Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Zaman sekarang, pendidikan merupakan batu pijakan untuk
mencapai suatu negara dan bangsa yang berkualitas baik itu di lihat dari
aspek psikomotorik, afektif serta kognitif yang dimiliki oleh individu
dalam suatu kelompok atau masyarakat. Sehingga diperlukan suatu
pendidikan yang mengairahkan dan menarik perhatian suatu individu agar
dapat mengembangkan ketiga aspek tersebut sehingga tercapainya kualitas
yang unggul dari suatu bangsa dan negara. Pengajaran yang konvensional
saat ini membuat siswa merasa jenuh akan proses pembelajaran sehingga
diperlukan suatu pembelajaran yang menarik perhatian siswa khususnya
pada pendidikan Sekolah Dasar, karena siswa pada Sekolah Dasar masih
dalam tahap oprasional kongkrit yang membutuhkan media pembelajaran
yang kreatif dan sesuai dengan umur siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimasud media pembelajaran ?
2. Apa manfaat dan fungsi media pembelajaran ?
3. Bagaimana kriteria memilih media yang baik ?
4. Apa saja klasifikasi media menurut para ahli ?
5. Bagaimana strategi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
menggunakan permainan sebagai media belajar?
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimasud media pembelajaran
2. Menjelaskan fungsi dan kriteria memilih media yang baik
3. Memberi gambaran pada pengajar (guru) strategi pembelajaran di
sekolah dasar dengan mengunakan permainan sebagai media belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Kata

media

berasal

dari

bahasa

latin

medius

yang

berarti

tengah,perantara,atau pengantar. Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


media pembelajaran adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses
pengajaran

atau

pembelajaran.

Menurut

Gagne

(dalam

Sadiman

dkk,1986:6)menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam


lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim

ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat sertaperhatian siswa sedemikian rupa


sehingga proses belajar terjadi.(Sadiman dkk,1986:7). Sehingga media
pembelajaran adalah alat penunjang dalam proses belajar mengajar guna
mempermudah mengirim pesan (guru) menyampaikan materi kepada penerima
(siswa). Menurut definisi di atas media pembelajaran mengandung lima unsur
penting yaitu guru sebagai pengirim pesan, media penyampaian, materi yang
disampaikan, siswa sebagai penerima dan komunikasi. Santyasa(2007:3)
menyatakan

bahwa

Proses

pembelajaran

mengandung lima komponen

komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran,

media pembelajaran,

siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.


B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Santyasa(2007:4)Dalam proses pembelajaran, media memiliki
fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima
(siswa).Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam
menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.

Gambar 1
Dalam bagan diatas dapat disimpulkan bahwa pengajar (guru) dalam
menyampaikan pesan pada siswa dengan cara mengunakan media tertentu
melalui sebuah prosedur tertentu (metode). Pengunaan media pembelajaran dapat
mempermudah penyampaian materi sekaligus dapan meningkatkan pemahaman
siswa akan materi yang disampaikan terutama untuk siswa kelas bawah sehingga
dapat megoptimalkan hasil bejajar siswa. Sudjana dan Rivai (2007:2) menyatakan
bahwa :
Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses
belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan media pengajaran dalam proses
belajar siswa antara lain
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan
motivasi belajar;
b.Bahan pengjaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa mengusahai tujuan
pengajaran lebih baik;
c. Metode belajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan;
d.Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain lain.
Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi
proses dan hasil belajar adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf
berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana
menuju ke berpikir kompleks

Menurut Edgar Dale, dkk (dalam Padmono,2011:12) menyatakan bahwaaa:


fungsi dan manfaat media meliputi :
a. Memberikan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir (tidak verbalistis)
b. Menarik perhatian siswa terhadap pelajaran.
c. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
sehingga memungkinkan hasil belajar lebih tahan lama.
d. Memberi pengalaman-pengalaman nyata pada siswa sehingga usaha
belajar sendiri dapat berkembang.
e. Mengembangkan keteraturan dalam kontinyunitas berpikir.
f. Ikut membantu pertumbuhan pengertian yang berakibat pula pertumbuhan
kosa kata.
g. Membuat kegiatan belajar menjadi mendalam efisien, dan beraneka ragam
Secara

umum

media

pendidikan

menurut

Sadiman,dkk

(1986:17)

mempunyai kegunaan sebagai berikut :


1. Memperjelas penyajian pesan agartidak terlalu verbalitas (dalam bentuk katakata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya
a. Objek yang terlalu besar-untuk mengatasi pengunaan media asli yang
terlalu besar dan tidak memungkinkan ditunjukan langsung ketika kegiatan
belajar mengajar berlangsung contoh : sapi diganti dengan bonekah sapi
atau gambar sapi, pesawat terbang bisa diganti dengan model mainan atau
foto pesawat terbang;
b. Objek yang kecil-pengunaan media difungsikan untuk menunjukan obyek
obyek yang berukuran kecil dan mikroskopis contoh: bakteri dapat
digantikan dengan video bakteri, semut dapat diperbesar melalui gambar
atau menggunakan alat bantu seperti kaca pembesar untuk dapat melihat
secara langsung. ;
c. Gerak yang terlalu lamban atau terlalu cepat , gerakan obyek yang
diamati jika terlalu cepat kita dapat memanfaatkan media video untuk
merekam dan memperlambatnya atau mengunakan timelapse dan highspeed photography;

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, bisa untuk


penyampaian mengenai peristiwa masa lalu dapat mengunakan film dan
gambar sebagai medianya, ;
e. Objek yang terlalu kompleks, untuk model yang terlalu rumit dapat
disajikan melalui model gambar, rancangan maupun diagram, dan
f. Konsep yang terlalu luas, jika media yang digunakan terlalu luas dan
global maka pengajar dapat mengunakan media study tour maupun dapat
juga divisualisasikan melalui gambar dan film.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk
a. Menimbulkan kegairahan belajar;
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan (siswa lebih aktif melaui kontak langsung
dengan lingkungan, tidak hanya duduk di kelas);
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya (member kesempatan siswa untuk mengembangkan
pendidikannya).
4. Dengan latar belakang siswa dan pengajar yang berbeda maka akan muncul
angapan dan persepsi yang berbeda terhadap suatu masalah, padahal kurikulum
yang ditentukan sama untuk seluruh siswa maka media berperan untuk:
a. Memberikan perangsangan yang sama;
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbullkan persepsi yang sama
C. Kriteria Memilih Media
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang
penjajar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Namun tidak semua media
dapbat dipergunakan secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar.
Seorang pengajar harus mampu memilih media yang sesuai untuk penyampaian
materi pengajaran supaya peserta didik lebih mudah memahami materi. Tidak
semua materi yang disampaikan perlu mengunakan media sehingga pengajar tidak
perlu memaksakan diri untuk mengunakan media dalam setiap penyampaian

materi karena pada hakekatnya media digunakan untuk mempermudah proses


belajar mengajar.
Menurut sudjana dan Rivai (2007:4) dalam memilih media untuk
kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Ketepatan dalam tujuan pengajaran artinya media pengajaran harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya media pengajaran yang
digunakan harus mendukung materi yang diajarkan. Sehingga media
pengajaran dapat memperjelas dan mempermudah penyampaian serta
penyerapan materi.
3. Kemudahan memperoleh media artinya media yang digunakan sebaiknya
mudah diperoleh, sederhana dan jika memungkinkan dapat dibuat oleh
guru.
4. Keterampilan guru

dalam mengunakannya.

Syarat

utama dalam

mengunakan media adalah keterampilan guru. Dalam penggunaan media


seorang pengajar haruslah mampu menguasai dan mengoprasionalkan
media yang digunakan.
5. Tersedia waktu untuk mengunakannya, untuk mengunakan media pengajar
haruslah memperhatikan alokasi waktu, apakah media yang digunakan
tersebut akan menyita banyak waktu dan menganggu penyampaian materi
yang lain atau tidak.
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, media yang digunakan haruslah
sederhana (SD) sehingga siswa mudah memahami maksud dari media
tersebut.
Pengunaan media pembelajaran oleh guru/ pengajar memang menunjang
pembelajaran, namun yang perlu diperhatikan bahwa media pembelajaran
merupakan jembatan menuju tujuan pengajaran bukan tujuan pengajaran sehingga
pengajar dituntut untuk memahami karakteristik setiap media yang akan
digunakan sehingga lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Sebagai contoh dalam
memberi penjelasan mengenai macam-macam bentuk surat, pengajar lebih

dianjurkan mengambar di papan tulis disbanding menunjukan macam macam


surat melalui video yang ditampilkan di kelas. Karena pengunaan papan tulis lebih
efisien dan menghemat biaya selain itu siswa dapat melihat secara langsung
proses pembuatan surat yang benar.
D. Klasifikasi Media Pembelajaran
Terdapat bermacam macam jenis media pembelajaran yang dapat digunakan
oleh pengajar dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Klasifikasi media
pembelajaran menurut para ahli (Santyasa,2007,10) adalah sebagai berikut :
1. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi
a. Media rumit: media yang dalam pembuatan maupun penyajiannya
memerlukan keahlian kusus dan memiliki tingkat kesulitan yang
cukup tinggi. Contoh: Mikroskop
b.

Media

Mahal;

media

yang

dalam

penyediaan

maupun

pembuatannya membutuhkan biaya yang relatif besar. Contoh: alat


peraga, teleskop, teropong.
c.

Media Sderhana: media yang dalam pembuatan dan penyajiannya


relatif mudah dan tidak berbelit belit. Contoh: gambar, film.

2. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu


a. benda untuk didemonstrasikan media yang berupa semacam benda
yang kemudian oleh pengajar atau siswa menerangkan maksud dari
benda tersebut. Contoh: bonekah sapi, guru menerangkan bahwa
sapi memiliki empaat kaki, berdaun telinga dua dan berekor satu.
b. komunikasi lisan merupakan media yang sering digunakan oleh
pengajar

dalam

menyampaikan

materi.

Pengajar

langsung

menjelaskan secara lisan materi yang ada.


c.

media cetak media yang berupa tulisan hasil cetakan. Contoh:


buku diktat, Koran, majalah.

d.

gambar diam, media yang berupa gambar benda (materi) yang


ingin disampaikan. Contoh: gambar sapi untuk menjelaskan ciriciri Sapi.

e.

gambar bergerak: gambar yang terdiri dari berbagai rangkaian


gambar jika di ganti satu persatu seolah olah gambar tersebut

bergerak. Sering digunakan pada taman kanak kanak maupun SD


kelas rendah.
f.

film bersuara

contoh: film peristiwa 1998 untuk menjelaskan

siswa peristiwa sejarah masa lalu.


g. mesin belajar. Berupa serangkaian alat peraga proses belajar
mengajar. Contoh: mesin belajar aliran listrik.
3. Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam,
film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram,
demonstrasi, buku tekscetak, dan sajian lisan.
4. Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri
fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya (benda kongkrit),
presentasi verbal (penyampaian materi dengan media lisan atau ceramah),
presentasi grafis (melalui penjelasan dengan bantuan grafik maupun
diagram),gambar

diam

(mengunakan

gambar),

gambar

bergerak

(mengunakan rangkaian gambar sehingga jika digerakan dengan cepat


seolah olah bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi
(melalui praktik langsung).
5. Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta
kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu
media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi;
media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer.

E. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Menggunakan


Media Permainan

Bermain bagi seorang anak adalah sesuatu yang sanggat penting.


Seperti halnya orang dewasa bagi seorang anak bermain adalah suatu
pekerjaan. Bermain adalah kebutuhan wajib bagi anak untuk mengembangkan
diri dalam proses pendewasaan. Namun dalam kenyataannya banyak siswa
yang kehilangan waktu bermainnya dikarenakan setiap pagi mereka harus
bersekolah, duduk diam berjam-jam mendengarkan penjelasan dari pengajar
yang terkadang terasa membosankan. Sesampainya dirumah kebanyakan orang

tua memerintahkan putranya untuk tidur siang dengan alasan kesehatan, di sore
hari siswa disibukan dengan kegiatan belajar seperti Les, kursus, maupun
mengaji di masjid. Di malam hari mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan oleh guru mereka. Sehingga siswa kita (SD) banyak kehilangan
waktu bermain mereka. Tak jarang dikarenakan hal tersebut anak menjadi
stress dan centderung bertindak agresif. Padahal menurut Hetheriongton dan
Parke (dalam Djuanda,2006:86) menyatakan bahwa bermain bagi anak
berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain
akan memungkinkan anak meneliti lingkungannya dan mempelajari segala
sesuatu , serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sehingga menurut
peryataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bermain memiliki fungsi yang
penting dalam pendewasaan anak.Seorang pendidik dapat memanfatkan media
permainan sebagai media pembelajaran yang efektif.
Sugianto (dalam Djuanda, 2006:87) mengemukakan Froebel seorang
pendidik dari jerman, ia percaya salah satu alat terbaik untuk mendidik anakanak ialah melalui permainan. Menurut pendapatnya, anak-anak lebih siapdan
berpotensi untuk brmain daripada cara lain. Sedang Lhon Locke meyakini
bermain dapat membantu usaha mencapai tujuan pendidikan, Rousseau dan
Emile menekankan pentingnya bermain yang dapat bermanfaat dalam
perkembangan anak
Dengan demikian pengunaan media permainan dapat menambah waktu
bermain siswa dan meningkatkan kreatifitas dan minat siswa terhadap materi
yang disampaikan. Selain sebagai penyampaian materi, seorang pendidik
mampu mamanfaatkan permainan untuk mengkondusifkan suasana belajar, hal
ini dikategorikan sebagai permainan murni. Dalam permainan murni berfungsi
untuk mencairkan suasana yang tegang, mengembalikan konsentrasi siswa
melalui teka-teki maupun permainan lain.Dalam kegiatan bermain maupun
permainan seorang siswa secara tidak sadar telah melakukan kegiatan
berbahasa

yang

diwujudkan

melalui

percakapan,

argumen-argumen,

perdebatan, penjelasan bahkan tidak jarang menemukan kosakata baru yang


belum mereka pahami. Melalui bermain siswa secara tidak sadar mengunakan
bahasa secara nyata dan kontekstual.Bagaimana intonasi ketika sedang
menerangkan, bertanya, maupun marah. Dengan dasar tersebutlah seorang

pengajar dapat mengembangkan permainan sebagai media belajar bahasa


Indonesia di Sekolah Dasar.
Permainan Bahasa
Pada hakekatnya permainan bahasa adalah suatu aktifitas yang bertujuan
memperoleh keterampilan berbahasa dengan cara yang menyenangkan. Jadi dalam
permainan bahasa tujuan utamanya adalah keterampilan berbahasa (fungsi
pendidikan) yang diajarkan melalui cara yang menyenangkan (fungsi bermain).
Dalam pengunaan permainan sebagai media belajar haruslah mengandung unsur
yang melatih keterampilan berbahasa dan menyenangkan, apabila kedua unsur
tersebut tidak terpenui maka tidak dapat dikatakan sebagai permainan bahasa.ada
beberapa factor yang menentukan keberhasilan permainan bahasa menurut
soeparno (dalam Djuanda,2006:95)menyatakan bahwa .(1)faktor situasi dan
kondisi, (2) faktor peraturan permainan, (3) faktor pemain dan (4) faktor
pemimpin permainan.
Dalam permainan bahasa sebenarnya dapat dilakukan saat situasi apa saja.
Akan tetepi untuk mengefektifkan penyampaian materi maka seorang pengajar
perlu mengamati situasi dan kondisi baik lingkungan kelas maupun situasi siswa.
Karena tidak semua materi dapat disampaikan secara efektif mengunakan media
permainan dan seorang pendidik harus mempertimbangkan apakah suara gaduh
yang ditimbulkan dari aktifitas siswa akan mengangu kelas lain atau tidak. Factor
peraturan permainan berfungsi sebagai pengendali jalannya permainan, sehingga
peraturan perlu dibentuk dan dipahami oleh semua siswa agar permainan berjalan
sesuai yang diinginkan. Dalam permainan agar tercipta permainan yang adil harus
memperhatikan factor pemain, apabila dalam permainan dituntut untuk membagi
siswa dalam sejumlah kelompok, seorang pengajar harus mampu membagi
kelompok siswa secara adil dan memiliki tingkat kekuatan maupun kecerdasan
yang merata. Yang paling penting adalah pengajar sebagai pemimpin jalannya
permainan harus mampu mengarahkan dan mengkondisikan permainan agar tidak
berjalan di luar kontrol maupun tujuan awal permainan, selain itu di akhir
permainan seorang pemimpin permainan harus mampu memberi kesimpulan dan
makna dari permainan yang dilaksanakan tersebut. Dalam pelaksanaannya

permainan bahasa memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangannya. Menurut


Soeparno (dalam Djuanda,2006:95) kelebihan maupun kelemahan permainan
bahasa sebagai berikut:
Kelebihan permainan bahasa ialah : (a) permainan bahasa sebagai metode
pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar, (b) aktivitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tetapi juga
mental, (c) dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (d) dapat
memupuk rasa solidaritas dan kerjasama, (e) dengan permaian materi lebih
menegesankan sehingga sukar dilupakan.

Kekurangan permainan bahasa ialah: (a) bila jumlah siswa SD terlalu banyak
akan sulit utnuk melibatkan seluruh siswa dalam permainan, (b) tidak semua
materi dapat dilaksanakan melalui permainan, (c) permainan panyak
mengandung unsur spekulasi sehingga sulit dijadikan ukuran yang terpercaya.

Contoh Permainan Bahasa Untuk MediaPembelajaran Bangsa Indonesia


di SD
Dalam pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia
seorang

pengajar

dituntut

memiliki

ketrampilan

dan

kreatifitas

guna

mengembangkan media tersebut. Ada beberapa macam permainan yang dapat


digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.(Djuanda,2006:96) menyatakan
contoh permainan bahasa di antaranya sebagai berikut :
1. Bisik berantai. Permainan ini dilakukan dengan cara setiap siswa harus
membisikan kata (untuk kelas rendah) atau kalimat atau cerita(untuk kelas
tinggi) kepada pemain berikutnya pemain terakhir harus mengatakan isi
kata atau kalimat atau cerita yang disampaikan. Permainan ini dapat
dilombakan

dengan

cara

berkelompok.

Permainan

ini

melatih

keterampilan menyimak/ mendengarkan.


2. Kim Lihat (lihat katakana).seorang siswa angota kelompok harus melihat
satu benda yang ada di dalam kotak. Setelah dilihat jelas, siswa tersebut
harus menjelaskan sejelas jelasnya kepada kelompoknya baik ciri rasa
warna atau apapun yang dilihatnya. Angota lain harus mengambil benda
sesuai ciri-ciri yang disebutkan. Permainan ini untuk melatih keterampilan
berbicara dan menyimak.
3. Aku seorang detektif. Permainan ini dilakukan berpasangan. Seorang siswa
berperan sebagai detektif, seorang lagi sebagai penjahat, kemudian yang
lain sebagai informan. Informan bertugas memberi ciri-ciri penjahat
kepada detektif secara tertulis, kemudian detektif akan mencari penjahat
diantara informan yang ada. Permainan ini untuk melatih kemampuan
membaca dan menulis.
4. Bertanya dan menerka. Para siswa dibagi dua kelompok. Kelompok satu
sebagai penjawab dan kelompok satunya sebagai penanya. Kelompok
penjawab menyembunyikan satu benda yang akan diterka kelompok
penanya.setiap kelompok penjawab hanya boleh menjaab ya dan tidak
dan setiap kelompok penanya diberi kesempatan bertanya. Setelah semua
bertanya maka kelompok harus berunding dari hasil jawaban kelompok

penjawab benda apa yang disembunyikan. Permainan ini untuk melatih


berbicara dan berpikir analitis
5. Baca lakukan. Permainan ini untuk siswa yang dapat membaca. Dilakukan
berpasangan. Seorang siswa harus membaca tulisan yang ditulis oleh guru
dan pasangannya harus melakukan apa yang dibaca siswa tersebut.
Permainan dilakukan secara bergantian. Permainan ini untuk melatih
membaca dan menyimak.
6. Bermain telepon. Siswa secara berpasangan mempersiapkan alat untuk
menelpon. Siswa diminta menelpon temannya menanyakan pekerjaan
rumah atau buku pelajaran yang harus dibawa besuk. Biarkan siswa
mengembangkan percakapannya sendiri. Bila terhenti guru bisa membantu
dengan memberi pancingan pada siswa. Guru memperhatikan cara siswa
mengungkapkan gagasan dankalau perlu cara pelafalan yang benar.
Permainan ini untuk melatih berbicara.
7. Meloncat bulatan kata. Pengajar membuat bulatan dari ketas karton. Tulis
nama susunan keluarga. Lalu dipasang di lantai lalu membentuk siswa
menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya siswa diminta meloncat ke
bulatan kata yang sesuai dengan yang diucapkan guru. Missal loncat ke
paman maka siswa harus meloncat pada bulatan yang bertuliskan paman.
Permainan ini untuk membaca permulaan.
8. Perjalan dengan denah. Mengamati denah kota atau daerah tempat
tinggal.siswa menyalin dan mbegambar denah bagian tertentu dari kota
pada kertas manila. Lalu

menuliskan nama tempat jalan serta arah

lalulintas dalam denah pada potongan kertas manila. Tempelkan denah


pada papan tulis. Tentukan tempat tertentu sebagai awal berangkat serta
tempat tujuan(dirahasiakan). Ceritakan arus perjalanan di jalan tertentu
yang telah di tuliskan. Kemudian satu anak bertindak sebagai pemain
kunci dan kelompok lain sebagai penanya. Missal apakah kamu akan
melewati jalan Sudirman? Apakah belok kekiri ke jalan Abdurahman? Dan
seterusnya. Pemain kunci hanya boleh menjawab ya atau tidak atau bisa
kemdian kelompok penanya tadi harus menebak tujuan pemain kunci.

Permainan ini untuk melatih menulis, membaca denah, dan menyimak.


Cocok untuk kelas tinggi ( VI,V,VI)
9. Mengarang gotongroyong. Tempatkan beberapa benda ke dalam tas atau
kotak. Buatlah kelompok. Mintalah salah satu perwakilan sari kelompok
mengambil satu benda, dan dia harus membuat kalimat berkaitan dengan
benda tersebut. Misalnya benda itu bola, anjurkan dia mengantakan pada
suatu hari saya menemukan bola lalu guru bertanya pada kelompoknya
dimana bola itu ditemukan ?dan seterusnya. Kelompok yang dapat
menyusun karangan runtut dan gagasannya sesuai dengan yang pertama
itulah yang menang. Permainan ini melatih keterampilan menulis
(menyusun gagasan) dan membuat kalimat.
10. Stabile kalimat. Siswa dibagi menjadi beberapa kelopok. Tujuannya agar
siswa dapat menentukan kalimat yang salah dan yang benar dalam suatu
waana yang dibacanya. Wacana yang harus disediakan berupa kliping
wacana yang kalimat-kalimatnya ada yang benar dan yang salah. Caranya
guru menjelaskan bahwa setiap kelompok harus mencari kalimat yang
salah dan yang benar dari wacana yang dibacanya dengan cra memberi
tanda dengan stabilo bedasarkan waktu yang telah ditentukan. Permainan
ini melatih membaca cepat dan cermat serta memahami kalimat. Untuk
kelas tinggi kelas tinggi V dan VI.
11. Kata dari wacana. Permainan ini dimainkan secara berkelompok. Setiap
kelompok mendapat fotokopi wacana yang harus dibaca. Setiap kelompok
harus mengajukan satu kata(hasil diskusi) yang hrus dikatakan kepada
kelompok lain. Maka kelompok lain harus mencri kata yang berkaitan.
Missal musim hujan => dingin => basah. Permainan ini melatih
keterampilan membaca dan kosa kata.
12. Cerita berantai. Setiap kelompok (satu kelompok dua orang) harus
melanjutkan cerita yang diucpkan kelompok lain. Dimulai dari guru.
Kemudian cerita dilanjutkan oleh kelompok siswa secara bergantian.
Permainan ini untuk melatih menyimak dan menyusun cerita yang runtut.
Cocok untuk kelas IV, V dan VI.

13. Siap laksanakan perintah. Permainan ini dilakukan dengan memanfaatkan


lagu. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok harus
menganti lirik lagu suka hati.dengan perintah yang harus dilakukan oleh
kelompok lain. Permainan ini melatih kemampuan menyimak.
Contoh permainan di atas merupakan sebagian kecil dari penerapan
permainan sebagai media belajr bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pengajar
dapat mengembangkan contoh contoh diatas agar lebih inovatif dan
menyenangkan. Hal yang terpenting dalam permainan tersebut bukan menang
atau kalah, akan tetapi untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
bagi siswa dan mempermudah penyampaian materi pelajaran.

Contoh kerangka pembelajaran bahasa Indonesia mengunakan metode permainan


Tema

: Membaca

Alokasi Waktu

: 2x60 menit (2 jam)

Kelas

: I semester II

Jenis Permainan : Bulatan Kata


Standar Kopetensi
Siswa mampu membaca dan memahami kata dan teks pendek dengan lancer
Kopetensi Dasar
Membaca Permulaan
Indikator
Mengenal huruf dan membaca kata dan teks pendek secara lancer.
Kegiatan Pembelajaran
Guru membuat bulatan kertas yang berisi kata-kata atau kalimat pendek
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
Guru menjelaskan aturan permainan
Guru meletakan bulatan kata tersebut di lantai secara tersebar
Perwakilan setiap kelompok harus mencari kata atau kalimat pendek yang
tersebar di lantai sesuai dengan apa yang di ucapkan oleh guru
Perwakilan kelompok dilakukan secara bergantian oleh masing-masing
angota kelompok sampai semua mendapat giliran
Guru menghitung jumlah kata atau kalimat pendek yang dikumpulkan oleh
setiap kelompok
Kelompok yang mendapat jumlah kata terbanyak ialah kelompok
pemenang
Evaluasi
Posttest

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah dalam penyampaian materi pembeljaran


kususnya bahasa Indonesia di sekolah dasar seorang pengajar dapat
mengunakan media pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah
penyampaian materi belajar. Salah satu media belajar yang dapat digunakan
ialah melalui permainan. Melalui permainan dapat menciptakan situasi belajar
yang menyenangkan karena siswa kita ( SD) masih pada masa gemar bermain.
Pengunaan media belajar tersebut harus diimbangi dengan kemampuan,
ketrampilan serta kreatifitas guru sebagai pengajar.

B. Saran
Sebaiknya dalam pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar seorang pengajar harus memperhatikan tujuan,
alokasi waktu, keefektifan media dan lain sebagainya sehingga tidak mengangu
kurikulum yang telah di tetapkan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan


Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas
Padmono, H.Y. 2011. Media Pembelajaran. Surakarta: FKIP UNS
Sadiman,Arief S dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom dikbud dan PT
RajaGrafindo Persada
Santyasa, I Wayan. 2007. Makala hlandasan konseptua lmedia pembelajaran:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Cetakan ke delapan 2009.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Henry Guntur Tarigan. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung. Angkasa Bandung
Haryadi. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:
Departeman Pendidikan Nasional
Sabarti Akhadiah M.K. 1993. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Sabarti Akhadiah M.K. 1991. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Slameto. 2003. Belajar dan Fakro-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN


SAP

Mata Kuliah PPL


Dosen Dr. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd

Oleh
SAEFULLAH
NIM 137855445

PROGRAM STUDI PENDAS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya yang telah dilimpahkan kepada kita semua. Alhamdulilah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Dasar Antropolgi.
Dalam menyusun makalah ini saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd, selaku Dosen Mata
Kuliah Dasar-dasar ilmu sosial dan bahasa di SD
2. Teman teman

semua yang telah memberi dukungan dalam

penyelesaian makalah ini.


Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
ketidaksempurnaan, untuk itu saya mengharapkan adanya saran yang dapat
membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Surabaya,

Penulis

Februari 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran ...........................................................................2
B. Fungsi Dan Manfaat Media Pembelajaran ...........................................................2
C. Kriteri Memilih Media .........................................................................................5
D. Klasifikasi Media Pembelajaran .........................................................................7
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................17
B. Saran ....................................................................................................................17
Daftar Pustaka ............................................................................................................18

Anda mungkin juga menyukai