaran Nasional..................................
C. Tujuan .............................................
D. Pengertian .................................... ....
1
1
6
7
8
12
12
16
28
28
29
33
34
35
35
40
41
ii
42
42
42
42
46
47
47
48
49
49
51
53
53
LAMPIRAN ................................................
55
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Persyaratan
Tebu
Mutu
Benih/Bibit 20
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Kegiatan Tahun 2013
57
60
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berawal dari kondisi pergulaan Indonesia yang kurang
menggembirakan pada awal reformasi tahun 1998 sampai
tahun 2001 serta potensi pengembangan dan pangsa pasar
dalam negeri yang masih sangat luas akibat produksi belum
dapat sepenuhnya menutupi kebutuhan gula secara
keseluruhan, maka Pemerintah bersama Stakeholders
pergulaan nasional sepakat untuk meningkatkan produksi
dan produktivitas gula nasional. Sejak bergulirnya program
Akselerasi Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tebu
pada tahun 2002 perjalanan pergulaan nasional telah
mencapai swasembada gula konsumsi satu tahun lebih
cepat dari targetnya yaitu pada tahun 2008 dengan
produksi 2,702 juta ton dan konsumsi 2,69 juta ton.
Mulai tahun 2010 target swasembada konsumsi
ditingkatkan menjadi swasembada gula nasional selain
untuk memenuhi kebutuhan Rumah Tangga juga Industri
Makanan, Minuman dan Farmasi melalui program
Swasembada Gula Nasional 2010 2014. Untuk memenuhi
sasaran pencapaian Swasembada Gula Nasional tersebut
dilakukan upaya terpadu sektor on farm dan off
farm.Program peningkatan produktivitas tebu dan
rendemen gula di sektor on farm melalui intensifikasi dan
perluasan areal tebu. Sedangkan di sektor off farm melalui
revitalisasi PG dan pembangunan PG baru.
Sebagaimana dipahami bahwa produksi dan produktivitas
gula merupakan kunci pokok keberhasilan program
swasembada gula nasional, penurunan kualitas teknis
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013
B. Sasaran Nasional
Sasaran yang diharapkan dari kegiatan pengembangan tebu
adalah:
a. Berkembangnya usaha petani tebu melalui kegiatan
bongkar ratoon yaitu perbaikan tanaman dengan
mengganti tanaman yang sudah dikepras minimal 3 kali
(setelah R3) dengan benih tebu baru sesuai kebutuhan.
b. Peningkatan pendapatan petani dan pemenuhan bahan
baku PGmelalui peningkatan produksi tebu.
c. Peningkatan produksi gula dalam rangka pemenuhan
kebutuhan gula dalam negeri melalui target
swasembada gula nasional.
d. Memperkuat, memperluas dan terbangunnya sistem
usaha agribisnis berbasis tebu di kawasan pabrik gula
secara lebih efisien, berkeadilan dan berkelanjutan.
e. Meningkatnya daya saing produksi gula petani melalui
peningkatan produksi dan produktivitas usaha yang
didukung oleh usaha jasa lainnya, serta berkembangnya
upaya pengembangan produk (product development).
Sedangkan sasaran dari dana TP APBN 2013 adalah
terlaksananya bongkar ratoon seluas 50.000 ha dalam
rangka mendukung keberhasilan Kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan
dengan fokus Swasembada Gula Nasional.
Hasil dari kegiatan Bongkar Ratoon ini agar dapat
digunakan untuk pemupukan modal usaha kelompok yang
besarannya ditentukan berdasarkan kesepakatan dari 2/3
anggota kelompok dalam pertemuan yang dihadiri oleh Tim
Teknis Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013
C. Tujuan
Tujuan kegiatan Bongkar Ratoon adalah meningkatkan
produktivitas tebu dan rendemen melalui penggantian
tanaman lama menjadi tanaman baru dan dapat
menggunakan varietas baru sesuai kebutuhan dengan
menggunakan sumber benih/bibit yang berasal dari Kultur
Jaringan yang telah disertifikasi oleh BBP2TP/UPTD
setempat. Namun apabila ketersediaan benih asal kultur
jaringan di penyedia benih tidak mencukupi, dapat
menggunakan benih/bibit asal konvensional yang
sumbernya sudah dilakukan sertifikasi terlebih dahulu
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dalam pelaksanaannya, bongkar ratoon didukung dengan
beberapa komponen kegiatan, seperti penataan varietas,
pemberdayaan dan penguatan kelembagaan, bantuan alat,
pendampingan oleh TKP & PLP-TKP, serta Sensus Database
Tebu Sistem On-line.
Penataan varietas dimaksudkan agar varietas yang
digunakan oleh petani merupakan varietas bina yang sesuai
dengan tipologi lahan yang ada, memiliki komposisi
kemasakan berbeda dalam jumlah yang seimbang untuk
optimalisasi kebutuhan sesuai dengan masa giling.
Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan Petani Tebu
bertujuan untuk memberdayakan petani dan lembaga
petani agar mampu mandiri dan tangguh dalam
berusahatani. Pemberdayaan petani dan lembaga petani
ditumbuhkan
melalui
berbagai
pelatihan
dan
penyuluhan/pendampingan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan teknis, adminstratif, manajerial dan
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013
10
11
Perkebunan dengan keanggotaan terdiri dari unsurunsur terkait : Dinas yang membidangi Perkebunan,
Pabrik Gula (PG), DPC APTRI dan instansi lain yang
dianggap perlu dan mempunyai kompetensi untuk
memfasilitasi kelancaran kegiatan. Namun apabila PG
mengikuti proses pengadaan barang dan jasa dalam
kegiatan pengembangan tebu tidak dimasukkan dalam
Tim Teknis.
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan
Tebu
melalui
kegiatan
Bongkar
Ratoon,yang didukung dengan kegiatan lain berupa
Penataan Varietas Tebu, Operasional TKP dan PL-TKP,
Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan Petani Tebu,
Bantuan Alat berupa Alat Tebang dan Muat serta Traktor
dan Implementnya, Sensus Database Tebu Sistem On-line
dilaksanakan dengan prinsip pendekatan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan bongkar ratoon dengan
penyediaan bantuan benih dan pupuk majemuk serta
pupuk organik yang dilaksanakan pada areal tebu
keprasan (ratoon) milik petani yang sudah dikepras
minimal 3 kali (setelah R3). Pengadaan benih dan
pupuk dilakukan oleh Dinas yang membidangi
perkebunan Provinsi, mengacu kepada PERPRES No. 54
Tahun 2010 jo PERPRES No. 70 Tahun 2012 serta
Pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang Satker
Lingkup Ditjen Perkebunan Tahun 2013.
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013
12
13
14
15
16
17
18
Penanaman
- Persiapan benih, sortasi benih, pemotongan
bagal 2 mata, tanam.
b. Sumber Benih Tebu
Penanaman kembali eks kebun tebu giling yang telah
dibongkar menggunakan benih/bibit yang berasal dari
Kebun Bibit Datar (KBD) asal Kultur Jaringan atau
konvensional. Varietas yang digunakan disesuaikan
dengan hasil penataan varietas.
c. Bahan Tanam Bongkar Ratoon
Kriteria dan persyaratan benih tebu yang digunakan
untuk penanaman bongkar ratoon adalah sebagai
berikut :
- Menggunakan benih bina varietas unggul bermutu.
- Umur benih/bibit tebu 6 8 bulan.
- Benih/bibit berupa bagal 6 - 8 mata tunas.
- Benih/bibit tebu tidak cacat/rusak.
- Ukuran batang normal, dengan primordia akar pada
lingkaran cincin stek batang belum tumbuh.
- Mata tunas masih dorman dan masih segar serta
tidak rusak.
- Bantuan benih/bibit tebu dalam 1 (satu) hektar dari
dana APBN tahun 2013 adalah :
300 bos (ikatan) setara dengan 8 ton (60.000
mata),
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013
19
Tolok Ukur
Satuan
Persyaratan Mutu
Vairetas
Benih bina
Umur bebih
Bulan
6-8
Kesehatan benih
a. Penyakit
Sehat
b. Hama
Bebas serangan
a. Bentuk
Bagal / Rayungan
b. Kesegaran
Segar
c. Mata Tunas
Dorman
Kondisi Benih
d. Ukuran ruas
(untukbagal)
batang
Diameter >2
e. Perlakuan
f. Kemasan
Bos/ikat
Label
Berlabel
20
d. Pupuk
Dalam rangka mendukung keberhasilan kegiatan
bongkar ratoon, pupuk merupakan salah satu faktor
sarana produksi yang berperan penting dalam
meningkatkan produksi dan mutu tebu. penggunaan
pupuk yang tidak tepat dosis dan waktu dapat
menyebabkan kerusakan tanaman, tidak berpengaruh
nyata terhadap produksi tebu dan rendemen tidak
optimal serta tingginya biaya pemupukan.
Agar pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan hara
tanaman tebu dan dapat meningkatkan produksi/
produktivitas tebu dan rendemen maka diperlukan
penggunaan pupuk majemuk dengan sifat penguraian
lamban dan formula yang terdiri unsur makro dan
mikro.
Penggunaan pupuk majemuk dengan sifat penguraian
lamban banyak digunakan oleh PTPN/PT Gula,
mengingat penggunaan pupuk majemuk mempunyai
banyak kelebihan dibanding pupuk tunggal yaitu
aplikasinya lebih mudah, kandungan unsur haranya
lebih lengkap dan seimbang, penggunaan tenaga kerja
dan waktu lebih efisien.
Kebutuhan pupuk majemuk untuk tanaman tebu dalam
1 (satu) hektar disesuaikan dengan anjuran teknologi
di wilayah masing-masing. Namun dalam pelaksanaan
kegiatan bongkar ratoon sumber anggaran APBN 2013,
kelompok sasaran penerima bantuan bongkar ratoon
hanya mendapat bantuan pupuk majemuk sebesar
200 kg per hektar dan pupuk organik sebanyak 600
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013
21
22
Identifikasi
tipologi
23
24
25
26
27
Melakukan
Pelaksanaan
Rapat
Koordinasi
Persiapan
III.PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Pelaksanaan kegiatan bongkar ratoon dilaksanakan pada
sentra pengembangan tebu yang tanamannya sudah
dikepras minimal 3 kali (setelah R3). Pengelolaan kegiatan
dilaksanakan oleh dinas teknis provinsi dan kabupaten
serta Pabrik Gula (PG) sebagai pembina teknis.
Ruang lingkup seluruh
kegiatan pengembangan tebu
dimulai dari perencanaan, pengadaan sarana produksi dan
bantuan peralatan, penyaluran bantuan sarana produksi
dan
peralatan,
penataan
kelembagaan/organisasi
pelaksana dan pengelola kebun, pelaksanaan bongkar
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013
28
29
30
31
32
Pengendalian,
Pendampingan
Pembinaan,
pengendalian,
pendampingan
dan
pengawalan dilaksanakan oleh Ditjen Perkebunan, Tim
Teknis yang terdiri dari Dinas Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan serta
instansi terkait dan Pabrik Gula di wilayah binaan
masing-masing.
5. Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan merupakan kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan kegiatan
yang merupakan wujud pertanggungjawaban dari
pelaksanaan kegiatan.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Kegiatan pengembangan tebu dilaksanakan di wilayah
pengembangan industri gula berbasis tebu (PG) yang
berlokasi di Pulau Jawa dan Luar Jawa. Adapun volume
kegiatan Pengambangan Tebu Tahun 2013 disesuaikan
dengan potensi wilayah dan kemampuan pengelolaan oleh
daerah, dengan rincian sebagaimana terlihat pada
lampiran.
33
D. Simpul Kritis
Dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Tebu Tahun
2013 ada beberapa simpul kritis yang perlu diperhatikan
guna meminimalisir resiko. Adapun simpul kritis dalam
kegiatan Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2013
diantaranya adalah :
a. Tahap sosialisasi dan asistensi oleh Pusat, Tim Teknis
Provinsi, dan Tim Teknis Kabupaten.
b. Tahap persiapan operasional dan ketepatan seleksi
calon kelompok sasaran penerima bantuan dan calon
lokasi (CP/CL) oleh Tim Teknis Kabupaten.
c. Tahap pengadaan dan penyaluran Benih yang
bersertifikat dan berlabel oleh rekanan pemenang
tender yang telah mengikuti proses pengadaan barang
dan jasa di Provinsi.
d. Tahap pengadaan dan penyaluran pupuk majemuk dan
pupuk organik kepada petani/kelompok tani/KPTR oleh
rekanan pemenang tender yang telah mengikuti proses
pengadaan barang dan jasa di Provinsi.
e. Tahap pengadaan dan penyaluran bantuan peralatan
berupa alat tebang muat tebu kepada Koperasi/KPTR
dari pihak ketiga selaku penyedia barang/jasa yang
telah mengikuti proses pengadaan barang/jasa di
Provinsi.
f. Tahap pengadaan dan penyaluran bantuan Traktor dan
Implementnya kepada Koperasi/KPTR dari pihak ketiga
selaku penyedia barang/jasa yang telah mengikuti
proses pengadaan barang/jasa di Pusat.
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013
34
35
36
3. Mekanisme Pengadaan
Pengembangan Tebu
dan
Penyaluran
Bantuan
dan
37
38
dalam
Ditjen
Tahun
serta
39
40
41
informasi,
sehingga
dapat
42
43
kebijakan
operasional
yang
dalam
Petunjuk
Pelaksanaan
44
lain
dan
dan
45
46
inovatif
merupakan
kunci
keberhasilan
dan
keberlanjutan pemberdayaan hasil perencanaan di
Kabupaten/Kotaantara lain rencana operasional dan
rencana pembinaan kegiatan Pengembangan Tebu.
E. Sosialisasi Kegiatan
Untuk mewujudkan dukungan dari segenap kalangan
terutama pada wilayah baru/pengembangan kegiatan,
agar mendapat dukungan guna keberhasilan kegiatan
pemberdayaan serta menciptakan adanya transparansi
publik terhadap pemanfaatan fasilitasi anggaran
pengembangan tebu yang sumber dananya dari APBN
T.A. 2013, diperlukan sosialisasi kepada setiap pihak
yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan
antara lain terhadap pengurus dan anggota kelompok
sasaran, tokoh masyarakat, aparat instansi struktural di
daerah, perangkat pemerintahan mulai dari desa
sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif dan
kelembagaan lainnya. Sosialisasi dimaksudkan agar di
setiap jenjang pemerintahan dan komponen masyarakat
yang terlibat mampu menjalankan fungsi serta dapat
berperan aktif sesuai dengan tanggung jawab masingmasing.
F. Pembinaan
Untuk menjamin pencapaian sasaran pelaksanaan
kegiatan, pemerintah telah mengalokasikan dana
melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tk I
dan Tk II setiap tahunnya.
47
48
desa/tokoh masyarakat/anggota
mengadukan:
kelompok
dapat
49
2. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan di lapangan
dilakukan pada saat peninjauan lapangan atau
melalui pertemuan koordinasi secara berkala di
tingkat Kabupaten, Regional dan Nasional.
b. Bahan evaluasi adalah hasil
perkembangan di lapangan.
monitoring
dari
50
51
dalam
52
53
54
Lampiran 1.
RENCANA KEGIATAN TAHUN 2013
1. Bongkar Ratoon Tahun 2013
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2.
LOKASI / PROVINSI
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
JAMBI
SUMATERA SELATAN
LAMPUNG
SULAWESI SELATAN
GORONTALO
ACEH
JUMLAH
VOLUME(Ha)
KET
690
15.670
390
28.400
100
1.050
1.500
900
1.000
100
50.000
NO
LOKASI / PROVINSI
VOLUME
(Paket)
1.
JAWA BARAT
2.
JAWA TENGAH
12
3.
DI YOGYAKARTA
4.
JAWA TIMUR
20
5.
SUMATERA UTARA
6.
SUMATERA SELATAN
7.
LAMPUNG
8.
SULAWESI SELATAN
9.
GORONTALO
JUMLAH
45
KET
55
3.
NO
4.
LOKASI / PROVINSI
VOLUME
(Paket)
1.
JABAR
2.
JATENG
3.
DIY
4.
JATIM
5.
SUMUT
6.
SUMSEL
7.
LAMPUNG
8.
SULSEL
9.
GORONTALO
10.
PAPUA
JUMLAH
10
KET
NO
LOKASI / PROVINSI
VOLUME
(Unit)
1.
JAWA BARAT
2.
JAWA TENGAH
50
3.
DIY
4.
JAWA TIMUR
66
5.
SUMATERA SELATAN
6.
LAMPUNG
7.
SULAWESI SELATAN
8.
GORONTALO
JUMLAH
KET
150
56
5.
6.
NO
LOKASI / PROVINSI
VOLUME (Unit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
JABAR
JATENG
DIY
JATIM
SUMSEL
LAMPUNG
SULSEL
GORONTALO
ACEH
JAMBI
JUMLAH
15
93
10
95
6
10
10
6
2
1
248
KET
LOKASI / PROVINSI
VOLUME
(Orang)
1.
JABAR
24
2.
JATENG
153
3.
DIY
16
4.
JATIM
133
5.
ACEH
6.
SUMUT
7.
SUMSEL
8.
LAMPUNG
24
9.
SULSEL
16
10.
GORONTALO
JUMLAH
KET
8
394
57
7.
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
LOKASI / PROVINSI
JABAR
JATENG
DIY
JATIM
SULSEL
LAMPUNG
GORONTALO
SUMSEL
SUMUT
JUMLAH
8.
VOLUME
(Paket)
KET
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12.
LOKASI / PROVINSI
JABAR
JATENG
DIY
JATIM
ACEH
SUMUT
SUMSEL
JAMBI
LAMPUNG
SULSEL
GORONTALO
PAPUA
JUMLAH
VOLUME (Paket)
KET
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
58
Lampiran 2.
BERITA ACARA
PENERIMAAN BANTUAN SARANA PRODUKSI BONGKAR RATOON
No. ...........................................
Pada hari ini .............. tanggal ............, bulan ............., tahun ..........,
di Desa ......... Kecamatan ................. Kabupaten/Kota ......... Provinsi
................ kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : ..............
Jabatan
: ..............
Alamat
: ..............
Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA
2. Nama
: ..............
Jabatan
: ..............
Kelompok tani : ...............
Alamat
: ..............
Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA
Sesuai dengan Perjanjian nomor ........... dan nomor.. tanggal ............
maka pihak PERTAMA menyerahkan kepada pihak KEDUA bantuan benih/pupuk
sebagai berikut :
JENIS BANTUAN
JUMLAH
KEMASAN
KETERANGAN
Benih Tebu
Pupuk Majemuk
Pupuk Organik
Demikian berita acara penerimaan bantuan Saprodi ini dibuat, kemudian agar
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menerima
Pihak KEDUA/
Ketua/Sekretaris/Pengurus
Kelompok Tani,
(............................)
Yang Menyerahkan
Pihak PERTAMA,
(.............................)
Mengetahui,
PPK Dinas Perkebunan Kab/Kota ............,
( .........Nama............)
NIP ........................
Catatan :
- Pihak Pertama adalah pemenang tender pengadaan benih/pupuk
- Pihak Kedua adalah pengurus kelompok tani penerima Bantuan Benih/Pupuk
59
Lampiran 3.
SURAT PERNYATAAN
Pada hari ini tanggal ....... bulan ......... tahun 2013 yang
bertanda tangan dibawah ini adalah:
Nama
Ketua Kelompok tani
Desa
Kecamatan
Kabupaten
:
:
:
:
:
Ketua Kelompoktani
Materai 6.000
(..........................)
NIP. ...................
(...........................)
60
Lampiran 4.
Form Laporan Bantuan Traktor dan Alat Tebang Muat Tebu.
No
Nama Koperasi/KPTR
Penerima Bantuan
Alamat
:
:
Kabupaten/Provinsi
Nama
Alat
Bantuan
Alsintan
Merk
Diterima
Tanggal
Mulai
Digunakan
Tanggal
Total Area
yang
Dikerjakan
(Ha)
Kondisi
Terkini
Alsintan
(Operasional)/
Tidak
Operasional)
Perawatan
yang
Telah
Dilakukan
Ket
(..........Nama.................)
NIP. .............................
61
Lampiran 5.
FORM LAPORAN MONEV KEGIATAN PENGEMBANGAN TEBU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI
ALOKASI
DANA
(Rp)
KEGIATAN
TARGET
FISIK
(Ha/Unit/
Paket)
REALISASI
ANGGARAN
(Rp)
FISIK
Permas
alahan
Rencana
Tindak
Lanjut
Ket
..............................., 2013
Mengetahui,
Kepala Dinas yang membidangi Perkebunan
Kab/Kota .................
(..............Nama..............)
NIP. ............................
Catatan :
-
62
Lampiran 6.
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN PROVINSI
Rekomendasi
dan Pelaporan
P
e
l
a
p
o
r
a
n
Pengawasan
Penyaluran
Bantuan
PPK
Penyedia
Barang dan Jasa
Laporan Berita
Acara Serah
Terima Barang
Penyaluran
Bantuan
Usulan RUK
Tim Teknis
Kabupaten
RUK &
Pelaporan
Kelompok Sasaran
Pembinaan Dan
Pengawalan
63